Anda di halaman 1dari 4

NAMA : FEBRYAN IBRAHIM AZI HERDITYAS

NIM : 112011078

KELAS : MA.20.B5

TUGAS PERTEMUAN KE-12


1. Jelaskan peranan sektor pertanian dalam perekonomian!
 Mensejahterakan petani
o Sektor pertanian merupakan sumber utama kehidupan dan pendapatan
masyarakat petani. Mensejahterakan di sini mengandung arti luas sehingga
menumbuhkembangkan partisipasi petani dan mampu meningkatkan keadaan
sosial ekonomi petani melalui peningkatan akses terhadap teknologi, modal, dan
pasar.
 Menyediakan pangan
o Peranan klasik dari sektor pertanian dalam perekonomian nasional
adalahpenyediaan bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang saat ini sudah
berjumlah 220 juta jiwa. Dengan peranan pertanian sebagai penyedia bahan
pangan yang relatf murah, telah memungkinkan biaya hdup di Indonesia
tergolong rendah di dunia. Dan rendahnya biaya hidup di Indonesia menjadi
salah satu daya saing nasional. Keberhasilan dalam penyediaan bahan pangan
yang cukup dan stabil meimilki peran yang besar dalam penciptaaan ketahanan
pangan nasional (food security) yang serta kaitannya dengan stabilitas sosial,
ekonomi, dan politik.
 Menghasilkan devisa
o Sektor pertanian merupakan penghasil devisa yang penting bagi Indonesia. Salah
satu subsektor andalannya adalah subsektor perkebunan, seperti ekspor
komoditas karet, kopi, teh, kakao, dan minyak sawit. Lebih dari 50% total
produksi komoditas-komoditas tersebut adalah untuk diekspor. Pada lima tahun
terakhir, subsektor perkebunan secara konsisten menyumbang devisa dengan
rata-rata nilai ekspor produk primernya (belum termasuk nilai ekspor produk
olahan perkebunan) mencapai US$ 4 milyar per tahun. Sumbangan sector
pertanian terhadap pembangunan dan devisa negara ditentukan oleh
produktivitas dari sector ini. Karena sektor ini memilik sumbangan besar
terhadap perekonomian nasional, maka rendahnya produktivitas pertanian akan
berpengaruh terhadap produktivitas perekonomian secara keseluruhan.
Sumbangan terbesar sektor pertanian selama PJP I (Pembangunan Jangka
Panjang) adalah tercapainya swasembada pangan, khususnya beras dalam tahun.
Pada masa tersebut Indonesia mampu mengekspor beras ke beberapa negara
miskin sehingga dapat menambah devisa. Dampak swasembada tersebut adalah
meningkatnya pendapatan masyarakat, kualitas gizi, serta penghematan devisa.
Selain itu, swasembada pangan juga telah meningkatkan kestabilan ekonomi
nasional.
 Menyediakan lapangan pekerjaan
o Sebagaimana diterangkan di muka, sektor pertanian memiliki peran penting
dalam menyerap tenaga kerja. Di tahun 1994 saja (BPS, 1996) 46% dari 82 juta
jiwa angkatan kerja pada tahun itu diserap oleh subsector pertanian primer. Lagi,
subsektor perkebunan memberikan kontribusinya dalam pembangunan nasional.
Sampai tahun 2003, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh subsektor ini
diperkirakan mencapai 17 juta jiwa. Kontribusi dalam penyediaan lapangan
pekerjaannya pun mempunyai nilai tambah tersendiri, karena subsektor
perkebunan menyediakan lapangan kerja di pedesaan dan daerah terpencil.
Dengan demikian, selain menyediakan lapangan kerja subsektor perkebuna ikut
mengurangi arus urbanisasi.
 Tetap mempertahankan kelestarian sumber daya (peranan dalam pelestarian
lingkungan hidup)
o Tidak ada satu pun negara di dunia seperti Indonesia yang kaya akan beraneka
ragam sumber daya pertanian secara alami (endowment factor). Maka dari itu,
diharapkan dalam penggunaannya sumber daya ini digunakan secara optimal dan
tetap memperhatikan aspek kelestarian sumber daya pertanian.

2. Jelaskan perkembangan sektor pertanian indonesia!

Peranan Sektor Pertanian

Menurut Kuznets, Sektor pertanian di LDCs mengkontribusikan terhadap


pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional dalam 4 bentuk:

1 .Kontribusi Produk( Penyediaan makanan untuk pddk, penyediaan BB untuk


industri manufaktur)
Dalam system ekonomi terbuka, besar kontribusi produk sector pertanian bisa lewat
pasar dan lewat produksi dg sector non pertanian. dari sisi pasar, indonesia
menunjukkan pasar domestic didominasi oleh produk pertanian dari LN seperti
buah, beras & sayuran hingga daging. dari sisi keterkaitan produksi, Industri kelapa
sawit & rotan mengalami kesulitan bahan baku di dalam negeri, karena BB dijual ke
LN dengan harga yg lebih mahal.
Seperti industri: tekstil, barang dari kulit, makanan & minuman

2 .Kontribusi Pasar( Pembentukan pasar domestik untuk barang industri &


konsumsi)
Negara agraris merupakan sumber bagi pertumbuhan pasar domestic untuk produk
non pertanian seperti pengeluaran petani untuk produk industri (pupuk, pestisida,
dll) & produk konsumsi (pakaian,mebel, dll). keberhasilan kontribusi pasar dari
sector pertanian ke sector non pertanian tergantung:
Pengaruh keterbukaan ekonomi( Membuat pasar sector non pertanian tidak hanya
diisi dengan produk domestic, tapi juga impor sebagai pesaing, sehingga konsumsi yg
tinggi dari petani tidak menjamin pertumbuhan yang tinggi sector non pertanian )
Jenis teknologi sector pertanian( Semakin moderen, maka semakin tinggi demand
produk industri non pertanian)

3 .Kontribusi Faktor Produksi(Penurunan peranan pertanian di pembangunan


ekonomi, maka terjadi transfer surplus modal & TK dari sector pertanian ke Sektor
lain.
F.P yang dapat dialihkan dari sector pertanian ke sektor lain tanpa mengurangi
volume produksi pertanian( Tenaga kerja dan Modal) di Indonesia hubungan
investasi pertanian & non pertanian harus ditingkatkan agar ketergantungan
Indonesia pada pinjaman LN menurun. Kondisi yang harus dipenuhi untuk
merealisasi hal tsb:
Harus ada surplus produk pertanian agar dapat dijual ke luar sectornya. Market
surplus ini harus tetap dijaga & hal ini juga tergantung kepada factor penawaran
( Teknologi, infrastruktur & SDM dan factor permintaan ) ( nilai tukar produk
pertanian & non pertanian baik di pasar domestic & LN )
Petani harus net savers( Pengeluaran konsumsi oleh petani < produksi
Tabungan petani > investasi sektor pertanian

4 .Kontribusi Devisa( Pertanian sebagai sumber penting bagi surplus neraca


perdagangan (NPI) melalui ekspor produk pertanian dan produk pertanian yang
menggantikan produk impor ).
Kontribusinya melalui :
Secara langsung( ekspor produk pertanian & mengurangi impor. secara tidak
langsung( peningkatan ekspor & pengurangan impor produk berbasis pertanian spt
tekstil, makanan & minuman, dll Kontradiksi kontribusi produk & kontribusi
devias( peningkatan ekspor produk pertanian menyebabkan suplai dalam negari
kurang dan disuplai dari produk impor. Peningkatan ekspor produk pertanian
berakibat negative thd pasokan pasar dalam negeri. Untuk menghindari trade off ini
2 hal yg harus dilakukan:
Peningkatan kapasitas produksi.
Peningkatan daya saing produk produk pertanian

3. Jelaskan strategi pembangunan pertanian!

(1) broad-based dan terintegrasi dengan ekonomi makro, (2) pemerataan dan
pemberantasan kemiskinan, dan (3) pelestarian lingkungan hidup.
Singkatnya, pembangunan pertanian harus mampu membawa misi pemerataan
apabila ingin berkontribusi pada pemberantasan kemiskinan serta menjamin
tingkat keberlanjutan pembangunan itu sendiri.
Adapun Stategi Pembangunan Pertanian Terbaru Yaitu :
 Pertama, pembangunan pertanian wajib mengedepankan riset dan
pengembangan (R&D), terutama yang mampu menjawab tantangan adaptasi
perubahan iklim. Misalnya, para peneliti ditantang untuk menghasilkan
varietas padi yang mampu bersemi di pagi hari, ketika temperatur udara tidak
terlalu panas. Kisah padi gogo-rancah pada era 1980-an yang mampu
beradaptasi dan tumbuh di lahan kering dan tadah hujan, kini perlu
disempurnakan untuk menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dari
sekadar 2,5 ton per hektar. Bahwa pertanian Indonesia tidak harus bertumpu
hanya pada lahan di Jawa tampaknya telah disepakati, hanya perlu
diwujudkan secara sistematis. Misalnya, varietas yang baru perlu diuji
multilokasi dan uji adaptasi di sejumlah daerah kering dengan
memberdayakan jaringan universitas daerah dan Balai Pengembangan
Teknologi Pertanian yang tersebar di daerah.
 Kedua, integrasi pembangunan ketahanan pangan dengan strategi
pengembangan energi, termasuk energi alternatif. Strategi ini memang baru
berada pada tingkat sangat awal sehingga Indonesia tidak boleh salah
melangkah. Indonesia memang terlambat sekali dalam menyandingkan
ketahanan pangan dengan energi alternatif. Maksudnya, Indonesia butuh
sesuatu yang lebih besar dari sekadar kebijakan pada tingkat Instruksi
Presiden Nomor 1/2006 tentang Bahan Bakar Nabati dan Peraturan Presiden
Nomor 5/2006 tentang Diversifikasi Energi.
 Ketiga, pembangunan pertanian perlu secara inheren melindungi petani
produsen (dan konsumen). Komoditas pangan dan pertanian mengandung
risiko usaha seperti faktor musim, jeda waktu (time-lag), perbedaan
produktivitas dan kualitas produk yang cukup mencolok. Mekanisme lindung
nilai (hedging), asuransi tanaman, pasar lelang dan resi gudang adalah sedikit
saja dari contoh instrumen penting yang mampu mengurangi risiko usaha
dan ketidakpastian pasar. Operasionalisasi dari strategi ini, perumus dan
administrator kebijakan di tingkat daerah wajib mampu mewujudkannya
menjadi suatu langkah aksi yang memberi pencerahan kepada petani,
memberdayakan masyarakat, dan memperkuat organisasi kemasyarakatan
untuk mampu berperan dalam pasar berjangka komoditas yang lebih
menantang. Di sinilah pertanian tangguh dan berdaya saing akan dapat
terwujud.

Anda mungkin juga menyukai