DAN KEMISKINAN
UNIVERSITAS TERBUKA
Disusun Oleh :
Nama : Hardika Nursanti
Prodi : Manajemen
NIM : 041208821
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA
2019
KATA PENGANTAR
Hormat saya,
Hardika Nursanti
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu penyebab masyarakat desa yang semakin hari semakin miskin
adalah kekayaan sumber daya alam di desa yang dimiliki oleh masyarakat desa
telah berpindah tangan kepada para pemilik modal. Kepemilikkan atas sumber
daya alam yang ada di desa telah diambil alih oleh segelintir elite dan para pemilik
modal. Karena pada dasarnya, banyak dari masyarakat desa yang tidak bisa
mengelola sumber daya alam yang dimiliki pada desanya dengan baik dan
benar. Sehingga, para pemilik modal melihat bahwa ada peluang untuk
menguasai seluruh kekayaan alam yang terdapat di desa dan menjadikannya
sebagai ladang emas untuk memperoleh atau meningkatkan kekayaannya.
Walaupun desa terkenal dengan segala macam sumber daya alam yang
dimilikinya, namun masyarakat penghuni desa itu sendiri serba terbelakang
dengan kemampuan yang dimilikinya untuk mengolah dan mengelola sumber daya
alam tersebut. Dan membuat peluang kepada para pemilik modal untuk
menguasai dengan seenaknya.
Daerah penghasil merasa bahwa dana bagi hasil yang diterima sangat kecil
bila dibandingkan dengan sumberdaya alam yang dihasilkan, meskipun bagi hasil
yang kecil tersebut belum tentu dapat diserap semuanya oleh daerah tersebut. Di
sisi lain penggunaan dana bagi hasil sumberdaya alam oleh daerah penghasil masih
dipertanyakan, apakah benar-benar diorientasikan pada kemaslahatan masyarakat
atau tidak. Pertanyaan ini muncul karena di daerah yang kaya sumberdaya alam,
saat ini sedang giat-giatnya membangun, tetapi pembangunan yang dilakukan
umumnya adalah pembangunan fisik yang tidak berhubungan langsung dengan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Daerah yang memiliki sumber daya alam yang banyak dan dapat dikelola
secara baik tentunya akan berkontribusi positif terhadap jumlah penerimaan daerah.
Bagi daerah-daerah yang mempunyai potensi sumber daya alam yang banyak, maka
secara logika potensi sumber keuangannya akan lebih besar dari daerah yang
mempunyai sumber daya alam yang kecil. Namun perlu disadari bahwa potensi
sumber daya alam tersebut sebagian besar (terutama galian tambang) merupakan
sumber keuangan daerah yang bersifat terbatas eksploitasinya dan tidak dapat
diperbaharui (unrenewable), sehingga cepat atau lambat sumber tersebut akan
habis.
Kemiskinan di Indonesia dari dulu sampai sekarang merupakan pekerjaan
rumah bagi setiap pemerintah daerah dan negara. Untuk mengentas kemiskinan
pemerintah tiap periode terus menggeluarkan banyak kebijakan
dan terobosan untuk memperbaiki iklim ekonomi dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan agar angka kemiskinan di
indonesia bisa berkurang secara bertahap.
Perlu diketahui bahwa data hasil survei menunjukkan pada tahun 2014
penduduk Indonesia yang tergolong miskin bila di-breakdown datanya mencapai
25% berasal dari mata pencaharian sebagai nelayan. Dari data tersebut sungguh
sangat ironis karena Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang kaya akan
sumber daya alam dari laut sangat bertolak belakang dengan hasil survei diatas.
Sumber daya alam Indonesia yang dari laut merupakan kekayaan alam yang
potensial bagi negara Indonesia untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
Indonesia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Bambang
Brodjonegoro, mengungkapkan keprihatinannya pada kondisi nelayan di Indonesia.
Dia melihat petani dan nelayan masih miskin di Indonesia, padahal Indonesia
adalah negara maritim dan memiliki tanah yang subur. Solusi yang diajukan
Menteri Bambang kepada pelaku industri, di kelautan dan perikanan adalah mulai
meninggalkan konteks tradisional dan fokus pada teknologi. Agar industri
perikanan menciptakan ekspor besar dengan nilai tambah, serta menghasilkan
lapangan kerja yang banyak.
Kesimpulan
Salah satu penyebab masyarakat desa yang semakin hari semakin miskin
adalah kekayaan sumber daya alam di desa yang dimiliki oleh masyarakat desa
telah berpindah tangan kepada para pemilik modal. Kepemilikkan atas sumber
daya alam yang ada di desa telah diambil alih oleh segelintir elite dan para pemilik
modal. Karena pada dasarnya, banyak dari masyarakat desa yang tidak bisa
mengelola sumber daya alam yang dimiliki pada desanya dengan baik dan benar.
Oleh karena itu potensi sumber daya alam perlu ditingkatkan secara
komprehensif agar mengalami peningkatan yang berarti, karena potensi sumber
daya alam berpengaruh signifikan positif terhadap penerimaan daerah. Dengan
demikian potensi tersebut perlu dioptimalkan pengelolaannya.
Selain hal tersebut perlu juga terobosan dan ide–ide brilian dari pemerintah
untuk memaksimalkan potensi kekayaan alam. Dengan terobosan ini diharapkan
potensi–potensi ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sendiri dan jangan sampai
negara lain yang memanfaatkannya.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Tommy Kurnia. 2018. Ironis, Indonesia Negara Maritim dan Tanah Subur Tapi
Nelayan & Petaninya Miskin. Jakarta : Merdeka (Koran)
https://kominfo.go.id/content/detail/6698/ekonomi-digital-untuk-mengentas-
kemiskinan-para-nelayan/0/sorotan_media
Boediono. 2002. Dana Alokasi Umum : Konsep, Hambatan dan Prospek di Era
Otonomi Daerah. Jakarta : Buku Kompas