Anda di halaman 1dari 18

SOSIOLOGI OLAHRAGA

Globalisasi dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Sosial Masyarakat

Disusun oleh :
Tri Prasetyo 21340011

Disusun Oleh :
Tri Prasetyo 21340011

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Phil Yanuar Kiram

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN (S2)


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penulis telah menyelesaikan
Makalah ini dengan judul Globalisasi dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku Sosial
Masyarakat.

Makalah ini dibuat untuk melengkapi tugas matakuliah Sosiologi Olahraga


Prodi Ilmu Keolahragaan (FIK) Universitas Negeri Padang (UNP).

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak


kekurangan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi kesempurnaan makalh ini.

Padang, 07 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I ...................................................................................................................... 3

PENDAHULUAN .................................................................................................. 3

A. Latar Belakang ............................................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 5

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 5

BAB II ..................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN ..................................................................................................... 6

A. Pengertian Globalisasi .................................................................................. 6

B. Pengaruh dan Dampak Globalisasi .............................................................. 8

C. Analisis Masalah ........................................................................................ 10

D. Alternatif Solusi dan Rekomendasi ............................................................ 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Globalisasi pada dasarnya merupakan suatu proses casualitas (proses atau
peristiwa sebab-akibat), yaitu proses yang mengalir sedemikian rupa yang
didahului oleh beberapa peristiwa yang sangat mempengaruhi berbagai aspek
kehidupan manusia. Upaya manusia untuk terus mempertahankan eksistensi dan
meningkatkan kualitas hidupnya dengan memanfaatkan semua potensi yang ada
terus berlangsung. Akhirnya manusia berpikir, bagaimana caranya memanfaatkan
potensi yang ada untuk memudahkan manusia mencapai berbagai tujuan dalam
hidupnya atau bagaimana caranya manusia dapat mempermudah mengatasi
persolan yang dihadapinya. Misalnya, bagaimana caranya manusia dapat hidup
dengan kualitas kesehatan yang baik, maka lahirnya berbagai penelitian dan
teknologi yang terkait dengan hal tersebut. Kemudian, bagaimana caranya
manusia dapat berkomunikasi dan mengalirkan/memobilisasi informasi dengan
cepat dan menjangkau wilayah yang cukup luas ke berbagai belahan dunia, maka
muncullah berbagai penelitian dan teknologi yang terkait dengan hal tersebut.
Selanjutnya manusia berpikir, bagaimana caranya untuk dapat berpergian dengan
cepat, nyaman dan aman kesuatu wilayah, baik dekat maupun jauh keberbagai
belahan dunia, maka muncullah penelitian dan teknologi yang berhubungan
dengan hal tersebut.

Hasil-hasil penelitian yang melahirkan teori dan teknologi yang berkaitan


dengan berbagai aspek kehidupan manusia, kemudian melahirkan berbagai
pemikiran dan konsep berikutnya sebagai dampak selanjutnya dari perkembangan
yang terjadi. Pemikiran dan konsep-konsep yang dimaksud antara lain seperti:
bagaimana memanfaatkan perkembangan atau kemajuan yang ada untuk
mendominasi perekonomian dunia, bagaimana mendominasi kekuatan politik,
bagaimana menyebarkan budaya yang kemudian mempengaruhi perilaku

3
masyarakat dan sebagainya. Demikianlah rentetan peristiwa yang mengalir
sebagai suatu rentetan casualitas, yang kemudian memunculkan globalisasi.

Globalisasi sebagai dampak dari rentetan peristiwa yang mendahuluinya,


dalam pengertian sebagai suatu rentetan peristiwa casualitas, bukan berarti setiap
rentetan tersebut terjadi demikian saja, melainkan suatu rentetan peristiwa yang
diinginkan atau direncanakan, melalui pengembangan suatu pemikiran, ide atau
gagasan. Keinginan dan upaya manusia, untuk meningkatkan kualitas hidup,
melalui pemanfaatan potensi yang ada, telah mengarahkan manusia untuk
melakukan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Rentetan berikutnya
adalah pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk modernisasi dalam berbagai aspek
kehidupan. Modernisasi kemudian mengarahkan pemikiran untuk
industrialisasi,yang kemudian menuju komersialisasi.

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama teknologi komunikasi


telah memberikan akselarasi dan merupakan prime-mover terhadap perkembangan
berbagai aspek kehidupan manusia. Perubahan berlangsung demikian cepat
bahkan sukar untuk diprediksi secara akurat. Kemajuan teknologi komunikasi
telah berhasil menerobos batas-batas demarkasi suatu negara. Dunia tanpa batas,
Dunia semakin terbuka. Kemajuan teknologi informasi telah mengakibatkan
aliran informasi berlangsung dalam kecepatan tinggi dan dalam kapasitas yang
sangat besar serta menjangkau wilayah yang sangat luas. Ini berarti dalam waktu
yang bersamaan telah berlangsung transformasi ide, pemikiran, gagasan bahkan
ideologi dan budaya yang sekaligus merupakan stimulus atau pemicu
berkembangnya suatu ide, pemikiran dan gagasan baru dari suatu belahan bumi ke
belahan bumi yang lainnya. Interaksi masyarakat dunia berlangsung begitu cepat,
sehingga terjadilah globalisasi sebagaimana yang kita lihat dan kita alami saat ini.

Globalisasi telah mempengaruhi budaya, gaya hidup, pola pikir dan


kehidupan sosial masyarakat. Budaya dan gaya hidup, tidak lagi menjadi milik
suatu bangsa, melainkan cenderung menjadi milik masyarakat dunia. Pola pikir,

4
ide dan gagasan yang menyebar secara luas ke berbagai belahan dunia, telah
memicu terjadinya demokratisasi dalam berbagai aspek kehidupan. Para pakar dan
pengamat globalisasi dan interaksi masyarakat dunia bahkan mengatakan,
teknologi informasi dan komunikasi sebagai prime mover globalisasi telah
menjadikan dunia yang sangat luas menjadi suatu kampung atau perkampungan
yang kecil. Waktu, jarak dan batas demarkasi antar negara, tidak lagi menjadi
masalah atau penghalang untuk terjadinya mobilisasi suatu ideologi, budaya dan
gaya hidup. Keadaan yang demikian membawa perubahan yang sangat signifikan
terhadap gaya hidup dan perilaku sosial masyarakat dan dikhawatirkan merubah
tatanan dan justru merusak moral dan karakter bangsa.

B. Rumusan Masalah
Adapun Rumusan Masalah yang akan di bahas dalam makalah ini antara
lain sebagai berikut :
1. Apa dampak positif dan negatif dari globalisasi terhadap prilaku sosial
masyarakat ?
2. Bagaimana mengantisipasi perubahan moral dan karakter bangsa yang
disebabkan globalisasi ?

C. Tujuan Penulisan
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Dapat mengetahui dampak positif dan negatif dari globalisasi

2. Dapat mengantisipasi pengaruh globalisasi terhadap perubahan moral dan


karakter bangsa

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Globalisasi
Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang
bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses
manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi
mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh
aspek penting kehidupan. Globalisasi mendorong kita untuk melakukan
identifikasi dan mencari titik-titik simetris sehingga bisa mempertemukan dua hal
yang tampaknya paradoksial, yaitu pendidikan Indonesia yang berimplikasi
nasional dan global.

Dampak globalisasi memaksa banyak negara meninjau kembali wawasan


dan pemahaman mereka terhadap konsep bangsa, tidak saja karena faktor. Kata
globalisasi diambil dari global yang maknanya universal. Globalisasi belum
memiliki definisi atau pengertian yang pasti kecuali sekedar definisi kerja
sehingga maknanya tergantung pada sudut pandang orang yang melihatnya. Ada
beberapa definisi global yang dikemukakan oleh beberapa orang sebagai berikut :

a. Malcom Waters, seorang professor sosiologi dari Universitas Tasmania,


berpendapat, globalisasi adalah sebuah proses social yang berakibat
pembatasan geografis pada keadaan social budaya menjadi kurang penting
yang terjelma di dalam kesadaran orang.

b. Emanuel Richter, guru besar pada ilmu politik Universtas Aashen, Jerman,
berpendapat, bahwa globalisasi adalah jaringan kerja global secara
bersamaan yang menyatukan masyarakat yang sebelumnya terpencar-
pencar dan terisolasi kedalam saling ketergantungan dan persatuan dunia.

c. Princenton N Lyman, mantan duta besar AS di Afrika Selatan,


berpendapat bahwa globalisasi adalah pertumbuhan yang sangat cepat atas

6
saling ketergantungan dan hubungan antara Negara-negara di dunia dalam
hal perdagangan dan keuangan.

d. Selo Soemardjan, bapak Sosiologi Indonesia, berpendapat bahwa


Globalisasi adalah terbentuknya organisasi dan komunikasi antara
masyarakat di seluruh dunia untuk mengikuti sistem dan kaidah yang
sama.

Di zaman modern seperti sekarang ini, globalisasi bukanlah istilah yang


asing lagi bagi kita, hal tersebut seperti sudah mendarah daging karena setiap
aktivitas, makanan, pakaian dan gaya hidup kita sudah terpengaruh oleh
peradaban global. Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban
manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global.

Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat


akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting
kehidupan serta menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang
harus dijawab dan dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk
kepentingan kehidupan. Globalisasi sendiri merupakan sebuah istilah yang
muncul sekitar dua puluh tahun yang lalu, dan mulai populer sebagai ideologi
baru sekitar lima atau sepuluh tahun terakhir. Sebagai istilah, globalisasi begitu
mudah diterima atau dikenal masyarakat seluruh dunia. Wacana globalisasi
sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar.

Pada awalnya proses perkembangan globalisasi ditandai kemajuan bidang


teknologi informasi dan komunikasi. Bidang tersebut merupakan penggerak
globalisasi. Dari kemajuan bidang ini kemudian mempengaruhi sektor-sektor lain
dalam kehidupan, seperti bidang politik, ekonomi, sosial, budaya dan lain-lain.
Contoh sederhana bias kita lihat dari teknologi internet, parabola dan TV, orang di
belahan bumi manapun akan dapat mengakses berita dari belahan dunia yang lain
secara cepat. Hal ini akan terjadi interaksi antar masyarakat dunia secara luas,
yang akhirnya akan saling mempengaruhi satu sama lain, terutama pada
7
kebudayaan daerah, seperti kebudayaan gotong royong, menjenguk tetangga sakit
dan lain-lain akan luntur.

Globalisasi juga berpengaruh terhadap pemuda dalam kehidupan sehari-


hari, seperti budaya berpakaian yang kebarat-baratan, gaya rambut yang di cat
berwarna cara berbahasa yang disadur dengan bahasa asing dan sebagainya.
Globalisasi sebagai suatu proses bukan suatu fenomena baru karena proses
globalisasi sebenarnya telah ada sejak berabad-abad lamanya. Di akhir abad ke-19
dan awal abad ke-20 arus globalisasi semakin berkembang pesat di berbagai
negara ketika mulai ditemukan teknologi komunikasi, informasi, dan transportasi.
Loncatan teknologi yang semakin canggih pada pertengahan abad ke-20 yaitu
internet dan sekarang ini telah menjamur telepon genggam (handphone) dengan
segala fasilitasnya.

Bagi Indonesia, proses globalisasi telah begitu terasa sekali sejak awal
dilaksanakan pembangunan. Dengan kembalinya tenaga ahli Indonesia yang
menjalankan studi di luar negeri dan datangnya tenaga ahli (konsultan) dari negara
asing, proses globalisasi yang berupa pemikiran atau sistem nilai kehidupan mulai
diadopsi dan dilaksanakan sesuai dengan kondisi di Indonesia. Globalisasi secara
fisik ditandai dengan perkembangan kota-kota yang menjadi bagian dari jaringan
kota dunia. Hal ini dapat dilihat dari infrastruktur telekomunikasi, jaringan
transportasi, perusahaan- perusahaan berskala internasional serta cabang-
cabangnya.

B. Pengaruh dan Dampak Globalisasi


1) Dampak Positif
Dampak positif globalisasi adalah sebagai berikut :
a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap.
Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap
masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi.

8
Adanya globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikap
masyarakat yang semua irasional menjadi rasional.
c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik.
Dibukanya industri yang memproduksi alat-alat komunikasi dan transportasi
yang canggih merupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan
meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2) Dampak Negatif
Dampak negatif globalisasi adalah sebagai berikut :
a. Pola Hidup Konsumtif
Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan
masyarakat melimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk
mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada.
b. Sikap Individualistik
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka
merasa tidak lagi membutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang
mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
c. Gaya Hidup Kebarat-baratan
Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka
merasa tidak lagi membutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang
mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial.
d. Kesenjangan Sosial
Apabila dalam suatu komunitas masyarakat hanya ada beberapa individu
yang dapat mengikuti arus globalisasimaka akan memperdalam jurang
pemisah antara individu dengan individu lain yang stagnan. Hal ini
menimbulkan kesenjangan sosial.

Di Zaman Globalisasi saat ini banyak pengaruh yang mempengaruhi


remaja.Ada pengaruh yang positif ada juga pengaruh yang negatif.Sebagai remaja
yang baik kita harus memanfaatkan alat - alat / teknologi yang sudah canggih
sehingga mampu menguasainya.
9
Indonesia adalah negara yang masyarakatnya mempunyai etika yang
baik.Tapi saat ini banyak sekali remaja yang tidak sopan, tidak menghormati
orang yang lebih tua darinya.Mungkin itu adalah pengaruh negatif dari
Globalisasi.Dan itu menyebabkan pergaulan bebas, narkoba, dll.Hal - hal itulah
yang harus kita hindari.

Tapi kita juga tidak boleh menyalahkan adanya Zaman Globalisasi, karena
jika tidak ada Zaman Globalisasi kita tidak akan mengenal alat - alat komunikasi
yang canggih. Nilai moral bangsa dinilai dari etika masyarakatnya.Jadi, jika ingin
mempunyai nilai moral bangsa yang baik kita harus menjaga etika. Gunakan
slogan " Jika ingin dihormati, Hormatilah orang lain." Agar kita sopan terhadap
orang lain. Jadi, kita dianggap bangsa yang berbudi baik dimata bangsa lain.

Etika seharusnya diajarkan sejak dini oleh orang tuanya. Anak biasanya
menirukan kegiatan orang tuanya,maka dari itu orang tua seharusnya melakukan
kegiatan yang mampu memberikan arti etika baik. Dan mampu dimengerti oleh si
anak. Dengan didikan yang baik anak tersebut akan menjadi anak yang sopan
kelak. Dan anak tersebut juga harus mempunyai iman yang kuat.Sehingga,
mampu melawan pengaruh buruk Globalisasi seperti Narkoba, Sex bebas, dll.

C. Analisis Masalah
Globalisasi pelan tetapi pasti mampu merubah segala aspek kehidupan
manusia, dari sosial, politik, pendidikan dan lain-lain. Dampak dari globalisasi
sudah tidak bisa terbendung lagi, efek dari globalisasi dapat dilihat dalam
masyarakat, seperti terjadinya krisis moral dan karakter yang terjadi saat ini.
Moral dan karakter bangsa Indonesia sangat lemah, seperti sering terjadinya
korupsi, anarkisme, dan konflik yang berujung pada kekerasan individual atau
golongan, hal semacam ini akan bertentangan dengan Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia dan juga cerminan dari karakter bangsa
Indonesia. Tulisan ini menjelaskan tentang krisis moral dan karakter yang tengah
dialami oleh bangsa Indonesia karena pengaruh dari globalisasi, sehingga terjadi

10
degradasi budaya yakni kemunduran, kemrosotan, dan penurunan budaya yang
dapat mengancam keutuhan dan ketahanan budaya Indonesia.

Saat ini dengan realita yang ada dalam masyarakat terlebih lagi para
generasi muda, sebagian dari mereka seakan-akan sudah tidak memperhatikan
moral. Mereka hanya menuntut kesenangan sesaat dan tidak memperhatikan lebih
matang lagi apa yang mereka lakukan. Sikap acuh melatarbelakangi sifat-sifat dari
generasi muda saat ini, dengan istilah “hidup mu adalah hidup mu, hidup ku
adalah hidup ku” mereka mengacuhkan saran dan kritik yang sekiranya
membangun. Generasi muda saat ini banyak yang masuk dalam kubangan hitam
globalisasi dengan mengandalkan “trend”. Pergaulan bebas semakin merebak
dikalangan muda, sehingga dampak dari kebebasan tersebut berbuah akibat
seperti: narkoba, sex bebas/pelacuran, homosex, dan lain-lain menjadi fenomena
yang sudah tidak bisa disembunyikan. Kejadian-kejadian semacam itu sudah
sangat jelas tidak sesuai dengan nilai-nilai kehidupan bangsa Indonesia dan nilai-
nilai dalam agama, hal ini sudah mengindikasikan bahwa memburuknya moral
dalam kehidupan.

Mengutip dari Herlini Amran angota komisi X, mengatakan “Menurut


saya, saat ini Indonesia sudah dalam kondisi Darurat Moral Baik‟. Pemerintah
harus segera melakukan evaluasi yang komperhensif terkait pelaksanaan
pendidikan karakter atau muatan moral yang mengejawantahkan sistem
pendidikan nasional kita” (Lensa Indonesia, 2016).

Proses pembinaan kognitif (pengetahuan) lebih ditekankan dalam proses


pembelajaran di sekolah sehingga pembinaan moral seakan-akan terabaikan,
meskipun itu diajarkan hanya sebatas teori tanpa ada hasil yang nyata. Pembinaan
moral tidak hanya tugas guru disekolah, tetapi tugas bersama dan tanggung jawab
bersama semua lapisan masyarakat, terutama keluarga. Tetapi semua ini kembali
pada realitas yang ada, masyarakat masih lebih mengutamakan nilai akademik
yang tinggi dari pada nilai moral. Pendidikan akan percuma jika hanya
mengandalkan nilai akademik tanpa diimbangi pembentukan karakter moral yang

11
kuat (Triatmanto, 2010). Krisis moral yang dialami oleh Indonesia saat ini
merupakan efek negatif dari globalisasi, meskipun begitu kita tidak boleh
mengkambing hitamkan globalisasi. Efek dari globalisasi sendiri tidak terus-
menerus berdampak negatif, itu semua tergantung dari kita sendiri bagaimana
menyikapi dan membawa globalisasi menuju hal yang positif. Pengaruh dari
budaya asing yang masuk melalui media-media sosial (internet) juga sangat
perperan besar dalam kemrosotan moral di Indonesia, dalam hal ini budaya asing
tersebut budaya yang tidak sesuai dengan pandangan masyarakat Indonesia, tetapi
tidak semua budaya asing ditolak masuk ke Indonesia, jika budaya asing tersebut
sesuai dengan pandangan hidup bangsa Indonesia maka juga akan diterima.

Masuknya budaya asing sudah tidak terfilter lagi oleh kalangan muda
bangsa Indonesia, ini semua demi atas nama kesenangan dan atas nama
modernitas. Globalisasi sendiri seperti lawan dan kawan. Dalam konteks lawan
globalisasi memberikan dampak buruk terhadap kehidupan budaya lokal sehingga
akan menghilangkan jati diri bangsa, sedangkan dalam konteks kawan globalisasi
memberikan manfaat dan kemudahan bagi kehidupan masyarakat untuk
melakukan aktivitas sehari-hari.

Semakin lama nilai adat/kepribadian ketimuran bangsa Indonesia mulai


tergerus oleh zaman. Perkembangan zaman dan perkembangan ilmu pengetahuan
yang dibarengi juga dengan berkembangnya teknologi dan informasi tidak serta
merta harus membunuh moral bangsa. Semakin berkembangnya media teknologi
dan informasi tersebut sudah tidak dapat dielakkan lagi oleh semua pihak.
Perkembangan ini akan terus mengalami perubahan-perubahan yang disesuaikan
dengan kebutuhan global, untuk mempermudah kejar manusia dalam kerjanya,
tidak menutup kemungkinan perkembangan tersebut juga akan membawa
pengaruh-pengaruh asing yang negatif masuk ke Indonesia. Perkembangan
teknologi dan informasi memang tuntutan, tetapi nilai-nilai (value) luhur budaya
bangsa haruslah tetap terjaga sebagai kehormatan diri kita dan kehormatan
bangsa.

12
D. Alternatif Solusi dan Rekomendasi
Pembinaan moral harus lebih ditingkatkan, agar karakter dan jati diri
bangsa Indonesia tidak hilang ditelan efek negatif dari globalisasi. Pembinaan
moral Pancasila adalah pokok yang menjadi dasar acuan untuk membina moral
manusia manusia Indonesia, karena Pancasila adalah pandangan hidup bangsa
Indonesia, dan juga sebagai pembentuk karakter bangsa. Pancasila sebagai
pandangan hidup bangsa merupakan kristalisasi nilai nilai yang hidup dalam
masyarakat Indonesia, sehingga pandangan tersebut dijunjung tinggi oleh warga
negara Indonesia, karena pandangan tersebut telah berakar pada budaya Indonesia
(Kaelan, 2010).

Selanjutnya, Budiyono (2014) menjelaskan empat pokok Pancasila sebagai


pandangan hidup:

1. Pancasila digunakan sebagai pedoman hidup untuk bersikap dan


bertingkahlaku dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
2. Pancasila tumbuh dan berkembang bersamaan dengan tumbuh dan
berkembangnya bangsa Indonesia.
3. Pancasila memiliki sanksi sosial dan sanksi moral.
4. Pancasila sudah tidak mungkin dipisahkan dari kehidupan bangsa
Indonesia, karena sudah merupakan “Jiwa Kepribadian Bangsa
Indonesia.

Pancasila memiliki peran utama dalam kehidupan bangsa Indonesia,


yakni sebagai Dasar Negara, maka dari itu Pancasila perlu dimengerti, dipahami,
dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat, sehingga dari sini Pancasila
menjadi acuan proses pembangunan karakter bangsa (Suranto, 2013).

Mengacu pada sila pertama dalam Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa,
dari sini dapat dilihat bahwa, manusia Indonesia harus meyakini adanya Tuhan.
Setiap mereka yang bertuhan dan beragama pasti memiliki moral, karena di dalam
ajaran agama apapun yang ada di Indonesia, pasti diajarkan pada umatnya untuk
13
menjadi manusia yang bermoral. Di dalam agama memuat aturan-aturan dalam
kehidupan manusia, sehingga manusia tersebut tidak salah dalam bertindak atau
pun bertutur dengan sesamanya, termasuk di dalamnya (agama) terdapat
pembinaan moral kepada umatnya.

Agama memiliki peran yang cukup besar untuk membina budi pekerti,
akhlak mulia, etika, dan moral manusia, karena hal itu merupakan tanggung jawab
dirinya dengan Tuhan, telah dijelaskan di atas, bahwa seseorang yang beragama
dan memahami agamanya pasti memiliki kepribadian yang baik terhadap
lingkungan masyarakat. Maka dari itu pembinaan moral melalui bembekalan ilmu
agama juga harus digalakkan oleh para pemuka agama, selama bembekalan
tersebut tidak bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka
Tunggal Ika.

Saat ini memang sepertinya Indonesia mengalami krisis moral, untuk


menanggulangi krisis tersebut, maka diperlukan pemantapan pendidikan karakter
dan juga pendidikan agama. Adanya krisis moral tersebut mendapat perhatian
serius dari beberapa pihak, karena perkembangan teknologi informasi yang sangat
cepat telah menggeser norma kepantasan yang selama ini dipegang erat
masyarakat. Maka, saat ini mulai nampak dampak buruk dari krisis moralitas yang
disebabkan oleh globalisasi.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, perkembangan teknologi selain


membawa kemudahan dalam beraktifitas, di sisi lain memiliki dampak negatif
yang cukup mengkhawatirkan, terutama lunturnya moral, akhlak, dan nilai-nilai
kemanusiaan dalam masyarakat. Maka dari itu, Indonesia sebagai negara yang
beradab dan berbudaya haruslah memiliki filter yang kuat untuk membendung
pengaruh luar yang negatif agar tidak merusak moral bangsa.

Pendidikan karakter dan agama memang sangat dibutuhkan untuk


mengobati masyarakat dari krisis moral yang telah menjadi penyakit akut bangsa
ini, Amien Rais berpendapat bahwa, “permasalahan itu merupakan tanggung

14
jawab masyarakat Indonesia dan benar-benar harus ditangani dengan serius,
penuntasannya dengan memperkuat lagi nilai-nilai luhur adat dan agama yang
belakangan jadi hal kesekian dalam kehidupan. Dalam hal ini pendidikan agama
sangat diperlukan, karena pendidikan agama mengajarkan akhlak mulia pada
setiap orang, selain itu pendidikan agama mengajarkan kepada manusia manakah
tindakan yang baik dan buruk atau yang pantas dan tidak pantas karena dasar
ajaran agama adalah kebaikan, maka hasil akhirnya akan tercipta manusia yang
baik untuk dirinya, orang lain, dan Tuhan. Di sebutkan pula dalam peraturan
pemerintah No 55 Tahun 2007 tentang pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan, menjelaskan bahwa pendidikan agama adalah pendidikan yang
memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan
peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-
kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan.

Agar pendidikan-pendidikan tersebut dapat berjalan sesuai harapan maka


perlu pengawasan dari semua pihak, terutama pengawasan dari masyarakat itu
sendiri, karena masyarakat sebagai tempat dimana implementasi dari pendidikan
karakter dan agama tersebut diterapkan. Dalam lingkungan masyarakat perlu
diupayakan agar terjadi proses penguatan karakter dari seluruh elemen masyarakat
terhadap perilaku individu lainnya (Kemdiknas, 2010). Masyarakat nantinya akan
memberi kritik dan saran yang membangun kepada mereka yang mungkin
tindakannya kurang dapat diterima oleh masyarakat umum. Masyarakat perlu
tanggap dan penuh perhatian dengan gejala-gejala sosial terutama krisis moral
saat ini, jangan sampai masyarakat hanya diam menjadi penonton sehingga
membiarkan perilaku-perilaku seseorang tersebut menyimpang dari adab bangsa
Indonesia, jika masyarakat tidak tanggap tidak dimungkinkan lagi akan lebih
memperparah krisis moral bangsa. Masyarakat perlu memberi evaluasi dan
koreksi, masyarakat pula yang menjadi pemantau utama, maka dari itu
membangun karakter harus lebih digalakkan karena karakter yang kuat akan
menentukan masa depan bangsa dengan moral yang berbudi luhur.

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkembangan teknologi dan informasi memang tuntutan, tetapi nilai-nilai
(value) luhur budaya bangsa haruslah tetap terjaga sebagai kehormatan diri kita
dan kehormatan bangsa. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa saat ini kemajuan
teknologi semakin canggih dan Indonesia pun juga tidak luput dari
berkembangnya kemajuan teknologi tersebut, kemajuan teknologi memang
seharusnya membawa efek positif bagi kehidupan, tetapi kemajuan tersebut juga
memiliki sisi gelap atau efek negatif seperti rendahnya moral seseorang terutama
para remaja. Realita yang terjadi dalam masyarakat sekarang ini banyak fenomena
rendahnya moral terutama para remaja. Pendidikan karakter, yang telah
dicanangkan seakan-akan tidak ada hasilnya, meskipun begitu proses pendidikan
karakter memang membutuhkan waktu yang tidak lama tetapi setidaknya hasil
dari apa yang telah dicanangkan dapat terlihat meskipun sedikit.

Pendidikan telah dapat menghasilkan kualitas kognitif (ranah


pengetahuan) menjadi unggul, tetapi kualitas afektif (ranah sikap) tidak
berkembang. Realitanya memang pendidikan karakter tidak akan menyentuh
semua individu, hanya individu-individu yang sadar akan moral, etika, dan
kebaikan saja yang dapat menerimanya. Pendidikan agama juga tidak kalah
pentingnya, karena pendidikan agama mengajarkan akhlak, moral, dan etika
umatnya, sehingga menjadi manusia yang baik dan beradab. Peran serta
masyarakat sangatlah dibutuhkan. Masyarakat sebagai evaluator nantinya akan
memberikan kritikan dan saran kepada sesamanya. Indonesia harus memiliki
karakter bangsa yang kuat dan tangguh, karakter manusia Indonesia yang
memiliki jati diri Pancasila.

16
DAFTAR PUSTAKA

Agus, E., & Zulfahmi, Z. (2021). Pengaruh Globalisasi Terhadap Nilai


Nasionalisme Generasi Muda. Iuris Studia: Jurnal Kajian Hukum, 2(1),
26-33.

Atika, N. T., Wakhuyudin, H., & Fajriyah, K. (2019). Pelaksanaan penguatan


pendidikan karakter membentuk karakter cinta tanah air. Mimbar
Ilmu, 24(1), 105-113.

Budiarto, G. (2020). Indonesia dalam pusaran globalisasi dan pengaruhnya


terhadap krisis moral dan karakter. Jurnal Pamator: Jurnal Ilmiah
Universitas Trunojoyo, 13(1), 50-56.

Cahyono, A. S. (2016). Pengaruh media sosial terhadap perubahan sosial


masyarakat di Indonesia. Publiciana, 9(1), 140-157.

Musa, M. I. (2015). Dampak pengaruh globalisasi bagi kehidupan bangsa


Indonesia. Jurnal Pesona Dasar, 3(3).

Nawawi, A. (2011). Pentingnya pendidikan nilai moral bagi generasi


penerus. INSANIA: Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 16(2),
119-133.

Rafiq, A. (2020). Dampak Media Sosial Terhadap Perubahan Sosial Suatu


Masyarakat. Global Komunika, 1(1), 18-29.

Sudrajat, A. (2011). Mengapa pendidikan karakter?. Jurnal Pendidikan


Karakter, 1(1).

Yudhanegara, H. F. (2015). Pancasila sebagai filter pengaruh globalisasi terhadap


nilai-nilai nasionalisme. Cendekia: Jurnal Ilmu Administrasi
Negara, 8(2).

Zamroni, M. (2009). Perkembangan teknologi komunikasi dan dampaknya


terhadap kehidupan. Jurnal Dakwah: Media Komunikasi dan
Dakwah, 10(2), 195-211.

17

Anda mungkin juga menyukai