Anda di halaman 1dari 5

NAMA :ENGLIS HOTMAIDA SIRINGORINGO

NIM :5170111166

DAMPAK DAN TANTANGAN PERDAGANGAN DI PERTANIAN DALAM ERA


GLOBALISASI

Bab 1

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Teknologi Pertanian adalah prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam
rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam
untukkesejahteraan manusia.Teknologi diartikan sebagai ilmu terapan dari rekayasa yang di
wujudkan dalam bentuk karya cipta manusia yang didasarkan pada prinsip ilmu
pengetahuan.Jika kita melihat ke belakang berdasarkan perjalanan sejarah peradaban manusia,
kita akan mendapati bagaimana teknologi telah berkembang. Pola bercocok tanam dan cara
pemupukan yang terus mengalami perkembangan pada masyarakat agraris adalah berkat
ditemukannya teknologi pertanian yang terus meningkat. Di era globalisasi, teknologi
pertanian sangatlah penting. Oleh karena itu, kita perlu mengetahui sejauh mana teknologi
pertanian berperan dalam Globalisasi dan apa dampaknya.

1.1 Rumusan Masalah


Atas dasar penentuan latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa peran teknologi pertanian dalam era globalisasi?
2. Apa dampak dan tantangan didunia perdagangan pertanian dalam era globalisasi?
1.2 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan yang bermanfaat, diantaranya :
1. Mengetahui peranan teknologi pertanian dalam era globalisasi.
2. Mengetahui dampak dan tantangan didunia perdagangan pertanian dalam era
globalisasi.
Bab ll

Pembahasan

2.1 Peranan Teknologi Pertanian dalam Globalisasi


Dimasa ini manusia tidak akan lepas dari perkembangan zaman yang semakin
meningkat, salah-satu dari perkembangan zaman ini adalah teknologi. Aplikasi dari
teknologi sendiri sangatlah beragam diberbagai bidang kehidupan manusia mulai dari
informasi, transportasi bahkan sampai pada aspek yang sangat krusial dalam kehidupan
manusia yaitu Pertanian.
Mencermati fenomena globalisasi yang terjadi sekarang ini, maka Pertanian Indonesia
akan menghadapi ancaman-ancaman yang perlu diantisipasi, tetapi sekaligus juga
mempunyai peluang untuk dimanfaatkan dengan baik. Ancaman dan peluang yang
berkaitan dengan fenomena globalisasi ini perlu ditanggapi secara positif. Tentunya
salah satu factor penting yaitu dengan pemanfaatan dan penguasan teknologi pertanian
yang handal.
Peran teknologi pertanian cukup menonjol untuk dapat memberikan driving force bagi
pertumbuhan pembangunan kususnya dibidang pertanian, untuk menahan ancaman-
ancaman dan sekaligus peluang yang ditimbulkan dari fenomena globalisasi. Peran
teknologi pertanian ini antara lain dalam usaha-usaha peningkatan dan penjaminan
mutu, baik mutu produk (baik mutu gizi maupun fisik), kemasan, penampilan produk.
Disamping itu pemilihan dan penggunaan teknologi secara tepat akan berpeluang untuk
menekan biaya produksi, menekan harga jual, sehingga akan berpengaruh
meningkatkan daya saing.
Pemanfaatan dan penguasaan teknologi pertanian berhubungan langsung dengan
peningkatan produktivitas dan nilai tambah. Produktivitas usaha padi yang ada di
Indonesia barusebesar 4,5 ton/ha, dapat dilipat gandakan menyamai produktivitas di
Vietnam (8 ton/ha) dengan mengaplikasikan teknologi yang tepat.
Kenyataan menunjukan setelah lama melaksanakan pembangunan, termasuk
pembangunansector pertanian, kontribusi teknologi dalam produksi pertanian di
Indonesia masih belum sesuaidengan yang diharapkan. Bahkan dalam beberapa
subsector, seperti holtikultura telah terjadi negative trend baik dari segi jumlah maupun
produktivitas. Hal ini terutama dikarenakan ketidak mantapannya program
pembangunan teknologi pertanian yang ada. Secara keseluruhandalam sector pertanian,
maupun secara parsial di masing-masing sub sector tidak ditemukan adanya scenario
pembangunan teknologi yang efektif dan berkesinambungan.
Disisi lain dukungan pemerintah terutama untuk pendanaan kegiatan penelitian relatif
sangat kecil. Dibandingkan dengan Negara ASEAN saja, anggaran yang disediakan
pemerintahuntuk penelitian dan aplikasi teknologi dibidang pertanian jauh lebih kecil.
Hal ini tentu sangat tidak kondusif bagi upaya peningkatan peran teknologi dalam
pembangunan teknologi pertanian demi terciptanya pertanian yang tangguh dan
berdaya saing. Dengan demikian, potensi teknologi yang dipunyai Indonesia perlu lebih
diarahkan pada bidang pertanian. Dengan kata lain perlu dijadikan sebagai gambaran
platform bagi pengembangan teknologi Indonesia.
Teknologi pertanian hasil penelitian untuk menyongsong MEA dan perdagangan global
adalah:
a) Bio-teknologi dalam bidang perbenihan/pembibitan dan pengendalian
hama/penyakittanaman, ternak dan ikan;
b) Teknologi pengolahan limbah dan pupuk organik;
c) Teknologi budidaya pertanian terpadu;
d) Teknologi pasca panen, sortasi, grading dan packaging; dan
e) Teknologi pengolahan komoditi tanaman pangan, hortikultura; perkebunan,
peternakan, dan ikan.
2.2 Dampak dan Tantangan didunia Perdagangan Pertanian dalam Era Globalisasi
Globalisasi secara teoretis penuh dengan tuntutan atas negara-negara yang ingin
(dipaksa harus) terlibat, seperti mengendurkan bea masuk, mengendurkan proteksi,
mengurangi subsidi, memangkas regulasi eksporimpor, perburuhan, investasi, dan
harga, serta melakukan privatisasi atas perusahaan milik negara. Kondisi tersebut tidak
akan banyak membawa produk-produk lokal ke pasar internasional. Sekalipun
perusahaa-perusahaan TNCs dibebani tanggungjawab sosial, namun fenomenanya
tidak akan jauh berbeda dengan pola kemitraan atau contrac farming yang pada
hakekatnya bermodus eksploitasi.
Dalam menghadapi globalisasi yang terjadi sekarang ini, maka Pertanian Indonesia
akan menghadapi ancaman-ancaman yang perlu diantisipasi, tetapi sekaligus juga
mempunyai peluanguntuk dimanfaatkan dengan baik. Ancaman dan peluang yang
berkaitan dengan fenomena globalisasi ini perlu ditanggapi secara positif. Tentunya
salah satu factor penting yaitu dengan pemanfaatan dan penguasan teknologi pertanian
yang handal.
Indonesia dikenal dengan budaya agraris, dimana 48% penduduknya hidup di sektor
pertanian. Produk utama indonesia adalah produk pangan untuk kebutuhan dalam
negeri, produk perkebunan dan hasil hutan, serta perikanan yang di ekspor. Produk
perkebunan yang banyak diekspor seperti kelapa sawit, karet,teh dan kayu sedangkan
negara barat berkembang dalam halindustri dan jasa,seperti industri elektronika dan
jasa keuangan. Globalisasi juga mempengaruhi perekonomian indonesia, negara-
negara barat telah merelokasi industrinya ke negara berkembang seperti indonesia
untuk industri elektronika dan tekstil. Globalisasi telah mengubah secara bertahap
wajah indonesia dari pertanian menjadi industri
Sumber daya manusia Indonesia sedang terancam dari berbagai sisi, antara lain
integrasimobilitas tenaga kerja kawasan ASEAN melalui kesepakatan diberlakukannya
Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), teknologi yang semakin berkembang dan
perdagangan bebas yang menyebabkan membanjirnya produk luar di Indonesia.
Salah satu dampak globalisasi yang paling dirasakan adalah dibidang ekonomi.
Globalisasidi bidang ekonomi telah mendorong berkembangnya pasar bebas. Pasar
bebas atau liberalisasiakan menimbulkan masalah jika komoditas yang dihasilkan dari
dalam negeri (pertanian danindustri) tidak mampu bersaing dengan komoditas yang
berasal dari negara lain. Sehingga pasar domestic dibanjiri oleh produk dan komoditas
yang berasal dari luar negeri (impor) yang pada akhirnya mengancam dan merugikan
eksistensi pertanian dan industry dalam negeri.

Pada saat ini kehidupan petani dan sektor pertaniannya sedang menghadapi tantangan
yang bukan hanya ditingkat lokal namun dari tingkat nasional bahkan tingkat global.
Adanya persaingan di bursa tenaga kerja akan semakin meningkat menjelang
pemberlakuan pasar bebas ASEAN pada akhir 2015 mendatang.
Bahkan sebelum hadirnya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pun produk-produk
lokal sudah mulai terabaikan. Pemerintah lebih senang mengimpor produk, terutama
dalam sektor pertanian. Lalu bagaimana dengan nasib para petani kita sekarang? Nanti?
Pertanian lokal Bonnie setiawan dalam globalisasi pertanian menyampaikan
bahwa “Pertanian sesungguhnya adalah pondasi dan hidup matinya sebuah
Negara”. Maju tidaknya sebuah Negara akan terlihat pada sistem pertaniannya. Jika
pertaniannya saja buruk maka bagaimana Negara itu bisa hidup. Bukankah pertanian
itu adalah sebuah pondasi dalam suatu Negara. Jika pondasinya saja tidak bisa berdiri
dengan kokoh, maka bangunannya pun bisa saja roboh kapan saja. Olehkarena itu
seharusnya kita bisa mencintai produk lokal milik negara kita.

Liberalisasi

Suatu kebijakan mengurangi atau bahkan menghilangkan hambatan perdagangan dalam


rangka meningkatkan kelancaran arus barang dan jasa. Tujuan dari adanya liberalisasi
itu sendiri adalah untuk meningkatkan volume dan nilai perdagangan yang pada
akhirnya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Tapi jika kita telaah lebih dalam lagi bahwa terdapat suatu sistem yang sedang di gagas
dunia bahwa berdasarkan pengalaman liberalisasi pertanian itu berakibat negative bagi
pertanian kita. Diantaranya :
1. Berkurangnya lahan pertanian
2. Membanjirnya produk pertanian import yg memonopoli produk lokal.
3. Terabaikannya perkembangan pertanian
Ini semua termasuk dalam ancaman kedaulatan pertanian bangsa agraris, termasuk
Indonesia. Oleh karena itu kita harus siap menghadapi arus globalisasi pertanian yang
akan datang dengan membentuk persatuan atau kelompok tani sekaligus mencari solusi
alternative lainnya.
Sektor pertanian seharusnya menjadi sektor andalan dalam menyerap tenaga kerja
sekaligus sebagai dasar menuju industrialisasi nasional yang tangguh di mata dunia
yang bersinergi dengan golongan masyarakat lainnya.
Salah satu langkah yaitu dengan menata ulang struktur dan penguasaan tanah yang
semakin berkurang akibat pembangunan dan menyediakan sarana pendukungnya
Dari ulasan-ulasan diatas maka dapat di simpulkan bahwa yang perlu kita lakukan
adalah :
1. Memprioritaskan produk lokal sebagai sumber pangan masyarakat.
2. Menata ulang struktur tanah.
3. Menyediakan sarana prasarana pendukung seperti traktor dll.
4. Mempermudah akses tani seperti tanah, air, dan benih.
5. Melindungi pertanian lokal dari pertanian import yg murah.
6. Membentuk kelompok tani dan mensosialisasikan program-program tani serta
memberdayakannya
7. Bersinergi dengan kelompok dan golongan dari sektor lain demi kemajuan bersama.

Anda mungkin juga menyukai