Anda di halaman 1dari 9

KUALITAS SUMBER DAYA

DAN KEMISKINAN

UNIVERSITAS TERBUKA
Disusun Oleh :
Nama : Hardika Nursanti
Prodi : Manajemen
NIM : 041208821

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TERBUKA
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Atas limpahan


rahmat, hidayah serta inayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas
makalah ini tanpa suatu halangan yang berarti. Tidak lupa sholawat serta
salam tetap tercurahkan kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW.
Adapun tujuan dari penyusunan makalah yang berjudul Kualitas Sumber
Daya dan Tingkat Kemiskinan ini adalah sebagai pemenuhan tugas tutorial online
yang diberikan untuk memenuhi nilai.
Tidak lupa ucapan terimakasih kami tujukan kepada pihak-pihak yang
turut mendukung terselesaikannya makalah ini.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu, kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik
selanjutnya. Dan semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberi manfaat
bagi pembaca sekalian.

Hormat saya,

Hardika Nursanti
BAB I
PENDAHULUAN

Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.


Kemiskinan lahir bersamaan dengan keterbatasan sebagian manusia dalam
mencukupi kebutuhannya. Kemiskinan telah ada sejak lama pada hampir semua
peradaban manusia. Pada setiap belahan dunia dapat dipastikan adanya golongan
konglomerat dan golongan melarat. Dimana golongan yang konalomerat selalu bisa
memenuhi kebutuhannya, sedangkan golongan yang melarat hidup dalam
keterbatasan materi yang membuatnya semakin terpuruk.
Kemiskinan adalah suatu keadaan dimana ketidakmampuan seseorang
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kemiskinan disini dapat dilihat dari
berbagai kondisi seperti kondisi ekonomi yang lemah. Ketika kondisi ekonomi
lemah maka seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Jika dikaitkan dengan sumber daya alam, dimana seseorang yang dikatakan
tergolong miskin akan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dengan
bekerja. Pekerjaan ini bersumber dari pengolahan dan pemanfaatan sumber daya
alam. Oleh dikarenakan di masa sekarang Indonesia sedang dalam perngembangan
sektor industri, hal ini akan berkaitan dengan usaha pemenuhan bahan industri yang
akan di peroleh dari sumber daya alam. Kemudian sumber daya alam yang di ambil
secara terus menerus dengan upaya pemenuhan bahan produksi industri, lama-lama
akan habis pula. Walaupun hal ini terjadi karena rasa ketidakpuasan dan tidak
terpenuhinya kebutuhan masyarakat maka dari itu mereka tidak punya pilihan untuk
mengerjakan hal itu.
BAB II
PEMBAHASAN

Di Indonesia terdapat 74.754 desa yang meliputi sekitar 80 persen wilayah


daratan di Indonesia. Namun di luasan wilayah desa hanya tinggal sekitar 44 persen
penduduk Indonesia. Yang 56 persen penduduk tinggal di kota seluas 20 persenan
dari total wilayah daratan. Dapat dipastikan ini karena terjadinya perpindahan
penduduk besar-besaran dari desa ke kota. Kemiskinan di desa menjadi salah satu
penyebabnya. Data di tahun 2016 menunjukkan bahwa dari 28 jutaan penduduk
miskin di Indonesia, 18 jutaannya adalah mereka yang tinggal di desa.
Angka kemiskinan di desa pun tercatat selalu meningkat, demikian pula
pada jumlah keparahan kemiskinannya semakin tahun, semakin meningkat.
Jadi, masyarakat yang hidup di desa selama Indonesia merdeka itu pada
sebagian besarnya, semakin hari semakin miskin.

Salah satu penyebab masyarakat desa yang semakin hari semakin miskin
adalah kekayaan sumber daya alam di desa yang dimiliki oleh masyarakat desa
telah berpindah tangan kepada para pemilik modal. Kepemilikkan atas sumber
daya alam yang ada di desa telah diambil alih oleh segelintir elite dan para pemilik
modal. Karena pada dasarnya, banyak dari masyarakat desa yang tidak bisa
mengelola sumber daya alam yang dimiliki pada desanya dengan baik dan
benar. Sehingga, para pemilik modal melihat bahwa ada peluang untuk
menguasai seluruh kekayaan alam yang terdapat di desa dan menjadikannya
sebagai ladang emas untuk memperoleh atau meningkatkan kekayaannya.
Walaupun desa terkenal dengan segala macam sumber daya alam yang
dimilikinya, namun masyarakat penghuni desa itu sendiri serba terbelakang
dengan kemampuan yang dimilikinya untuk mengolah dan mengelola sumber daya
alam tersebut. Dan membuat peluang kepada para pemilik modal untuk
menguasai dengan seenaknya.

Saat ini, yang menjadi perhatian seharusnya adalah apakah sumberdaya


alam tersebut telah dikelola secara baik dengan memperhatikan aspek lingkungan
dan hasilnya dipergunakan sebaik-baiknya untuk seluruh masyarakat. Ini penting
untuk diperhatikan karena permasalahan yang muncul di daerah-daerah penghasil
sumber daya alam umumnya berkaitan dengan hal-hal tersebut. Masalah
lingkungan biasanya muncul karena kegiatan penambangan yang tidak
memperhatikan dampak lingkungan sehingga seringkali di daerah penambangan
terjadi bencana longsor, banjir dan lain-lain. Sedangkan permasalahan bagaimana
hasil sumberdaya alam digunakan masih menjadi bahan perdebatan.

Daerah penghasil merasa bahwa dana bagi hasil yang diterima sangat kecil
bila dibandingkan dengan sumberdaya alam yang dihasilkan, meskipun bagi hasil
yang kecil tersebut belum tentu dapat diserap semuanya oleh daerah tersebut. Di
sisi lain penggunaan dana bagi hasil sumberdaya alam oleh daerah penghasil masih
dipertanyakan, apakah benar-benar diorientasikan pada kemaslahatan masyarakat
atau tidak. Pertanyaan ini muncul karena di daerah yang kaya sumberdaya alam,
saat ini sedang giat-giatnya membangun, tetapi pembangunan yang dilakukan
umumnya adalah pembangunan fisik yang tidak berhubungan langsung dengan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Pembangunan gedung-gedung pemerintahan yang sangat megah dan


pemberian fasilitas mewah untuk pejabat daerah adalah kebijakan-kebijakan yang
biasa dilakukan oleh pemerintah daerah yang kaya dengan sumberdaya alam,
meskipun ada beberapa kebijakan yang secara langsung akan berpengaruh terhadap
kesejahteraan masyarakat, seperti subsidi pendidikan dan kesehatan, pembangunan
jembatan, jalan dan lain-lain.

Penerimaan daerah dari sektor sumberdaya alam sebenarnya tidak dapat


berlangsung lama dan terus menerus karena sumberdaya alam adalah sumberdaya
yang tidak dapat diperbaharui, sehingga penggunaannya pun harus
mempertimbangkan kesiapan daerah ketika sumberdaya alam tersebut berkurang
atau habis. Untuk itu perlu dikembangkan kegiatan ekonomi nonpertambangan
yang dapat dijadikan lokomotif perekonomian baru di masa yang akan datang,
berdasarkan potensi yang dimiliki oleh daerah tersebut. Sehingga ketika
sumberdaya alam telah berkurang atau habis,perekonomian daerah tetap dapat
berjalan stabil dan mampu mensejahterakan masyarakat.

Potensi sumber daya alam perlu ditingkatkan secara komprehensif agar


mengalami peningkatan yang berarti, karena potensi sumber daya alam
berpengaruh signifikan positif terhadap penerimaan daerah. Dengan demikian
potensi tersebut perlu dioptimalkan pengelolaannya

Daerah yang memiliki sumber daya alam yang banyak dan dapat dikelola
secara baik tentunya akan berkontribusi positif terhadap jumlah penerimaan daerah.
Bagi daerah-daerah yang mempunyai potensi sumber daya alam yang banyak, maka
secara logika potensi sumber keuangannya akan lebih besar dari daerah yang
mempunyai sumber daya alam yang kecil. Namun perlu disadari bahwa potensi
sumber daya alam tersebut sebagian besar (terutama galian tambang) merupakan
sumber keuangan daerah yang bersifat terbatas eksploitasinya dan tidak dapat
diperbaharui (unrenewable), sehingga cepat atau lambat sumber tersebut akan
habis.
Kemiskinan di Indonesia dari dulu sampai sekarang merupakan pekerjaan
rumah bagi setiap pemerintah daerah dan negara. Untuk mengentas kemiskinan
pemerintah tiap periode terus menggeluarkan banyak kebijakan
dan terobosan untuk memperbaiki iklim ekonomi dan meningkatkan
pertumbuhan ekonomi Indonesia yang signifikan agar angka kemiskinan di
indonesia bisa berkurang secara bertahap.

Perlu diketahui bahwa data hasil survei menunjukkan pada tahun 2014
penduduk Indonesia yang tergolong miskin bila di-breakdown datanya mencapai
25% berasal dari mata pencaharian sebagai nelayan. Dari data tersebut sungguh
sangat ironis karena Indonesia yang merupakan negara kepulauan yang kaya akan
sumber daya alam dari laut sangat bertolak belakang dengan hasil survei diatas.
Sumber daya alam Indonesia yang dari laut merupakan kekayaan alam yang
potensial bagi negara Indonesia untuk meningkatkan perekonomian masyarakat
Indonesia.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Bambang
Brodjonegoro, mengungkapkan keprihatinannya pada kondisi nelayan di Indonesia.
Dia melihat petani dan nelayan masih miskin di Indonesia, padahal Indonesia
adalah negara maritim dan memiliki tanah yang subur. Solusi yang diajukan
Menteri Bambang kepada pelaku industri, di kelautan dan perikanan adalah mulai
meninggalkan konteks tradisional dan fokus pada teknologi. Agar industri
perikanan menciptakan ekspor besar dengan nilai tambah, serta menghasilkan
lapangan kerja yang banyak.

Perlu terobosan dan ide–ide brilian dari pemerintah untuk memaksimalkan


potensi kekayaan alam. Dengan terobosan ini diharapkan potensi–potensi ini bisa
dimanfaatkan oleh masyarakat sendiri dan jangan sampai negara lain yang
memanfaatkannya.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Salah satu penyebab masyarakat desa yang semakin hari semakin miskin
adalah kekayaan sumber daya alam di desa yang dimiliki oleh masyarakat desa
telah berpindah tangan kepada para pemilik modal. Kepemilikkan atas sumber
daya alam yang ada di desa telah diambil alih oleh segelintir elite dan para pemilik
modal. Karena pada dasarnya, banyak dari masyarakat desa yang tidak bisa
mengelola sumber daya alam yang dimiliki pada desanya dengan baik dan benar.
Oleh karena itu potensi sumber daya alam perlu ditingkatkan secara
komprehensif agar mengalami peningkatan yang berarti, karena potensi sumber
daya alam berpengaruh signifikan positif terhadap penerimaan daerah. Dengan
demikian potensi tersebut perlu dioptimalkan pengelolaannya.
Selain hal tersebut perlu juga terobosan dan ide–ide brilian dari pemerintah
untuk memaksimalkan potensi kekayaan alam. Dengan terobosan ini diharapkan
potensi–potensi ini bisa dimanfaatkan oleh masyarakat sendiri dan jangan sampai
negara lain yang memanfaatkannya.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

IraSofianti, Ade. 2018. Penyebab Kemiskinan Desa pada Problematika


Pengelolaan Sumber Daya Alam. Kompasiana (Internet). Tersedia pada
https://www.kompasiana.com/adeirasofianti/5be332dec112fe342804ea88/penyeba
b-kemiskinan-pada-desa-mengenai-problematika-pengelolaan-sumber-daya-alam

Tommy Kurnia. 2018. Ironis, Indonesia Negara Maritim dan Tanah Subur Tapi
Nelayan & Petaninya Miskin. Jakarta : Merdeka (Koran)

https://kominfo.go.id/content/detail/6698/ekonomi-digital-untuk-mengentas-
kemiskinan-para-nelayan/0/sorotan_media

Boediono. 2002. Dana Alokasi Umum : Konsep, Hambatan dan Prospek di Era
Otonomi Daerah. Jakarta : Buku Kompas

Anda mungkin juga menyukai