Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara maritim namun selain dikenal dengan negara
maritim indonesia juga dikenal dengan negara agraris , yang artinya negara yang
salah satu penunjang perekonomiannya adalah sektor pertanian .Indonesia merupakan
negara agraris dengan luas lahan yang sangat luas dan keaneka ragaman hayati yang
sangat beragam . hal ini sangat memungkin kan menjadikan negara indonesia sebagai
negara agraris terbesar di Dunia .Dinegara agraris seperti Indonesia pertanian
mempunyai kontribusi penting baik terhadap perekonomian maupun terhadap
pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat .Apalagi dengan meningkatnya jumlah
penduduk yang berarti kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat .Selain itu
ada peran tambahan dari sektor pertanian yaitu peningkatan kesejahteraaan
masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan . sebagian besar penduduk nya
hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani . sehingga pertanian merupakan sektor
yang memegang peran terpenting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk
Indonesia .Selain itu sektor pertanian merupakan pilar utama perekonomian indonesia
dikarenakan hampir seluruh

B. Tujuan Penulisan
Tujuan saya memilih judul kebijakan pemerintah dalam bidang pertanian
adalah untuk memberitahu dan mencari tau faktor apa yang menyebabkan
merosotnya sektor pertanian di negara kita ini .Dan mencari tau solusi terbaik
apanyang harus dilakukan agar sektor pertanian menjadi salah satu penunjang
perekonomian indonesia lagi dan agar indonesia tidak terlalu bergantung dari hasil
impor pertanian dari luar negeri .

1
BAB II
PEMBAHASAN

Negara indonesia merupakan negara yang sangat kaya akan hasil alamnya,
terutama dalam sektor pertanian. Hampir 70% masyarakat indonesia hidup dengan
menggantungkan diri dari hasil alam. Banyak sekali yang dapat diproduksi dari sektor
pertanian.Tidak hanya makanan pokok, tetapi juga cemilan, minuman dan masih
banyak lagi yang bisa diproduksi oleh hasil pertanian. Bahkan Indonesia juga sudah
banyak mengekspor hasil produksi pertanian ke berbagai Negara di dunia.

Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam


perekonomian Indonesia, baik itu pada pertumbuhan ekonomi, penerimaan devisa
Negara, pemenuhan kebutuhan pangan, maupun penyerapan tenaga kerja.Pertanian
juga memiliki kontribusi yang besar terhadap peningkatan devisa, yaitu lewat
peningkatan ekspor dan pengurangan tingkat ketergantungan Negara terhadap impor
atas komoditi pertanian.komoditas ekspor pertanian Indonesia cukup bervariasi mulai
dari getah karet, kopi, hingga berbagai macam sayur dan buah. Peran pertanian dalam
peningkatan devisa bisa kontradiksi dengan perannya dalam bentuk kontribusi
produk.

Selain merupakan usaha, bagi si petani pertanian juga merupakan bagian dari
hidupnya, bahkan suatu cara hidup (way of live), sehingga tidak hanya aspek
ekonomi saja tetapi aspek-aspek sosial dan kebudayaan, aspek kepercayaan dan
keagamaan serta aspek-aspek tradisi semuanya memegang peranan penting dalam
tindakan-tindakan petani.Namun demikian dari segi ekonomi pertanian, berhasil
tidaknya produksi petani dan tingkat harga yang diterima oleh petani untuk hasil
produksinya merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perilaku dan kehidupan
petani.Perbedaan yang jelas antara persoalan-persoalan ekonomi pertanian dan
persoalan ekonomi di luar bidang ekonomi pertanian adalah jarak waktu (gap) antara

2
pengeluaran yang harus dilakukan para pengusaha pertanian dengan penerimaan hasil
penjualan.

Persoalan lain yang sifatnya lebih jelas lagi dalam ekonomi pertanian adalah
persoalan yang menyangkut hubungan antara pembangunan pertanian dan jumlah
penduduk. Penduduk bertambah lebih cepat daripada pertambahan produksi bahan
makanan. Penduduk bertambah menurut deret ukur, sedangkan produksi bahan
makanan hanya bertambah menurut deret hitung. Persoalan penduduk di Indonesia
tidak hanya dalam kepadatannya tetapi juga pembagian antardaerah tidak seimbang.

Ditinjau dari sudut ekonomi pertanian maka adanya persoalan penduduk dapat dilihat
dari tanda-tanda berikut:

 persediaan tanah pertanian yang makin kecil


 produksi bahan makanan per jiwa yang terus menurun
 bertambahnya pengangguran
 memburuknya hubungan-hubungan pemilik tanah dan bertambahnya hutang-
hutang pertanian

Di Indonesia, efisiensi yang diartikan sebagai kedayagunaan suatu sumber tenaga


dapat menangani suatu bahan, masih belum mendapat perhatian secara serius.
Padahal fungsi perbaikan pertanian adalah menaikkan pendapatan, kesejahteraan,
taraf hidup dan daya beli petani. Sangat kecilnya efisiensi petani merupakan
hambatan bagi faktor-faktor lain yang merupakan penetrasi pembangunan pertanian.
Perbaikan taraf hidup petani memang tidak dilakukan dengan hanya memberi
landreform (Redistribusi Tanah Pertanian) atau credit reform (Pemberian Kredit
Usaha Tani), tetapi perlu juga diperhatikan situasi kerja petani. Situasi kerja yang
monoton dengan hasil yang rendah menyebabkan petani mengalami kejenuhan .
Ditilik lebih jauh, perlu diakui bahwa kejenuhan petani ini terus berlangsung. Hal ini

3
disebabkan oleh miskinnya inovasi dan tiadanya gebrakan-gebrakan baru yang
menggairahkan petani.

Hambatan pembangunan dalam sektor pertanian di Indonesia adalah lambatnya


kemajuan teknologi. Kontras teknologi selalu dipersoalkan. Tingkat teknologi yang
rendah menyebabkan petani sulit memperoleh hasil dalam proses produksi yang
maksimal. Kehilangan hasil dalam proses produksi sangat besar, sementara biaya
yang diperlukan sangat tinggi. Contoh paling sederhana adalah dalam memanen padi.
Mutu produk dan efisiensi akan berpengaruh langsung terhadap harga dari setiap
produk bersangkutan. Kebijakan dalam rangka meningkatkan mutu dan efisiensi
produksi dan pemasaran hasil pertanian di antaranya adalah:
Revitalisasi teknologi dan sarana/ prasarana usaha pasca panen pengolahan dan
pemasaran hasil pertanian;

 Mengembangkan produksi sesuai potensi pasar;


 Menerapkan sistem jaminan mutu, termasuk penerapan GAP, GHP dan GMP;
 Mengembangkan kelembagaan pemasaran yang dikelola oleh kelompok tani
di sentra produksi;
 Mengupayakan sistem dan proses distribusi yang efisien.
 Memfasilitasi pengembangan kewirausahaan dan kemitraan usaha pada
bidang pemasaran hasil pertanian

Meningkatkan Pangsa Pasar Baik Di Pasar Domestik Maupun Internasional.

Pasar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha agribisnis; oleh
karena itu maka pengembangan pemasaran harus selalu dilakukan sejalan dengan
pengembangan usaha produksi.Seperti usaha industri pada umumnya, sistem usaha
produksi pertanian atau agribisnis dimulai dengan salah satu kegiatan pemasaran

4
yaitu Riset Pasar. Dari kegiatan riset pasar dihasilkan informasi pasar yaitu antara lain
berupa potensi pasar dan harga.
Sub sistem selanjutnya adalah perencanaan produksi, termasuk penentuan desain
produk, volume dan waktu. Dalam sistem budidaya pertanian, perencanaan tersebut
lazim disebut sebagai penentuan pola tanam atau penentuan luas tanam untuk
tanaman semusim. Hal tersebut perlu dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas
harga produk yang bersangkutan tetap berada pada tingkat harga yang wajar
berdasarkan keseimbangan kebutuhan dan pasokan atas produk yang
bersangkutan.Sub sistem selanjutnya adalah kegiatan pemasaran yang meliputi:
promosi, penjualan dan diakhiri dengan distribusi (delivery).
Dalam hubungan tersebut maka beberapa kebijakan dalam pengembangan pasar
ialah:
 Mengembangkan kegiatan riset pasar
 Meningkatkan pelayanan informasi pasar;
 Meningkatkan promosi dan diplomasi pertanian;
 Mengembangkan infrastruktur dan sistem pemasaran yang efektif dan adil.
 Rasionalisasi impor produk pertanian.
 Memfasilitasi pengembangan investasi dalam pengembangan infrastruktur
pemasaran.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN & SARAN


Sistem pertanian di Indonesia sampai saat ini masih mempunyai peran penting
dalam perekonomian Indonesia . peran swbagai penunjang perekenomian

5
Indonesia.Namun walaupun pemerintah menyadari peran penting pertanian sampai
saat ini belum ada kebijakan ekonomi yang berpihak pada pertanian.Kebijakan
pertanian yang ada belum sesuai dengan apa yang diharapkan .Seharus nya diadakan
beberapa penyuluhan pertanian untuk membantu mengatasi segala permasalahn yang
dihadapi para petani . namun sayang nya penyuluhan yang sring diadakan sekarang
bukan penyuluhan yang ditekankan pada petaninya , tapi penyuluhan yang ditekankan
pada teknologi teknologi . Dan itu lah yang menyebabkan para petani tidak mandiri
lagi . ya memang awalnya bertujuan untuk mempercepat dan memperbanyak
produksi tapi dengan cara seperti itu banyak yang bisa dihilangkan atau dikurangi ,
contohnya sumber daya manusia nya berkurang karna sekarang semua pekerjaan
sudah menggunakan berbagai macam teknologi , lagi pula hasil dari pertaniannya pun
kurang bagus apabila dikerjakan dengan semua mesin. Memang dalam hal ini
masyarakat yang berperan penting namun di sisi lain pemerintah juga memegang
peran yang penting dalam mengendalikan dan memberi kebijakan kebijakan agar
sektor pertanian di Indonesia tidak semakin menyusut dimakan jaman . Karna adanya
industri industri dan pembangunan pembangun perumahan yang menyebabkan
menyusutnya lahan pertanian. Adanya ketidak konsistenan pemerintah dalam
menjalan kan beberapa kebijakan sektor pertanian pun berakibat fatal untuk
kesejahteraan kehidupan para petani
.Seharusnya pemerintah bisa lebiih bijak lagi dalam menangani permasalahn
permasalan dibidang pertanian ini karenakan sektor pertanian ini salah satu
penunjang perekonimian indonesia .Apabila pemerintah bisa lebih bijak dan
konsisten dalam menjalan kan kebijakan kebijakan yang telah dibuat mungkin lahan
pertanian tidak akan dengan mudah menyusut karena diambil alih oleh pihak pihak
yang sengaja mengambilnya untuk mengembangkan bidang nonpertanian .Mungkin
juga dengan seperti itu hasil pertanian bisa lebih bagus dibanding kan dengan hasil
pertanian import dengan seperti itu mungkin saja kehidupan para petani akan lebih

6
sejahtera dan peminatnya pun makin bertambah untuk memeruskan pertanian di
Indonesia .

DAFTAR PUSTAKA

Pasandaran,effendi.2006.jurnal litbang pertanian 25(4).alternatif kebijakan


pengendalian konversi lahan sawah beririgasi diIndonesia.Bogor
Sarasutha.2002.jurnal litbang 21/2.kinerja tani dan pemasaran jagung di sentra
produksi.sulawesi selatan
Irawan,Bambang.Juli 2005.volume 23 No 1.konversi lahan sawah : potensi dampak ,
pola pemanfaatannya dan faktor determinan.Bogor
Suseno.suyatna.maret 2007.volume 10 No 3.Mewujudkan pertanian yang pro
petani.Yogyakarta
Zakaria,A wan.penguatan kelembagaan kelompok tani kunci kesejahteraan
petani.Lampung
Sudana,wayan.Juni 2005.Volume 3 No 2.potensi dan prospek lahan rawa sebagai
sumber produksi pertanian.Bogor
Sadono,dwi.Maret 2008.vol 4 No 1.pemberdayaan petani : pradigma baru penyuluhan
petani diIndonesia.Bogor

Anda mungkin juga menyukai