Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA

“DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP NILAI-NILAI


PANCASILA”

Dosen Pembimbing:

MUHAIMIN LIMATAHU,SH.,M.HUM

Oleh:

Rif’an Abdul Rozak (01012111092)

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS KHAIRUN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberi
kita nikmat iman sehat. Berkat rahmat serta hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Dampak Globalisasi Terhadap
Nilai-Nilai Pancasila”
Adanya makalah pancasila ini ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
pendidikan pancasila program studi ilmu hukum, selain itu penulis juga berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Meskipun makalah ini telah selesai dikerjakan, namun kesempurnaan tak pernah
menjadi milik manusia, maka dari itu kritik serta saran yang membangun sangat
penulis harapkan dari pembaca sekalian terkhusus teman teman mahasiswa dan
mahasiswi untuk perbaikan penulis kedepannya.

Ternate, 8 November 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4

A. Latar Belakang .......................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 6

A. Pengertian Globalisasi ............................................................................... 6

B. Nilai-nilai Pancasila .................................................................................. 8

C . Dampak Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Pancasila.................................... 8

BAB III PENUTUPAN .................................................................................... 12

A. KESIMPULAN ....................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 13

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Saat ini kita telah memasuki era globalisasi, yang dimana waktu, ruang, dan
jarak bukan lagi menjadi pembatas. Globalisasi dapat berdampak terhadap
perubahan nilai-nilai budaya suatu bangsa. Nilai-nilai tersebut, ada yang bersifat
positif ada pula yang bersifat negatif. Semua ini merupakan ancaman, tantangan,
dan sekaligus sebagai peluang bagi bangsa ini untuk berkreasi dan berinovasi di
segala aspek kehidupan, khususnya pada generasi muda Indonesia.

Arus informasi yang semakin pesat mengakibatkan akses masyarakat


terhadap nilai-nilai asing yang negatif semakin besar. Apabila proses ini tidak
segera dibendung, akan berakibat lebih serius ketika pada puncaknya masyarakat
tidak bangga lagi pada bangsa dan negaranya. Pada genersi muda hal ini merupakan
masalah yang serius karena mereka adalah tunas penerus bangsa. Jika tidak
dibendung akan mengancam eksistensi dan ciri luhur bangsa Indonesia.Di era
globalisasi, pergaulan antarbangsa semakin kental. Batas antarnegara hampir tidak
ada artinya, batas wilayah tidak lagi menjadi penghalang.

Di dalam pergaulan antar bangsa yang semakin kental itu, akan terjadi
proses akulturasi, saling meniru, dan saling memdampaki di antara budaya masing-
masing. Adapun yang perlu dicermati dari proses akulturasi tersebut adalah proses
lunturnya nilai budaya suatu bangsa itu sendiri.

Pancasila memiliki nilai-nilai falsafah mendasar dan rasional. Pancasila


telah teruji kokoh dan kuat sebagai dasar dalam mengatur kehidupan bernegara.
Selain itu, Pancasila juga merupakan wujud dari konsensus nasional karena negara
bangsa Indonesia ini adalah sebuah desain negara moderen yang disepakati oleh
para pendiri negara Republik Indonesia kemudian nilai yang terkandungan dalam
Pancasila dilestarikan dari generasi ke generasi.

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan penulis di atas, penulis akan
merumuskan permasalahan dengan batas-batas sebagai berikut:

1. Apa itu globalisasi?


2. Apa itu nilai-nilai pancasila?
3. Apa saja dampak globalisasi terhadap nilai-nilai pancasila?

5
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Globalisasi
Menurut asal katanya, kata "globalisasi" diambil dari kata global, yang
maknanya ialah universal. Globalisasi adalah sebagai suatu proses menjadikan
sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa
dibatasi oleh wilayahsebagai fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
kehidupan manusia . Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi
mempercepat akselerasi proses globalisasi .
Globalisasi yang terjadi menyentuh seluruh aspek yang penting dalam
kehidupan. Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru
yang harus dijawab, dipecahkan. dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan. Globalisasi selalu diperbincangkan oleh banyak orang, di
seluruh dunia . Dalam globalisasi terkandung suatu pengetian akan hilangnya satu
situasi dimana berbagai pergerakan barang dan jasa antar negara diseluruh dunia
dapat bergerak bebas dan terbuka . Dengan terbukanya satu negara terhadap negara
lain, yang terjadi adalah masuknya bukan hanya barang dan jasa, tetapi juga
teknologi, pola konsumsi, pendidikan, nilai budaya dan lainlain. Konsep akan
globalisasi menurut Robertson (1992), mengacu pada penyempitan dunia secara
insentif dan peningkatan kesadaran kita akan dunia, yaitu semakin meningkatnya
koneksi global dan pemahaman kita akan koneksi tersebut.
Globalisasi memiliki banyak penafsiran dari berbagai sudut pandang.
Sebagian orang menafsirkan globalisasi sebagai proses pengecilan dunia atau
menjadikan dunia sebagaiman layaknya sebuah perkampungan kecil. Sebagian
lainnya menyebutkan bahwa globalisasi adalah upaya penyatuan masyarakat dunia
dari sisi gaya hidup, orientasi, dan budaya. Pengertian lain dari globalisasi seperti
yang dikatakan oleh Barker (2004) adalah bahwa globalisasi merupakan koneksi
global ekonomi, sosial, budaya dan politik yang semakin mengarah ke berbagai
arah di seluruh penjuru dunia dan merasuk ke dalam kesadaran kita. Produksi global
atas produk lokal dan lokalisasi produk global. Globalisasi dianggap sebagai proses
dimana berbagai peristiwa, keputusan dan kegiatan di belahan dunia yang satu
dapat membawa konsekuensi penting bagi berbagai individu dan masyarakat di

6
belahan dunia yang lain. Proses perkembangan globalisasi pada awalnya ditandai
kemajuan bidang teknologi informasi dan komunikasi. Yang akirnya merupakan
penggerak globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian memdampaki
sektorsektor lain dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya
dan lain-lain.Di belahan bumi manapun akan dapat mengakses informasi dari
belahan dunia yang lain secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat
dunia secara luas. Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi
dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin
dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada
skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang
ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dan lain- lain.
Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam
globalisasi. Perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi
dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh
karena itu globalisasi tidak dapat kita hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi
tentunya membawa dampak bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia.
dunia yang lain secara cepat.
Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas, yang
akhirnya akan saling memdampaki satu sama lain.Globalisasi berlangsung
melalui dua dimensi dalam interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan
waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu makin dipersingkat dalam interaksi
dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi berlangsung di semua bidang
kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan
keamanan dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor
pendukung utama dalam globalisasi. Perkembangan teknologi begitu cepat
sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat
tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu globalisasi tidak dapat kita
hindari kehadirannya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa dampak bagi
kehidupan suatu negara termasuk Indonesia.

7
B. Nilai-Nilai Pancasila
Pancasila dirumuskan dalam semangat kebersamaan. Salah satunya terwujud
dalam sikap menghargai perbedaan. Perbedaan pendapat tidak menjadi hambatan
untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baik. Hal itu merupakan sikap yang harus
kita tiru. Pada waktu itu bangsa Indonesia belum memiliki dasar negara. Tetapi,
sikap para tokoh telah mencerminkan semangat kebersamaan dan jiwa ksatria.
Mereka bersedia menerima perbedaaan apa pun ketika proses perumusan dasar
negara berlangsung. Nah, sekarang kita telah memiliki Pancasila sebagai dasar
negara yang kuat. Kekuatan Pancasila telah terbukti selama berdirinya negara
Indonesia. Pancasila mampu menyatukan seluruh bangsa Indonesia. Pancasila juga
mampu bertahan menghadapi rongrongan pemberontak. Oleh karena itu, kita harus
bangga memiliki dasar negara yang kuat. Kita harus dapat mengamalkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah menghargai
perbedaan. Kita harus memiliki sikap menghargai perbedaan seperti dalam
perumusan Pancasila. Kita harus menyadari bahwa negara kita terdiri atas beragam
suku bangsa. Setiap suku Bangsa memiliki ragam budaya yang berbeda.

Perbedaan suku bangsa dan budaya bukan menjadi penghalang untuk bersatu.
Tetapi, justru perbedaan itu akan menjadikan persatuan negara kita kuat seperti
Pancasila. Mengamalkan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa (falsafah
hidup bangsa) berarti melaksanakan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ,
menggunakan Pancasila sebagai petunjuk hidup sehari-hari, agar hidup kita dapat
mencapai kesejahteraan dan kebahagian lahir dan batin. Pengamalan Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari ini adalah sangat penting karena dengan demikian
diharapkan adanya tata kehidupan yang serasi (harmonis). Pengamalan Pancasila
secara utuh menjadi syarat penting bagi terwujudnya cita-cita kehidupan berbangsa
dan bernegara.

C. Dampak Globalisasi Terhadap Nilai-Nilai Pancasila


Dibandingkan pemahaman masyarakat tentang Pancasila saat ini dengan lima
belas tahun yang lalu tentunya sudah sangat berbeda. Saat ini sebagian masyarakat
cenderung menganggap Pancasila hanya sebagai suatu simbol negara dan mulai
melupakan nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya. Padahal Pancasila
yang menjadi dasar negara dan sumber dari segala hukum dan perundang-undangan

8
adalah nafas bagi eksistensi bangsa Indonesia. Sementara itu, lunturnya nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, akibat tidak
satunya kata dan perbuatan para pemimpin bangsa, Pancasila hanya dijadikan
slogan di bibir para pemimpin, tetapi berbagai tindak dan perilakunya justru jauh
dari nilai-nilai luhur Pancasila. Contoh yang tidak baik dari para pemimpin bangsa
dalam pengamalan Pancasila telah menjalar pada lunturnya nilai-nilai Pancasila di
masyarakat.

Kurangnya komitmen dan tanggung jawab para pemimpin bangsa


melaksanakan nilai-nilai Pancasila tersebut, telah mendorong munculnya kekuatan
baru yang tidak melihat Pancasila sebagai falsafah dan pegangan hidup bangsa
Indonesia. Akibatnya, terjadilah kekacauan dalam tatanan kehidupan berbangsa, di
mana kelompok tertentu menganggap nilai-nilainya yang paling bagus. Lunturnya
nilai-nilai Pancasila pada sebagian masyarakat dapat berarti awal sebuah
malapetaka bagi bangsa dan negara kita. Fenomena itu sudah bisa kita saksikan
dengan mulai terjadinya kemerosotan moral, mental dan etika dalam bermasyarakat
dan berbangsa terutama pada generasi muda. Timbulnya persepsi yang dangkal,
wawasan yang sempit, perbedaan pendapat yang berujung bermusuhan dan bukan
mencari solusi untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa, anti terhadap
kritik serta sulit menerima perubahan yang pada akhirnya cenderung mengundang
tindakan anarkis.

Dengan adanya globalisasi, intensitas hubungan masyarakat antara satu


negara dengan negara lain menjadi semakin tinggi. Dengan demikian,
kecenderungan munculnya kejahatan yang bersifat transnasional semakin sering
terjadi. Kejahatan-kejahatan tersebut, antara lain terkait dengan masalah narkotika,
money laundering, keimigrasian, human trafficking, penebangan hutan secara
ilegal, pencurian laut, pengakuan hak cipta, dan terorisme. Masalah-masalah
tersebut berdampak terhadap nilai-nilai budaya bangsa yang selama ini dijunjung
tinggi. Efek lainnya adalah globalisasi dapat memberikan efek negatif bagi budaya-
budaya leluhur di Indonesia. Dengan adanya globalisasi, maka waktu, jarak,
wilayah bukan lagi menjadi halangan, khususnya pada dunia hiburan. Pada dunia
hiburan, efek globalisasi sangat jelas dapat dirasakan, sebagai contoh: lunturnya
musik-musik tradisional, lunturnya budaya Indonesia dalam film-film lokal,

9
minimnya pentas seni lokal jika dibandingkan dengan pentas seni kontemporer
moderen. Hal tersebut mencerminkan bahwa, globalisasi dapat dengan mudah
mengubah nilainilai budaya yang sudah ada sebelumnya. Pada masyarakat, hal ini
tentu sangat membahayakan. Hal tersebut didasarkan pada mulai timbulnya sifat
individualistis di masyarakat, minimnya tenggang rasa dan semangat gotong
royong. Yang sudah jelas banyak negara lain mengenal budaya masyarakat
Indonesia sangat ramah tamah sebelumnya.

Belum lagi aksi teror, yang baru-baru ini marak terjadi. Ada sebagian
kelompok masyarakat bangsa ini yang menganut pandangan ekstim dan radikal,
yang menolak landasan bangsa ini yaitu Pancasila sebagai pedoman hidupnya, yang
tentu sangat berbahaya bagi integritas bangsa ini kedepan. Hal-hal ini tentunya
dapat mengubah identitas bangsa ini, yang sebelumnya populer dengan bangsa yang
menjunjung tinggi nilai multikultur yang Bhinneka Tunggal Ika yang memiliki
kesatuan sangat erat serta masyarakatnya yang sangat berjiwa ketimuran.

Berikut ini beberapa indikator dampak globalisasi dalam beberapa bidang


kehidupan:

1. Politik
a. Penyebaran nilai-nilai politik barat baik secara langsung atau tidak langsung
dalam bentuk unjuk rasa, demonstrasi yang semakin berani dan terkadang
”mengabaikan kepentingan umum” dengan cara membuat kerusuhan dan
anarkis.
b. Semakin lunturnya nilai-nilai politik yang berdasarkan semangat
kekeluargaan, masyarakat mufakat dan gotong royong.
c. Semakin menguatnya nilai-nilai politik berdasarkan semangat individual,
kelompok, oposisi, diktator mayoritas atau tirani minoritas
2. Ekonomi
a. Berlakunya the survival of the fittest sehingga siapa yang memiliki modal
yang besar akan semakin kuat dan yang lemah tersingkir. Pemerintah hanya
sebagai regulasi dalam pengaturan ekonomi yang mekanismenya akan
ditentukan oleh pasar.

10
b. Sektor-sektor ekonomi rakyat yang diberikan subsidi semakin berkurang,
koperasi semakin sulit berkembang, dan penyerapan tenaga kerja dengan
pola padat karya sudah semakin ditinggalkan.
3. Sosial dan Budaya
a. Mudahnya nilai-nilai barat yang masuk baik milalui internet, antene
parabola, media televisi, maupun media cetak yang kadang-kadang ditiru
habis-habisan.
b. Semakin lunturnya semangat gotong royong, solidaritas, kepedulian, dan
kesetiakawanan sosial sehingga dalam keadaan tertentu hanya ditangani oleh
segelintir orang.
c. Semakin memudarnya nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara karna dianggap tidak ada
hubungannya (sekularisme).
4. Ledakan Informasi
a. Kemajuan iptek dan arus komunikasi global yang makin canggih, cepat, dan
berkapasitas tinggi.
b. Laju pertumbuhan dan akumulasi pengetahuan serta informasi meningkat
sangat cepat secara tajam (eksponensial)
5. Hukum, Pertahanan dan Keamanan
a. Semakin menguatnya supremasi hukum, demokratisasi, dan tuntutan
terhadap dilaksanakannya hak-hak asasi manusia. Menguatnya regulasi
hukum dan pembuatan peraturan perundan-undangan yang memihak dan
bermanfaat untuk kepentingan rakyat.
b. Semakin menguatnya tuntutan terhadap tugas-tugas penegak hukum (polisi,
jaksa, dan hakim) yang lebih profesional, transparan dan akuntabel.

11
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Era globalisasi yang pesat bahkan cenderung ektrim telah menggeser
peradaban-perabapan lokal bangsa ke posisi yang semakin terjepit dan
terpinggirkan. Peta percaturan politik dunia telah menempatkan dominasi dunia
Barat, yaitu Eropa dan Amerika sebagai “pemegang saham” terbesar dalam
berbagai bidang, baik ekonomi, politik, ideologi, dan budaya di dunia. Akibatnya
nilai-nilai dan karakter lokal bangsa Indonesia akan tergerus dan semakin terkikis
di tanah airnya sendiri. Padahal, sebagai ideologi terbuka, Pancasila pada
prinsipnya dapat menerima unsur-unsur dari bangsa lain sepanjang tidak
bertentangan dengan nilai-nilai dasarnya. Oleh karena itu tidak menutup
kemungkinan pemahaman dan pengamalan Pancasila selalu berkembang sesuai
dengan dinamika perkembangan zaman. Pengaruh negatif globalisasi harus
diwaspadai, karena globalisasi dinilai telah meyakinkan sebagian masyarakat
Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa manusia ke arah kemajuan dan
kemakmuran. Akibat berkembang pesatnya globalisasi di dunia, masyarakat
Indonesia banyak yang mengikuti budaya-budaya barat yang tidak sesuai dengan
nilai-nilai yang tercantum dalam ideologi Pancasila. Hal ini merupakan contoh
pengaruh negatif globalisasi terhadap ideologi Pancasila, yang semestinya tidak
perlu untuk ditiru, karena pada dasarnya nenek moyang bangsa Indonesia memiliki
sikap dan etika yang baik dan santun.
Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan boleh
berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang
lain. Budaya dari luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang
dan jati diri bangsa dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba
liberal memaksa bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Dengan
pandangan hidup, suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap
persoalan yang dihadapi serta mencari solusi dari persoalan tersebut. Dalam
pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar kehidupan yang dicita-citakan
suatu bangsa. Juga terkandung pikiran-pikiran terdalam dan gagasan suatu bangsa
mengenai wujud kehidupan yang dicita-citakan.

12
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Noor M.S. (1994). Orientasi Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Liberty
Bertens (1989). Filsafat Barat Abad XX. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
Ismaun. Tinjauan Pancasila Dasar Filsafat Negara Indonesia.
Jacob (1999). Nilai-nilai Pancasila sebagai Orientasi Pengembangan IPTEK.
Yogyakarta: Interskip dosen-dosen Pancasila se Indonesia
Kaelan (1986). Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Paradigma
Kaelan (1996). Filsafat Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Penerbit
Paradigma
Kaelan (1998). Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Penerbit
Paradigma
Kaelan (1999). Pendidikan Pancasila Yuridis Kenegaraan. Yogyakarta: Penerbit
Paradigma
Kattsoff, Louis O. (1986). Element of Philosophy (Terjemahan Soejono
Soemargono: Filsafat). Yogyakarta: Tiara Wancana
Liang Gie, The (1998). Lintasan Sejarah Ilmu. Yogyakarta: PUBIB
Notonegoro (1975). Pancasila Secara Utuh Populer. Jakarta: Pancoran Tujuh
Pangeran, Alhaj (1998). BMP Pendidikan Pancasila. Jakarta: Penerbit Karunika
Soemargono, Soejono (1986). Filsafat Umum Pengetahuan. Yogyakarta: Nur
Cahaya
Soeprapto, Sri (1997). Pendidikan Pancasila Untuk Perguruan Tinggi. Yogyakarta:
LP-3-UGM
Sutardjo (1999). Dasar Esensial Calon Sarjana Pancasila. Jakarta: Balai Pustaka

13

Anda mungkin juga menyukai