Anda di halaman 1dari 12

PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA

DEPAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah


Landasan Pendidikan

Dosen Pengampu:

Rochani, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok 8

1. Intan Repita Sari (2285210002)


2. Khaliza Ghina Shabrina (2285210019)
3. Elsa Triana (2285210062)
4. Dzaki Faqihul Izza (2285210073)

KELAS 1A
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITA SULTAN AGENG TIRTAYASA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatan kepada Allah SWT yang telah
memberikan nikmat sehat dan rahmat-Nya, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Landasan
Pendidikan dengan judul “PERKIRAAN DAN ANTISIPASI
TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN” ini dengan tepat
waktu.

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas


mata kuliah landasan pendidikan. Kami sangat berterimakasih
kepada Bapak dosen pengampu mata kuliah landasan
pendidikan yakni Bapak Rochani, S.Pd., M.Pd yang dimana
karena tugas yang diberikan menjadikan wawasan dan
pengetahuan kami bertambah.

Tak lupa saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang


sudah membantu kami untuk menyelesaikan makalah ini. Kami
pun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun akan kami terima dengan senang hati untuk
menjadikan kami lebih baik dalam menyusun makalah ini.

Serang, November 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................
PEMBAHASAN.................................................................................
Perkiraan Masyarakat Masa Depan.............................................
Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan...............
PENUTUP.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
Perkiraan Masyarakat Masa Depan
Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar
kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu. Demikian pula di
Indonesia, pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar
kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Landasan sosio-
kultural salah satu dasar utama dalam menentukan arah kepada
program-program pendidikan, baik program pendidikan, baik
program sekolah maupun program pendidikan luar sekolah. Di
dalam penjelasan UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Dalam kehidupan suatu
bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat penting
untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan
yang bersangkutan”.
John Naisbit seperti dikutip Deliar Noer dan Iskandar
Alisyahbana (1988:355) menyebut perubahan masa depan
dengan sepuluh arah, yaitu:
1. Peralihan dari masyarakat industri kepada masyarakat
informasi
2. Peralihan dari teknologi yang dipaksakan kepada
teknologi tinggi dan sentuhan tinggi
3. Peralihan dari ekonomi nasional menuju ekonomi dunia
4. Peralihan dari perencanaan jangka pendek menuju
perencanaan jangka panjang
5. Dari sentralisasi menuju desentralisasi
6. Dari bantuan institusional menuju ke bantuan individual
7. Dari demokrasi perwakilan menuju demokrasi
partisipatoris
8. Peralihan dari hierarki-hierarki menuju penjaringn
(network)
9. Peralihan dari Utara menuju Selatan
10. Peralihan dari satu pilihan kepada pilihan majemuk

Perkembangan masyarakat beserta kebudayaannya saat ini


semakin mengalami percepatan serta meliputi seluruh aspek
kehidupan dan penghidupan manusia. Perubahan yang cepat
tersebut mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat
dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan,
diantaranya:

1. Kecenderungan Globalisasi
Istilah globalisasi (berasal dari kata global yang berarti
secara umumnya, utuhnya, kebulatannya) yang memiliki
makna bumi sebagai satu kutuhan seakan-akan tanpa ada
batas administrasi negara, dunia menjadi amat transparan,
serta saling ketergantungan antarbangsa di dunia semakin
besar, dengan kata lain menjadikan kata dunia sebagai satu
keutuhan, satu keutuhan.
Menurut Emil Slim (1990:8-9) terhadap empat bidang
kehutanan gelombang globalisasi yang paling kuat dan
menonjol daya dobraknya, yakni bidang-bidang iptek,
ekonomi, lingkungan hidup, dan pendidikan. Beberapa
kecenderungan globalisasi dari keempat bidang tersebut
yaitu:
a. Bidang IPTEK
Yang mengalami perkembangan yang semakin
dipercepat, utamanya dengan penggunaan berbagai
teknologi canggih seperti computer dan satelit.

b. Bidang Ekonomi
Yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi
global tanpa mengenal batas-batas negara. Peristiwa
ekonomi suatu tempat pada negara tertentu akan
memberi dampak kepada hampir seluruh dunia.
Globalisasi ekonomi tersebut menyebabkan Kenichi
Ohmac memberi judul “The borderless world” (dunia
tanpa tapal batas) pada bukunya (1990, dari Dedi
Supriadi, 1990:60).
c. Bidang Lingkungan Hidup
Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan
pembicaraan dalam berbagai pertemuan internasional,
yang mencapai puncaknya pada Konferensi Tingkat
Tinggi (KTT) bum, atas nama resmi nya: Konferensi PBB
mengenai lingkungan hidup dan pembangunan
(UNCED), pada awal Juni 1992 di Rio de Jeneiro Brazil.
Kerusakan lingkungan hidup di suatu tempat akan
memberi dampak negativ ke berbagai negara di
sekitarnya, bahkan mengancam keselamatan planet
bumi oleh karena itu di perlukan wawasan dan
kebijakan yang tepat dalam bidang pembangunan yang
menjamin kelestarian dan keselamatan lingkungan
hidup, atau pembangunan yang berwawasan
lingkungan.

d. Bidang Pendidikan
Bidan pendidikan dalam kaitannya dengan identitas
bangsa termasuk budaya nasional dan budaya
nusantara. Disamping terpaan tentang gagasan-gagasan
dalam pendidikan, globalisasi terjadi pula secara
langsung menerpa setiap individu manusia melalui
buku, radio, televisi, dan media lainnya. Hal itu akan
mempengaruhi wawasan, pikiran, dan bahkan mungkin
tercipta suatu “budaya dunia” (Refleksi, 1990:3).

Nasbit dan Patricia (1990: 3-39, 244-245) merinci beberapa


konsekuensi logis adanya globalisasi di bidang pendidikan,
diantaranya:

1. Globalisasi sistem nilai dan filsafat merupakan posisi


kunci dalam garapan pendidikan nasional. Semua
negara menempatkan system dan etika sebagai
landasan utama dalam merancang kurikulum
nasionalnya.
2. Globalisasi menuntut adanya angkatan kerja yang
berkualifikasi dan berpendidikan (skilled and educated
employees). Dalam masyarakat informasi, lapangan
kerja terutama dialamatkan pada mereka yang memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang berlatar
pendidikan yang memadai.
3. Kerjasama pendidikan mutlak diperlukan. Kerjasama
internasional di bidang pendidikan adalah sisi lain
daripada konsekuensi globalisasi.

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi


Perkembangan iptek yang makin cepat dalam era
globalisasi merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat
masa depan. Perkembangan iptek pada akhir abad ke-20 ini
sangat mengesankan, utamanya dalam bidang-bidang
transportasi, telekomunikasi dan informasi, genetika, biologi
molekul serta bioteknoloigi, dan sebagainya. Globalisasi
perkembangan iptek tersebut dapat berdampak positif
maupun negativ, tergantung pada kesiapan bangsa beserta
kondisi sosial-budayanya untuk menerima limpahan
informasi/teknologi itu. Segi positifnya antara lain
memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang
terjadi di dunia, menguasai dan menerapkannya untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan. Sedangkan segi negativ
akan timbul apabila kondisi sosial-budaya belum siap
menerima limpahan itu. (Pratiwi Sudarsono, 1990: 14015).
Percepatan perkembangan iptek tersebut berkaitan dengan
landasan ontologism, epistemologis, dan aksiologis (Filsafat
Ilmu, 1981 : 9-15). Segi landasan ontologis, objek telaahan
ialah berupa pengalaman atau segenap ujud yang dijangkau
lewat alat indra telah mengalami perkembangan yang pesat
karen didapatkannya peranti (device) yang membantu alat
indra tersebut.
Dari segi episetmologis, cara yang dipakai untuk
memperoleh ilmu pengetahuan tersebut telah mengalami
perkembangan yang pesat.
Landasan aksiologis, yang mempersoalkan tentang
penggunaan iptek tersebut secara moral tertuju pada
kemaslahatan manusia. Terdapat serangkaian kegiatan
pengembangan dan pemanfaatan iptek, yaitu:
1. Penelitian dasar (basic research)
2. Penelitian terapan (aplied research)
3. Pengembangan teknologi (technological development)
4. Penerapan teknologi

3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan


Cepat
Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah yang
berkaita dengan informasi dan komunikasi, utamanya satelit
komunikasi. Pada umumnya, bentuk komunikasi langsung
(verbal ataupun non verbal) dikenal sebagai komunikasi antar
pribadi (interpersonal communication), baik komunikasi antar
dua orang (dyadic communication), maupun komunikasi
dalam kelompok kecil (small group communication) dengan
ciri pokok adanya dialog diantara pihak-pihak yang
berkontribusi. Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan
monolog adalah komunikasi publik, yang dibedakan atas
komunikasi pembicara-pendengar (speaker-audience
communication) dan sebagainya yang menyangkut penerima
yang sangat luas (Komunikasi Pendidikan, 1982/193 : 12-14).

Proses komunikasi meliputi beberapa unsur dasar, yaitu:


1. Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan, atau
perilaku yang diinginkan oleh pengirim pesan.
2. Penyandian (encoding), yakni pengubahan atau
penerjemahan isi pesan ke dalam bentuk yang serasi
dengan alat pengirim pesan.
3. Tranmisi (pengiriman) pesan.
4. Saluran
5. Pembuka sandian (decoding), yakni penerjemahan
kembali apa yang diterim ke dalam isi pesan oleh
penerima.
6. Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang
diterima.
7. Gangguan atau hambatan (noise) yang dapat terjadi
pada semua unsur dasar lainnya.

Sumber pesan mencakup aspek kehidupan manusia yakni


keseluruhan unsur-unsur kebudayaan, mulai dari sistem dan
upacara keagamaan, bahkan terutama sistem teknologi dan
peralatan (Koentjaraningrat, 1974 : 12).

4. Peningkatan Layanan Profesional


Salah satuu ciri penting masyarakat masa depan adalah
meningkatnya kebutuhan layanan profesional dalam berbagai
bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang
semakin cepat serta perkembangan arus informasi yang
semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa
depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya
kritis yang semakin tinggi.
Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan
persyaratan tertentu, “suatu vokasi khusus yang mempunyai
ciri-ciri : expertise (keahlian), responsibility (tanggung jawab),
corporateness (kesejawatan)” (huntingtun, 1964, dari
Nugroho Notosusanto, 1984 : 16).
Menurut Robert W. Richey dan D. Westby-Gipson ciri-ciri
profesi yaitu:
1. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang
ideal, dan layanan itu memperoleh pengakuan
masyarakat.
2. Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi
landasan dari sejumlah teknik dan prosedur yang unik
serta diperlukan waktu yang relativ panjang untuk
mempelajarinya sebagai periode persiapan yang sengaja
dan sistematis agar mampu melaksanakan layanan itu.
3. Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan
kualifikasi tertentu sehingga hanya yang kompeten yang
diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.
4. Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur
keanggotaan, serta tingkah laku, sikap dan cara kerja
dari anggotanya.
5. Terdapat organisasi pofesi yang mengatur yang akan
berfungsi menjaga atau meningkatkan layanan profesi,
dan melindungi kepentingan serta kesejahteraan
anggotanya.
6. Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu
karier hidup dan menjadi seorang anggota yang relativ
permanen, serta mempunyai kemandirian dalam
melaksanakan profesinya dan untuk mengembangkan
kemampuan profesionalnya.

Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi


sehingga memperoleh status yang melembaga sebagai
professional.
Mc Cully, mengemukakan 6 tahap dalam proses
profesionalisai, yakni:
1. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang
diberikan oleh suatu profesi sehingga memperoleh
pengakuan masyarakat dan pemerintah.
2. Penyepaktan antara kelompok profesi dan lembaga
pendidikan pra jabatan tentang standar kompetensi
profesi minimal yang harus dimiliki oleh setiap calon
profesi tersebut.
3. Akreditas, yakni pengakuan resmi tentang kelayakan
suatu program pendidikan pra jabatan yang ditugasi
menghasilkan calon tenaga profesi yang besangkutan.
4. Mekanisme sertifikat dan pemberian izin praktek.
5. Baik secara perseorangan maupun secara kelompok,
pemangku profesi bertanggung jawab penuh terhadap
segala aspek pelaksanaan tugasnya yakni kebebasan
mengambil keputusan secara profesional
6. Kelompok profesional memiliki kode etik yang berfungsi
ganda, yakni:
a. Perlindungan terhadap masyarakat agar
memperoleh layanan yang bermutu.
b. Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas
anggota.

Anda mungkin juga menyukai