Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi selalu berkembang setiap tahunnya. Banyak
sekali ditemukan teknologi-teknologi canggih pada abad ini. Salah satu
perkembangannya adalah pada bidang pertanian. Indonesia sebagai salah satu negara
agraris di dunia tentunya memiliki perkembangan teknologi pada bidang pertanian
yang cukup pesat. Banyak penemuan-penemuan yang ditemukan oleh para peneliti
pertanian di Indonesia. Seperti tanaman anti hama, berbagai varietas bibit unggul dan
masih banyak lagi. Hal ini tentunya akan sangat bermanfaat bagi pertanian di
Indonesia. Namun tanpa adanya sosialisasi terhadap petani, maka penemuan-
penemuan tersebut tidak akan berguna dan dimanfaatkan dengan baik.
Pada dasarnya Perkembangan IPTEK yang kian terus berkembang tidak akan
pernah sampai pada lapisan masyarakat ke bawah tanpa adanya sosialisasi.
Dikarenakan masyarakat bawah dalam artian miskin lebih cenderung mempercayai
cara konvensional yang sudah diturunkan secara turun temurun. Begitu pula dengan
petani di Indonesia. Pemikiran yang kolot dan tidak terbukanya dengan
perkembangan IPTEK membuat petani di Indonesia kurang maksimal dalam hal
produksi. Salah satu contohnya saja adalah membajak sawah. Apabila petani
menggunakan traktor untuk membajak sawah maka penggarapan sawah akan
dilakukan secara cepat berbeda dengan petani yang mengandalkan tenaga kerbau
untuk proses penggarapan sawah maka akan memakan waktu lebih lama.
Bukan hanya masalah peningkatan produksi para petani, tetapi dengan adanya
perkembangan IPTEK dalam bidang pertanian di Indonesia. Maka, akan
meningkatkan penghasilan petani itu sendiri. Jadi, Indonesia tidak perlu lagi
mengimpor beras dari luar untuk menyeimbangkan harga pasar. Indonesia juga akan
dapat memenuhi kebutuhan konsumsi nasional. Jika saja perkembangan IPTEK dapat
diterapkan dengan baik oleh para petani di Indonesia, maka besar kemungkinan
Indonesia akan menjadi negara agraris terkuat di dunia. Dengan cara ini, kemiskinan
di Indonesia yang didominasi oleh para petani akan berkurang.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan IPTEK ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan IPTEK di bidang pertanian ( Revolusi Hijau )
di Indonesia
3. Bagaimana perkembangan IPTEK di bidang pertanian ?
4. Bagaimana dampak positif dan negatif perkembangan IPTEK di bidang
pertanian ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian IPTEK
2. Mengetahui sejarah perkembangan IPTEK di bidang pertanian ( Revolusi Hijau )
di Indonesia
3. Mengetahui perkembangan IPTEK di bidang pertanian
4. Mengetahui dampak positif dan negatif perkembangan IPTEK di bidang pertanian
D. Manfaat
Penyusunan makalah perkembangan IPTEK di bidang pertanian ini mampu
memberikan manfaat lebih jauh bagi kami dan para pembaca, dalam menambah
wawasan mengenai perkembangan teknologi yang cukup signifikan di dalam bidang
pertanian.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian IPTEK
Ilmu adalah suatu pemahaman tentang suatu pengetahuan, yang memiliki
fungsi untuk mencari, menyelidiki, dan menyelesaikan suatu hipotesis. Ilmu juga
merupakan suatu pengetahuan yang telah teruji kebenarannya. Misalnya, pengetahuan
tentang sikap dan perilaku manusia sebagai makhluk sosial, kemudian pengetahuan
itu diselidiki oleh para ahli menggunakan metode-metode tertentu, dan ternyata
pengetahuan tersebut memang benar bahwa manusia itu makhluk sosial, maka dari itu
pengetahuan tersebut dikatakan sebagai ilmu yaitu ilmu sosial.
Pengetahuan adalah sesuatu yang diketahui atau disadari seseorang yang
didapat dari pengalamannya. Pengetahuan tidak bisa dikatakan sebagai sebuah ilmu
karena kebenarannya belum teruji. Pengetahuan muncul dikarenakan seseorang
menemukan sesuatu yang sebelumnya belum pernah dilihatnya.
Teknologi merupakan suatu penemuan melalui proses metode ilmiah untuk
mencapai tujuan yang maksimal. Teknologi juga dapat diartikan sebagai sarana
manusia untuk menyediakan kebutuhan.
Maka dapat disimpulkan, IPTEK adalah suatu pemahaman tentang
pengetahuan yang diketahui atau disadari seseorang melalui pengalamannya dengan
menggunakan teknologi untuk mencapai tujuan yang maksimal.

B. Sejarah Perkembangan IPTEK di Bidang Pertanian ( Revolusi Hijau ) di


Indonesia
Sejarah adanya teknologi pertanian di Indonesia tidak dapat terlepas dari
sejarah Indonesia itu sendiri. Indonesia yang pada era perang dunia I diduduki oleh
kolonial Belanda menjadi ‘tempat’ pertanian pemerintah kolonial Hindia Belanda
dalam hal pemenuhan kebutuhan mereka. Untuk melaksanakan programnya,
pemerintah Hindia Belanda yang sebelumnya mendatangkan tenaga ahli pertanian,
karena adanya peperangan, mereka mendapatkan kesulitan untuk terus mengirim
tenaga ahli dari Belanda. Untuk mengatasi masalah tersebut, kemudian mereka
membangun sekolah-sekolah pertanian dan teknik untuk mencetak tenaga ahli di
bidang pertanian. Mulai dari sinilah teknologi pertanian mulai dan dapat berkembang
di Indonesia.
Setelah merdeka, Indonesia mandiri mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi tak terkecuali teknologi pertanian. Kebijakan iptek telah ada sejak Pelita I
tahun 1970. Penyuluhan pun tetap menjadi suatu usaha perbaikan pertanian. Pada saat
itu juga telah ada lembaga yang bertugas dalam melakukan pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknik seperti lembaga penelitian pemerintah non-departemen
dibawah koordinasi kemenristek. Namun pada saat itu, yang menjadi kendala dalam
pengembangan teknologi pertanian yaitu kurang terfokusnya penelitian, kurangnya

3
dana, dan keterbatasan tenaga ahli yang secara penuh konsentrasi pada penelitian
tersebut.
Pada tahun 60-an, teknologi guna meningkatkan produksi pertanian khususnya
beras dikenalkan dalam beberapa program seperti Demonstrasi Massal Swasembada
Beras, Intensifikasi Khusus, Supra Insus dan sebagainya. Melalui program tersebut
dikenalkan beberapa teknologi modern seperti benih unggul, pupuk buatan atau pupuk
kimia, irigasi dan lain-lain. Selain itu ditumbuhkan kesatuan petani untuk bercocok
tanam secara baik dan bergabung dalam kelompok tani untuk mempermudah
komunikasi antar petani dan pembinaannya.
Pertanian, khususnya di Indonesia, mulai berkembang sekitar tahun 1975.
Pertanian tersebut terbagi ke dalam tiga generasi. Generasi I yaitu generasi pertanian
yang menghasilkan bibit. Generasi II yaitu generasi penghasil komoditas pertanian.
Generasi III yaitu generasi yang meningkatkan nilai tambah hasil pertanian atau
dengan kata lain agroindustri. Ketiga generasi tersebut tidak dapat berjalan sendiri-
sendiri karena ketiganya saling mendukung.
Revolusi Hijau yang kemudian dilakukan Pemerintah Republik Indonesia
tersebut demi tercapainya ketahanan pangan secara tetap tidak sesuai dengan cita-cita.
Indonesia hanya mampu menjadi negara yang berswasembada pangan selama lima
tahun yakni dari 1984 sampai 1989. Selain itu, kesenjangan ekonomi dan sosial juga
menjadi dampaknya. Kesenjangan terjadi di antara petani kaya dengan petani miskin,
serta penyelenggara negara tingkat pedesaan. Sistem ini dinilai hanya menguntungkan
nasib petani kaya pedesaan dan petinggi pemerintahan tingkat desa saja sedangkan
petani miskin tidak merasakan keuntungannya. Antiklimaks pun terjadi. Kerusakan
ekologi menjadi tidak terhindarkan karena pemakaian pestisida yang terlampau sering
dan banyak yang menjadikan hama kebal terhadap pestisida sehingga hama-hama
tersebut merusak produksi pertanian. Produksi pertanian pun perlahan-lahan anjlok.
Dari kejadian tersebut dapat dikatakan, walaupun hanya selama lima tahun dalam
meningkatkan produksi pangan (swasembada), peran teknologi sangat terlihat dan
terasa. Bagaimanapun juga Indonesia pernah menerapkan teknologi yang membawa
Indonesia pada swasembada pangan. Hanya saja sistem yang bekerja tidak didukung
dengan pemahaman yang lebih para pelaku kegiatan tani ini mengenai teknologi yang
dialih teknologi kan dan diterapkan sehingga berdampak yang kurang baik bagi
ekosistem dengan beragam efek sampingnya di masa Revolusi Hijau tersebut.
Sekarang seiring berkembangnya teknologi yang lebih mutakhir tidak
menutup kemungkinan bahwa Indonesia dapat mengulang prestasinya (swasembada
pangan) dengan mengeliminasi sebanyak mungkin dampak-dampak negatifnya.
Terlebih lagi sekarang ini pertanian tidak hanya dapat dilakukan di lahan luas untuk
komoditas tertentu seperti buah-buahan dan sayur-mayur. Teknologi Green House,
kultur jaringan, nanoteknologi, dan tanam gantung dapat dijadikan alternatif.
Sedangkan untuk pangan pokok, selain meningkatkan mutu padi atau beras melalui
bibit unggul, dilakukan pula divesifikasi pangan dengan mengolah umbi-umbian dan
serealia menjadi makanan penghasil energi tubuh pengganti nasi.

4
Itulah sejarah singkat bagaimana teknologi pertanian muncul di Indonesia dan
berperan bagi pertanian Indonesia. Kita perlu mengambil pelajaran dari terjadinya
Revolusi Hijau dan swasembada pangan yang dilakukan Indonesia dahulu. Teknologi
terus berkembang, pertanian terus berlangsung, pengembangan keduanya pun harus
selalu disinkronisasikan agar pertanian yang kita perjuangkan ini dapat meraih cita-
cita ketahanan pangan Indonesia serta menyejahterakan bangsa Indonesia.
C. Perkembangan IPTEK di Bidang Pertanian
Indonesia merupakan Negara agraris dengan sumber daya alam yang tinggi,
sehingga potensi pertanian di Indonesia sangat mendukung. Indonesia juga terbentang
pada garis khatulistiwa yang memiliki iklim tropis, kelimpahan sinar matahari yang
cukup, tingkat kelembaban udara yang ideal, serta budaya masyarakat yang mencintai
keanekaragaman hayati. Indonesia pun menjadi lirikan bagi negara-negara asing
terutama pada sektor pertanian.
Pertanian merupakan sebuah sektor yang memiliki peranan penting dalam
kehidupan manusia. Karena inilah yang menjadi dasar penyedia sandang, pangan, dan
papan dalam menjalankan kehidupan. Selain itu di Indonesia, sektor pertanian
menjadi tumpuan kehidupan masyarakat pada umumnya, karena Indonesia merupakan
negara agraris. Akibatnya banyak warga negara Indonesia yang berprofesi sebagai
petani.
Dalam sektor pertanian ini, peran teknologi sangat diperlukan untuk
keberhasilan produktivitas usaha tani yang dihasilkan. Apalagi seiring bertambahnya
jumlah penduduk, otomatis kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan akan
semakin meningkat. Terlebih kebutuhan akan pangan. Sebab tanpa pangan,
masyarakat tidak akan dapat hidup. Serta bagus tidaknya ketahanan pangan suatu
negara itu dapat menjadi indikator keberhasilan suatu negara. Hal ini membuat dunia
pertanian harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan pangan dunia
tersebut. Tahap demi tahap dilakukan supaya produksi yang dihasilkan dapat
memuaskan.
Sekarang kita berada pada era informasi dimana semua informasi apapun
dapat kita peroleh dengan mudah melalui media-media pendukung informasi seperti
internet, televisi, media cetak, dan lain-lain. Dalam hal ini dunia pertanian pun
menggunakan teknologi informasi untuk mendukung kegiatan pembangunan
pertanian berkelanjutan. Teknologi informasi dan komunikasi memiliki peranan
penting dalam mewujudkan pertanian yang modern secara tepat waktu.
Pada saat ini penguasaan terhadap teknologi informasi semakin menguat. Kini
teknologi informasi merupakan hal mutlak yang tidak bisa ditawar lagi. Teknologi
informasi diyakini sebagai alat pengubah untuk memperoleh kemudahan dalam
aktivitas kehidupan sehari-hari dan selanjutnya memperoleh manfaat yang sangat
banyak dari teknologi informasi. Teknologi informasi mempunyai peranan yang vital
dalam segala bidang, salah satunya pada bidang pertanian. Maka dengan
memanfaatkan teknologi informasi dengan baik maka pertanian di Indonesia akan
lebih maju.

5
Dunia pertanian pada zaman sekarang bergantung pada teknologi informasi
baik dalam bentuk apapun. Petani Indonesia membutuhkan informasi yang berkaitan
dengan dunia pertanian. Informasi-informasi tersebut dapat di peroleh dengan
mudahnya pada era informasi ini melalui media-media yang sudah tersebar di
masyarakat luas. Informasi- informasi hasil penelitian dan inovasi dalam bidang
pertanian membantu upaya peningkatan produksi komoditas pertanian, sehingga
tercapailah pembangunan pertanian yang diharapkan. Informasi dan pengetahuan
tentang pertanian akan menjadi pemicu dalam menciptakan peluang untuk
pembangunan pertanian dan ekonomi sehingga terjadi pengurangan angka
kemiskinan. Teknologi informasi dan komunikasi membantu memberikan informasi
yang relevan dan tepat waktu sehingga memudahkan petani untuk mengambil
keputusan dalam sebuah peluang dan menghasilkan produk yang maksimal.
Dalam dunia pertanian komunikasi sangatlah penting dalam membentuk
jaringan antar petani maupun antar instansi yang mendukung pembangunan pertanian.
Masalah produksi komoditas pertanian yang sama antar daerah yang menjadikan mutu
harga dari komoditas hasil pertanian tersebut kini tidak lagi menjadi masalah karena
adanya komunikasi yang terjalin antar petani di daerah lain. Sehingga petani dapat
mengambil keputusan yang terbaik dalam pengelolaan lahan pertaniannya. Begitu pun
juga dengan masalah-masalah lain yang dapat di atasi dengan berkomunikasi antar
satu dengan yang lainnya.
Maka dari itu, untuk mengelola usaha taninya, para petani memerlukan
berbagai informasi di bidang pertanian, seperti: kebijakan pemerintah, hasil penelitian
dari berbagai disiplin ilmu, pengalaman petani lain, serta informasi terkini mengenai
prospek pasar yang berkaitan dengan sarana produksi dan produk pertanian. Sumber-
sumber informasi tersebut bisa mereka dapatkan salah satunya dengan mengakses
internet. Dengan mengakses internet, para petani bisa mendapatkan berbagai
informasi mengenai pertanian. Tidak hanya itu, mereka juga dapat mengetahui
informasi terkini mengenai prospek pasar internasional yang berhubungan dengan
sarana produksi dan produk pertanian. Namun, pemerintah wajib pula untuk
memberikan penyuluhan kepada para petani dalam mewujudkan produksi serta
produk- produk pertanian yang berkualitas.
Harapannya teknologi informasi dan komunikasi ini dapat digunakan oleh
sebanyak mungkin petani Indonesia atau bahkan para petani di dunia agar
produktivitas tani mereka meningkat, dan dijadikan sebagai alat pengembangan
pertanian, demikian pula untuk kesejahteraan hidupnya.

D. Pengaruh IPTEK Dalam Penggunaannya di Bidang Pertanian


a) Dampak Positif
Pengolahan lahan yang luas membuat para petani memerlukan waktu yang
lama tanpa adanya teknologi. Orang dapat menghabiskan waktu satu hari dalam
mengolah lahan pertanian seluas 3 hektar. Namun dengan adanya teknologi petani
akan lebih mudah dan cepat dalam mengolah lahan mereka. Contohnya saja

6
dengan menggunakan mesin traktor. Dulu belum ada mesin traktor yang ada
hanyalah mereka menggunakan bantuan hewan seperti kerbau dan sapi untuk
menarik garu atau yang lebih sederhana lagi hanya menggunakan cangkul.
Itulah yang membuat mereka lama dalam mengolah lahan mereka. Selain
dari segi waktu yang pastinya lebih hemat penggunaan teknologi juga hasil yang
diperoleh oleh petani lebih beragam produk dan lebih melimpah. Dulu petani
biasa menanam jagung biasa, sekarang dengan cara pengawinan tanaman (jagung)
dapat menghasilkan jagung hibrida yang lebih banyak hasil dan lebih menarik
bentuk fisik dari jagung tersebut. Dan masih banyak lagi tentunya keuntungan-
keuntungan dari penggunaan teknologi.
b) Dampak Negatif
Buah yang alami merupakan sumber vitamin dan gizi yang sangat baik
untuk tubuh. Ketika zaman dahulu nenek moyang kita menanam tanaman cabai
maupun tomat dan sayuran lainya dengan cara menyiramnya setiap hari dan
memberi pupuk kompos, sekarang karena karena kondisi tanah tidak sama seperti
dulu maka harus menyiraminya dengan pompa dan sekarang hama tanaman yang
bermacam-macam maka digunakanlah pestisida guna mengusir serta membunuh
hama tanaman. Penggunaan pestisida merupakan bukti kemajuan teknologi, tapi
tahukah anda bahwa pestisida yang menempel di buah lalu dimakan pastinya akan
sangat berbahaya bila dikonsumsi secara rutin. Selain itu penggunaan pestisida
juga akan membuat hama yang belum jadi terbunuh menjadi lebih kuat.
Dampak lain dari penggunaan teknologi ialah biaya yang relatif tinggi.
Dengan biaya tinggi tentu nilai jual dari hasil panen akan tinggi dan hal ini tidak
baik untuk para penduduk yang masih kurang mampu. Apalagi bila hasil panen
yang mahal adalah bahan kebutuhan pokok dari penduduk seperti padi dan cabai.
Penduduk kurang mampu akan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan pokok.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
IPTEK merupakan bentukan dari adanya globalisasi, dalam hal ini tidak
menutup kemungkinan pengaruh IPTEK di bidang pertanian juga ikut maju.
Menjadikan dengan adanya IPTEK di bidang pertanian dapat mempermudah para
petani dalam menghasilkan produk yang lebih baik dari sebelumnya. Semua hal di
dunia ini pasti mempunyai dampak, jadi adanya perkembangan IPTEK bisa
berdampak positif ataupun negatif. Berikutnya dalam menyikapi adanya
perkembangan IPTEK harus pandai-pandai memilih dan memilah mana yang baik
atau tidak baik.

B. Saran
Semoga dengan adanya makalah ini petani di Indonesia akan lebih sadar dan
memanfaatkan perkembangan IPTEK yang ada dalam produksi pertanian. Dan juga
agar lingkungan tetap terjaga khususnya lingkungan pertanian hendaklah selalu
memperhatikan keseimbangan ekosistem yang ada di dalamnya. Supaya tidak terjadi
kerusakan yang fatal akibat penggunaan teknologi dalam bidang pertanian, hendaklah
manusia mempersiapkan solusi-solusi yang bisa mengurangi dampak kerusakan pada
lingkungan akibat penggunaannya. Karena tidak bisa dipungkiri lagi, setiap
penggunaan teknologi pengembang pertanian pastinya akan ada dampak buruk yang
akan dirasakan.

8
DAFTAR PUSTAKA
Saroni,Yakub.2013.http://yakubsaroni.blogspot.com/2013/04/dampak-penggunaan-
Teknologtinggi.html . Diakses 22 November 2022
http://www.pengertianku.net/2015/01/pengertian-iptek-atau-ilmu-pengetahuan-dan-
teknologilengkap.html/

Ronggo, Muhammad. 2012. http://ronggotulank.blogspot.com . Diakses 21 November 2022

Anonym. 2010. http://ngenetyu.blogspot.com . Diakses 20 November 2022 Sugiyanto.


2012. http://sugiyanto-blogku.blogspot.com . Diakses 20 November 2022
http://bacaweh.blogspot.co.id/2014/10/penggunaan-iptek-dalam-bidang-
pertanian.html/ http://rachmatsibali.blogspot.co.id/2014/03/perkembangan-teknologi-
pertanian.Html/

Anda mungkin juga menyukai