Proposal ini disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu:
Disusun oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa mencurahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah Pendidikan Kewarganegaraan
yang berjudul, “Peranan pendidikan kewarganegaraa dalam Menyikapi Arus Globalisasi"ini.
Tentunya dalam makalah ini masih banyak kesalahan, baik dalam segi pengetahuan,
materi, maupun penulisan. Maka dari itu, saya sangat menerima kritik dan saran untuk dapat
membuat makalah ini menjadi lebih baik lagi. Dan saya juga mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya Ibu Prof. Nadiroh, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah
Filsafat Ilmu. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita
bersama serta dapat dijadikan sebagai referensi pembelajaran.
Penulis
DAFTAR ISI
PROPOSAL......................................................................................................................................................1
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI.....................................................................................................................................................3
BAB I................................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan...................................................................................................................................5
D. Manfaat....................................................................................................................................6
BAB II................................................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................................7
BAB III.............................................................................................................................................13
METODE PENELITIAN.................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Apabila kita cermati situasi dan kondisi aktual pada saat ini tampak bahwa kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara kita sedang menghadapi suatu cobaan yang berat,
yakni krisis multidimensi di seluruh aspek kehidupan nasional. Situasi dan kondisi
tersebut disebabkan oleh globalisasi yang dapat mempengaruhi pola pikir, pola sikap dan
pola tindak masyarakat, sehingga akan mempengaruhi kondisi mental spiritual bangsa
Indonesia.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik yang setia kepada nusa dan bangsa, dalam
menghadapi era globalisasi ini seyogianyalah kita mempelajari, menghayati, dan
mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, sebagai pandangan hidup bangsa
sekaligus sebagai dasar filsafat negara, agar negara kita tetap berdiri kokoh dalam
menghadapi berbagai macam tantangan dan rintangan.
Kita sadar, akhir-akhir ini banyak terjadi penyelewengan nilai-nilai Pancasila, baik di
lembaga-lembaga negara maupun di masyarakat itu sendiri. Menghadapi kondisi tersebut,
marilah kita kembali menengok sejarah perjuangan Bangsa Indonesia. Pada waktu merebut
dan mempertahankan kemerdekaan, Bangsa Indonesia berjuang dengan semangat
kebangsaan yang tinggi yang dilandasi oleh iman dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang
Maha Esa serta sikap ikhlas berkorban. Semangat tersebut merupakan kekuatan mental
spiritual yang dapat melahirkan sikap dan prilaku yang heroik dan patriotik sebagai modal
untuk merebut kemerdekaan sehingga melahirkan Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang tercinta ini.
Oleh karena itu, penerapan Pancasila dalam setiap aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara sangat penting dan mendasar oleh setiap warga negara, dalam segala aspek
kenegaraan dan hukum di Indonesia. Pengamalan Pancasila yang baik akan mempermudah
terwujudnya tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka ada beberapa pertanyaan terkait dengan
perananPancasila dalam era globalisasi, yaitu :
C. Tujuan Penulisan
Berangkat dari rumusan masalah tersebut, maka tujuan penulisan ini adalah :
1. Mengetahui apa sebenarnya yang di maksud dengan globalisasi.
2. Mengetahui bagaimana proses dari globalisasi.
3. Mengetahui pengaruh globalisasi terhadap aspek-aspek kehidupan.
4. Mengetahui dampak dari globalisasi.
5. Mengetahui bagaimana sikap kita menyikapi dampak globalisasi dalam keseharian.
D. Manfaat
A. Pengertian Globalisasi
B. Proses Globalisasi
Di akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang
pesat di berbagai Negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi dan
transportasi. Berkat penelitian di bidang elektromagnetik berturut-turut orang menciptakan
telegraf, telepon, radio, dan televisi. Semua ini memberikan dimensi baru dalam hal
pengendalian propaganda sehingga penguasaan dan hegemoni tidak lagi membutuhkan
kehadiran alat-alat pemaksa secara fisik. Terciptanya teknologi komunikasi ini disusul
dengan terciptanya berbagai teknologi transportasi yang berkembang cepat. Sebagai contoh
adalah kendaraan bermotor yang mulanya beroda dua, kemudian beroda empat, dan
meningkat lagi kualitas dan daya angkutnya, seperti pesawat terbang.
Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20, yaitu
internet, dan sekarang telah menjamur telepon genggam dengan segala fasilitasnya.
Fasilitas-fasilitas tersebut semakin memudahkan pengendalian tersentral dan global. Kini
transfer modal dan segala macam transaksi tidak perlu dilakukan secara fisik, melainkan
hanya dilakukan melalui pertukaran dokumen sehingga lebih efektif dan efesien.
Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sejak awal dilakukannya
pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang menjalankan studinya di
luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara asing, proses globalisasi yang
berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai diadopsi dan dilaksanakan sesuai
dengan kondisi kehidupan di Indonesia. Sebagai contoh nyata, yaitu kebijakan program
pengendalian pertumbuhan penduduk melalui program keluarga berencana sebenarnya
mengadopsi dari pemikiran-pemikiran dari negara lain seperti konsepnya Robert Maltus.
Globalisasi secara fisik ditandai dengan berkembangnya kota-kota yang menjadi bagian
dari jaringan kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan
transportasi, perusahaan-perusahaan berskala internasional serta cabang-cabangnya,
transaksi-transaksi antar wilayah seperti investasi, perdagangan, kerjasama antara pasar-
pasar uang serta tumbuhnya pasar-pasar tenaga kerja antarnegara (transnasional) serta
tenaga kerja dengan kemampuan khusus (profesional).
Menurut James Petras, kekuatan penggerak globalisasi adalah negara-negara imperial
pusat perusahaan multinasional dan bank-bank dengan dukungan lembaga-lembaga
keuangan internasional. Negara menjadi motor penggerak globalisasi, alokasi sumber daya
ekonomi pada aktor-aktor global.
Era globalisasi yang merupakan era tatanan kehidupan manusia secara global telah
melibatkan seluruh umat manusia. Secara khusus gelombang globalisasi itu memasuki tiga
arena penting di dalam kehidupan manusia, yaitu arena ekonomi, politik, dan arena budaya.
Dengan didukung dengan dua kekuatan besar, yaitu bisnis dan teknologi sebagai tulang
punggung globalisasi, ketiga arena kehidupan manusia itu telah menempatkan manusia
dengan lembaga-lembaganya dan berbagai tantangan dan peluang.
Jika masyarakat atau bangsa tersebut tidak siap menghadapi tantangan-tantangan global
yang bersifat multi dimensi dan tidak dapat memanfaatkan kesempatan, maka akan menjadi
korban yang tenggelam di tengah-tengah arus globlisasi. Secara ekonomis, arus pertukaran
barang, jasa, dan modal dari proses negoisasi yang menghasilkan kesepakatan bilateral
maupun multilateral akan sangat mudah menembus batas-batas teritorial negara, bahkan
radiusnya sampai ke seluruh pelosok tanah air dengan begitu lengangnya. Contoh nyata
yaitu produk luar yang berupa makanan siap saji (fast food), yang telah menguasai pasar
dan mudah di dapatkan di sembarang tempat sehingga anak-anak desa pun sudah mulai
ketagihan merasakan enaknya makanan tersebut dari pada makan nasi pecel dan ayam
goreng ala kampung.
Dari segi politik, gelombang globalisasi sangat kuat yaitu gelombang demokratisasi.
Sesudah perang dingin dan rontoknya komunism, umat manusia menyadari bahwa hanya
prinsip-prinsip demokrasi yang dapat membawa manusia ke taraf kehidupan yang lebih
baik. Angin demokratisasi telah merasuk ke dalam hati rakyat di setiap negara. Mereka
melakukan gerakan sosial dengan menggugat dan melawan sistem pemerintahan diktator
atau pemerintah apapun yang tidak memihak rakyat.
Dari sisi budaya, era globalisasi ini membawa beraneka ragam budaya yang sangat
dimungkinkan mempengaruhi pola pikir, tingkah laku, sistem nilai masyarakat suatu
negara. Oleh karena itu, kita seharusnya waspada dan pandai menyiasati pengaruh budaya
silang sehingga bangsa kita dapat mengambil nilai budaya yang positif, yaitu mengambil
nilai budaya yang bermanfaat bagi kehidupan dan pembangunan bangsa, serta tidak
terjebak oleh pengaruh-pengaruh budaya yang negatif, seperti kehidupan sex bebas,
konsumerisme, bergaya hidup mewah, narkoba dan sekulerisme. Dampak globalisasi telah
membuka wawasan kita bahwa kita harus mau memahami keberadaan budaya lebih dari
satu sudut pandang. Kita juga harus belajar memahami dunia dari perspektif yang berbeda
sesuai dengan kepentingan dan tujuan masing-masing tanpa melunturkan identitas budaya
bangsa kita. Dengan memahami perbedaan dan persamaan kebudayaan tadi akan
menimbulkan saling pengertian dan saling menghargai antar kebudayaan yang ada.
Aspek negatif dari globalisasi dapat di contohkan sebagai berikut ; dalam suatu
konferensi yang bertajuk, “Colonialism to Globalization Five Centuries after Vasco da
Gama”, yang berlangsung di New Delhi, India, Februari 1998 diungkapkan bahwa
globalisasi bukan sebuah keniscayaan yang dapat menciptakan harapan hidup baru bagi
masyarakat di belahan dunia. Para peserta menyadari bahwa globalisasi tidak menjadi
keadilan sosial dan kesejahteraan negara manapun bagi masyarakat yang sumber daya
alamnya minim dan sumber daya manusianya rendah sehingga rakyat akan tetap miskin,
baik secara internasional maupun nasional.
Dari sudut pandang politik, arus globalisasi telah menghembuskan banyak
demokratisasi di banyak Negara berkembang akan memunculkan sikap dan tindakan yang
anarkis yang dapat memakan banyak korban antar sesama. Walaupun kebangsaan semakin
terpuruk sehingga dapat menimbulkan disintegrasi bangsa. Terjadinya gejala disintegrasi
ini karena penguasa atau elit politik dianggap sudah tidak dapat lagi memperhatikan nasib
dan kepentingan rakyat. Sebaliknya penguasa hanya mementingkaan diri, keluarga, dan
kelompok.
Proses Globalisasi
Pemahaman Globalisasi
Pengaruh Globalisasi
terhadap Aspek-Aspek
Kehidupan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan
Menyikapi Dampak
Globalisasi
BAB III
METODE PENELITIAN
B. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu sesuai dengan ketetapan peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2018). Adapun populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMPN 4 Tangerang Selatan yang terdiri dari
360 siswa dan tersebar di 10 rombongan belajar.
C. Sample
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara
non probabilitas yaitu convenience sampling. Menurut Hartono (2004) pengambilan
sampel dengan convinience sampling adalah pengambilan sampel yang dilakukan dengan
memilih sampel secara bebas sekehendak peneliti. Berdasarkan jumlah penentuan sampel
minimal dalam penelitian ini adalah sebesar 10 orang. Peneliti mengambil sampel
berdasarkan jumlah minimal penelitian ini yaitu sebesar 10 orang.
E. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini jenis dan sifat penelitiannya adalah penelitian kuantitatif
dengan sifat deskriptif. Metode penelitian kuantitatif adalah metode yang mengandalkan
pengukuran objektif dan analisis matematis (statistik) terhadap sampel data yang diperoleh
melalui kuesioner, jejak pendapat, tes, atau instrumen penelitian lainnya untuk
membuktikan atau menguji hipotesis (dugaan sementara) yang diajukan dalam penelitian
DAFTAR PUSTAKA
Annisa, H., & Ulfatun Najicha, F. (2021). Wawasan Nusantara Dalam Mememcahkan
Konflik Kebudayaan Nasional. Jurnal Global Citizen : Jurnal Ilmiah Kajian
Pendidikan Kewarganegaraan10(2), 40–48.
https://ejurnal.unisri.ac.id/index.php/glbctz