PENDAHULUAN
Indonesia merupakan wilayah yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang
melimpah. Sehingga menjadikan Indonesia dikenal sebagai negara agraris, Faktanya adalah
bahwa sebagian besar mata pencarian penduduk Indonesia berasal dari sektor pertanian dan
menjadikan sektor pertanian sebagai salah satu pilar besar perekonomian Indonesia, itulah
mengapa negara kita disebut sebagai negara agraris. Karena memang memiliki wilayah yang
sangat potensial untuk mengembangkan usaha di sektor pertanian. Salah satunya adalah bahwa
Indonesia terletak di garis khatulistiwa dan merupakan salah satu negara yang berada di wilayah
tropis, oleh sebab itulah Indonesia memiliki potensi pertanian yang sangat baik dengan
didukung kelimpahan sumber daya alam dan kondisi lingkungan Indonesia yang mendukung
pertanian tropika. Sektor pertanian mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan
perekonomian nasional. Pertanian merupakan sektor yang memiliki peranan signifikan bagi
perekonomian Indonesia. Sektor pertanian menyerap 35.9% dari total angkatan kerja di
Indonesia dan menyumbang 14.7% bagi GNP Indonesia (BPS, 2012). Fakta-fakta tersebut
menguatkan pertanian sebagai megasektor yang sangat vital bagi perekonomian Indonesia.
Lahan yang subur juga merupakan modal yang sangat potensial untuk menjadikan pertanian
Indonesia sebagai sumber penghasilan masyarakatnya dan juga penopang perekonomian
bangsa.
Namun sayangnya sektor ini masih kurang mendapatkan perhatian secara serius dari
pemerintah dalam pembangunan bangsa. Hal tersebut dapat dilihat mulai dari proteksi, kredit
hingga kebijakan lain yang tidak menguntungkan bagi sektor ini. Banyaknya program
pembangunan pertanian yang tidak terarah juga semakin menjerumuskan sektor ini pada
kehancuran. Banyak alih fungsi lahan menjadi pemukiman, pertokoan, perindustrian, jalan tol
atau fasilitas-fasilitas lainnya yang mengakibatkan semakin sempitnya lahan untuk usahatani.
Meski demikian sektor pertanian masih tetap menjadi mata pencaharian sebagian besar warga
Indonesia, banyak tenaga kerja yang kemudian menggeluti usahatani untuk memenuhi
kebutuhannya. Apabila dilihat dari potensi-potensi yang ada, seharusnya Indonesia sangat
mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan bangsa Indonesia sendiri dan bahkan juga mampu
untuk mengekspor ke negara lain sehingga dapat membuat negara kita lebih maju jika
dimanfaatkan dengan baik. Indonesia memiliki potensi ketersediaan lahan yang cukup besar
1
dan belum dimanfaatkan secara optimal. Data dari kajian akademis yang dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air, Kementerian Pertanian pada tahun 2006
memperlihatkan bahwa total luas daratan Indonesia adalah sebesar 192 juta ha, terbagi atas 123
juta ha (64,6 persen) merupakan kawasan budidaya dan 67 juta ha sisanya (35,4 persen)
merupakan kawasan lindung. Dari total luas kawasan budidaya, yang berpotensi untuk areal
pertanian seluas 101 juta ha, meliputi lahan basah seluas 25,6 juta ha, lahan kering tanaman
semusim 25,3 juta ha dan lahan kering tanaman tahunan 50,9 juta ha. Sampai saat ini, dari areal
yang berpotensi untuk pertanian tersebut, yang sudah dibudidayakan menjadi areal pertanian
sebesar 47 juta ha, sehingga masih tersisa 54 juta ha yang berpotensi untuk perluasan areal
pertanian. Jumlah luasan dan sebaran hutan, sungai, rawa dan danau serta curah hujan yang
cukup tinggi dan merata sepanjang tahun sesungguhnya merupakan potensi alamiah untuk
memenuhi kebutuhan air pertanian. Sebenarnya di Indonesia ada beberapa daerah yang sedang
mengembangkian sistem pertanian dengan berbagai program pemberdayaannya yaitu di Daerah
Karawang Jawa Barat saat ini dikenal sebagai daerah lumbung Padi di Jawa Barat, di dalam
makalah ini akan dibahas mengenai Pemberdayaan sektor Pertanian di Daerah tersebut Salah
satunya sekarang ini adanya Gerakan Tanam Serempak di Kecamatan Kutawaluya. Kabupaten
Karawang dikenal masyarakat sebagai kota lumbung padi. Predikat ini masih disandang
kabupaten yang juga dikenal sebagai kota pangkal perjuangan hingga saat ini. Dengan luas areal
pertanian lahan basah mencapai 97.000 hektare, Kabupaten Karawang mampu memproduksi
padi sekitar 1,4 juta ton GKP per tahun. Dengan jumlah produksi padi sebesar itu, Karawang
memberikan kontribusi beras hingga 9% dari produksi beras yang dihasilkan Provinsi Jawa
Barat. Sebagian besar penduduk Karawang yang berjumlah 2,2 juta lebih penduduknya
memang berprofesi sebagai petani. Itu sebabnya Pemerintah Kabupaten Karawang dalam setiap
program pembangunan yang dijalankan tidak pernah melepaskan kepentingan para petani.
Dalam banyak hal Pemerintah Kabupaten Karawang kerap mengaitkan program pembangunan
lainnya yang sebangun dengan kepentingan petani. Seperti pembangunan jalan atau jembatan,
yang salah satunya adalah dalam rangka memudahkan jalur distribusi bagi para petani.
Pemerintah menyadari Kabupaten Karawang saat ini mulai memasuki era industrialisasi. Ini
sulit untuk dihindari ketika sektor industri benar-benar menjadi booming di Karawang.
Kebanyakan pelaku industri melirik Karawang sebagai kota yang strategis untuk menjalankan
usahanya. Itu sebabnya Karawang segera membangun zona industri yang diperuntukkan bagi
pelaku industri. Ini dimaksudkan agar ada pemisahan kawasan yang tegas antara zona industri
dan zona pertanian. Pemisahan kawasan ini untuk melindungi area pertanian dari alih fungsi
lahan. Dalam perkembangannya pembangunan kawasan zona industri memiliki dampak
domino yang juga tak kalah pesatnya.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara Pemerintah Kabupaten Karawang mewujudkan Pemberdayaan
Masyarakat di sektor Pertanian ?
2. Apa saja hambatan dan solusi untuk mengatasi permasalahan saat program pemberdayaan
berjalan ?
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
4
Pemberdayaan adalah suatu cara dengan mana rakyat, organisasi, dan komunitas
diarahkan agar mampu menguasai (atau berkuasa atas) kehidupannya (Rappaport, 1984:
3).
Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk
berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-
kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan
menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang
cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi
perhatiannya (Parsons, et al., 1994:106).
6
kemandirian masyarakat dari yang kurang berdaya menjadi lebih berdaya, bukan
membuat masyarakatnya menjadi tergantung pada berbagai program pembangunan
yang ada, tetapi yang harus dihasilkan dan dinikmati atas hasil usaha sendiri. Selain
itu upaya memberdayakan masyarakat dapat dilakukan melalui tiga cara, yaitu yang
memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. Memperkuat potensi atau daya
yang dimiliki, dan memberdayakan masyarakat dalam arti melindungi dan membela
kepentingan masyarakat lemah. Pemberdayaan bukan hanya meliputi individu-individu
dalam masyarakat saja, tetapi juga unsur-unsur pranata penduduknya.
7
dihimpun dan diperkuat sehingga dapat berperan sebagai lokomotif bagi kemajuan ekonomi
merupakan keharusan untuk dilakukan ekonomi rakyat akan terbangun bila hubungan sinergis
dari berbagai pranata sosial dan ekonomi yang ada didalam masyarakat dikembangkan kearah
terbentuknya jaringan ekonomi rakyat.
8
kerusakan lingkungan. Dengan memperhatikan arah tantangan pertanian dan perikanan yaitu
seharusnya dikembangkan ke arah agribisnis, maka perlu mendapat penekanan bahwa sasaran
strategis pemberdayaan masyarakat bukanlah sekedar peningkatan pendapatan semata,
malainkan juga sebagai upaya membangun basis-basis ekonomi yang bertumpu pada kebutuhan
masyarakat dan sumberdaya lokal yang handal. Dalam kerangka tersebut, keberhasilan upaya
pemberdayaan masyarakat tidak hanya dapat dilihat dari meningkatnya pendapatan
masayarakat melainkan juga aspek-aspek penting dan mendasar lainnya.
3 Beberapa aspek penting yang perlu mendapatkan perhatian dalam pemberdayaan
masyarakat petani, antara lain :
1. Pengembangan organisasi/kelompok masyarakat yang dikembangkan dan berfungsi
dalam mendinamisir kegiatan produktif masyarakat, misalnya berfungsinya HKTI,
HNSI , dan organisasi lokal lainya .
2. Pengembangan jaringan strategis antar kelompok/organisasi masyarakat yang terbentuk
dan berperan dalam pengembangan masyarakat tani asosiasi dari organisasi petani, baik
dalam skala nasional, wilayah, maupun lokal.
3. Kemampuan kelompok petani dan dalam mengakses sumber-sumber luar yang dapat
mendukung pengembangan mereka, baik dalam bidang informasi pasar, permodalan,
serta teknologi dan manajemen, termasuk didalamnya kemampuan lobi ekonomi. Di
sinilah maka perlunya ekonomi jaringan dipembangkan. ekonomi jaringan adalah suatu
perekonomian yang menghimpun para pelaku ekomomi, baik dari produsen, konsumen,
service provider, equipment provider, cargo, dan sebagainya di dalam jaringan yang
terhubung baik secara elektronik maupun melalui berbagai forum usaha yang aktif dan
dinamis. Ekonomi jaringan ini harus didukung oleh jaringan telekomunikasi, jaringan
pembiayaan, jaringan usaha dan perdagangan, jaringan advokasi usaha, jaringan saling
belajar, serta jaringan lainnya seperti hasil temuan riset dan teknologi/inovasi baru,
jaringan pasar, infomasi kebijakan dan pendukung lainnya yang dapat diakses oleh
semua dan tidak dimonopoli oleh kelompok tertentu ( Sasono, 2000).
9
BAB III
PEMBAHASAN
10
penyuluh dan para petani dalam mendukung pencapaian sasaran Upaya Khusus (Upsus)
peningkatan produksi dan produktivitas tujuh komoditas prioritas: padi, jagung, kedelai,
bawang merah, cabai, gula, dan daging sapi dengan melibatkan banyak pihak.
"Dengan dukungan dari penyuluh pertanian, mahasiswa, perguruan tinggi, prajurit TNI
AD, dan pemangku kepentingan lainnya diharapkan mampu menggerakkan petani dalam
meningkatkan martabat, dan kesejahteraan petani sebagai pelaku utama dalam mewujudkan
kedaulatan pangan," kata Pending kepada pers di Jakarta pada Kamis (19/5).Dia menambahkan,
sasaran akhir GPPT melalui pemberdayaan SDM pertanian secara terpadu mampu
menumbuhkan dan mengembangkan kelembagaan petani anggota kelompok tani (Poktan) dan
gabungan kelompok tani (Gapoktan) menjadi kelembagaan ekonomi petani yang berbadan
hukum seperti badan usaha milik petani, commmanditaire vennootschaap (CV), perusahaan
terbatas (PT) dan koperasi pertanian. "Kementan berharap melalui GPPT ini, petani menjadi
pelaku utama yang andal dalam penerapan teknologi yang terekomendasi sehingga dapat
meningkatkan kesejahteraan petani," kata Pending.
a. Kegiatan Utama
Terdapat empat kegiatan utama yang menjadi arah dan kebijakan BPPSDMP dalam
menjalankan GPPT yang memadukan kegiatan penyuluhan, pelatihan dan pendidikan melalui
optimalisasi peran penyuluhan dalam pendampingan program swasembada pangan di tingkat
Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP3K) dan Wilayah Kerja Penyuluh
Pertanian (WKPP).
Kegiatan kedua meningkatkan daya saing balai diklat dan sertifikasi profesi pertanian,
diikuti revitalisasi Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) dan Sekolah Menengah
Kejuruan Pembangunan Pertanian (SMK-PP) dan pemantapan sistem administrasi dan
manajemen yang transparan dan akuntabel. Pending menambahkan, untuk mensukseskan
GPPT, pihaknya menerapkan strategi pelaksanaan kegiatan melalui penyiapan SDM pertanian
melalui training of trainers (TOT), pendidikan dan latihan teknis maupun tematik di BP3K,
peningkatan kinerja penyuluh pertanian, peningkatan kapasitas BP3K sebagai kelembagaan
penyuluhan pertanian dan Pos Simpul Koordinasi (Posko) pelaksanaan program dan kegiatan
pembangunan pertanian di tingkat kecamatan.
b. Sosialisasi GPPT
Arah dan kebijakan BPPSDMP dalam mendukung Gerakan Pemberdayaan Petani
Terpadu melalui Penyuluhan, Pelatihan, dan Pendidikan adalah : (1) Optimalisasi peran
penyuluhan dalam pendampingan program swasembada pangan di tingkat BP3K dan WKPP;
11
(2) Peningkatan daya saing dan kinerja balai diklat, serta sertifikasi profesi pertanian; (3)
Revitalisasi STPP dan SMK-PP; dan (4) Pemantapan sistem administrasi dan manajemen yang
transparan dan akuntabel. Arah kebijakan ini dirancang secara sistematis dan komprehensif dari
aspek pelatihan, pendidikan, dan penyuluhan, yang bermuara pada pemberdayaan petani, agar
mampu menjadi pelaku utama yang handal dalam menerapkan teknologi yang terekomendasi
yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
Sumberdaya manusia yang berperan dalam ketiga tersebut yaitu widyaiswara, dosen dan
penyuluh pertanian. Oleh karena itu Kegiatan Sosialisasi Gerakan Pemberdayaan Petani
Terpadu ini ditujukan untuk widyaiswara, dosen dan penyuluh pertanian. Hal ini dimaksudkan
untuk meningkatkan efektivitas, efesiensi, dan kesamaan pemahaman dalam pelaksanaan
gerakan pemberdayaan ini. Adapun tujuan kegiatan ini di antaranya : (1) mensosialisasikan
Pedoman Pelaksanaan Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu (GPTT); (2) menyamakan
persepsi dan pemahaman widyaiswara, dosen, penyuluh pertanian dan petugas lainnya terhadap
kegiatan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan pertanian dalam rangka GPPT TA. 2016; (3)
membahas rencana kegiatan supervisi dan pembinaan Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu
(GPTT) TA. 2016; dan (4) membahas mekanisme monitoring, evaluasi, dan pelaporan GPPT
TA. 2016. Kepala Badan PPSDMP, mengharapkan kepada semua yang hadir dalam sosialisasi
ini agar mampu memahami dengan baik aspek filosofis dari gerakan pemberdayaan terpadu dan
dapat menularkan kepada seluruh stakeholder di daerah sehingga seluruh elemen yang
diharapkan sebagai pendukung gerakan ini bisa bergerak bersama-sama di tingkat lapang. Hal
tersebut disampaikan beliau saat diwawancarai usai kegiatan Sosialisasi Gerakan
Pemberdayaan Petani Terpadu bagi widyaiswara, dosen dan penyuluh pertanian.
Sosialisasi ini adalah bagian upaya Badan PPSDMP untuk memperkuat basis
pemahaman terhadap rekan-rekan pelaksana di tingkat daerah dari seluruh stakeholder yang
terkait dengan konsep pembangunan pertanian khususnya penyuluhan yang melalui payung
program Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu Melalui Penyuluhan Pendidikan dan Pelatihan
Pertanian. Badan PPSDMP memiliki tiga pilar, pilar pertama penyuluhan, penyuluhan
membutuhkan pelatihan. Pendidikan adalah merupakan bagian dari upaya penyuluhan.
Penyuluhan adalah pendidikan non formal, sehingga melalui lembaga-lembaga pendidikan kita
mempersiapkan betul SDM kita. STTP salah satu jurusan penyuluhan yang dipersiapkan.
Kurikulumnya harus mendekati dan sejatinya dilaksanakan sebagai seorang penyuluh
pertanian, di mana pendidikan dan pelatihan merupakan dua pilar penunjang untuk bisa
memperkuat penyelenggaraan penyuluhan pertanian di Indonesia. Demikian jawaban Kepala
Badan terkait alasan keterlibatan sektor pendidikan dalam Gerakan Pemberdayaan Petani
Terpadu ini. HUmas BPPSDM Pertanian
12
3.2 Hambatan dan Solusi untuk Mengatasi Permasalahan saat Program pemberdayaan
Berjalan
a. Hambatan
Kita Menyadari bahwa salah satu tantangan pembangunan pertanian adalah bagaimana
mencapai pemenuhan kebutuhan komoditas unggulan tanaman pangan, hortikultura,
peternakan, perkebunan serta peningkatan ekspor produk pertanian. Untuk itu perencanaan
pembangunan pertanian ke depan harus dilandasi optimalisasi sumber daya yang sifatnya
terpadu. Menghadapi 2015-2019, sektor pertanian masih dihadapkan pada berbagai kendala,
antara lain berupa (1) alih fungsi dan fragmentasi lahan pertanian; (2) rusaknya
infrastruktur/jaringan irigasi; (3) makin berkurang dan mahalnya upah tenaga kerja pertanian;
(4) masih tingginya susut hasil (losses), dan (5) belum terpenuhinya kebutuhan pupuk dan benih
sesuai rekomendasi spesifik lokasi. Ditambah lagi dengan tantangan perekonomian di era
globalisasi ini yang masih sama dengan era sebelumnya, yaitu bagaimana mewujudkan subjek
dari perekonomian Indonesia yaitu penduduk Indonesia menjadi sejahtera, Selama ini petani
seakan berjalan dalam kesendirian dan merasa terpinggirkan.
GPPTT merupakan program yang bertujuan untuk membina petani agar mengelola
tanaman dan pangan dengan baik dan benar. Hal tersebut dilakukan dengan cara memberikan
penyuluhan terhadap petani mengenai cara pengendalian hama dan juga mengenai seputar
dunia pertanian lainnya. Selain itu, GPPT juga merupakan kegiatan seperti sekolah lapangan
bagi para petani tentunya. Dimana sekolah tersebut para petani akan diajarkan bagaimana cara
memupuk tanaman, pengendalian hama, pengendalian hama tanaman dan lainnya. Para
penyuluh tidak hanya terpaku pada kegiatan yang sudah ada di dalam program GPTT saja.
Apabila dalam kegiatan tersebut tidak ada dana alokasi maka kegiatan akan tetap dilaksanakan
sebagaimana mestinya seperti yang telah disepakati bersama.
Kegiatan tersebut hingga saat ini tetap jalan. Hanya saja daya serap anggaran Dinas
Pertanian Kabupaten Karawang sedang melemah. Selain itu, program yang ada di kota
umumnya dilaksanakan di kabupaten/kota sehingga perlu adanya koordinasi antara kabupaten
dengan provinsi, dan terkadang Koordinasi dari Provinsi dan Kabupaten tidak sejalan,
terkadang Kabupaten sudah siap, namun pihak provinsi belum siap, begitu pula sebaliknya.
Namun meskipun terkendala dana program tersebut tetap berjalan karena mereka tidak ingin
waktunya terbuang sia-sia dan tidak sesuai perencanaan awal sehingga program tersebut
menggunakan dana yang seadanya terlebih dahulu.
13
b. Solusi
Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu melalui pendidikan, pelatihan dan penyuluhan
merupakan salah satu solusi yang tepat untuk menggugah kembali semangat semua pihak agar
peduli dan bekerja bahu membahu dalam meningkatkan martabat petani sebagai pelaku utama
mewujudkan kedaulatan pangan. Dengan didukung oleh seluruh unsur penting yaitu penyuluh
pertanian, mahasiswa dan bintara pembina desa (babinsa) diharapkan mampu menggerakkan
para petani dalam mencapai keberhasilan program.
Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu dilaksanakan melalui penumbuhan dan
pengembangan kelembagaan petani baik poktan dan gapoktan, kelembagaan ekonomi petani
atau badan usaha milik petani dalam bentuk koperasi pertanian yang didampingi dan dikawal
oleh penyuluh secara teratur, sistematis dan berkelanjutan serta dibantu mahasiswa melalui
sistem kerja latihan-kunjungan dan supervisi yang berbasis di BP3K sebagai rumah para petani
untuk meningkatkan adopsi petani dalam memanfaatkan teknologi unggulan dan modern untuk
peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan petani. Gerakan Pemberdayaan Petani
Terpadu melalui Pendidikan, Pelatihan dan penyuluhan ini merupakan milestone atau tonggak
untuk mewujudkan kembali kejayaan sektor pertanian menuju kedaulatan pangan yang tidak
berhenti sampai disini saja tetapi akan terus bergulir sejalan dengan semangat gerak dan etos
para petani di Indonesia.
Intinya solusi dari hambatan-hambatan yang ada adalah sebuah kekompakkan dari
berbagai lapisan atau stake holder dari berbagai pihak, dari masyarakat maupun pemerintah
setempat, koordinasi lebih dibangun lagi, dan perencanaan lebih matang serta siapkan analisis
apa yang akan terjadi dan resiko-resiko yang akan dihadapi, pastikan untuk menyiapkan solusi
dari segala hambatan, selain itu perlu adanya kesadaran yang tinggi dari masyarakat untuk
melaksanakan program ini. Siapkan dana yang mumpuni agar program terus berjalan dengan
lancar, selain mempersiapkan dana, tata anggaran pengeluaran harus dibuat dengan sangat rinci
sehingga kita bisa mengukur pengeluaran yang akan kita pakai dengan terencana. Persiapkan
semuanya dengan matang dan jangan ragu untuk melangkah, karena kesuksesan dari
pemberdayaan para petani akan berdampak positif terhadap swasembada pangan.
14
BAB VI
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Menurut Sumaryadi (2005:11) pemberdayaan masyarakat adalah "upaya
mempersiapkan masyarakat seiring dengan langkah upaya memperkuat kelembagaan
masyarakat agar mereka mampu mewujudkan kemajuan, kemandirian, dan kesejahteraan dalam
suasana keadilan sosial yang berkelanjutan. untuk memajukan salah satu sektor yang selama ini
kurang diperhatikan pemerintah membuat program Gerakan Pemberdayaan Petani.
Gerakan pemberdayaan petani terpadu merupakan rangkaian pelaksanaan kegiatan
peningkatan kualitas sumber daya manusia pertanian dalam mendukung pencapaian sasaran
Upaya Khusus (UPSUS) peningkatan produksi dan produktivitas tujuh komoditas prioritas
yang dirancang secara sistematis dan komprehensif dari aspek pelatihan, pendidikan dan
penyuluhan yang kesemuanya bermuara pada pemberdayaan petani agar mampu menjadi
pelaku utama yang handal dalam menerapkan teknologi yang terekomendasi guna
meningkatkan produksi dan produktivitas komoditas prioritas dalam satuan kawasan berbasis
kelembagaan petani.
Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu (GPPT) melalui kegiatan tanam serempak,
bertempat di kelompok tani di Kecamatan Kutawaluya. Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL)
senior di BP3K Kecamatan Kutawaluya, Ayat mengatakan, kegiatan ini dilakukan guna
menekan cadangan impor beras yang dilakukan Perusahaan Umum Badan Logistik (Perum
Bulog) agar tidak keluar.Gerakan Pemberdayaan Petani Terpadu dilaksanakan melalui
penumbuhan dan pengembangan kelembagaan petani baik poktan dan gapoktan, kelembagaan
ekonomi petani atau badan usaha milik petani dalam bentuk koperasi pertanian yang
didampingi dan dikawal oleh penyuluh secara teratur, sistematis dan berkelanjutan serta dibantu
mahasiswa melalui sistem kerja latihan-kunjungan dan supervisi yang berbasis di BP3K sebagai
rumah para petani untuk meningkatkan adopsi petani dalam memanfaatkan teknologi unggulan
dan modern untuk peningkatan produksi, produktivitas dan pendapatan petani.
15
4.2 Saran
Selama ini program GPPT sudah digalakkan oleh pemerintah namun pelaksanaan yang
paling gencar adalah Kabupaten Karawang, dikarenakan di daerah tersebut yang dianggap
sebagai daerah yang memusatkan pengembangan sistem pertanian, sehingga daerah tersebut
disebut sebagai lumbung padi Jawa Barat, bahkan dalam skala nasional, sebaiknya semua
daerah di Indonesia juga lebih memperhatikan sistem Pertaniannya karena semua daerah di
Indonesia subur, dan memiliki potensi kekayaan alam, alangkah baiknya apabila kita orang
Indonesia secara bersama mengembangkan sistem tersebut, dengan melakukan program-
program yang menunjang sistem pertanian. Karena Identitas Indonesia sebagai negara agraris
selama ini sudah pudar karena tidak dapat mewujudkan swasembada pangan. Sehingga sudah
saatnya kita merubah pola pikir kita untuk lebih memperhatikan sektor Pertanian.
16
DAFTAR PUSTAKA
17