Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI BANGSA INDONESIA


PADA ERA KEMERDEKAAN

DI SUSUN OLEH :

1. GESI FIONIKA

2. ARI APRIYADI

3. DANDY TRI ANGGORO

4. BAGUS ADI MAHENDRA

SMA TELADAN I JAKARTA TIMUR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi Bangsa Indonesia pada Era
Kemerdekaan” tepat waktu.

Makalah “Perkembangan Ilmu pengetahuan dan Teknologi Bangsa Indonesia pada Era
Kemerdekaan” disusun guna memenuhi tugas pada pelajran” Sejarah Wajib” di SMA TELADAN I .
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang ilmu
pengetahuan dan teknologi .

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak guru . Tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis
juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Jakarta , 16 Februari 2021

(penulis)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 1

C. Tujuan Penulisan .............................................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 2

A. Revolusi Hijau .................................................................................................................................. 2

B. Teknologi Transportasi ..................................................................................................................... 4

C. Teknologi Kedirgantaraan................................................................................................................. 5

D. Teknologi Komunikasi Dan Informasi ............................................................................................. 8

E. Teknologi Arsitektur Dan Konstruksi ............................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................................................. 13

A. Kesimpulan ...................................................................................................................................... 13

B. Saran ................................................................................................................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus berkembang. Persaingan semakin ketat
dan masyarakat dituntut untuk dapat bersaing dalam menghadapi tantangan di era globalisasi. Dunia
internasional akan mengakui kemajuan bangsa apabila sebagian besar masyarakat mampu menguasai,
memanfaatkan, dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Perkembangan dan kemajuan peradaban suatu bangsa erat hubungannya dengan pendidikan. Karena
pendidikan pada dasarnya merupakan suatu upaya untuk memberikan pengetahuan, wawasan, dan
keterampilan tertentu pada individu untuk mengembangan potensi diri yang dimiliki, sehingga mampu
menghadapi setiap perubahan yang terjadi.

Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas.
Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara serta meningkatkan harkat dan
martabat manusia. Melalui pendidikan, seseorang akan memiliki pengetahuan,keterampilan, serta
pengalaman. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 yang menyebutkan bahwa:

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara demokratis serta
bertanggung jawab.

B. Rumusan Masalah

1.      Bagaimanakah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ?

2.      Apa pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ?

3.      Apakah dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi ?

C.     Tujuan Penulisan

1.      Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.      Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3.      Mengetahui dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Revolusi Hijau

Revolusi Hijau adalah sebutan tidak resmi yang dipakai untuk menggambarkan perubahan
fundamental dalam penggunaan teknologi budidaya pertanian yang dimulai pada tahun 1950-an hingga
1980-an di banyak negara berkembang, terutama di Asia. Hasil yang nyata adalah tercapainya
swasembada (kecukupan penyediaan) sejumlah bahan pangan di beberapa negara yang sebelumnya selalu
kekurangan persediaan pangan (pokok), seperti India, Bangladesh, Tiongkok, Vietnam, Thailand, serta
Indonesia, untuk menyebut beberapa negara. Norman Borlaug, penerima penghargaan Nobel Perdamaian
1970, adalah orang yang dipandang sebagai konseptor utama gerakan ini. Revolusi Hijau merupakan
sebuah istilah yang digunakan untuk menyebut sebuah program peningkatan produksi pangan per hektar
lahan yang dimulai pertama kali di Meksiko pada 1940-an. Revolusi hijau diawali oleh Ford dan
Rockefeller Foundation, yang mengembangkan gandum di Meksiko (1950) dan padi di Filipina (1960) .
Selanjutnya bukan hanya beras dan gandum saja yang produksinya ditingkatkan dengan mekanisme
revolusi hijau,melainkan juga sorgum, jagung, millet, ubi bayu, dan buncis.

Konsep Revolusi Hijau yang di Indonesia dikenal sebagai gerakan Bimas (bimbingan
masyarakat) adalah program nasional untuk meningkatkan produksi pangan, khususnya swasembada
beras . Tujuan tersebut dilatarbelakangi mitos bahwa beras adalah komoditas strategis baik ditinjau dari
segi ekonomi, politik dan sosial. Gerakan Bimas berintikan tiga komponen pokok, yaitu penggunaan
teknologi yang sering disebut Panca Usaha Tani, penerapan kebijakan harga sarana dan hasil reproduksi
serta adanya dukungan kredit dan infrastruktur.Gerakan ini berhasil menghantarkan Indonesia pada
swasembada beras.

 Revolusi hijau di Indonesia

Gerakan Revolusi Hijau yang dijalankan di negara – negara berkembang dan Indonesia
dijalankan sejak rezim Orde Baru berkuasa. Sejak awal pemerintahannya, melalui program Revolusi
HIjau, Presiden Soeharto telah menekankan terkait ketersediaan bahan pangan sebagai salah satu cara
untuk menciptakan stabilitas yang diperlukan dalam proses pembangunan nasional. Sehingga Gerakan ini
dianggap merupakan sebuah usaha yang tepat untuk meningkatkan ketersediaan pangan utama yaitu
gandum dan beras. Gerakan Revolusi Hijau sebagaimana telah umum diketahui di Indonesia tidak mampu
untuk menghantarkan Indonesia menjadi sebuah negara yang berswasembada pangan secara tetap, tetapi
hanya mampu dalam waktu lima tahun, yakni antara tahun 1984 – 1989. Disamping itu, Revolusi Hijau
juga telah menyebabkan terjadinya kesenjangan ekonomi dan sosial pedesaan karena ternyata Revolusi
Hijau hanyalah menguntungkan petani yang memiliki tanah lebih dari setengah hektare, dan petani kaya
di pedesaan, serta penyelenggara negara di tingkat pedesaan. Sebab sebelum Revolusi Hijau
dilaksanakan, keadaan penguasaan dan pemilikan tanah di Indonesia sudah timpang, akibat dari gagalnya
pelaksanaan Pembaruan Agraria yang telah mulai dilaksanakan pada tahun 1960 sampai dengan tahun
1965.

Revolusi hijau mendasarkan diri pada empat pilar penting penyediaan air melalui sistem irigasi,
pemakaian pupuk kimia secara optimal, penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme

2
pengganggu, dan penggunaan varietas unggul sebagai bahan tanam berkualitas. Melalui penerapan
teknologi non-tradisional ini, terjadi peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan
memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu, suatu hal
yang sebelumnya tidak mungkin terjadi.

Revolusi hijau mendapat kritik sejalan dengan meningkatnya kesadaran akan kelestarian
lingkungan karena mengakibatkan kerusakan lingkungan yang parah. Oleh para pendukungnya,
kerusakan dipandang bukan karena Revolusi Hijau tetapi karena ekses dalam penggunaan teknologi yang
tidak memandang kaidah-kaidah yang sudah ditentukan. Kritik lain yang muncul adalah bahwa Revolusi
Hijau tidak dapat menjangkau seluruh strata negara berkembang karena ia tidak memberi dampak nyata
di Afrika.

 Dampak Revolusi Hijau

Dampak positif

Produksi padi dan gandum meningkat sehingga pemenuhan pangan (karbohidrat) meningkat.
Sebagai contoh: Indonesia dari pengimpor beras mampu swasembada dan bisa mengekspor beras ke
India. Selain itu dengan adanya revolusi hijau dapat meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani.

Dampak Negatif

1. Penurunan produksi protein, dikarenakan pengembangan serealia (sebagai sumber karbohidrat)


tidak diimbangi pengembangan pangan sumber protein dan lahan peternakan diubah menjadi
sawah.
2. Penurunan keanekaragaman hayati.
3. Penggunaan pupuk terus menerus menyebabkan ketergantungan tanaman pada pupuk.
4. Penggunaan pestisida menyebabkan munculnya hama strain baru yang resisten.
5. Petani yang terlibat hutang untuk membayar paket program intensif pertanian.

 Polusi pertanian

Salah satu bentuk penggunaan teknologi budidaya pertanian yaitu adalah penggunaan pestisida.
Pestisida merupakan zat kimia yang digunakan untuk mengendalikan hama[13]. Pestisida digunakan
dalam sektor pertanian karena banyak memberikan manfaat. Akan tetapi, di lain sisi penggunaan pestisida
yang tidak sesuai dengan prosedur atau digunakan secara berlebih dapat mengakibatkan dampak yang
buruk, salah satunya yaitu polusi pertanian.

Polusi pertanian merupakan pencemaran yang diakibatkan oleh produk sampingan yang berasal
dari biotik ataupun abiotik dari praktik pertanian, sehingga lingkungan dan ekosistem di sekitarnya
terkena imbasnya. Penggunaan pestisida, pupuk dan bahan-bahan kimia merupakan contoh dari penyebab
terjadinya polusi pertanian.

 Pengolahan air limbah pertanian

Pengolahan air limbah pertanian adalah upaya pengelolaan dalam sektor pertanian untuk mengendalikan
polusi dari limpasan permukaan yang mungkin terkontaminasi oleh bahan kimia yang terkandung pada

3
pupuk, pestisida, pupuk kandang, residu tanaman atau air irigasi. Upaya pengelolaan ini juga dapat
diaplikasikan untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan polusi pertanian.[14][15]

 Revolusi Hijau Berikutnya

Revolusi hijau memiliki dampak positif dan dampak negatif. Dari sisi positifnya, revolusi hijau
ini mampu meningkatkan produksi pangan pokok seperti padi dan gandum. Kedua jenis bahan makanan
ini hingga sekarang masih masuk dua makanan pokok yang paling banyak dikonsumsi masyarakat
dunia[16]. Dengan melihat proyeksi pertumbuhan penduduk yang condong di kawasan Afrika, Asia
Selatan,dan Asia Tenggara hingga tahun 2050, maka salah satu yang dikuatirkan oleh para pakar
pertanian adalah apakah ke depan produksi padi dan gandum global akan mampu memenuhi kebutuhan
manusia. Untuk itulah kemudian muncul gagasan tentang revolusi hijau berikutnya, yang berbeda dengan
revolusi hijau sebelumnya .

Dalam revolusi hijau berikutnya atau revolusi hijau baru ini yang ditekankan adalah teknologi
rekayasa genetika yang telah dikembangkan sejak tahun 1990-an. Ilmuwan saat ini telah mampu
memanipulasi gen tanaman, sehingga lebih aman penyakit dan bisa hidup dengan jumlah air yang
terbatas. Di Amerika, produk pertanian dengan menggunakan rekayasa genetika sudah umum, tapi
keamanan produk ini masih dipertanyakan di Eropa.

B. TEKNOLOGI TRANSPORTASI

Keberadaan teknologi transportasi mempermudah mobilitas manusia dalam melaksanakan


berbagai kegiatan. Teknologi transportasi hingga masa kini terus mengalami perkembangan dalam segi
efektivitas dan efisiensi sesuai dengan kebutuhan manusia. Perkembangan teknologi transportasi di
Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis Indonesia dan pengaruh budaya luar seperti budaya
Indocina, India, dan Eropa. Kondisi geografis Indonesia yang berupa negara kepulauan dengan banyak
gunung memberi tantangan tersendiri bagi perkembangan teknologi transportasi. Masyarakat Indonesia
harus menyesuaikan teknologi transportasi dengan kondisi geografis agar teknologi tersebut menjadi tepat
guna. Perkembangan Teknologi Transportasi Pengaruh budaya luar berhasil mempercepat perkembangan
teknologi transportasi di Indonesia.

Penemuan mesin uap di Eropa pada masa revolusi Industri mampu menggantikan fungsi hewan
sebagai alat transportasi utama di Indonesia. Sejak penemuan mesin uap, pemerintah kolonial Belanda
mengenalkan teknologi transportasi massal seperti kereta api dan kapal uap di Indonesia. Berikut contoh
perkembangan transportasi di Indonesia:

 Transportasi darat

Dalam buku Sejarah Perkeretaapian Indonesia (1997) karya Tim Telaga Bakti Nusantara, pada
tahun 1842, pemerintah kolonial Belanda membangun jalur kereta api yang menghubungkan Semarang,
Yogyakarta, dan Surakarta. Pembangunan jalur kereta api tersebut dilakukan oleh perusahaan kereta api
swasta Nederlandsch Indische Spoorweg Maatschapij (NISM). Alat Transportasi Manusia, Bermula dari
Hewan Pada awalnya, pembangunan jalur kereta api di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi pengiriman hasil pertanian dari pedalaman menuju ke pelabuhan. Pada

4
perkembangannya berikutnya, perusahaan kereta api Belanda menggunakan kereta api sebagai alat
transportasi massal masyarakat pribumi Indonesia

 Transportasi air

Perkembangan teknologi transportasi laut di Indonesia telah ada pada masa kerajaan-kerajaan
Hindu Buddha. Dalam buku Sejarah Indonesia masa Hindu-Buddha (2013) karya Suwardono, pada
sekitar abad ke-8 Masehi, kerajaan Mataram Kuno telah menggunakan teknologi perahu bercadik sebagai
alat transportasi air.

Kemajuan teknologi transportasi air Indonesia juga bisa kita lihat dalam jejak kejayaan Sriwijaya.
Dalam sejarahnya, kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan maritim terbesar di Asia Tenggara dengan
armada laut yang kuat. Teknologi transportasi air di Indonesia semakin berkembang pada masa kolonial.
Bangsa-bangsa Barat seperti Portugis, Belanda dan Inggris mengenalkan teknologi perkapalan yang
mampu mengarungi samudra.

 Transportasi udara

Perkembangan teknologi penerbangan Indonesia tidak dapat dilepaskan dari peran Nurtanio
Pringgoadisuryo dan Wiweko Supomo. Mereka berhasil menerbangkan pesawat kursi tunggal yang
dinamakan dengan ‘Si Kumbang’. Perkembangan teknologi penerbangan Indonesia semakin pesat dengan
diresmikannya Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN). IPTN berhasil membuat pesawat pertama
yang dinamakan dengan NC-212.

C. Teknologi Kedirgantaraan

 Macam – Macam Teknologi Transportasi

Indonesia memang dikenal sebagai negara maritim, tetapi Indonesia juga memiliki sejarah
kedirgantaraan yang panjang untuk diketahui.Industri penerbangan di Indonesia dimulai sejak tahun 1946
oleh Tentara Republik Indonesia Angkatan Udara (TRI AU). Salah satu pelopor sekaligus pimpinannya
adalah Wiweko Supono. Pesawat yang pertama dibuat adalah pesawat layang jenis Glider yang dinamai
NWG-1.Pada tahun 1948 Indonesia kembali berhasil membuat mesin pesawat pertamanya yang dikenal
dengan nama RI-X. Pada masa ini banyak bermunculan klub Aeromodelling, namun akhirnya dihentikan
karena muncul pemberontakan dan agresi Belanda.

Sejalan dengan prestasi yang telah diperoleh dan dalam rangka mengembangkan hasil yang sudah
dibuat, berdasarkan Keputusan Kepala Staf Angkatan Udara Indonesia No 488 bulan Agustus 1960,
didirikanlah Lembaga Persiapan Industri Penerbangan (LAPIP). Lembaga ini diresmikan pada tanggal 16
Desember 1961 dan bertugas untuk mempersiapkan pendirian industri penerbangan dengan kemampuan
untuk mendukung kegiatan penerbangan nasional di Indonesia.Di era Orde Baru, industri penerbangan
Indonesia mulai dipersiapkan menuju komersialisasi.

Pada 1976 LAPIP berubah menjadi PT Industri Pesawat Terbang (IPT) Nurtanio. Helikopter menjadi
produk unggulan IPT Nurtanio seperti BO-105, Puma, dan Super Puma. Beberapa pesawat penumpang
sipil yang diproduksi antara lain C-212 Aviocar dan CN-235.Namun, masa gemilang itu, hanya
berlangsung hingga tahun 1997. Krisis moneter yang melanda memutus pembiayaan untuk

5
pengembangan IPTN. Dampaknya, industri penerbangan Indonesia terpuruk dan baru bangkit belakangan
ini dengan nama PT Dirgantara Indonesia (DI).

 Upaya Pemerintah

1. Pra Kemerdekaan

Sejak legenda pewayangan berkembang dalam bagian hidup kebudayaan dan masyarakat
Indonesia serta munculnya figur Gatotkaca dalam kisah Bratayuda yang dikarang Mpu Sedah serta figur
Hanoman dalam kisah Ramayana adalah personifikasi pemikiran manusia Indonesia untuk bisa terbang.
Tampaknya keinginan ini terus terpupuk dalam jiwa dan batin manusia Indonesia sesuai dengan
perkembangan jamannya.Jaman Pemerintah kolonial Belanda tidak mempunyai program perancangan
pesawat udara, namun telah melakukan serangkaian aktivitas yang berkaitan dengan pembuatan lisensi,
serta evaluasi teknis dan keselamatan untuk pesawat yang dioperasikan di kawasan tropis, Indonesia.

Pada tahun 1914, didirikan Bagian Uji Terbang di Surabaya dengan tugas meneliti prestasi
terbang pesawat udara untuk daerah tropis. Pada tahun 1930 di Sukamiskin dibangun Bagian Pembuatan
Pesawat Udara yang memproduksi pesawat-pesawat buatan Canada AVRO-AL, dengan modifikasi badan
dibuat dari tripleks lokal. Pabrik ini kemudian dipindahkan ke Lapangan Udara Andir (kini Lanud Husein
Sastranegara). Pada tahun 1938 atas permintaan LW. Walraven dan MV. Patist - perancang PK.KKH -
dibuat lagi pesawat lebih kecil di bengkel Jl. Kebon Kawung, Bandung.

2. Pasca Kemerdekaan Dan Perang Kemerdekaan

Segera setelah kemerdekaan, 1945, makin terbuka kesempatan bagi bangsa Indonesia untuk
mewujudkan impiannya membuat pesawat terbang sesuai dengan rencana dan keinginan sendiri.
Kesadaran bahwa Indonesia sebagai negara kepulauan yang luas akan selalu memerlukan perhubungan
udara secara mutlak sudah mulai tumbuh sejak waktu itu, baik untuk kelancaran pemerintahan,
pembangunan ekonomi dan pertahanan keamanan.

Pada masa perang kemerdekaan kegiatan kedirgantaraan yang utama adalah sebagai bagian untuk
memenangkan perjuangan merebut dan mempertahankan kemerdekaan, dalam bentuk memodifikasi
pesawat yang ada untuk misi-misi tempur. Tokoh pada massa ini adalah Agustinus Adisutjipto, yang
merancang dan menguji terbangkan dan menerbangkan dalam pertempuran yang sesungguhnya. Pesawat
Cureng/Nishikoren peninggalan Jepang yang dimodifikasi menjadi versi serang darat. Penerbangan
pertamanya di atas kota kecil Tasikmalaya pada Oktober 1945.

Selain itu juga pada tahun 1948 berhasil dibuat pesawat terbang bermotor dengan
mempergunakan mesin motor Harley Davidson diberi tanda WEL-X hasil rancangan Wiweko Soepono
dan kemudian dikenal dengan register RI-X. Era ini ditandai dengan munculnya berbagai club
aeromodeling, yang menghasilkan perintis teknologi dirgantara, yaitu Nurtanio Pringgoadisurjo.

Kemudian kegiatan ini terhenti karena pecahnya pemberontakan Madiun dan agresi Belanda.
Setelah Belanda meninggalkan Indonesia usaha di atas dilanjutkan kembali di Bandung di lapangan
terbang Andir - kemudian dinamakan Husein Sastranegara. Tahun 1953 kegiatan ini diberi wadah dengan
nama Seksi Percobaan. Beranggotakan 15 personil, Seksi Percobaan langsung di bawah pengawasan
Komando Depot Perawatan Teknik Udara, Mayor Udara Nurtanio Pringgoadisurjo.Berdasarkan

6
rancangannya pada 1 Agustus 1954 berhasil diterbangkan prototip "Si Kumbang", sebuah pesawat serba
logam bertempat duduk tunggal yang dibuat sesuai dengan kondisi negara pada waktu itu. Pesawat ini
dibuat tiga buah.

3. Upaya Pendirian Industri Pesawat Terbang

Sesuai dengan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dan untuk memungkinkan berkembang
lebih pesat, dengan Keputusan Menteri/Kepala Staf Angkatan Udara No. 488, 1 Agustus 1960 dibentuk
Lembaga Persiapan Industri Penerbangan/LAPIP. Lembaga yang diresmikan pada 16 Desember 1961 ini
bertugas menyiapkan pembangunan industri penerbangan yang mampu memberikan dukungan bagi
penerbangan di Indonesia.

Mendukung tugas tersebut, pada tahun 1961 LAPIP mewakili pemerintah Indonesia dan CEKOP
mewakili pemerintah Polandia mengadakan kontrak kerjasama untuk membangun pabrik pesawat terbang
di Indonesia. Kontrak meliputi pembangunan pabrik , pelatihan karyawan serta produksi di bawah lisensi
pesawat PZL-104 Wilga, lebih dikenal Gelatik. Pesawat yang diproduksi 44 unit ini kemudian digunakan
untuk dukungan pertanian, angkut ringan dan aero club.

Perjalanan ini bertaut dengan didirikannya Lembaga Persiapan Industri Pesawat Terbang (LAPIP)
pada 1960, pendirian bIdang Studi Teknik Penerbangan di ITB pada 1962, dibentuknya DEPANRI
(Dewan Penerbangan dan Antariksa Republik Indonesia) pada 1963. Kemudian ditindaklanjuti dengan
diadakannya proyek KOPELAPIP (Komando Pelaksana Persiapan Industri Pesawat Tebang) pada Maret
1965. Bekerjasama dengan Fokker, KOPELAPIP tak lain merupakan proyek pesawat terbang komersial.

Sementara itu upaya-upaya lain untuk merintis industri pesawat terbang telah dilakukan pula oleh
putera Indonesia - B.J. Habibie - di luar negeri sejak tahun 1960an sampai 1970an. Sebelum ia dipanggil
pulang ke Indonesia untuk mendapat tugas yang lebih luas. Di tahun 1961, atas gagasan BJ. Habibie
diselenggarakan Seminar Pembangunan I se Eropa di Praha, salah satu adalah dibentuk kelompok
Penerbangan yang di ketuai BJ. Habibie.

 Dampak Posistif Teknologi Kedirgantaraan

1.Dampak Positif

Dalam hal penguasaan teknologi pembuatan pesawat terbang, bangsa Indonesia dapat dikatakan
telah berhasil mengurangi tingkat ketergantungan teknologi kedirgantaraan pada negara lain.
Keberhasilan pembuatan pesawat terbang N-250, dan juga pesawat CN-212 dan CN-235 bersama CASA
Spanyol, merupakan bukti nyata keberhasilan Indonesia dalam mewujudkan penguasaan teknologi
pembuatan pesawat terbang

2. Dampak Negatif

Keberhasilan ini kurang diimbangi oleh keberhasilan dalam penguasaan teknologi pembuatan
satelit, roket dan wahana antariksa lainnya. Bangsa Indonesia masih harus tergantung pada

negara lain untuk penguasaan teknologi antariksa dan roket. Hal yang sama juga terjadi pada
teknologi pembuatan sistem navigasi dan panduan terbang yang mutakhir. Untuk mencapai kemandirian

7
bangsa dalam penguasaan dan pengembangan teknologi pembuatan satelit dan roket yang sekaligus akan
mempertinggi daya saing bangsa dalam pengembangan teknologi kedirgantaraan, maka tingkat
ketergantungan teknologi kedirgantaraan dengan negara asing harus semakin diminimalkan.

 Manfaat Dan Kegunaan Teknologi Kedirgantaraan

Berkaitan dengan posisi geografis, geostrategis dan geopolitis yang dimiliki oleh Indonesia maka
kebutuhan akan perlindungan dan mempertahankan kepentingan terhadap bumi, laut dan ruang udara di
atas Indonesia dalam lingkungan strategik global yang sangat dinamis mutlak dilakukan. Adanya Infiltrasi
satelit asing terhadap pemantauan wilayah serta sumberdaya alam di Indonesia dan pencurian ikan senilai
ratusan milyar rupiah per tahun oleh kapal-kapal asing karena kurangnya pemantauan adalah salah satu
masalah penting yang harus dihadapi.

Disamping itu, masalah air blank spot area di kawasan timur Indonesia yang menyebabkan
mudah masuknya pesawat-pesawat asing ke dalam wilayah Indonesia, masalah di wilayah perbatasan dan
potensi masalah hankam nasional lainnya tefah memberikan gambaran betapa pentingnya kebutuhan akan
teknologi dirgantara.

D . TEKNOLOGI KOMUNIKASI DAN INFORMASI

Teknologi Informasi dan Komunikasi, adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh
peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu
teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan
dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan
teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk
memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi
informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi
Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan
pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, pemindahan informasi antar media.Istilah TIK muncul setelah
adanya perpaduan antara teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) dengan
teknologi komunikasi pada pertengahan abad ke-20. Perpaduan kedua teknologi tersebut berkembang
pesat melampaui bidang teknologi lainnya. Hingga awal abad ke-21, TIK masih terus mengalami
berbagai perubahan dan belum terlihat titik jenuhnya.

 Penerapan TIK dalam pendidikan di Indonesia

Indonesia pernah menggunakan istilah telematika (telematics) untuk arti yang kurang lebih sama
dengan TIK yang kita kenal saat ini. Encarta Dictionary mendeskripsikan telematics sebagai
telecommunication + informatics (telekomunikasi + informatika) meskipun sebelumnya kata itu
bermakna science of data transmission. Pengolahan informasi dan pendistribusiannya melalui jaringan
telekomunikasi membuka banyak peluang untuk dimanfaatkan di berbagai bidang kehidupan manusia,
termasuk salah satunya bidang pendidikan. Ide untuk menggunakan mesin-belajar, membuat simulasi
proses-proses yang rumit, animasi proses-proses yang sulit dideskripsikan sangat menarik minat praktisi
pembelajaran.

8
Tambahan lagi, kemungkinan untuk melayani pembelajaran yang tak terkendala waktu dan
tempat juga dapat difasilitasi oleh TIK. Sejalan dengan itu mulailah bermunculan berbagai jargon
berawalan e, mulai dari e-book, e-learning, e-laboratory, e-education, e-library, dan sebagainya. Awalan e
bermakna electronics yang secara implisit dimaknai berdasar teknologi elektronika digital.

Pemanfaatan TIK dalam pembelajaran di Indonesia telah memiliki sejarah yang cukup panjang.
Inisiatif menyelenggarakan siaran radio pendidikan dan televisi pendidikan merupakan upaya melakukan
penyebaran informasi ke satuan-satuan pendidikan yang tersebar di seluruh nusantara. Hal ini adalah
wujud dari kesadaran untuk mengoptimalkan pendayagunaan teknologi dalam membantu proses
pembelajaran masyarakat. Kelemahan utama siaran radio maupun televisi pendidikan adalah tidak adanya
feedback yang seketika. Siaran bersifat searah yaitu dari narasumber atau fasilitator kepada pembelajar.

Introduksi komputer dengan kemampuannya mengolah dan menyajikan tayangan multimedia


(teks, grafis, gambar, suara, dan gambar bergerak) memberikan peluang baru untuk mengatasi kelemahan
yang tidak dimiliki siaran radio dan televisi. Bila televisi hanya mampu memberikan informasi searah
(terlebih jika materi tayangannya adalah materi hasil rekaman), pembelajaran berbasis teknologi internet
memberikan peluang berinteraksi baik secara sinkron (real time) maupun asinkron (delayed).
Pembelajaran berbasis Internet memungkinkan terjadinya pembelajaran secara sinkron dengan
keunggulan utama bahwa pembelajar maupun fasilitator tidak harus berada di satu tempat yang sama.
Pemanfaatan teknologi video conference yang dijalankan dengan menggunakan teknologi Internet
memungkinkan pembelajar berada di mana saja sepanjang terhubung ke jaringan komputer. Selain
aplikasi unggulan seperti itu, beberapa peluang lain yang lebih sederhana dan lebih murah juga dapat
dikembangkan sejalan dengan kemajuan TIK saat ini.

 Buku elektronik

Buku elektronik atau e-book adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan komputer untuk
menayangkan informasi multimedia dalam bentuk yang ringkas dan dinamis. Dalam sebuah e-book dapat
diintegrasikan tayangan suara, grafik, gambar, animasi, maupun movie sehingga informasi yang disajikan
lebih kaya dibandingkan dengan buku konvensional.

Jenis e-book paling sederhana adalah yang sekadar memindahkan buku konvensional menjadi
bentuk elektronik yang ditayangkan oleh komputer. Dengan teknologi ini, ratusan buku dapat disimpan
dalam satu keping CD (compact disk) (kapasitas sekitar 700MB), DVD (digital versatile disk) (kapasitas
4,7 sampai 8,5 GB) maupun diska lepas (flash disk), diska keras (hard disk), dan penyimpanan awan
(cloud storage). Bentuk yang lebih kompleks dan memerlukan rancangan yang lebih cermat misalnya
pada Microsoft Encarta dan Encyclopedia Britannica yang merupakan ensiklopedi dalam format
multimedia. Format multimedia memungkinkan e-book menyediakan tidak saja informasi tertulis tetapi
juga suara, gambar, movie dan unsur multimedia lainnya. Penjelasan tentang satu jenis musik misalnya,
dapat disertai dengan cuplikan suara jenis musik tersebut sehingga pengguna dapat dengan jelas
memahami apa yang dimaksud oleh penyaji.

 E-learning

Beragam definisi dapat ditemukan untuk e-learning. Victoria L. Tinio, misalnya, menyatakan
bahwa e-learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan, formal maupun nonformal, yang

9
menggunakan jaringan komputer (intranet maupun ekstranet) untuk pengantaran bahan ajar, interaksi,
dan/atau fasilitasi. Untuk pembelajaran yang sebagian prosesnya berlangsung dengan bantuan jaringan
internet sering disebut sebagai online learning.

Definisi yang lebih luas dikemukakan pada working paper SEAMOLEC, yakni e-learning adalah
pembelajaran melalui jasa elektronik. Meski beragam definisi namun pada dasarnya disetujui bahwa e-
learning adalah pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi elektronik sebagai sarana penyajian dan
distribusi informasi. Dalam definisi tersebut tercakup siaran radio maupun televisi pendidikan sebagai
salah satu bentuk e-learning. Meskipun radio dan televisi pendidikan adalah salah satu bentuk e-learning,
pada umumnya disepakati bahwa e-learning mencapai bentuk puncaknya setelah bersinergi dengan
teknologi internet.

Internet-based learning atau web-based learning dalam bentuk paling sederhana adalah website
yang dimanfaatkan untuk menyajikan materi-materi pembelajaran. Cara ini memungkinkan pembelajar
mengakses sumber belajar yang disediakan oleh narasumber atau fasilitator kapanpun dikehendaki. Bila
diperlukan dapat pula disediakan mailing list khusus untuk situs pembelajaran tersebut yang berfungsi
sebagai forum diskusi.

Fasilitas e-learning yang lengkap disediakan oleh perangkat lunak khusus yang disebut perangkat
lunak pengelola pembelajaran atau LMS (learning management system). LMS mutakhir berjalan berbasis
teknologi internet sehingga dapat diakses dari manapun selama tersedia akses ke internet. Fasilitas yang
disediakan meliputi pengelolaan siswa atau peserta didik, pengelolaan materi pembelajaran, pengelolaan
proses pembelajaran termasuk pengelolaan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan komunikasi antara
pembelajar dengan fasilitator-fasilitatornya. Fasilitas ini memungkinkan kegiatan belajar dikelola tanpa
adanya tatap muka langsung di antara pihak-pihak yang terlibat (administrator, fasilitator, peserta didik
atau pembelajar). ‘Kehadiran’ pihak-pihak yang terlibat diwakili oleh e-mail, kanal chatting, atau melalui
video conference.

E. TEKNOLOGI ARSITEKTUR DAN KONSTRUKSI

 Sejarah Arsitektur

Arsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif,
keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah
dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan
mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan.
Pada tahap inilah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses.
Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur
Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.

Permukiman manusia pada masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus
produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan
tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan nulai
berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan.
Arsitektur religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang,
dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan

10
aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara
lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan
Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi
(guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.

Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting
daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-
arsitek individual - Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci - dan kultus individu pun dimulai.
Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau
bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang
jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.

Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering),
dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari
aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah "arsitek priyayi" yang biasanya
berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk yang
merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, École des Beaux-Arts di Prancis melatih calon-
calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.

Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika
menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen
estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal.
Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses
produksi.

Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-
pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang
memproduksi objek-objek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi
dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak
masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesis seni, ketrampilan, dan teknologi.

Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan
dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi
yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai "master". Kemudian
arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi massal karena kesederhanaannya dan faktor
ekonomi.

Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada
tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta
dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-Modern dengan
usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan
mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa "gubuk berhias / decorated shed"
(bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan)
adalah lebih baik daripada sebuah "bebek / duck" (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi
satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan arsitektur pasca-modern.

11
Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang mereka
pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan filosofis atau estetis
pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-
hari dan menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang dapat di tempati. Design Methodology
Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau Christopher Alexander mulai mencari
proses yang lebih inklusif dalam perancangan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian
mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi
dasar proses perancangan. Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan, arsitektur menjadi
lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Arsitektur pada masa sekarang membutuhkan sekumpulan
profesional dalam pengerjaannya. Namun, arsitek individu masih disukai dan dicari dalam perancangan
bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan
eksperimentasi gaya dekonstruktivis, seperti Museum Yahudi. Konstruksi merupakan suatu kegiatan
membangun sarana maupun prasarana. Dalam sebuah bidang arsitektur atau teknik sipil, sebuah
konstruksi juga dikenal sebagai bangunan atau satuan infrastruktur pada sebuah area atau pada beberapa
area. Secara ringkas konstruksi didefinisikan sebagai objek keseluruhan bangun(an) yang terdiri dari
bagian-bagian struktur. Misal, konstruksi struktur bangunan adalah bentuk/bangun secara keseluruhan
dari struktur bangunan. contoh lain: Konstruksi jalan raya, konstruksi jembatan, konstruksi kapal, dan lain
lain.

 Sejarah konstruksi

Konstruksi dapat juga didefinisikan sebagai susunan (model, tata letak) suatu bangunan
(jembatan, rumah, dan lain sebagainya)[1] Walaupun kegiatan konstruksi dikenal sebagai satu pekerjaan,
tetapi dalam kenyataannya konstruksi merupakan satuan kegiatan yang terdiri dari beberapa pekerjaan
lain yang berbeda.

Pada umumnya kegiatan konstruksi diawasi oleh manajer proyek, insinyur disain, atau arsitek
proyek. Orang-orang ini bekerja di dalam kantor, sedangkan pengawasan lapangan biasanya diserahkan
kepada mandor (proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang kayu, dan ahli bangunan lainnya untuk
menyelesaikan "fisik" sebuah konstruksi).

Untuk keberhasilan pelaksanaan proyek konstruksi, perencanaan yang efektif sangatlah penting.
Hal ini terkait dengan rancang-bangun (desain dan pelaksanaan) infrastruktur yang mempertimbangkan
mengenai dampak pada lingkungan/AMDAL, metode penentukan besarnya biaya yang
diperlukan/anggaran, disertai dengan jadwal perencanaan yang baik, keselamatan lingkungan kerja,
ketersediaan material bangunan, logistik, ketidaknyamanan publik terkait dengan yang disebabkan oleh
keterlambatan persiapan tender dan penawaran, dll.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Ilmu pengetahuan dan teknologi adalah akronim dari Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, dimana
dari akronim tersebut mempunyai artinya sendiri, baik Ilmu, Pengetahuan, maupun Teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bisa dilihat dari zaman purba,zaman yunani,zaman
pertengahan dan zaman modern.

Adapun peranan IPTEK dalam kehidupan manusia diantaranya :

1. Peranan terhadap kebutuhan pokok manusia terdiri dari pangan,sandang,dan papan


2. Peranan terhadap pendayagunaan sumber daya alam terdiri dari minyak bumi,batu bara,air,hutan
dan hewan,tanah
3. Peranan terhadap kehidupan manusia terdiri dari komunikasi,transportasi,kesehatan,sosial
budaya,pendidikan,ekonomi dan industri

Sikap yang harus kita lakukan terhadap kemajuan teknologi informasi ialah mengetahui dan
menyesuaikan kebutuhan kita akan informasi yang ingin kita dapatkan melalui teknologi
informasi,mengetahui sejauh mana privasi yang kita miliki dan menghargai privasi milik orang
lain,menggunakan manfaat teknologi informasi secara bijak dengan tidak menyalahi aturan hukum yang
berlaku.

B. Saran

Penulis menyadari bahwa hasil makalah ini belum lengkap dan masih jauh dari pengharapan, Hal
ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki pada saat ini. Penulis sangat
mengharapkan kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman. Adanya kritikan yang membangun
yang bisa melengkapi makalah ini di masa mendatang.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://mamikos.com/info/contoh-kata-pengantar-makalah-yang-baik-dan-benar-lengkap-singkat/

http://eprints.uny.ac.id/39639/1/BAB%20I.pdf

https://id.wikipedia.org/wiki/Revolusi_Hijau#:~:text=Revolusi%20Hijau%20merupakan%20sebuah
%20istilah,padi%20di%20Filipina%20(1960).
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/21/152002869/perkembangan-teknologi-transportasi-di-
indonesia?page=all

http://dirgantaraofindonesia.blogspot.com/2013/07/awal-mula-kedirgantaraan-di-indonesia.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Teknologi_informasi_komunikasi#:~:text=Teknologi%20Informasi%20dan
%20Komunikasi%2C%20adalah,teknologi%20informasi%20dan%20teknologi%20komunikasi

https://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur#:~:text=Sejarah,-Artikel%20utama%3A
%20sejarah&text=Arsitektur%20lahir%20dari%20dinamika%20antara,merupakan%20tahap%20awal
%20dinamika%20ini.

http://ilmualamiahdasar2017.blogspot.com/2017/12/makalah-perkembangan-ilmu-pengetahuan.html

14

Anda mungkin juga menyukai