Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PAPER

KEBIJAKAN DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN

Tema : Program Peningkatan Pertahanan Pangan Pertanian

Oleh:
Vidia Ayunda 362041311070
Disti Yulia Ningsih 362041311076
Laelatul Rizqiyah 362041311082
Arif Rahmatullah 362041311088

Dosen Pengampu:

Astri Iga Siska, S.Pi., M.ST

PROGRAM STUDI DIPLOMA IVAGRIBISNIS


POLITEKNIK NEGERI BANYUWANGI
2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bahan pangan adalah bahan yang diperuntukkan untuk konsumsi manusia


sebagai pemenuhan kebutuhan manusia itu sendiri. Bahan pangan dapat diperoleh dari
sumber hayati dan air melalui metode-metode yang diterapkan dari generasi ke generasi.
Bahan pangan berasal dari pertanian, peternakan, dan perikanan. Adapun bahan pangan
yang berasal dari pertanian merupakan bahan pangan pokok manusia yang sifatnya
mudah rusak, musiman, dan bergantung pada kondisi alam. Oleh karena itu, petani perlu
melakukan hal-hal guna menghindari kelangkaan bahan pangan dan memenuhi syarat
ketahanan pangan suatu daerah.

Menurut Oxfam (2001), ketahanan pangan adalah kondisi ketika setiap orang
dalam segala sesuatu memiliki akses dan kontrol atas jumlah pangan yang cukup dan
kualitas yang baik demi hidup yang aktif dan sehat. Adanya ketahanan pangan yang
kuat merupakan hasil kerjasama yang matang antara petani dan pemerintah serta
keterampilan petani yang mumpuni. Dua hal tersebut menciptakan efek yang besar pada
program ketahanan pangan sehingga kesejahteraan pangan masyarakat terjamin.

Namun, jaminan kesejahteraan pangan masyarakat yang selama ini menjadi


program pertanian dianggap masih kurang maksimal. Pasalnya, program ketahanan
pangan yang telah dijalankan masih belum sesuai dengan tingkat laju pertumbuhan
penduduk yang semakin membludak. Oleh karena itu, ketahanan pangan yang sudah
dijalankan perlu adanya peningkatan. Tujuannya adalah agar keberadaan bahan pangan
tetap seimbang dengan kebutuhan pangan berdasarkan jumlah penduduknya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa dampak dari kelangkaan pangan dari aspek ekonomi?
2. Bagaimana peran petani dalam menghadapi ketidakseimbangan bahan pangan
dengan jumlah penduduk?
3. Bagaimana program peningkatan pertahanan pangan pertanian dijalankan?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui dampak yang terjadi akibat kelangkaan pangan di suatu
daerah
2. Untuk mengetahui peran petani dalam menghadapi ketidakseimbangan bahan
pangan dengan jumlah penduduk
3. Untuk mengidentifikasi jalannya program peningkatan pertahanan pangan
pertanian suatu daerah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dampak Kelangkaan Pangan dari Aspek Ekonomi Mayarakat
Krisis pangan adalah kondisi kelangkaan pangan yang dialami sebagian besar
masyarakat di suatu wilayah.Yang disebabkan oleh, antara lain, kesulitan distribusi
pangan, dampak perubahan iklim, bencana alam dan lingkungan, dan konflik sosial,
termasuk akibat perang.Pangan merupakan kebutuhan primer manusia, Jika manusia
sudah tidak terpenuhi atas kebutuhan pangan, maka akan terjadi krisis kehidupan.
Seperti, manusia tidak menkonsumsi makanan akan terjadi kelaparan dimana-
mana, tidak ada tumbuh kembangnya manusia dalam segi apapun.Apalagi jika tidak
terpenuhinya pangan yang bergizi, kepada manusia, maka mental dan nutrisi yang
dimiliki manusia akan lemah atau dibilang kurang sehat.
Kegagalan supplay untuk memenuhi demand yang meningkat tajam
menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan dan struktural sistem pertanian
dunia.Penyebab dari ketidakseimbangan struktural ini berganda. Di sisi supply faktor
utamanya adalah ketidakcukupan aliran sumber daya ke pertanian dari pihak swasta,
dan pemerintah, serta negara-negara .Donor ke negara-negara berkembang, sehingga
investasi di bidang pertanian sangat terbatas.Di sisi demand, daya beli masyarakat
rendah akibat tingginya angka kemiskinan.

2.2 Peran Petani dalam Menghadapi Ketidakseimbangan Bahan Pangan dengan


Jumlah Penduduk
Agar kreativitas dan inovasi di sektor pertanian dapat berjalan optimal, maka
perlu mengikutsertakan petani milenial. Karena bicara inovasi yang menggunakan
pemanfaatan teknologi di dalamnya, perlu melibatkan peran para milenial secara
intensif. petani muda perlu menjadi subyek dalam ekosistem pertanian nasional. Para
milenial harus mampu menjadi pemain kunci (keyplayer) dalam ekosistem pertanian
dari hulu hingga hilir.
Diharapkan, para milenial tidak hanya sebagai petani, tetapi juga berperan
menjadi aggregator, offtaker, bahkan memainkan peran penting sebagai CEO korporasi-
korporasi petani yang ada di daerahnya masing-masing. Para milenial harus
menginspirasi entitas pertanian  agar melakukan perubahan cara/tools/teknik/metode
dalam ekosistem pertanian. Dengan demikian, diharapkan program millennial
smartfarming mampu optimal menjadi motor penggerak dalam memajukan sektor
pertanian Indonesia.
Smartfarming merupakan pertanian dengan ciri pemanfaatan teknologi artificial
intelligence, robot, internet of things, drone, blockchain, dan big data analitic untuk
menghasilkan produk unggul, presisi, efisien, dan berkelanjutan. Penggunaan teknologi
industri 4.0 mutlak diperlukan untuk kondisi saat ini karena sudah menjadi tuntutan
obyektif yang harus dilakukan petani agar tidak terjebak pada pola dan cara-cara lama
yang kurang produktif sehingga mengebiri produktivitas pertanian nasional.

2.3 Program Peningkatan Pertahanan Pangan Pertanian


Program penigkatan pertahanan pangan pertanian merupakan suatu usaha atau
rencana yang dilaksanakan untuk menunjang dan meningkatkan pertahanan pangan
pertanian agar setiap masyarakat atau semua orang dapat memenuhi kebutuhan hidup
dengan memakan makanan yang cukup serta sehat. Selain untuk mempertahankan
pangan untuk mencukupi kehidupan sehat juga demi kepentingan dan kebutuhan suatu
negara dengan tetap menjalankan kegiatan ekspor dan import. Konsep tersendiri dari
ketahanan pangan ialah :
 Ketersediaan pangan: ketercukupan jumlah pangan (food sufficiency).
 Keamanan pangan (food safety)
 Memenuhi kandugan gizi dan standar bahan makanan, terjamin mutunya (food
quality)
 Kemerataan pangan, dengan system ditribusi tersedia setiap saat dan merata
 Keterjangkauan pangan, kemudahan memperoleh pangan dengan harga yang
terjangkau.
Dalam peningkatan pertahanan pangan pertanian program ini yang disediakan biasanya
bertujuan memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke
tingkat rumah tangga.
Program upaya dalam penigkatan pertahanan pangan pertanian
a. Ekstensifikasi
Mengkonversikan atau mengahli fungsikan hutan yang tidak produktif menjadi
perluasan areal menjadi areal persawahan dan pertanian.
b. Diversifikasi adalah penganekaragaman usaha pertanian
Dalam satu lahan dapat ditumbuhi dengan beberapa jenis tanaman
c. Membangun sarana irigasi, jalan dan industri pendukung (semen, pupuk dan
lain-lain).
d. Melakukan pembenahan institusi ekonomi
Konsolidasi kelompok tani hamparan, KUD dan koperasi pertanian lainnya,
sistem penyuluhan dengan program andalannya adalah latihan dan kunjungan ke
petani.
e. Melakukan terobosan skema pendanaan
Memberikan kredit pertanian (walau bersubsidi), serta keterjangkauan akses
finansial sampai ke tingkat pelosok pedesaan. Ini merupakan reformasi
spektakuler di bidang ekonomi.
f. Cadangan pangan nasional
Berasal dari cadangan pangan masyarakat dan cadangan pemerintah (dari
tingkat desa, kabupaten/kota, propinsi sampai pemerintah pusat). Selanjutnya
cadangan masyarakat dilakukan oleh lembaga swadaya masyarakat, organisasi
masyarakat.
g. Pengembangan sumber daya manusia
Pengembangan sumber daya manusia dilakukan melalui pendidikan/ pelatihan di
bidang pangan, penyebarluasan ilmu dan teknologi di bidang pangan, serta
penyuluhan pangan.
h. Kerjasama internasional
Kerjasama internasional meliputi bidang produksi, perdagangan dan distribusi
pangan; cadangan pangan; pencegahan dan penanggulangan masalah pangan;
serta riset dan teknologi pangan.
Program dan upaya dari pemerintah daerah yaitu; Program dari Dinas Pertanian
ketahanan pangan, Provinsi Jawa Timur
1. Pembinaan dan pengawasan distribusi pupuk bersubsidi.
2. Intensifikasi lahan pertanian melalui pengembangan jaringan irigasi.
3. Antisipasi bencana alam dan gangguan iklim terhadap produktivitas dan produksi
tanaman pangan dan  hortikultura.
4. Identifikasi, Monitoring, dan penyebaran informasi program pertanian.
5. Pengelolaan data statistik tanaman pangan dan hortikultura.
BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Kegagalan supplay untuk memenuhi demand yang meningkat tajam
menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan dan struktural sistem
pertanian .Penyebab dari ketidakseimbangan struktural ini berganda. Di
sisi supply faktor utamanya adalah ketidakcukupan aliran sumber daya produksi dari
pertanian. Di sisi demand, daya beli masyarakat rendah akibat tingginya angka
kemiskinan.
Untuk menignkatkan supplay perlu dilakukan inovasai dan pengembangan
dalam pertanian yang harus melibatkan petani milenial diamana diharapkan tidak
hanya sebagai petani, tetapi juga berperan menjadi aggregator, offtaker , bahkan
memainkan peran penting sebagai CEO korporasi-korporasi petani yang ada di
daerahnya masing-masing. Para milenial harus menginspirasi entitas pertanian  agar
melakukan perubahan cara/tools/teknik/metode dalam ekosistem pertanian. Dengan
demikian, diharapkan program millennial smartfarming mampu optimal menjadi
motor penggerak dalam memajukan sektor pertanian Indonesia.
Dengan banyaknya petani milenial diharapkan akan meningkatkan pertahanan
pangan negara Indonesia. Karena petani milenial telah menguasai metode pertanian
yang lebih efektif dan menggunakan teknologi dalam proses pertanian. Diharapkan
dengan deminikian akan meningkatkan produktifitas pertanian dan menciptakan
ketahanan pangan yang kuat.
3.2 Saran
Untuk meningkatkan pertahanan pangan negaran, pemerintah Indonesia perlu
memperbaiki sektor pertanian dari hulu hingga ke hilir mulai dengan regenerasi
petani, ekstensifikasi lahan pertanian, perbaikan dritribusi dan penanaman modal
agar supplay pangan dapat seimbang dengan permintaan masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai