Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MAKALAH

PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

Dosen : Rizwan Martiadi, M.Pd.


 

 NAMA : Siska Purnamasari Nugraha

NIM      : E.0105.21.077

KELAS : 1B/TK 1

JURUSAN D3 KEPERAWATAN

STIKES BUDI LUHUR CIMAHI

 
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT bahwa dengan Rahmat dan Ridho-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah Pendidikan Kewarganegaraan yang
berjudul“PancasilaDiEraGlobalisasi”sebagai tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Ada pun isi dari makalah ini adalah Pancasila di era globalisasi, dampak positif dan negatif
globalisasi. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan kita semua dan dapat
memenuhi tugas yang bapak Rizwan Martiadi berikan serta dapat menjadi nilai untuk
penulis.

Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik, namun penulis pun
menyadari bahwa  saya memiliki akan adanya keterbatasan saya sebagai manusia biasa.
Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi teknik penulisan,
maupun dari isi, maka kami memohon maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar
bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan
makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan saya. Sebelumnya saya ucapkan  Terimakasih.

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………... i 

Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………………………………….... 1

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………………………………………….

1.2 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………………...

1.3 TUJUAN MASALAH……………………………………………………………………………………..

1.4 MANFAAT MASALAH………………………………………………………………………………….

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………………………….. 3

2.1 PENGERTIAN GLOBALISASI……………………………………………………………………….. 5

2.2 DAMPAK GLOBALISASI……………………………………………………………………………… 6

2.3 PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI……. 8

2.4 PENTINGNYA PEMASYARAKATAN PANCASILA DI ERA GLOBALISASI………….. 9

2.5 PARADIGMA PANCASILA DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI………….. 9

2.6 UPAYA PEMASYARAKATAN PANCASILA……………………………………………………. 10

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………………………… 11

KESIMPULAN………………………………………………………………………………………………………………. 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
 

iii
BAB I

PENDAHULUAN

 
1.1 LATAR BELAKANG

Pancasila sebagai dasar dan ideologi negara merupakan kesepakatan politik ketika negara
Indonesia didirikan dan hingga sekarang di era globalisasi. Negara Indonesia tetap
berpegang teguh kepada pancasila sebagai dasar negara. Sebagai dasar negara tentulah
pancasila harus menjadi acuan Negara dalam menghadapi tantangan global dunia yang
terus berkembang.

Di era globalisasi ini peran pancasila tentulah sangat penting untuk tetap menjaga eksistensi
kepribadian bangsa indonesia, karena dengan adanya globalissi batasan batasan diantara
negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat masuk dengan
mudah ke masyarakat. Hal ini dapat memberikan dampak positif dan negatif bagi bangsa
indonesia, jika kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal yang timbul dari dampak
globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang positif karena dapat menambah
wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan negara di dunia. Tapi jika kita tidak
dapat memfilter dengan baik sehingga hal-hal negatif dari dampak globalisasi dapat
merusak moral bangsa dan eksistensi kebudayaan indonesia. Saat ini globalisasi
berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi segala aspek kehidupan berbangsa dan
bernegara. Dilihat dari prosesnya, globalisasi adalah sesuatu yang wajar dalam kehidupan
yang tumbuh dan berkembang. Disini tinggal bagaimana setiap bangsa dan negara
menyikapinya. Jika suatu bangsa tidak mampu mengikuti arus globalisasi terutama negara
yang tingkat kehidupan dan pembangunannya masih tradisional, hal itu akan menimbulkan
kekhawatiran hubungan internasional dan berpengaruh pada kondisi dalam negeri.
Misalnya kekhawatiran dalam aspek politik, ekonomi, sosial, budaya, dan keamanan.
Globalisasi telah menciptakan beberapa peluang yang dapat menguntungkan kehidupan
manusia, diantaranya suasana kehidupan semakin mudah, nyaman, praktis, berkualitas
serta bekerja makin cepat dan efisien. Pada sisi lain, globalisasi dapat menimbulkan
tantangan bagi seseorang. Dari faktor-faktor tersebutlah di butuhkan peranan pancasila
sebagai dasar dan pedoman negara dalam menghadapi tantangan global yang terus
meningkat diera globalisasi.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan globalisasi?

2. Dampak – dampak apa sajakah yang dapat ditimbulkan dengan adanya


globalisasi?

1
3. Bagaimanakah sikap selektif yang harus dimiliki masyarakat untuk menanggapi
pengaruh dari      adanya globalisasi?

4. Bagaimana kedudukan Pancasila di masyarakat?

5. Bagaimana pentingnya pemasyarakatan Pancasila di era globalisasi?

6. Dan apa sajakah langkah – langkah dalam pelaksanaan upaya


pemasyarakatan Pancasila diera globalisasi?

 
1.3 TUJUAN MASALAH

1. Mahasiswa mampu memahami dan memaknai arti pentingnya


pemasyarakatan Pancasila diera globalisasi.

2. Menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air terhadap diri sendiri dan


masyarakat sekitarnya.

3. Mahasisiwa dapat membantu pemerintah dalam menyaring pengaruh-


pengaruh buruk akibat adanya globalisasi.

 
1.4 MANFAAT MASALAH

1. Mahasiswa memperoleh pengetahuan dan wawasan mengenai globalisasi.

2. Mahasiswa dapat memahami kedudukan Pancasila dalam masyarakat serta


dapat menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

3. Mahasiswa dapat menerapkan nilai – nilai pancasila dalam kehidupan sehari –


hari. 

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN GLOBALISASI

Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal
batas wilayah. Globalisasi dalam dunia komunikasi saat ini telah terasa begitu nyata.
Pesatnya perkembangan teknologi komunikasi membawa kita ke sebuah era dimana kita
dapat berkomunikasi dengan orang lain di belahan bumi mana pun, kapan pun, secara
seketika itu juga. Sebagai proses, globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam
interaksi antar bangsa, yaitu dimensi ruang dan waktu. Ruang makin dipersempit dan waktu
makin dipersingkat dalam interaksi dan komunikasi pada skala dunia. Globalisasi
berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial
budaya, pertahanan keamanan,teknologi dan informasi dan lain- lain. Teknologi informasi
dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini,
perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan berbagai bentuk
dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia.Oleh karena itu,kita sebagai bangsa
Indonesia juga tidak bisa menghindarinya. Kehadiran globalisasi tentunya membawa
pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua
sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh globalisasi di berbagai bidang
kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain- lain juga
akan mempengaruhi nilai- nilai nasionalisme terhadap bangsa.Oleh karena itu,diperlukanlah
Pancasila sebagai pedoman bangsa Indonesia untuk menghadapi tantangan di era
globalisasi. Globalisasi adalah fenomena dimana batasan-batasan antar negara seakan
memudar karena terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek kehidupan, khususnya
di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan terjadinya perkembangan berbagai
aspek kehidupan khususnya di bidang iptek maka manusia dapat pergi dan berpindah ke
berbagai negara dengan lebih mudah serta mendapatkan berbagai informasi yang ada dan
yang terjadi di dunia. Namun fenomena globalisasi ini tidak selalu memberi dampak
positif, berbagai perubahan yang terjadi akibat dari globalisasi sudah sangat terasa, baik itu
di bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, dan teknologi informasi. Berbagai dampak negatif
terjadi dikarenakan manusia kurang bisa memfilter dampak dari globalisasi sehingga lebih
banyak mengambil hal-hal negatif dari pada hal-hal positif yang sebenarnya bisa lebih
banyak kita dapatkan dari fenomena globalisasi ini.

Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-
negara adikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga
terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk

3
yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikan
ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing.
Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan
berpengaruh terhadap bidang-bidang lain seperti budaya dan agama.Theodore Levitte
merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.

Scholte melihat bahwa ada beberapa definisi yang dimaksudkan orang dengan
globalisasi:

1. Internasionalisasi: Globalisasi diartikan sebagai meningkatnya hubungan


internasional.    Dalam hal ini masing-masing negara tetap mempertahankan
identitasnya masing-masing, namun menjadi semakin tergantung satu sama
lain. 

2. Liberalisasi: Globalisasi juga diartikan dengan semakin diturunkankan batas antar


negara, misalnya hambatan tarif ekspor impor, lalu lintas devisa, maupun
migrasi.

3. Universalisasi: Globalisasi juga digambarkan sebagai semakin tersebarnya hal


material maupun imaterial ke seluruh dunia. Pengalaman di satu lokalitas dapat
menjadi pengalaman seluruh dunia.

4. Westernisasi: Westernisasi adalah salah satu bentuk dari universalisasi dengan


semakin menyebarnya pikiran dan budaya dari barat sehingga mengglobal.

5. Hubungan transplanetari dan suprateritorialitas: Arti kelima ini berbeda dengan


keempat definisi di atas. Pada empat definisi pertama, masing-masing negara
masih mempertahankan status ontologinya.Pada pengertian yang kelima, dunia
global memiliki status ontologi sendiri, bukan sekadar gabungan negara-negara.

Untuk globalisasi itu sendiri memiliki ciri-ciri sebagai berikut ;

- Adanya perubahan dalam konsep ruang dan waktu.

- Pasar dan produksi ekonomi dan Negara yang berbeda menjadi saling terkait.

- Adanya peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa.

- Meningkatnya masalah bersama misal, pada lingkungan hidup, krisis


multinasional, dan inflasi regional dsb.

- Adanya perubahan dari sentralisasi ke desentralisasi.

- Adanya privatisasi atau swastanisasi atas Negara kesejahteraan.

 2.2 DAMPAK GLOBALISASI

4
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara termasuk
Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu pengaruh positif dan pengaruh negatif.
Pengaruh globalisasi di berbagai bidang kehidupan seperti kehidupan politik, ekonomi,
ideologi, sosial budaya dan lain- lain.

1. Dampak positif globalisasi

 Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan


demokratis. Karena pemerintahan adalah bagian dari suatu negara,
jika pemerintahan djalankan secara jujur, bersih dan dinamis tentunya akan
mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif tersebut berupa
rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. 

 Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan


kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dengan adanya hal
tersebut akan meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa yang menunjang
kehidupan nasional bangsa.

 Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti
etos kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju
untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan
bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa kita.

2. Dampak negatif globalisasi

 Globalisasi mampu menyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme


dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup
kemungkinan berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme.
Jika hal tesebut terjadi akibatnya rasa nasionalisme bangsa akan hilang.

 Dari globalisasi aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam
negeri karena banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola,
Pizza Hut,dll.) membanjiri di Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap
produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme
masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia.

Masyarakat kita khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa
Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat
dunia dianggap sebagai kiblat. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara
yang kaya dan miskin, karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Hal
tersebut dapat menimbulkan pertentangan antara yang kaya dan miskin yang dapat
mengganggu kehidupan nasional bangsa. Munculnya sikap individualisme yang
menimbulkan ketidak pedulian antarperilaku sesama warga. Dengan adanya individualisme
maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa.

Globalisasi yang melanda dunia sekarang ini, berpengaruh pula pada bangsa Indonesia. Kita
sebagai bagian dari masyarakat dunia tidak bisa lagi menolak atau menghentikan proses

5
global ini. Bangsa Indonesia telah membuka diri untuk selalu berhubungan dengan dunia
lain di dunia. Untuk menghadapi arus tersebut bangsa Indonesia perlu memperhatikan dua
hal yaitu bagaimana mengelola globalisasi dan bagaimana memperkuat akar
kebangsaan. Dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini yang di butuhkan adalah
memperkuat rasa kebangsaan dan kebanggaan warga Negara terhadap bangsa Indonesia
sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. Bila ini terwujud, adanya globalisasi tidak akan
melunturkan semangat kebangsaan kita.

Untuk memperkuat akar kebangsaan Indonesia kita harus mampu menggali potensi dalam
negeri di segala bidang. Contohnya, meningkatkan kualitas SDM mobilisasi daya dan dana
dalam negeri antara lain melalui program jaminan nasional, lebih menggunakan produk
dalam negeri serta membangun rasa solidaritas bangsa secara keseluruhan.

2.3 PANCASILA SEBAGAI PEDOMAN DALAM MENGHADAPI GLOBALISASI

Pancasila sebagai dasar negara Indonesia yang sudah ditentukan oleh para pendiri negara ini
haruslah menjadi sebuah acuan dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara,berbagai tantangan dalam menjalankan ideologi pancasila juga tidak mampu
untuk menggantikankan pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia,pancasila terus
dipertahankan oleh segenap bangsa Indonesia sebagai dasar negara,itu membuktikan
bahwa pancasila merupakan ideologi yang sejati untuk bangsa Indonesia. Oleh karena itu
tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian bangsa,dan kini
mau tak mau,suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di pusaran arus globalisasi
dunia.Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti kehilangan
jatidiri,kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia.Rakyat yang tumbuh di atas
kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan tersebut
akan membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri.Mereka kehilangan
jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur pancasila.

Dalam arus globalisasi saat ini dimana tidak ada lagi batasan-batasan yang jelas antar
setiap bangsa Indonesia,rakyat dan bangsa Indonesia harus membuka diri.
Dahulu,sesuai dengan tangan terbuka menerima masuknya pengaruh budaya
hindu,islam,serta masuknya kaum barat yang akhirnya melahirkan kolonialisme.pengalaman
pahit berupa kolonialisme tentu sangat tidak menyenangkan untuk kembali terulang. Patut
diingat bahwa pada zaman modern sekarang ini wajah kolonialisme dan imperialisme tidak
lagi dalam bentuk fisik, tetapi dalam wujud lain seperti penguasaan politik dan ekonomi.
Meski tidak berwujud fisik, tetapi penguasaan politik dan ekonomi nasional oleh pihak asing
akan berdampak sama seperti penjajahan pada masa lalu, bahkan akan terasa lebih
menyakitkan. 

Dalam pergaulan dunia yang kian global, bangsa yang menutup diri rapat-rapat dari dunia
luar bisa dipastikan akan tertinggal oleh kemajuan zaman dan kemajuan bangsa-bangsa lain.
Bahkan, negara sosialis seperti Uni Soviet—yang terkenal anti dunia luar—tidak bisa
bertahan dan terpaksa membuka diri. Maka, kini, konsep pembangunan modern harus
membuat bangsa dan rakyat Indonesia membuka diri. Dalam upaya untuk meletakan dasar-

6
dasar masyarakat modern, bangsa Indonesia bukan hanya menyerap masuknya modal,
teknologi, ilmu pengetahuan, dan ketrampilan, tetapi juga terbawa masuk nilai-nilai sosial
politik yang berasal dari kebudayaan bangsa lain. Yang terpenting adalah bagaimana bangsa
dan rakyat Indonesia mampu menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan
sesuai dengan kepribadian bangsa saja yang terserap. Sebaliknya, nilai-nilai budaya yang
tidak sesuai apalagi merusak tata nilai budaya nasional mesti ditolak dengan tegas. Kunci
jawaban dari persoalan tersebut terletak pada Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar
negara. Bila rakyat dan bangsa Indonesia konsisten menjaga nilai-nilai luhur bangsa, maka
nilai-nilai atau budaya dari luar yang tidak baik akan tertolak dengan sendirinya. Cuma,
persoalannya, dalam kondisi yang serba terbuka seperti saat ini justeru jati diri bangsa
Indonesia tengah berada pada titik nadir. 
Bangsa dan rakyat Indonesia kini seakan-akan tidak mengenal dirinya sendiri sehingga
budaya atau nilai-nilai dari luar baik yang sesuai maupun tidak sesuai terserap bulat-bulat.
Nilai-nilai yang datang dari luar serta-merta dinilai bagus, sedangkan nilai-nilai luhur bangsa
yang telah tertanam sejak lama dalam hati sanubari rakyat dinilai usang. Lihat saja sistem
demokrasi yang kini tengah berkembang di Tanah Air yang mengarah kepada faham
liberalisme. Padahal, negara Indonesia seperti ditegaskan dalam pidato Bung Karno di depan
Sidang Umum PBB menganut faham demokrasi Pancasila yang berasaskan gotong royong,
kekeluargaan, serta musyawarah dan mufakat. 

Sistem politik yang berkembang saat ini sangat gandrung dengan faham liberalisme dan
semakin menjauh dari sistem politik berdasarkan Pancasila yang seharusnya dibangun dan
diwujudkan rakyat dan bangsa Indonesia. Terlihat jelas betapa demokrasi diartikan sebagai
kebebasan tanpa batas. Hak asasi manusia (HAM) dengan keliru diterjemahkan dengan
boleh berbuat semaunya dan tak peduli apakah merugikan atau mengganggu hak orang lain.
Budaya dari luar, khususnya faham liberalisme, telah merubah sudut pandang dan jati diri
bangsa dan rakyat Indonesia. Pergeseran nilai dan tata hidup yang serba liberal memaksa
bangsa dan rakyat Indonesia hidup dalam ketidakpastian. Akibatnya, seperti terlihat saat ini,
konstelasi politik nasional serba tidak jelas. Para elite politik tampak hanya memikirkan
kepentingan dirinya dan kelompoknya semata. 

Dalam kondisi seperti itu sekali lagi peran Pancasila sebagai pandangan hidup dan dasar
negara memegang peranan penting. Pancasila akan menilai nilai-nilai mana saja yang bisa
diserap untuk disesuaikan dengan nilai-nilai Pancasila sendiri. Dengan begitu, nilai-nilai baru
yang berkembang nantinya tetap berada di atas kepribadian bangsa Indonesia. Pasalnya,
setiap bangsa di dunia sangat memerlukan pandangan hidup agar mampu berdiri kokoh dan
mengetahui dengan jelas arah dan tujuan yang hendak dicapai. Dengan pandangan hidup,
suatu bangsa mempunyai pedoman dalam memandang setiap persoalan yang dihadapi
serta mencari solusi dari persoalan tersebut.

Dalam pandangan hidup terkandung konsep mengenai dasar kehidupan yang dicita-citakan
suatu bangsa. Juga terkandung pikiran-pikiran terdalam dan gagasan suatu bangsa
mengenai wujud kehidupan yang dicita-citakan. Pada akhirnya pandangan hidup bisa
diterjemahkan sebagai sebuah kristalisasi dari nilai-nilai yang dimiliki suatu bangsa yang
diyakini kebenarannya serta menimbulkan tekad bagi bangsa yang bersangkutan untuk
mewujudkannya. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan berbangsa dan bernegara, bangsa

7
Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau meniru model yang dilakukan bangsa lain,
tanpa menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan bangsa Indonesia sendiri.

2.4 PENTINGNYA PEMASYARAKATAN PANCASILA DI ERA GLOBALISASI

Pancasila adalah dasar negara, ideologi bangsa & falsafah serta pandangan hidup bangsa,
yang didalamnya terkandung nilai dasar (intrinsik), nilai instrumental & nilai praksis. Selain
itu Pancasila sebagai ideologi terbuka memiliki 4 dimensi yaitu: dimensi realita, idealisme,
fleksibilitas dan pembangunan nasional. Namun nilai-nilai yang dimiliki Pancasila pada saat
ini kondisinya dipengaruhi oleh nilai-nilai universal . Globalisasi bercirikan demokratisasi,
hak asasi manusia & lingkungan hidup, selain itu pula kemajuan iptek berupa informasi &
transformasi menjadikan dunia tanpa batas & era pasar bebas bercirikan liberalisme
ekonomi kapitalis berdampak terhadap pergeseran peradaban.

Dari kenyataan tersebut Pancasila mengalami pengaruh yang cukup tajam, dimana di dalam
kehidupan masyarakat nilai-nilai Pancasila banyak ditinggalkan bahkan dalam tindak tanduk,
perilaku, moral warga negeri ini menyimpang dari nilai-nilai Pancasila.
Terabaikannya Pancasila juga dapat dilihat dari dicabutnya Tap MPR nomor 2/1978 tentang
P4 & dibubarkannya BP7, yang berarti secara formal tidak ada lagi lembaga yang mengkaji
dan mengembangkan Pancasila.

Selain itu UU nomor 20/2003 tentang pendidikan nasional tidak lagi menyebut Pancasila
sebagai pelajaran wajib. Sehingga kedepan generasi muda akan kehilangan makna Pancasila,
sebagai jati diri bangsa yang digali dari bumi sendiri. Nilai-nilai luhur Pancasila dalam
implementasinya antara harapan & kenyataan masih jauh dari apa yang diharapkan, hal
tersebut dapat dilihat pada dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara saat
ini yang antara lain :

 Aturan negara yang belum memadai & mencapai sasaran yg diinginkan.

 Penyelenggaraan negara yang belum sesuai dengan komitmen yang telah


disepakati.

 Masyarakat apatis menerima Pancasila.

8
Oleh karena itu perlu adanya pemasyarakatan Pancasila terutama dalam
mengimplementasikan nila-nilai luhur Pancasila. Selain itu, Pancasila sangat penting untuk
dimasyarakatkan kepada seluruh bangsa Indonesia agar budaya bangsa Indonesia tidak
luntur dan musnah seiring dengan perkembangan – perkembangan baru yang ditimbulkan
karena adanya globalisasi.

Sebab nilai- nilai pancasila itulah yang menjadi jati diri bangsa Indonesia yang menentukan
cara berfikir, bersikap, dan berbuat dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Dengan adanya pemasyarakatan pancasila maka bangsa Indonesia akan tetap
dapat bersatu dalam nuansa kebangsaaan yang utuh, tetap teguh dan selalu mempunyai
rasa nasionalisme yang tinggi.

2.5 PARADIGMA PANCASILA DALAM MENGHADAPI ERA GLOBALISASI

Dalam menghadapi era globalisasi, yang merupakan tantangan dan sekaligus peluang yang
harus diraih berdasarkan pada budaya bangsa. Sebagai bangsa Indonesia, kita harus
memperteguh akar budaya bangsa yang menjadi pedoman dan pandangan hidup bangsa
Indonesia yaitu, Pancasila. Isu globalisasi, seperti demokratisasi, hak asasi manusia, dan
lingkungan hidup yang melanda dunia harus dilihat dan dikaji oleh bangsa Indonesia bertitik
tolak pada paradigma atau sudut pandang Pancasila. Karena, pancasila itulah yang menjadi
jati diri bangsa Indonesia yang menentukan cara berfikir, bersikap, dan berbuat. Setiap
individu bangsa Indonesia di kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dalam
menghadapi era globalisasi.

2.6 UPAYA PEMASYARAKATAN PANCASILA

 Selektif terhadap pengaruh dari globalisasi dalam segala bidang yang masuk ke
Indonesia.

 Menumbuhkan semangat nasionalisme pada bangsa Indonesia. Yang dapat


diwujudkan dalam semangat dalam produk dalam negeri.

 Menanamkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila pada diri bangsa Indonesia.

 Memahami dan menerapkan bahwa Pancasila sebagai dasar dan ideologi yang
merupakan filter bagi masuknya budaya luar ke Indonesia.

 Menerapkan dan menegakkan hukum secara tegas dan seadil - adilnya.

 Pasal 32 UUD 1945 “ bahwa kebudayaan nasional harus menuju ke arah kemajuan
adat budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru dari kebudayaan
asing yang dapat memperkaya kebudayaan bangsa sendiri, serta mempertinggi
derajat kemanusiaan bangsa sendiri. Kita harus benar – benar selektif dalam
menerima budaya global”.

9
 Memperteguh agama dan ajarannya sebagai sumber moral dan pedoman hidup
manusia.

 Kerja sama pemerintah dengan para tokoh agama, para pendidik, badan sensor,
produsen, media cetak dan elektronik yang memberikan contoh terhadap
pemahaman nilai – nilai Pancasila serta adanya dukungan masyarakat sendiri.

 Dalam bidang pendidikan, para pendidik memberikan pelajaran pendidikan Pancasila /


pendidikan kewarganegaraan, tidak hanya dalam segi kognitifnya melainkan juga
menerapkan dalam kegiatan yang mengarah kepada afektif peserta didik.

                                                           

BAB III

            PENUTUP
 KESIMPULAN

Oleh karena itu tantangan di era globalisasi yang bisa mengancam eksistensi kepribadian
bangsa, dan kini mau tak mau,suka tak suka ,bangsa Indonesia berada di pusaran arus
globalisasi dunia.Tetapi harus diingat bahwa bangsa dan negara Indonesia tak mesti
kehilangan jatidiri, kendati hidup ditengah-tengah pergaulan dunia.Rakyat yang tumbuh di
atas kepribadian bangsa asing mungkin saja mendatangkan kemajuan,tetapi kemajuan
tersebut akan membuat rakyat tersebut menjadi asing dengan dirinya sendiri.Mereka
kehilangan jatidiri yang sebenarnya sudah jelas tergambar dari nilai-nilai luhur
pancasila. Yang terpenting adalah bagaimana bangsa dan rakyat Indonesia mampu
menyaring agar hanya nilai-nilai kebudayaan yang baik dan sesuai dengan kepribadian
bangsa saja yang terserap. Karena itu, dalam pergaulan kehidupan berbangsa dan
bernegara, bangsa Indonesia tidak bisa begitu saja mencontoh atau meniru model yang
dilakukan bangsa lain, tanpa menyesuaikan dengan pandangan hidup dan kebutuhan
bangsa Indonesia sendiri. Globalisasi merupakan suatu tantangan sekaligus peluang yang
harus diraih. Namun, globalisasi tersebut akan menimbulkan dampak – dampak pengiring
akibat perkembangan–perkembangan dari proses globalisasi baik secara positif maupun
negatif. 
Untuk menghadapi dampak globalisasi diperlukan nilai–nilai Pancasila yang luhur agar

10
bangsa kita tidak kehilangan kepribadian atau jati diri sebagai bangsa Indonesia. Maka
dengan demikian, perlu adanya pemasyarakatan Pancasila pada bangsa Indonesia.
Selain itu, untuk mewujudkan hal tersebut bangsa Indonesia harus memiliki langkah-langkah
dalam mengantisipasi arus globalisasi. Hal itu, ditujukan agar globalisasi tidak dapat
mengikis dan mengubah nilai nasionalisme bangsa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/document/483086833/PERANAN-PENGAMALAN-PANCASILA

http://eprints.ums.ac.id/24936/2/BAB_I.pdf

11
https://m-edukasi.kemdikbud.go.id/medukasi/produk-files/kontenkm/km2016/
KM201639/materi2.html

https://www.coursehero.com/file/p1orsd9/Globalisasi-adalah-fenomena-dimana-
batasan-batasan-antar-negara-seakan-memudar/

https://repository.unikom.ac.id/44337/1/Globalisasi%20dan%20Nasionalisme
%20%281%29.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai