Anda di halaman 1dari 11

SEKTOR PERTANIAN

Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang


dilakukan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri,
atau sumber energi, serta untuk mengelola lingkungan hidupnya.  Kegiatan
pemanfaatan sumber daya hayati yang termasuk dalam pertanian biasa
dipahami orang sebagai budidaya tanaman atau bercocok tanam.
• Bagian terbesar penduduk dunia bermata pencaharian dalam bidang-bidang
di lingkup pertanian, namun pertanian hanya menyumbang 4%
dari PDB  dunia. 
• Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat
dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan
  POTENSI BIDANG PERTANIAN INDONESIA
Sektor pertanian di Indonesia mengalami permasalahan dalam meningkatkan jumlah
produksi pangan.
• Semakin terbatasnya lahan yang dapat dipakai untuk bertani.
• Perkembangan industri membuat pertanian beririgasi teknis semakin berkurang.
• Tingkat produktivitas pertanian per hektare juga relatif stagnan.
• Pasokan air yang dialirkan dari pegunungan ke lahan pertanian semakin berkutang.
 PERANAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP
PEREKONOMIAN INDONESIA DI MASA DEPAN
• Kontibusi terhadap kesempatan kerja
Struktur tenaga kerja kita sekarang masih didominasi oleh sektor pertanian sekitar
42,76 persen (BPS 2009), selanjutnya sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar
20.05 persen, dan industri pengolahan 12,29 persen. Pertumbuhan tenaga kerja dari 1998
sampai 2008 untuk sektor pertanian 0.29 persen, perdagangan, hotel dan restoran sebesar
1,36 persen, dan industri pengolahan 1,6 persen. Bagaimana dengan ketersediaan tenaga
kerja saat ini pada bidang pertanian?
KONTRIBUSI PERTANIAN TERHADAP DEVISA
Pertanian juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap
peningkatan devisa, yaitu lewat peningkatan ekspor dan atau
pengurangan tingkat ketergantungan Negara tersebut terhadap
impor atas komoditi pertanian. Komoditas ekspor pertanian
Indonesia cukup bervariasi mulai dari getah karet, kopi, udang,
rempah-rempah, mutiara, hingga berbagai macam sayur dan buah.
Peran pertanian dalam peningkatan devisa bisa kontradiksi
dengan perannya dalam bentuk kontribusi produk. Kontribusi
produk dari sector pertanian terhadap pasar dan industri domestic
bisa tidak besar karena sebagian besar produk pertanian di ekspor
atau sebagian besar kebutuhan pasar dan industri domestic
disuplai oleh produk-produk impor. 
KONTRIBUSI PERTANIAN TERHADAP
PRODUKTIVITAS
Kemampuan Indonesia meningkatkan produksi pertanian untuk swasembada dalam
penyediaan pangan sangat ditentukan oleh banyak faktor eksternal maupun internal. Satu-
satunya faktor eksternal yang tidak bisa dipengaruhi oleh manusia adalah iklim, walaupun
dengan kemajuan teknologi saat ini pengaruh negatif dari cuaca buruk terhadap produksi
pertanian bisa diminimalisir. Dalam penelitian empiris, factor iklim biasanya dilihat dalam
bentuk banyaknya curah hujan (millimeter). Curah hujan mempengaruhi pola produksi, pola
panen, dan proses pertumbuhan tanaman. Sedangkan factor-faktor internal, dalam arti bisa
dipengaruhi oleh manusia, di antaranya yang penting adalah lusa lahan, bibit, berbagai
macam pupuk (seperti urea, TSP, dan KCL), pestisida, ketersediaan dan kualitas
infrastruktur, termasuk irigasi, jumlah dan kualitas tenaga kerja (SDM), K, dan T. kombinasi
dari faktor-faktor tersebut dalam tingkat keterkaitan yang optimal akan menentukan tingkat
produktivitas lahan (jumlah produksi per hektar) maupun manusia (jumlah produk per
L/petani). Saat ini Indonesia, terutama pada sektor pertanian (beras) belum mencukupi
kebutuhan dalam negeri. Ini berarti Indonesia harus meningkatkan daya saing dan kapasitas
produksi untuk menigkatkan produktivitas pertanian.
STRATEGI PENINGKATAN POTENSI PERTANIAN
INDONESIA KE DEPAN:
• Meningkatkan pemanfaatan sumber daya, dan memfokuskan pada kegiatan penelitian
unggulan secara optimal.
• Menajamkan skala prioritas serta memperkuat keterkaitan dan keselarasan program antar
kementerian dan institusi lain, khususnya kementerian pertanian dan kementerian
perdagangan dengan kebutuhan pengguna.
• Membuat kebijakan pertanian yang berpihak kepada rakyat, lewat
• Meningkatkan relevansi, kualitas, nilai tambah ilmiah dan nilai tambah ekonomi sektor
pertanian.
• Meningkatkan kerja sama penelitian dan komersialisasinya dengan lembaga penelitian dan
pengembangan, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat (LSM), dan swasta.
• Meningkatkan akselerasi diseminasi serta mekanisme umpan balik inovasi pertanian.
Lewat teknologi dan sarana penanganan pasca panen yang mampu menjaga keawetan
produk.
SEKTOR PERTANIAN MENURUT KUZNETS MEMILIKI EMPAT KONTRIBUSI PENTING BAGI
PERTUMBUHAN DAN PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL, DIANTARANYA :

• Kontribusi produk : penyediaan makanan bagi masyarakat, penyediaan


bahan baku bagi beberapa industri seperti industri makanan, minuman, dan
industri tekstil.
• Kontribusi pasar : terbentuknya pasar untuk beberapa bahan industry dan
makanan
• Kontribusi faktor produksi : menyebabkan turunnya peranan pertanian di
pembangunan ekonomi yang akan berpengaruh terhadap transfer surplus
modal dari sektor pertanian ke sektor lain.
• Kontribusi devisa : ekspor produk pertanian dan produk pertanian yang
menggantikan produk impor akan menjadi sumber penting bagi surplus
Neraca Perdagangan.
KONTRIBUSI PRODUK
• Dalam sistem ekonomi terbuka, kontribusi produk dari sektor pertanian dapat melalui
pasar atau pun produksi dengan sektor lain diluar sektor pertanian.
• Dari segi pasar, Indonesia lebih di dominasi oleh produk pertanian Import, seperti buah,
beras , bahkan daging. Sedangkan dari segi produksi, beberapa industri kelapa sawit dan
rotan di Indonesia mengalami kesulitan mencari bahan baku karena sebagian besar
bahan baku tersebut di jual ke luar negeri dengan harga yang lebih tinggi.
KONTRIBUSI PASAR
• Sektor pertanian turut berperan dalam pertumbuhan pasar domestik produk
non pertanian ,misalnya pengeluaran petani untuk produk industri (pupuk,
pestisida, dll) dan produk konsumsi (makanan, pakaian).
• Keberhasilan kontribusi pasar dari sektor pertanian ke sektor non pertanian
bergantung kepada pengaruh keterbukaan ekonomi dan jenis teknologi
sektor pertanian .Keterbukaan ekonomi membuat produk impor turut
bersaing di pasar sektor non pertanian sehingga konsumsi yang tinggi dari
petani tidak menjamin pertumbuhan yang tinggi di sektor non pertanian.
Selain itu, semakin modern teknologi yang digunakan oleh sektor pertanian
maka akan semakin tinggi juga demand produk industri non pertanian.
KONTRIBUSI FAKTOR PRODUKSI
Tenaga kerja dan Modal merupakan dua faktor produksi yang
dapat dialihkan ke sektor lain tanpa mengurangi volume produksi
pertanian.Di Indonesia hubungan investasi antara sektor pertanian
dan sektor non pertanian harus ditingkatkan agar dapat
mengurangi ketergantungan Indonesia pada pinjaman luar negeri.
Untuk dapat merealisasikan hal ini , harus ada surplus produk
pertanian agar dapat dijual ke sektor lain. hal ini juga tergantung
kepada faktor penawaran yaitu teknologi, infrastruktur dan sumber
daya manusia dan juga  faktor permintaan seperti nilai tukar produk
pertanian dan non pertanian baik di pasar domestik dan luar
negeri.
KONTRIBUSI DEVISA
• Kontribusi devisa oleh sektor pertanian secara langsung yaitu melaui ekspor
produk pertanian dan mengurangi impor. Sedangkan secara tidak langsung
dapat melalui peningkatan ekspor dan pengurangan impor produk berbasis
pertanian seperti tekstil, makanan, minuman, dll.
• Kontribusi produk dan kontribusi devisa juga dapat mengalami kontradiksi
ketika peningkatan ekspor produk pertanian menyebabkan suplai dalam
negari kurang dan disuplai dari produk impor. Peningkatan eksporproduk
pertanian berakibat negatif terhadap  pasokan pasar dalam negeri. Untuk
mencegah hal tersebut terjadi harus diimbangi dengan peningkatan
kapasitas produksi serta peningkatan daya saing produk-produk pertanian.

Anda mungkin juga menyukai