Anda di halaman 1dari 2

Contoh Teks Eksplanasi (Fenomena-fenomena) Berdasarkan Strukturnya

1. Fenomena Alam :
“Kemarau”

Pernyataan Umum
Musim kemarau identik dengan musim kering dan langka air. Negara Indonesia
memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan musim hujan. Musim kemarau merupakan
musim antara bulan April – Oktober. Kemarau tahun ini terpantau lebih kering d akibat adanya
El-Nino. Akibatnya meningkatkan resiko kebakaran hutan dan lahan, kelangkaan sumber air,
serta memperparah polusi udara di sejumlah kota besar atau bahkan sejumlah daerah yang
terpantau mengalami kekeringan parah. Padahal musim kemarau belum mencapai puncak.
Namun sejak bulan Juni, kekeringan sudah melanda sejumlah daerah.
Urutan Sebab Akibat
Sehingga penduduk sulit mencari sumber air bersih, sawah kering, serta debit air sungai
dan waduk pun surut. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG),
wilayah yang telah mengalami kekeringan, yaitu sejumlah wilayah di Jawa dan Madura bagian
selatan. “Masyarakat dihimbau waspada dan berhati-hati terhadap kekeringan yang bisa
berdampak pada sektor pertanian dengan sistem tadah hujan, berkurangnya ketersediaan air
tanah dan kebakaran lahan,” kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal.
Hal ini juga mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan di sejumlah daerah yaitu di
Sumatera dan Kalimantan. Dan proses pemadaman terasa sulit karna panasnya cuaca. Di Aceh
misalnya, sedikitnya 39,5 hektar lahan terbakar, beberapa diantaranya adalah lahan gambut
yang telah ditanami sawit warga. Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi
Blang Bintang, Zakaria Ahmad mengatakan, angin yang berhembus kencang juga mempercepat
pergerakan api.
Interpretasi
Ancaman kebakaran, terutama di Kabupaten Merangin dan Batanghari, meningkat.
“Daerah-daerah itu tidak diguyur hujan selama 21-30 hari,” kata Kepala Seksi Data dan
Informasi BMKG Sultan Thaha Jambi Kurnianingsih. Badan Nasional Penanggulangan Bencana
memfokuskan upaya antisipasi kebakaran lahan di enam provinsi dengan kawasan gambut yang
luas. Provinsi tersebut adalah Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan
Tengah, dan Kalimantan Selatan. (Sumber: Kemendikbud)

2. Fenomena Sosial :
”Fenomena Urbanisasi di Kota-kota Besar dan Dampak Negatifnya”

Pernyataan Umum
Fenomena urbanisasi di Indonesia sebenarnya sudah terjadi lama bahkan sejak zaman
penjajahan Belanda. Urbanisasi biasa terjadi terutama di kota-kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, Semarang, Bandung, dan lain sebagainya. Pengertian urbanisasi merupakan suatu
perpindahan penduduk desa yang berpindah ke kota dengan tujuan untuk merantau dan
menetap dalam kurun waktu tertentu. Mengadu nasib adalah kata-kata yang sering dilontarkan
para perantau dari desa dan kota yang ingin mengejar kesuksesan di kota. Gemerlapnya kota
dengan setiap sudutnya yang berbau modern, keren, dan trendi menjadi daya tarik tersendiri
bagi masyarakat desa yang ingin mengubah nasibnya.
Badan Pusat Statistik pun telah memprediksikan bahwa pada tahun 2025, sebanyak 68%
orang di Indonesia akan tinggal di perkotaan. Minat pekerja muda milenial yang ingin mencari
penghidupan layak di kota tidak lepas dari faktor kurangnya lapangan kerja di lingkungan
pedesaan. Mereka berpikir bahwa kerja di desa tidak akan membawa mereka pada kesuksesan
karena mereka hanya bisa beternak dan bertani saja. Mereka menganggap bahwa impian untuk
sukses dan terlepas dari kemiskinan hanya bisa didapatkan ketika tinggal di kota.
Deretan Penjelas
Fenomena urbanisasi ini akhirnya memberikan dampak positif sekaligus negatif. Dampak
positif paling banyak dirasakan oleh masyarakat pedesaan yang berpindah karena tidak sedikit
dari mereka yang akhirnya bisa sukses di kota. Sedangkan dampak buruknya yaitu dirasakan
oleh masyarakat yang tinggal di perkotaan, antara lain : (1). Perumahan semakin sempit seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk dan tidak sesuai dengan standar kesehatan. (2). Tingkat
pengangguran semakin tinggi karena jumlah penduduk yang berpindah tidak diimbangi dengan
jumlah lapangan kerja yang ada. (3). Tingkat kriminalitas yang semakin tinggi karena faktor
uang dan tingkat stress yang meningkat. (4). Tenaga kerja muda yang produktif di pedesaan
semakin menurun pesat sehingga banyak tanah dan sawah yang akhirnya terbengkalai tidak
diurus. (5). Jalanan di kota-kota semakin macet karena meningkatnya jumlah pengendara
kendaraan bermotor. (6). Sampah pun semakin meningkat dan menimbulkan masalah baru
seperti tersebarnya penyakit di titik-titik tempat pembuangan sampah.
Interpretasi
Fenomena urbanisasi ini bila terus terjadi dan apabila semakin meningkat dari tahun ke
tahun maka kepadatan akan semakin meningkat dan akan menimbulkan dampak buruk seperti
yang telah disebutkan jika tidak diantisipasi atau dicari solusi pemecahan masalahnya. Tidak
terkecuali bagi masyarakat desa yang semakin khawatir anak muda yang berpotensi di desanya
bukannya membangun desanya untuk maju akan tetapi malah mencari peruntungan di kota.
Memang tidak bisa menyalahkan siapa-siapa karena setiap orang berhak menentukan
langkah yang akan diambil untuk meraih kesuksesan. Sehingga tergantung dari kesadaran
masing-masing individu apakah akan terus membiarkan fenomena urbanisasi semakin
meningkat atau mencoba mengembangkan potensi yang ada di desanya. Dengan demikian,
kemajuan pun akan semakin merata dan bisa dirasakan juga oleh masyarakat pedesaan.

3. Teks Eksplanasi Budaya :


”Lunturnya Budaya Indonesia Indonesia”

Pernyataan Umum
Kian hari kian luntur saja budaya Indonesia karena kurangnya pembelajaran budaya,
komunikasi budaya dan kesadaran masyarakat. Hal tersebut terus terjadi karena kebanyakan
dari kita lebih memilih budaya asing sesuai perkembangan zaman. Banyak yang beranggapan
bahwa budaya asing lebih keren dan praktis. Padahal tidak selamanya hal itu benar. Banyak
budaya luar yang dinilai keren namun tidak sesuai dengan budaya dan jati diri bangsa
Indonesia.
Urutan Sebab-Akibat
Alhasil sekarang banyak budaya kita yang tidak lagi diurus dan secara perlahan menghilang
atau bahkan diklaim negara lain. Oleh sebab itu, kemampuan berkomunikasi menjadi hal yang
penting agar tidak terjadi kesalahpahaman mengenai budaya yang dianut. Kurangnya
komunikasi bisa menyebabkan pertikaian antar kelompok yang dapat berdampak pada
kesatuan dan persatuan. Kemudian, dengan tujuan agar budaya Indonesia tetap hidup, kita juga
harus memperkenalkannya ke generasi penerus bangsa dan memperhatikan komunikasi
antarmasyarakat.
Interpretasi
Pembelajaran mengenai budaya yang kurang, menyebabkan budaya kita menghilang sedikit
demi sedikit. Jadi, akan lebih baik bila mempelajari budaya sejak dini. Untungnya sekarang
sudah ada mata pelajaran budaya di sekolah. Namun banyak yang menganggapnya tidak
penting. Padahal, melalui pembelajaran tersebut kita dapat membangun dan mempertahankan
budaya bangsa di era globalisasi sekarang ini. Sebenarnya budaya Indonesia bisa terjaga dengan
berbagai cara, salah satunya adalah memberikan pengajaran mengenai budaya kepada anak-
anak penerus bangsa.

 SELAMAT BELAJAR 

Anda mungkin juga menyukai