Anda di halaman 1dari 5

ESSAY AGENDA I

NAMA PESERTA : NURUL FATIMAH, S.TP.M.Si (NDH. 25)


INSTANSI : DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
KABUPATEN SAMPANG

A. JUDUL ISU TERPILIH : Revolusi Pertanian Indonesia sebagai Penopang


Ekonomi Nasional.

B. PENDAHULUAN
Ditengah persaingan dunia yang semakin pesat, dimana perekonomian
nasional dituntut untuk terus bisa eksis di tengah krisis yang terus melanda
dunia akibat pandemi covid 19 yang merusak seluruh tatanan di dunia, tidak
terlepas juga tatanan ekonomi nasional kita yang sempat semrawut. Pandemi
covid tidak hanya berdampak pada kesehatan masyarakat, tetapi juga
mempengaruhi kondisi perekonomian, pendidikan dan kehidupan sosial
masyarakat Indonesia.
Namun demikian masyarakat Indonesia masih bisa bertahan dengan
segala kemampuan dan keterbatasannya. Dengan wawasan kebangsaan yang
sudah tertanam sejak lama menjadikan masyarakat Indonesia semakin kuat
dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia untuk bangkit kembali.
Sektor pertanian memberikan kontributor besar dalam pendapatan
nasional, penyerapan tenaga kerja, penyediaan pangan, dan penyediaan bahan
baku industri . Produksi, pangsa dan penyerapan tenaga kerja di sektor
pertanian tumbuh positif selama pandemi covid 19 pada kuartal pertama 2020
sampai awal kuartal 2021. Pertumbuhan positif di sektor ekonomi tradisional itu
bisa dikatagorikan sebagai penyelamat ekonomi nasional karena sektor-sektor
strategis seperti industri dan jasa terjun bebas menghadapi wabah.
Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting
dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran strategis tersebut tidak
hanya ditunjukkan dengan kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik
bruto (PDRB) nasional tetapi juga sebagai penyedia lapangan kerja. Pada saat
sektor industri dan non-pertanian lainnya belum mampu menyerap sepenuhnya
tambahan angkatan kerja maka pertanian sering menjadi penampungnya. Di
samping itu sektor pertanian masih menjadi andalan bagi penyedia bahan baku
bagi industri serta sumber pendapatan ekspor. Peran strategis pertanian di
Indonesia juga semakin terlihat saat harga-harga bahan pangan mengalami
kenaikan. Dengan kata lain sektor pertanian masih menjadi andalan sebagai
sumber bahan pangan untuk kepentingan domestik.
Untuk mendorong peningkatan produksi pangan pemerintah tidak saja
memberikan perhatian pada infrastruktur pertanian tetapi juga memberikan
bantuan berupa subsidi pupuk maupun subsidi benih. Berbagai program dan
juga dilakukan oleh kementerian lain dan LPNK untuk meningkatkan produksi
pertanian seperti pinjaman permodalan melalui Kredit Usaha Rakya (KUR) dan
PNPM, stabilisasi harga produk pertanian dan bantuan fasilitas pemasaran hasil
pertanian.
Selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir, perkembangan produksi
pangan utama padi, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi cenderung
mengalami pertumbuhan yang positif.
Komoditas strategis pertanian lainnya yang menjadi fokus perhatian
pembangunan pertanian lainnya adalah komoditas hortikultura, diantaranya
cabai dan bawang dan komoditas perkebunan seperti kelapa sawit, karet, kakao
dan kelapa. Komoditi bawang dan cabai mempunyai kecenderungan perubahan
harga yang berfluktuatif terutama pada kondisi musim penghujan dan menjelang
hari-hari besar keagamaan.

C. ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH


Dalam melaksanakan pembangunan pertanian tentu saja dijumpai
berbagai permasalahan dan kendala. Secara umum permasalahan tersebut
adalah bagaimana meningkatkan produksi pertanian yang dapat memenuhi
peningkatan permintaan penduduk Indonesia. Seiring dengan meningkatnya
jumlah penduduk dan meningkatnya pendapatan masyarakat bisa dipastikan
permintaan terhadap produk pertanian akan terus meningkat. Berkaitan dengan
produksi pertanian, produktivitas yang semakin lambat peningkatannya dan luas
areal tanaman yang semakin terbatas menjadi penyebab utama rendahnya
peningkatan produksi pangan utama. Penyusutan lahan sebagai akibat dari
konversi lahan, jaringan irigasi yang rusak, sulitnya memperluas areal tanam
baru dan perubahan iklim ditengarai menjadi penyebab terjadi peningkatan
produksi sesuai dengan target.
Lambatnya peningkatan produktivitas merupakan kendala dalam
peningkatan produksi pangan. Penyebabnya antara lain adalah masih
terbatasnya difusi benih unggul hasil penelitian dan pengembangan, terbatasnya
kemampuan petani dalam menerapkan budidaya yang sesuai anjuran (good
agricultural practices), dan rendahnya akses petani terhadap sumber
pembiayaan. Dengan kondisi demikian, pendampingan penyuluhan dan
pelatihan bagi petani menjadi hal penting untuk diperhatikan, disamping
perlunya perbaikan perkreditan untuk petani. Peran penyuluh sebagai fasilitator,
inovator, motivator, dinamisator dan edukator sangat diperlukan. Penyuluh
Pertanian yang memiliki tugas dan fungsi memberikan penyuluhan kepada
petani melalui pendekatan kelompok tani agar pengetahuan, keterampilan
maupun sikap petani menjadi lebih baik dalam mengelola usaha tani guna
meningkatkan kesejahteraannya.
Terkait dengan terbatasnya perluasan areal tanaman, masalah yang
dihadapi antara lain adalah konversi lahan pertanian yang tidak diimbangi
dengan pencetakan lahan baru, terbatasnya pelaksanaan perluasan lahan di
luar jawa dan indeks pertanaman yang tidak meningkat. Untuk mengendalikan
pemanfaatan lahan yang dapat mengganggu produksi pertanian pemerintah
telah menerbitkan berbagai peraturan perundang-undangan diantaranya
Undang-undang No. 26/2007 tentang Penataan Ruang, Undang-undang No.
41/2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan berikut
Peraturan Pemerintah No. 12/2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan
Pertanian Pangan Berkelanjutan, serta Undang-undang No. 7/2004 tentang
Sumber Daya Air berikut PP No. 20/2006 tentang Irigasi. Namun implementasi
dari peraturan perundang-undangan tersebut masih tersendat. Hingga saat ini
alih fungsi lahan pertanian padi sawah masih berlangsung di banyak daerah.
Laju alih fungsi lahan pertanian dalam sepuluh tahun terakhir diperkirakan
mencapai 100 ribu hektar per tahun. Sedangkan kemampuan pemerintah untuk
mencetak sawah baru masih terbatas. Kemampuan pemerintah dalam
mencetak sawah rata-ratasekitar 33.102 hektar per tahun. Tata ruang wilayah
yang disusun oleh daerah cenderung kurang memperhatikan rencana alokasi
ruang untuk pertanian. Alokasi ruang untuk pertanian yang adapun sering
semakin berkurang karena lemahnya pengawasan. Untuk membendungnya
penegakan sanksi pelanggaran terhadap peraturan perundangan tersebut
penting untuk secara tegas diimplementasikan.
Banyak rusaknya jaringan irigasi antara lain disebabkan oleh program
rehabilitasi jaringan irigasi masih belum mampu mengimbangi rusaknya jaringan
irigasi yang ada dan terbatasnya kemampuan keuangan dan kapasitas
pemerintah daerah dalam mengelola jaringan irigasi yang menjadi
kewenangannya. Terbatasnya ketersediaan sumber daya lahan untuk irigasi
juga menjadi salah satu sebab. Upaya tindak lanjut untuk menghadapi
permasalahan ini adalah lebih difokuskan pada rehabilitasi jaringan yang
mengalami kerusakan pada daerah-daerah sentra produksi pangan. Selain itu
membangun waduk, embung serta jaringan irigasi yang baru merupakan upaya
yang perlu terus dilakukan.

D. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Sektor pertanian harus mendapat perhatian khusus dan jangan
diabaikan karena tempat bergantun bagi sebagian besar masyarakat Indonesia.
Sekitar 29,8% angkatan kerja kita bekerja di sektor pertanian tahun 2020.
Sektor pertanian ini juga menghasilkan produk pangan yang menjadi pangan
pokok kita. Jika produksi pangan terganggu bisa memicu kenaikan harga yang
berakibat pada instabilitas politik, dan kedaulatan pangan akan turun sehingga
bisa tergantung kepada negara lain.
Dalam jangka menengah dan jangka panjang ke depan sektor pertanian
masih menjadi sektor yang strategis untuk diperhatikan di Indonesia. Masih
tingginya tenaga kerja yang menggantungkan hidupnya pada sektor ini
menandakan pentingnya sektor pertanian dalam kerangka upaya-upaya
pengurangan kemiskinan, pengurangan kesenjangan pendapatan, dan
peningkatan kemakmuran masyarakat. Perbaikan kualitas sumberdaya manusia
di pertanian dan pedesaan melalui pendidikan dan kesehatan menjadi suatu
keharusan untuk meningkatkan daya saing petani Indonesia. Demikian juga
perbaikan akses keluarga tani terhadap sumber-sumber daya produktif menjadi
keharusan untuk terus diperluas dan ditingkatkan.
Kegiatan pertanian sangat erat dengan sarana produksi pertanian yang
berperan penting dalam mencapai produksi yang sesuai dengan tujuan yang
diinginkan antara lain benih atau bibit, pupuk, zat pengatur tumbuhan dan
pestisida. Sedangkan Prasarana pertanian yang meliputi akses pembiayaan
dan perlindungan usaha pertanian, air untuk pertanian dan ketersediaan lahan
untuk pertanian menjadi fokus kita untuk meningkatkan produksi pertanian.
Sumber daya manusia yang berkualitas akan mendukung tercapainya
program pembangunan pertanian sehingga peluang ekonomi dapat digunakan
dengan penggunaan akses pada beberapa informasi permodalan, pasar dan
teknologi yang dibutuhkan para pengembang usaha tani.
Diharapkan dengan peningkatan Sarana, Prasarana Pertanian dan
Sumber daya Manusia Pertanian yang handal dapat meningkatkan produktivitas
hasil pertanian sehingga membawa kesejahteraan bagi petani dan masyarakat
Indonesia pada umumnya. Dapat mencukupi kebutuhan dalam negeri dan bisa
menjadi negara peng-ekspor bagi negara lain.
Selanjutnya dengan wawasan kebangsaan kita dapat berkiprah untuk
memajukan masyarakat Indonesia dan ikut serta dalam perdamaian dunia.

Anda mungkin juga menyukai