Anda di halaman 1dari 20

BAB VII

PERANAN KELEMBAGAAN DALAM


PENGEMBANGAN PERTANIAN
PENGERTIAN
KELEMBAGAAN
Lembaga adalah badan, organisasi, kaidah, dan/atau norma-
norma, baik formal maupun informal sebagai pedoman untuk
mengatur perilaku segenap anggota masyarakat, baik dalam
kegiatan sehari-hari maupun dalam usahanya mencapai suatu \
tujuan tertentu.

Dalam masyarakat desa, lembaga yang berkembang ada yang


bersifat asli berakar dari adat setempat, ada juga yang sengaja
dibentuk masyarakat atau pemerintah sesuai perkembangan
peradaban masyarakat
ADMINISTRASI PEMERINTAHAN
Administrasi pemerintah itu bertingkat-tingkat, yaitu
tingkat pusat, provinsi, kabupaten, kecamatan dan
desa.
Selain itu, administrasi pemerintahan juga dibagi
berdasarkan sektor, misalnya sektor pemerintahan
dalam negri, pertanian, perindustrian, perdagangan dan
lain-lain.

Hal pokok dalam administrasi pemerintahan adalah


adanya koordinasi sebagai upaya untuk melayani
berbagai keperluan para petani yang bermacam-macam
Antara pemerintah dan masyarakat petani seringkali ada
perbedaan aspirasi. Pemerintah wajib memperhatikan kebutuhan
seluruh penduduk, itulah sebabnya pemerintah menentukan
sasaran-sasaran terukur bagi pembangunan yang ingin dicapai.

Kemampuan pemerintah dalam menyerap aspirasi masyarakat


merupakan kunci keberhasilan program-program kebijakan
pemerintah. Sehubungan dengan itu, syarat yang harus dimiliki
oleh seorang pejabat adalah mampu menjaga keseimbangan
antara keperluan melaksanakan kebijakan dan mencapai target
dengan tanggapan dan kemampuan petani dengan kenyataan di
lapangan.
GOTONG ROYONG
Gotong royong yang asli di Indonesia sudah mulai dilakukan
sejak tahun 2000 SM sampai kira-kira tahun 1800. Gotong
royong perlu dibedakan dengan tolong menolong atau bantu-
membantu. Gotong royong adalah kegiatan bersama untuk
mencapai tujuan bersama.

Ada beberapa syarat dan alasan agar kegiatan gotong royong


dapat dilaksanakan:
1. Pekerjaan yang dilakukan harus menyangkut kepentingan
seluruh atau sebagian besar warga masyarakat
2. Pekerjaan yang bersangkutan merupakan proyek desa
setempat dan tidak dibiayai oleh pemerintah pusat atau
pemerintah daerah
3. Pekerjaan yang bersangkutan biasanya sangat penting untuk
diselesaikan dengan cepat
4. Warga masyarakat yang ikut mengerjakan pekerjaan
tersebut tidak mendapatkan upah bahkan kemungkinan
besar malah mengeluarkan dana untuk pekerjaan tersebut
PRIMA TANI
Badan penelitian dan pengembangan (litbang)
pertanian telah menetapkan program rintisan dan
akselerasi pemasyarakatan inovasi teknologi pertanian
(prima tani) sebagai salah satu program yang mulai
dilaksanakan tahun 2005 pada beberapa provinsi
Terpilih.

Sasaran prima tani adalah terbangunnya sistem usaha


agribisnis berbasis pengetahuan dan teknologi inovatif.
Sistem dan usaha agribisnis dibangun sedemikian rupa
sehingga merupakan suatu kesatuan rantai pasok
terpadu yang disebut unit agribisnis industrial (UAI).
Prima tani terdiri dari dua komponen, yaitu sistem
inovasi dan sistem agribisnis. Sistem inovasi merupakan
sumber atau pemasok pengetahuan dan teknologi
inovatif yang digunakan oleh unit-unit usaha dalam
sistem agribisnis.

Misi utama badan litbang pertanian adalah menemukan


atau menciptakan inovasi pertanian baru dan strategis,
mengadaptasinya menjadi tepat guna spesifik pemakai
dan lokasi serta menginformasikannya dan menyediakan
materi dasarnya.

Badan litbang pertanian telah cukup berhasil dalam


pengadaan inovasi pertanian tepat guna. Beberapa
diantaranya telah digunakan secara luas, serta menjadi
tenaga pendorong utama pertumbuhan dan
perkembangan usaha dan sistem agribisnis berbagai
komoditas pertanian.
Prima tani merupakan suatu model atau konsep baru
diseminasi teknologi yang dipandang dapat mempercepat
penyampaian informasi dan bahan dasar inovasi baru yang
dihasilkan badan litbang pertanian. Selain itu, prima tani juga
digunakan sebagai wahana pengkajian partisipatif, yang
berarti
merupakan implementasi dari paradigma baru badan litbang
pertanian.

Tujuan utama prima tani adalah untuk mempercepat waktu,


meningkatkan kadar, dan memperluas prevalensi adopsi
teknologi inovatif yang dihasilkan oleh badan litbang
pertanian
serta untuk memperoleh umpan balik mengenai karakteristik
teknologi tepat guna spesifik pengguna dan lokasi yang
merupakan informasi esensial dalam rangka mewujudkan
penelitian dan pengembangan berorientasi kebutuhan
pengguna
MAKNA SEMANTIK DAN
KANDUNGAN CITA NAMA
PROGRAM

1. Program berarti prima tani adalah kegiatan terencana dan dilaksanakan


secara sistematis untuk mewujudkan tujuan yang telah dicanangkan
2. Rintisan dan akselerasi pemasyarakatan berarti terobosan pembuka,
pelopor atau inisiatif penyampaian serta penerapan inovasi teknologi
pertanian kepada dan oleh masyarakat
3. Inovasi teknologi pertanian adalah teknologi dan kelembagaan agribisnis
unggul mutakhir hasil temuan atau ciptaan badan litbang pertanian
Prima tani mengandung makna dan harapan khusus. Secara semantik prima
berarti pertama, utama serta merujuk pada cita bahwa yang akan
diintroduksikan adalah teknologi tepat guna inovatif terbaik dan terkini yang
dihasilkan oleh badan litbang dengan harapan selanjutnya akan menghasilkan
sistem dan usaha agribisnis yang tangguh dan unggul
PARADIGMA DAN STRATEGI
Paradigma baru badan litang adalah penelitian untuk pembangunan dengan
orientasi menghasilkan teknologi inovatif untuk diterapkan sebagai mesin
penggerak pembangunan pertanian. Sasaran diseminasi diarahkan pada
tersedianya contoh konkret penerapan teknologi dilapangan.

Pada dasarnya, prima tani dilaksanakan dengan 4 strategi antara lain:


1. Menerapkan teknologi inovatif tepat guna melalui penelitian dan
pengembangan partisipastif berdasarkan paradigma penelitian untuk
pembangunan
2. Membangun model percontohan sistem dan usaha agribisnis progresif
berbasis teknologi inovatif dengan mengintegrasikan sistem inovasi dan
sistem agribisnis
3. Mendorong proses difusi dan replikasi model percontohan teknologi
inovatif melalui ekspos dan demontrasi lapangan, diseminasi informasi,
advokasi serta fasilitasi
4. Basis pengembangan dilaksanakan berdasarkan wilayah agroekosistem
dan kondisi sosial-ekonomi setempat
KETERKAITAN
ANTARKOMPONEN
Pada dasarnya, prima tani adalah model terpadu
penelitian – penyuluhan – agribisnis – pelayanan
pendukung. Keterkaitan tersebut dijelaskan berikut:

1. Prima tani akan merajut ulang hubungan sinergis


penelitian – penyuluhan yang cenderung semakin
melemah atau bahkan terputus di beberapa wilayah
sebagai akibat dari belum mantapnya pelaksanaan
otonomi daerah. Kegiatan yang akan dilakukan
badan litbang melalui peneltian, pengembangan,
pengkajian partisipatif dalam laboratorium
lapangan, membekali penyuluh dengan
pengetahuan dan bahan penyuluhan serta
menyediakan teknologi sumber hasil temuan atau
ciptaannya
2. Prima tani akan merajut hubungan sinergis antara
badan litbang pertanian dengan petani dan praktisi
agribisnis secara umum, baik secara tidak
langsung melalui perantaraan penyuluh lapangan
dan lembaga pelayanan, maupun langsung melalui
kolaborasi dalam pembangunan dan
pengembangan prima tani.

2. Prima tani akan merajut hubungan sinergis antara


badan litbang pertanian dengan lembaga pelayan
pendukung agribisnis, terutama lembaga
pemerintah. Tentunya tidak hanya melalui
penyediaan informasi dan paket rekomendasi
teknologi yang sudah berjalan selama ini, tetapi
juga dalam upaya percepatan penerapan dan difusi
teknologi inovatif
SISTEM INOVASI

Sistem atau rantai pasok inovasi mencakup penelitian dan pengembangan


untuk menemukan atau menciptakan teknologi inovatif tepat guna,
penggadaan dan distribusi teknologi sumber oleh badan litbang pertanian,
produksi, distribusi teknologi dan diseminasi informasi atau penyuluhan oleh
lembaga pelayanan penunjang serta penerapan teknologi oleh usaha pertanian
primer dan pengolahan hasil pertanian.

• Pada tahap awal penumbuhan sistem inovasi, diintroduksikan dengan


rantai Pasok inovasi yang amat pendek. Sementara itu, bersama dengan
pemerintah kabupaten, badan litbang melaksanakan pembekalan
keterampilan dan pengetahuan teknis kepada penyuluh yang bertindak
sebagai narasumber bagi para praktisi agribisnis
• Tahap selanjutnya adalah pemantapan dengan ciri utama penumbuhan
segmen pemasok teknologi lokal. Pada tahap awal, pelaksana perintis
adalah BPTP, unit kerja teknis badan litbang yang ada diseluruh provinsi di
Indonesia dan kelembagaan pertanian milik pemerintah daerah.
• Pada tahap klinik agribisnis telah berhasil ditumbuhkan. Klinik agribisnis
merupakan tempat penyuluh dan peneliti memberikan pelayanan terpadu
bagi praktisi agribisnis setempat. Dalam tahap ini, peranan lembaga
pemerintah adalah mengatasi kekosongan pasar inovasi. Tanpa keterlibatan
langsung lembaga pemerintah, teknologi publik tidak akan diadopsi secara
luas.
• Tahap akhir dari pengembangan sistem inovasi adalah penumbuhan dan
pengembangan usaha komersial produsen teknologi di daerah
pengembangan prima tani. Pada tahap inilah, diferensiasi dan spesialisasi
fungsi setiap elemen dapat tumbuh dan berkembang secara berkelanjutan.
SISTEM DAN USAHA AGRIBISNIS
Sistem dan usaha agribisnis dibangun padu padan dengan
sistem inovasi berdasarkan paradigma agribisnis.
1. Walaupun berupa usaha keluarga skala kecil, usaha tani haruslah
dipandang sebagai suatu komersial yang otonom, berorientasi
pasar dan bertujuan untuk meraih sisa hasil usaha sebesarnya
2. Keberadaan dan kinerja usaha tani sangat ditentukan oleh
keberadaan dan kinerja usaha-usaha terkait, baik disegmen
rantai hulu, rantai hilir maupun rantai sisi serta infrastruktur.
Pengembangan sistem dan usaha agribisnis diarahkan untuk
melakukan suatu proses transformasi struktur agribisnis dari
pola dispersal menjadi pola industrial. Menurut UAI model
agribisnis yang dipakai dalam prima tani dengan karakteristik:
1. Lengkap secara fungsional
2. Koherensi skala ekonomi minimum
3. Satu kesatuan tindak
4. Ikatan langsung secara instritusional
5. Satu kesatuan hidup
6. Kooperatif
Jenis usaha yang dikembangkan melalui diversifikasi
berspektrum luas: horisontal, vertikal dan fungsional

• Diversifikasi horisontal merujuk pada konfigurasi


ragam usaha berdasarkan lokasi spasial

• Diversifikasi vertikal merujuk pada ragam usaha


berdasarkan relasi input output langsung

• Diversifikasi temporal merujuk pada ragam usaha


menurut waktu

• Diversifikasi fungsional merujuk pada ragam


usaha menurut varietas atau tipe produk dalam
komoditas yang sama
MODEL PENGEMBANGAN

Ada dua rancang bangun atau desain model inovasi, antara lain:
1. Model Introduksi
Rancang bangun agribisnis yang dibangun untuk pengembangan inovasi
teknologi berikut sistem pendukungnya yang baru.

2. Model Renovasi
Penyempurnaan dari model sistem dan usaha agribisnis yang ada sehingga
mencerminkan suatu revitalisasi inovasi. Prinsip dasarnya yaitu reinventing
system dan renovasi serta revitalisasi teknologi.
TAHAP PENGEMBANGAN DAN
INSTITUSIONALISASI
Institusionalisasi agar prima tani dapat berkembang mandiri
merupakan kunci agar proses penyerahan dapat dilaksanakan secepat
mungkin. Langkah yang ditempuh untuk memfasilitasi proses
institusionalisasi secara lokal ialah melalui penumbuhan prima tani
secara partisipatif.
Proses pelepasan pengembangan dan pembinaan prima tani kepada
pemerintah daerah dan masyarakat setempat dilaksanakan secara
bertahap. Setelah berhasil ditumbuhkan dan mulai beroperasi maka
pertama yang akan dihentikan adalah peranan tim pelaksana pusat.
Sesuai dengan tujuan awalnya, prima tani hanyalah upaya rintisan
menuju adopsi massal teknologi inovatif tersebut bukanlah tugas
pokok dan fungsi badan litbang pertanian, namun akan turut
membantu agar proses dapat berlangsung.
Pada tahap awal, lokasi pengembangan prima tani difokuskan 3
agroekosistem, antara lain:
1. Kawasan lahan sawah
2. Kawasan lahan kering
3. Kawasan lahan pasang-surut
KOPERASI TANI (KOPTAN)
Koptan adalah salah satu di antara sekian koperasi
yang
tumbuh secara sangat mengesankan dalam periode
waktu tertentu.

Koptan sebagai salah satu pilihan alternatif penguatan


kelembagaan petani dalam pengembangan agribisnis
tidak lepas dari kenyataan lemahnya akses petani pada
berbagai sumber daya produktif. Kekuatan modal
sosial
yang dimiliki petani merupakan modal dasar bagi
penguatan kelembagaan petani
Untuk lebih menguatkan kelembagaan petani melalui koptan,
beberapa
langkah perlu ditempuh yaitu:
1. Mengenali koptan dalam realita
2. Pemetaan kinerja dan kebutuhan koptan
3. Untuk mendukung upaya – upaya tersebut, peran aktif
departemen pertanian dan jajarannya sangat diperlukan, terutama
dalam penyediaan dana kajian dan modal awal bagi
pengembangan koptan
4. Di era otonomi daerah, sinergi kebijakan pusat dan daerah
menjadi penting
5. Perlu ditekankan bahwa pengembangan koptan sebagai upaya
penguatan kelembagaan petani secara umum semestinya tidak
hanya bersandar pada kementrian koperasi dan UKM

Anda mungkin juga menyukai