NIM : 112011078
KELAS : MA.20.B5
(1) broad-based dan terintegrasi dengan ekonomi makro, (2) pemerataan dan
pemberantasan kemiskinan, dan (3) pelestarian lingkungan hidup.
Singkatnya, pembangunan pertanian harus mampu membawa misi pemerataan
apabila ingin berkontribusi pada pemberantasan kemiskinan serta menjamin
tingkat keberlanjutan pembangunan itu sendiri.
Adapun Stategi Pembangunan Pertanian Terbaru Yaitu :
Pertama, pembangunan pertanian wajib mengedepankan riset dan
pengembangan (R&D), terutama yang mampu menjawab tantangan adaptasi
perubahan iklim. Misalnya, para peneliti ditantang untuk menghasilkan
varietas padi yang mampu bersemi di pagi hari, ketika temperatur udara tidak
terlalu panas. Kisah padi gogo-rancah pada era 1980-an yang mampu
beradaptasi dan tumbuh di lahan kering dan tadah hujan, kini perlu
disempurnakan untuk menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dari
sekadar 2,5 ton per hektar. Bahwa pertanian Indonesia tidak harus bertumpu
hanya pada lahan di Jawa tampaknya telah disepakati, hanya perlu
diwujudkan secara sistematis. Misalnya, varietas yang baru perlu diuji
multilokasi dan uji adaptasi di sejumlah daerah kering dengan
memberdayakan jaringan universitas daerah dan Balai Pengembangan
Teknologi Pertanian yang tersebar di daerah.
Kedua, integrasi pembangunan ketahanan pangan dengan strategi
pengembangan energi, termasuk energi alternatif. Strategi ini memang baru
berada pada tingkat sangat awal sehingga Indonesia tidak boleh salah
melangkah. Indonesia memang terlambat sekali dalam menyandingkan
ketahanan pangan dengan energi alternatif. Maksudnya, Indonesia butuh
sesuatu yang lebih besar dari sekadar kebijakan pada tingkat Instruksi
Presiden Nomor 1/2006 tentang Bahan Bakar Nabati dan Peraturan Presiden
Nomor 5/2006 tentang Diversifikasi Energi.
Ketiga, pembangunan pertanian perlu secara inheren melindungi petani
produsen (dan konsumen). Komoditas pangan dan pertanian mengandung
risiko usaha seperti faktor musim, jeda waktu (time-lag), perbedaan
produktivitas dan kualitas produk yang cukup mencolok. Mekanisme lindung
nilai (hedging), asuransi tanaman, pasar lelang dan resi gudang adalah sedikit
saja dari contoh instrumen penting yang mampu mengurangi risiko usaha
dan ketidakpastian pasar. Operasionalisasi dari strategi ini, perumus dan
administrator kebijakan di tingkat daerah wajib mampu mewujudkannya
menjadi suatu langkah aksi yang memberi pencerahan kepada petani,
memberdayakan masyarakat, dan memperkuat organisasi kemasyarakatan
untuk mampu berperan dalam pasar berjangka komoditas yang lebih
menantang. Di sinilah pertanian tangguh dan berdaya saing akan dapat
terwujud.