Anda di halaman 1dari 11

INOVASI PERTANIAN

Dosen Pengampu :

Triman Tapi, SP.,M.Si

Politeknik Pembangunan Pertanian Manokwari


2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Era globalisasi merupakan sebuah keniscayaan. Cepat atau lambat akan terjadi
karena pada dasarnya globalisasi merupakan suatu momentum kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang telah dibangun sejak lama. Sehingga globalisasi bukan
merupakan suatu ancaman bagi bangsa. Dengan demikian dapatlah dipahami bahwa era
globalisasi bukanlah satu hal yang perlu diantisipasi dengan strategi bertahan melainkan
dipersiapkan dan kita bisa mengambil peranan penting didalamnya yakni sebagai pihak
yang mempengaruhi bukan dipengaruhi, mempelopori bukan mengekor para pelopor,
menciptakan bukan menggunakan ciptaan orang lain, untuk itu kita membutuhkan
inovasi. Era globalisasi dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi di harapkan
untuk semakin meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui penguasaan ilmu
pengetahuan dan teknologi. Karena secara mendasar, teknologi merupakan hasil dari
perkembangan ilmu pengetahuan yang membantu memudahkan pekerjaan manusia
dalam berbagai bidang, salah satunya pertanian.

1.2. Rumusan Masalah


1. Pengertian teknologi pertanian ?
2. Bagaimana perkembangan teknologi pertanian ?
3. Bagaimana peran teknologi dalam pembangunan pertanian ?
4. Apa saja jenis teknologi pertanian ?
5. Bagaimana dampak teknologi pertanian ?
1.3. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu teknologi pertanian.
2. Mengetahui bagaimana perkembangan teknologi pertaninan.
3. Mengetahui dampak penggunaan teknologi pertanian.
4. Mengetahui berbagai jenis teknologi pertanian
5. Membangkitkan kesadaran masyarakat tani akan pentingnya ilmu dan teknologi
pertanian.
1.4. Manfaat Penulisan
Makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk mengetahui bagaimana pengaruh
teknologi dalam bidang pertanian.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teknologi Pertanian

Teknologi Pertanian adalah alat, cara atau metode yang digunakan dalam
mengolah/memproses input pertanian sehingga menghasilkan otuput/hasil pertanian
sehingga berdayaguna dan berhasilguna baik berupa produk bahan mentah, setengah
jadi maupun siap pakai.

Teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan potensi


sumberdaya tanaman pangan, sumberdaya peternakan, sumberdaya kehutanan, dan
sumberdaya perikanan. Teknologi yang dihasilkan dari penelitian dan pengkajian
(litkaji) akan menjadi sia-sia jika tidak diaplikasikan di lapangan, terutama dalam upaya
pemberdayaan masyarakat tani.

Kondisi di lapangan menunjukkan masih rendahnya/terbatasnya informasi


teknologi yang diterima oleh petani/pengguna baik dari Balai Penelitian, Balai
Pengkajian maupun Perguruan Tinggi. Keberhasilan diseminasi teknologi pertanian
sangat tergantung pada kesesuaian antara informasi teknologi pertanian yang
didiseminasikan dengan yang dibutuhkan serta memperhatikan kebutuhan pengguna.
Hasil penelitian/pengkajian akan kurang bermanfaat apabila tidak diikuti dengan usaha
penyebarluasan informasi baik melalui media cetak, elektronik, pertemuan, dan
sebagainya.

2.2 Perkembangan Teknologi Pertanian


Indonesia merupakan negara agraris dengan sumber daya alam yang tinggi,
sehingga potensi pertanian di Indonesia sangat mendukung. Indonesia juga terbentang
pada garis khatulistiwa yang memiliki iklim tropis, kelimpahan sinar matahari yang
cukup, tingkat kelembaban udara yang ideal, Indonesia pun menjadi lirikan bagi negara-
negara asing terutama pada sektor pertanian.

Pertanian merupakan sebuah sektor yang memiliki peranan penting dalam


kehidupan manusia. Karena inilah yang menjadi dasar penyedia pangan dalam
menjalankan kehidupan. Selain itu di Indonesia, sektor pertanian menjadi tumpuan
kehidupan masyarakat pada umumnya, karena Indonesia merupakan negara agraris.
Akibatnya banyak warga negara Indonesia yang berprofesi sebagai petani.

Dalam sektor pertanian ini, peran teknologi sangat diperlukan untuk


keberhasilan produktivitas usaha tani yang dihasilkan. Apalagi seiring bertambahnya
jumlah penduduk, ototmatis kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan akan semakin
meningkat. Terlebih kebutuhan akan pangan. Sebab tanpa pangan, masyarakat tidak
akan dapat hidup. Serta bagus tidaknya ketahanan pangan suatu negara itu dapat
menjadi indikator keberhasilan suatu negara. Hal ini membuat dunia pertanian harus
bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia tersebut.
Tahap demi tahap dilakukan supaya produksi yang dihasilkan dapat memuaskan.
Pemakaian input-input modern di pertanian Indonesia dimulai periode revolusi hijau
sangat intensif, seperti penggunaan mekanisasi alat pertanian (traktor, penggiling dan
perontok padi), pembangunan sistem irigasi, penggunaan pupuk nonorganik,
insektisida, dan bibit unggul, yang pertumbuhannya rata-rata lebih dari 10% per tahun
antara 1961 dan 2002.

Lebih spesifik, laju pertumbuhan dalam pemakaian traktor untuk semua


ukuran, baik yang dua maupun empat roda (diukur dalam tenaga kuda yang tersedia),
mengalami suatu peningkatan dari sekitar 7,5% per tahun sebelum era revolusi hijau ke
sekitar 14,3% per tahun selama pelaksanaan strategi tersebut. Namun demikian,
pemakaian input ini per hektarnya di Indonesia tetap kecil dibandingkan di negara-
negara Asia lainnya tersebut. Relatif rendahnya jumlah traktor per Ha di Indonesia
memang memunculkan pertanyaan seputar penyebab utamanya. Sayangnya, sulit sekali
menemukan studi-studi kasus yang meneliti persoalan ini. Namun demikian,
kemungkinan bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut ini :

Pertama, biaya pemakaian dan pemeliharaannya yang mahal seperti biaya


penggantian onderdil dan bahan bakar. Alasan ini bisa dianggap sangat memungkinkan
karena menurut data dari Sensus Pertanian, sebagian besar petani di Indonesia adalah
dari kategori gurem yakni petani miskin tanpa atau dengan lahan sendiri yang sangat
kecil. Mungkin banyak petani akan menganggap pupuk dan pestisida jauh lebih penting
daripada traktor. Dengan kata lain, mereka lebih bersedia mengeluarkan uang untuk
membeli pupuk dan pestisida daripada membeli atau menyewa sebuah traktor. Bertani
tanpa pupuk dan pestisida dianggap tidak mungkin oleh petani Indonesia, tetapi
pemakaian traktor bisa diganti dengan cara lain, seperti pemakaian tenaga binatang.
Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa akses petani ke kredit bank sangat sulit,
khususnya bagi petani-petani dari komoditas–komoditas dengan tingkat komersial atau
nilai pasar yang rendah seperti padi, yang oleh perbankan dianggap sebagai usaha
pertanian yang sama sekali tidak menguntungkan jika dibandingkan dengan misalnya
pengusaha/petani kelapa sawit.

Kedua adalah lahan yang kecil. Data dari Sensus Pertanian menunjukkan bahwa
distribusi lahan pertanian di Indonesia sangat timpang dengan mayoritas petani berlahan
sempit dari kelompok petani yang punya lahan sendiri. Tentu dengan lahan sempit,
traktorisasi menjadi tidak efisien; jauh lebih murah menggunakan binatang hidup
(kerbau) yang menghasilkan output yang tetap sama dengan yang dihasilkan dengan
memakai traktor.

Ketiga adalah budaya dan pendidikan. Pemakaian binatang hidup merupakan


cara tradisional dalam mengerjakan lahan pertanian yang sudah berlangsung lama
secara turun temurun. Budaya ini yang sudah melekat pada masyarakat pertanian dan
ditambah lagi dengan tingkat pendidikan petani yang rendah memperkuat keengganan
banyak petani untuk mensubstitusi binatang hidup dengan traktor.
2.3 Peran Teknologi Dalam Pembangunan Pertanian
Kemajuan dan pembangunan dalam bidang apapun tidak dapat dilepaskan dari
kemajuan teknologi. Revolusi pertanian didorong oleh penemuan mesin-mesin dan
cara-cara baru dalam bidang pertanian. Teknologi sering diartikan sebagai ilmu yang
berhubungan dengan keterampilan di bidang industri. Teknologi pertanian dapat juga
diartikan sebagai cara-cara untuk melakukan pekerjaan usaha tani. Didalamnya
termasuk cara-cara bagaimana petani menyebarkan benih, memelihara tanaman dan
memungut hasil serta memelihara ternak dan perikanan. Termasuk pula didalamnya
benih, pupuk, pestisida, obat-obatan serta makanan ternak dan perikanan yang
dipergunakan, perkakas, alat dan sumber tenaga.

Termasuk juga didalamnya berbagai kombinasi cabang usaha, agar tenaga petani
dan tanahnya dapat digunakan sebaik mungkin. Teknologi baru yang diterapkan dalam
bidang pertanian selalu dimaksudkan untuk menaikkan produktivitas, apakah untuk
produktivitas tanah, modal atau tenaga kerja. Seperti halnya traktor lebih produktif
daripada cangkul, pupuk buatan lebih produktif daripada pupuk hijau dan pupuk
kandang, menanam padi dengan baris lebih produktif daripada menanamnya tidak
teratur. Demikianlah masih banyak lagi cara-cara bertani baru dimana petani setiap
waktu dapat meningkatkan produktivitas pertanian.

Dalam menganalisa peranan teknologi baru dalam pembangunan pertanian,


digunakan dua istilah lain yang sebenarnya berbeda namun dapat dianggap sama yaitu
perubahan teknik (technical change) dan inovasi (inovation). Istilah perubahan teknik
jelas menunjukkan unsur perubahan suatu cara baik dalam produksi maupun dalam
distribusi barang-barang dan jasa-jasa yang menjurus ke arah perbaikan dan
peningkatan produktivitas. Misalnya ada petani yang berhasil mendapatkan hasil yang
lebih tinggi daripada rekan-rekannya karena ia menggunakan sistem pengairan yang
lebih teratur. Sedangkan inovasi berarti pula suatu penemuan baru yang berbeda dari
yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya, artinya selalu bersifat baru.
Sebagai contoh, penerapan bibit karet yang unggul dalam penanaman karet.

2.4 Jenis Teknologi Pertanian


A. Benih

Teknologi pertanian jenis benih contohnya benih unggul.

B. Pupuk

Teknologi pertanian jenis pupuk contohnya NPK, Urea yang dimana


pupuk tersebut merupakan hasil olahan buatan manusia menggunakan pabrik
berteknologi.
C. Pestisida

Teknologi pertanian jenis pestisida contohnya insektisida, herbisida dan


sebagainya. Dimana di dalam pestisida tersebut mengandung bahan kimia yang di olah
melalui pabrik berteknologi.

D. Alat

Teknologi identik dengan yang namanya alat, karena alat itu sendiri
merupakan inovasi dalam teknologi untuk memudahkan pekerjaan manusia. Alat
pertanian dibedakan pula berdasarkan kategori fungsinya, yaitu :

1. Alat Pengolah Tanah

Pengolahan tanah adalah suatu hal mutlak yang harus di lakukan oleh
petani sebulum melakukan proses penanaman benih/ bibit.

Traktor

2. Alat Tanam

Mesin pertanian di sini berfungsi sebagai alat bantu petani untuk


mengatasi masalah keterbatasan tenaga kerja.

Contoh Alat Penanam Jagung


Contoh Alat Penanam Kentang

Contoh Alat Penanam Padi

3. Alat Pemupukan dan Pengendalian Hama

Tidak hanya pada tanam dan pengolahan saja yang memiliki alat
pertanian modern, tetapi pada proses pemupukan pun pabrik sudah menyiapkan
alat untuk para petani agar mudah dalam proses perawatan tanaman.

Penebar Pupuk Penyemprotan Pupuk/ Pestisida

4. Alat Irigasi

Irigasi atau pengairan pada tanaman adalah alat yang mampu


mempermudah petani dalam proses pengairan tanaman yang di kelola.
Gambar Irigasi Semprot,Irigasi Curah/ Sprinkler,Irigasi Tetes

5. Alat Pemanenan dan Pasca Panen

Alat yang satu ini tentu sangat membantu pekerjaan petani karena
misalnya lahannya cukup luas, dengan bantuan alat ini pekerjaan akan terasa
ringan dan cepat.

Alat Pemanen Kacang Tanah Alat Pemananen Kentang

Alat Pemanen Wortel Alat Pengupas Kopi Kering


2.5 Dampak Teknologi Pertanian
1. Dampak Positif
Pengolahan lahan yang luas membuat para petani memerlukan waktu yang lama
tanpa adanya teknologi. Orang dapat menghabiskan waktu 1 bulan dalam mengolah
lahan pertanian seluas 3 hetar. Namun dengan adanya teknologi petani akan lebih
mudah dan cepat dalam mengolah lahan mereka. Contohnya saja dengan mengunakan
mesin traktor. Dulu belum ada mesin traktor yang ada hanyalah mereka menggunakan
bantuan hewan seperti kerbau dan sapi untuk menarik garu atau yang lebih sederhana
lagi hanya menggunakan cangkul. Itulah yang membuat mereka lama dalam mengolah
lahan mereka. Selain dari segi waktu yang pastinya lebih hemat penggunaan teknologi
juga hasil yang diperoleh oleh petani lebih beragam produk dan lebih melimpah. Dulu
petani biasa menanam jagung biasa, sekarang dengan cara pengawinan tanaman
(jagung) dapat menghasilkan jagung hibrida yang lebih banyak hasil dan lebih menarik
bentuk fisik dari jagung tersebut. Dan masih banyak lagi tentunya keuntungan-
keuntugan dari penggunaan tekologi.

2. Dampak Negatif
Buah yang alami merupakan sumber vitamin dan gizi yang sangat baik untuk
tubuh. Penggunaan pestisida merupakan bukti kemajuaan teknologi, tapi tahukah anda
bahwa pestisida yang menempel di buah lalu dimakan pastinya akan sangat berbahaya
bila dikonsumsi secara rutin. Selain itu penggunaan pestisida juga akan mebuat hama
yang belum terbunuh menjadi lebih kuat. Dampak lain dari penggunaan teknologi ialah
biaya yang relatif tinggi. Dengan biaya tinggi tentu nilai jual dari hasil panen akan
tinggi dan hal ini tidak baik untuk para penduduk yang masih kurang mampu. Apalagi
bila hasil panen yang mahal adalah bahan kebutuhan pokok dari penduduk seperti padi
dan cabe. Penduduk kurang mampu akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok.
Mengenai dampak negatif dari peran teknologi masih banyak lagi.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Semua hal dalam perkembangan teknologi pertanian mempunyai dampak baik
positif maupun negatif. Kita sebagai generasi pertanian harus memiliki inovasi yang
baru terbarukan untuk menciptakan suatu teknologi tepat guna agar memudahkan
petani, mensejahterakan petani. Biaya yang tinggi merupakan faktor utama yang
membuat pertanian Indonesia lambat dalam mendukung perkembangan teknologi di
Indonesia, seperti harga traktor yang sangat tinggi dan teknologi lain sebagainya.

3.2 Kritik dan Saran


Agar lingkungan tetap terjaga khususnya lingkungan pertanian hendaklah selalu
memperhatikan keseimbangan ekosistem yang ada didalamnya. Supaya tidak terjadi
kerusakan yang fatal akibat penggunaan teknologi dalam bidang pertanian, hendaklah
manusia mempersiapkan solusi-solusi yang bisa mengurangi dampak kerusakan pada
lingkungan akibat penggunaannya. Karena tidak bisa dipungkiri lagi, setiap penggunaan
teknologi pengembang pertanian pastinya akan ada dampak baik maupun buruk yang
akan dirasakan. Serta kurangi penggunaan pupuk kimia dan pestisida supaya
keseimbangan ekosisem tertap terjaga, gunakanlah pupuk kimia dan pestisida
sekedarnya jangan jadikan pupuk kimia dan pestisida sebagai bahan utama dalam
menyuburkan tanaman.
Daftar Pustaka

https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_pertanian

http://luk.staff.ugm.ac.id/atur/KKNI/deskriptor/TeknologiPertanian.docx

http://agroteknologi.web.id/teknologi-pertanian-terbaru-yang-indonesia-punya/

http://erakini.com/teknologi-pertanian/

https://www.academia.edu/19829852/REVOLUSI_TEKNOLOGI_PERTANIAN_DI_I
NDONESIA

http://blog.umy.ac.id/sudi/balai-penelitian/perkembangan-teknologi-pertanian/

http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/8461

http://catatananaknpertanian.blogspot.co.id/2015/03/makalah-perkembangan-teknologi-
pertanian.html

https://danuadji.com/alat-pertanian/

Anda mungkin juga menyukai