Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan selalu bertumpu pada suatu wawasan kesejarahan, yakni
pengalaman-pengalaman masa lampau, kenyataan dan kebutuhan mendesak
masa kini, dan aspirasi serta harapan masa depan . Melalui pendidikan setiap
masyarakat akan melestarikan nilai-nilai luhur sosial-kebudayaannya yang
telah terukir dengan indahnya dalm sejarah bangsa tersebut . Serentak dengan
itu, melalui pendidikan juga diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan
untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini. Dan akhirnya, melalui
pendidikan akan ditetapkan langkah-langkah yang dipilih masa kini sebgai
upaya mewujudkan aspirasi harapan di masa depan.
Dalam UU RI No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 1 telah ditetapkan antara lain “ Pendidikan adalah usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan
latihan bagi peranannya di masa yang akan datang.” Penekanan pada bagian
terakhir tersebutlah yang menyebabkan pendidikan itu dilukiskan sebagai
merumuskan masa depan. Oleh karena itu, di samping dimensi horisotal,
pendidikan haruslah memperhatikan dengan sungguh-sungguh dimensi
vertikal, terutama keterkaitan antara program pendidikan yang dilaksanakan
sekarang ini dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Peserta didik
yang sedang belajar di lembaga-lembaga pendidikan, termasuk mahasiswa
yang sedang membaca paparan ini, akan menempati kedudukan serta
memainkan peranan kelak pada awal abad ke-21 yang akan datang. oleh
karena itu, keterkaitan program pendidikan dengan Prognosis masyarakat
masa depan perlu mendapat perhatian dengan semestinya.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkiraan masyarakat masa depan ?
2. Bagaimana upaya pendidikan dalam mengantisipasi masa depan ?

C. Tujuan
1. Memahami beberapa kemungkinan keadaan masyarakat di masa depan,
serta peranan faktor-faktor globalisasi, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (IPTEK).
2. Memahami berbagai upaya pendidikan untuk mengantisipasi masa depan,
baik yang berkenaan dengan penyiapan manusia maupun yang berkenaan
dengan perubahan sosiokultural, serta pengembangan sarana pendidikan
untuk mendukung upaya-upaya yang sedang atau yang akan dilaksanakan.

D. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penyusunan makalah ini adalah
untuk menambah pengetahuan pembaca tentang perkiraan dan antisipasi
terhadap masyarakat masa depan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan


Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan
kebudayaan tertentu. Demikian pula di Indonesia, pendidikan nasional
dilaksanakan berdasarkan latar kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia.
Landasan sosio-kultural salah satu dasar utama dalam menentukan arah
kepada program-program pendidikan, baik program pendidikan baik program
sekolah maupun program pendidikan luar sekolah. Di dalam penjelasan UU
No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem pendidikan Nasional dinyatakan bahwa
“Dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat
penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan bangsa
yang bersangkutan.”
John Naisbitt seperti di kutip Deliar Noer dan Iskandar Alisyahbana
(1988:355) menyebut perubahan masa depan dengan sepuluh arah, yaitu:
1. Peralihn dari masyarakat industri kepada masyarakat informasi
2. Pearalihan dari teknologi yang dipaksakan kepada teknologi tinggi dan
sentuhan tinggi
3. Peralihan dari ekonomi nasional menuju ekonomi dunia
4. Peralihan dari perencanaan jangka pendek menuju perencanaan jangka
panjang
5. Dari sentralisasi menuju desentralisasi
6. Dari bantuan institusional menuju ke bantuan individual
7. Dari demokrasi perwakilan menuju ke demokrasi partisipatoris
8. Peralihan dari hierarki-hierarki menuju penjaringan (network)
9. Peralihan dari Utara menuju Selatan
10. Peralihan dari satu pilihan kepada pilihan majemuk.
Perkembangan masyarakat beserta kebudayaanya sekarang ini makin
mengalami percepatan serta meliputi seluruh aspek kehidupan dan
penghidupan manusia. Perubahan yang cepat tersebut mempunyai beberapa

3
karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di
masa depan. Diantaranya:
1. Kecenderungan Globasasi
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berarti secara umumnya,
utuhnya, kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan akan
tanpa batas administrasi Negara, dunia menjadi amat transparan, serta
saling ketergantungan antarbangsa di dunia semakin besar; dengan kata
lain: menjadikan dunia sebagai satu keutuhan , satu keutuhan.
Menurut Emil Salim (1990; 8-9) terdapat empat bidang kekuatan
gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya,
yakni bidang bidang iptek, ekonomi, lingkungan hidup, dan pendidikan.
Beberapa kecendrungan globalisasi dari keempat bidang tersebut sabagai
berikut :
a. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin di percepat,
utama nya dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti
komputer dan setelit.
b. Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi
global tanpa mengenal batas batas Negara. Peristiwa ekonomi suatu
tempat pada Negara tertentu akan memberi dampak kepada hampir
seluruh dunia. Globalisasi ekonomi tersebut menyebabkan kenichi
ohmac member judul “The borderless world” (dunia tanpa tapal batas)
pada buku nya (1990, dari Dedi supriadi, 1990: 60).
c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam
berbagai pertemuan internasional, yang mencapai puncak nya pada
konferensi tingkat tinggi (KTT) bumi, atau nama resmi nya: konferesi
PBB mengenai lingkungan hidup dan pembangunan (UNCED), pada
awal juni 1992 di Rio de Jeneiro Brasil. Kerusakan lingkungan hidup di
suatu tempat akan memberi dampak negative keberbagai Negara di
sekitar nya, bahkan mengancam keselamatan planet bumi oleh karena
itu di perlukan wawasan dan kebijakan yang tepat dalam bidang

4
pembangunan yang menjamin kelestarian dan keselamatan lingkungan
hidup , atau pembangunan yang berwawasan lingkungan.
d. Bidang pendidikan dalam kaitan nya dengan identitas bangsa, termasuk
budaya nasional dan budaya budaya nusantara. Disamping terpaan
tentang gagasan gagasan dalam pendidikan, globalisasi terjadi pula
secara langsung menerpa setiap individu manusia melalui buku, radio,
televisi, dan media lain nya. Hal itu akan mempengaruhi wawasan,
pikiran, dan bahkan mungkin tercipta suatu “budaya dunia” (Refleksi,
1990: 3).
Nasbitt dan Patricia (1990 : 38-39, 244-245) merinci beberapa
konsekuensi logis adanya globalisasi di bidang pendidikan, diantaranya :
Pertama, globalisasi , sistem nilai dan filsafat merupakan posisi
kunci dalam garapan pendidikan nasional. Semua Negara menempatkan
system dan etika sebagai landasan utama dalam merancang kurikulum
nasionalnya.
Kedua, globalisasi menuntut adanya angkatan kerja yang
berkulifikasi dan berpendidikan (skilled and educated employees). Dalam
masyarakat informasi, lapangan kerja terutama dialamatkan pada mereka
yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang berlatar pendidikan
yang memadai.
Ketiga, kerja sama pendidikan mutlak diperlukan. Kerja sama
internasional di bidang pendidikan adalah sisi lain daripada konsekuensi
globalisasi.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan iptek yang makin cepat dalam era globalisasi
merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan.
Perkembangan iptek pada akhir abad ke-20 ini sangat mengesankan,
utamanya dalam bidang-bidang transportasi, telekomunikasi dan
informatika, genetika,biologi molekul serta bioteknologi, dan sebagainya.
Globalisasi perkembangan iptek tersebut dapat berdampak positif maupun
negative, tergantung pada kesiapan bangsa beserta kondisi social-

5
budayanya untuk menerima limpahan informasi/ teknologi itu. Segi
positifnya antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek
yang terjadi di dunia, menguasai dan menerapkannya untuk memenuhi
kebutuhan pembangunan. Sedangkan segi negative akan timbul apabila
kondisi social-budaya belum siap menerima limpahan itu.(Pratiwi
Sudarsono, 1990 : 14-15)
Percepatan perkembangan iptek tersebut berkaitan dengan landasan
ontologism, epistemologis, dan aksiologis (Filsafat Ilmu, 1981 : 9-15).
Segi landasan ontologis, objek telaahan ialah berupa pengalaman atau
segenap ujud yang dijangkau lewat alat indra telah mengalami
perkembangan yang pesat karena didapatkannya peranti (device) yang
membantu alat indra tersebut.
Dari segi epistemologis, cara yang dipakai untuk memperoleh ilmu
pengetahuan tersebut telah mengalami perkembangan yang pesat.
Landasan aksiologis, yang mempersoalkan tentang penggunaan iptek
tersebut secara moral tertuju pada kemaslahatan manusia. Terdapat
serangkaian kegiatan pengembangan dan pemanfaatan iptek, yaitu:
1) Penelitian dasar (basic research).
2) Penelitian terapan (applied research).
3) Pengembangan teknologi (technological development).
4) Penerapan teknologi.
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era
globalisasi saat ini tidak bisa dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia
pendidikan. Tuntutan global menuntut dunia pendidikan untuk selalu dan
senantiasa menyesuaikan perkembangan teknologi terhadap usaha dalam
peningkatan mutu pendidikan, terutama penyesuaian penggunaannya bagi
dunia pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran.
Teknologi informasi merupakan perkembangan sistem informasi
dengan menggabungkan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi
(Baharudin, 2010). Institusi pendidikan di Indonesia mulai berlomba-
lomba mememanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

6
untuk pendidikan dengan membangun infrastruktur hardware, jaringan
internet, pengadaan sofware dan lain sebagainya, yang semua itu
dilakukan dalam usaha memenuhi kebutuhan akan metode pembelajaran
yang lebih efektif dan efisien. Pelatihan-pelatihan dengan pemanfaatan
aplikasi komputer pun sering diselenggarakan seperti; Intelligent Tutoring
System (ITS), Computer Basad Training (CBT), dan e-Learning System
(Hariningsih, 2005). Globalisasi telah memicu kecenderungan pergeseran
dalam dunia pendidikan dari pertemuan tatap muka yang konvensional ke
arah pendidikan yang lebih ke arah terbuka.
Pendidikan masa mendatang akan bersifat luwes (fleksibel) , terbuka
dan dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan tanpa pandang faktor
jenis usia, maupun pengalaman pendidikan sebelumnya. Pendidikan masa
mendatang akan lebih ditentukan oleh jaringan informasi yang
memungkinkan berinteraksi dan kolaborasi, bukan berorientasi pada
gedung sekolah. Kecendrungan perubahan dan inovasi dalam dunia
pendidikan akan terus terjadi dan berkembang dalam memasuki abad ke-
21 sekarang ini. Perubahan tersebut antara lain: lebih mudah dalam
mencari sumber belajar, lebih banyak pilihan untuk menggunakan dan
memanfaatkan ICT, makin meningkatnya peran media dan multi media
dalam kegiatan pembelajaran. Kecendrungan perubahan dan inovasi
tersebut, memiliki implikasi yang sangat luas dalam dunia pendidikan,
yaitu perubahan dalam program pembaruan dan teknologi pembelajaran,
perubahan dalam program belajar dan pembelajaran dengan menggunaka
metode ekspremental, pengendalian belajar lebih kepada peserta didik,
peningkatan IQ(intlelligence quontient) yang diimbangi dengan pembinaan
EQ (emotional qoutient), dan SQ (spritual qoutient), serta menuntut
pengintegrasian TIK dalam kegiatan pembelajaran. Teknologi dapat
meningkatkan kualitas dan jangkauan apabila digunakan secara bijak
untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting
bagi kesejahteraan.

7
Menurut (B. Uno, 2010) mengatakan bahwa kecendrungan pendidikan
di Indonesia di masa mendatang adalah sebagai berikut :
1. Berkembangnya pendidikan terbuka dengan modus belajar jarak jauh
(distance learing). Kemudianuntuk menyelenggarakan pendidikan
terbuka dan jarak jauh perlu dimasukkan sebagai strategi utama;
2. Shareng resource bersama antar lembaga pendidikan/latihan dalam
sebuah jaringan perpustakaan dan istrumen pendidikan lainnya (guru,
laboratorium) berubah fungsi menjadi sumber informasi daripada
sekedar rak buku;
3. Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif, seperti CD-ROM
multi media dalam pendidikan secara bertahap menggantikan televisi
dan video.
Melalui pendidikan diharapkan dapat tertata basis nilai, pemikiran,
dan moralitas bangsa agar mampu menghasilkan generasi yang tangguh
dalam keimanan, kukuh dalam kepribadian, kaya dalam intelektual, dan
unggul dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia juga
diharapkan oleh masyarakat selalu menonjolkan tiga ciri: nasionalistik,
humanistik, dan populistik (merakyat).
4. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat
Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah yang berkaitan
dengan informasi dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi. Pada
umumnya, bentuk komunikasi langsung (verbal ataupun non verbal)
dikenal sebagai komunikasi antar pribadi (interpersonal comunication),
baik komunikasi antar dua orang (dyadic communication), maupun
komunikasi dalam kelompok kecil (small group communication) dengan
cirri pokok adanya dialog diantara pihak-pihak yang berkomunikasi.
Sedangkan bentuk komunikasi yang bercirikan monolog adalah
komunikasi public, yang dibedakan atas komunikasi pembicara- pendengar
(speaker-audience communication) dan sebagainya yang menyangkut
penerima yang sangat luas (Komunikasi Pendidikan,1982/1983:12-14).

8
Proses komunikasi meliputi beberapa unsur dasar, yakni:
1. Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan, atau perilaku yang
diinginkan oleh pengirim pesan.
2. Penyandian (encoding), yakni pengubahan /penerjemahan isi pesan ke
dalam bentuk yang serasi dengan alat pengiriman pesan.
3. Tranmisi (pengiriman) pesan.
4. Saluran.
5. Pembuka sandian (decoding), yakni penerjemahan kembali apa yang
diterima ke dalam isi pesan oleh penerima.
6. Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterima.
7. Gangguan/hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsure dasar
lainnya.
Sumber pesan mencakup aspek kehidupan manusia yakni keseluruhan
unsure-unsur kebudayaan, mulai dari sistem dan upacara keagamaan,
bahkan terutama sistem tekonologi dan peralatan (Koentjaraningrat,
197:12).
5. Peningkatan Layanan Profesional
Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya
kebutuhan layanan professional dalam berbagai bidang kehidupan
manusia. Karena perkembangan iptek yang makin cepat serta
perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka
anggota masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan
pengetahuannya serta daya kritis yang semakin tinggi.
Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu,
“suatu vokasi khusus yang mempunyai ciri-ciri : expertise (keahlian),
responsibility (tanggung jawab), corporateness (kesejawatan)”
(huntingtun,1964,dari Nugroho Notosusanto, 1984:16).

Menurut Robert W. Richey dan D. Westby-Gipson ciri-ciri profesi


yaitu:

9
1. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan layanan
itu memperoleh pengakuan masyarakat.
2. Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah
teknik dan prosedur yang unik serta diperlukan waktu yang relative
panjang untuk mempelajarinya sebagai periode persiapan yang sengaja
dan sistematis agar mampu melaksakan layanan itu.
3. Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu
sehingga hanya yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan
layanan profesi itu.
4. Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta
tingkah laku, sikap dan cara kerja dari anggotannya.
5. Terdapat organisasi profesi yang mengatur yang akan berfungsi
menjaga/meningkatkan layanan profesi, dan melindungi kepentingan
serta kesejahteraan anggotanya.
6. Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karier hidup
dan menjadi seorang anggota yang relative permanen, serta mempunyai
kemandirian dalam melaksanakan profesinya dan untuk
mengembangkan kemampuan profesionalnya.
Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi sehingga
memperoleh status yang melembaga sebagai professional.
Mc Cully, mengemukakan 6 tahap dalam proses profesionalisasi,
yakni:
1. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu
profesi sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.
2. Penyepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan pra
jabatan tentang standar kompetensi profesi minimal yang harus dimiliki
oleh setiap calon profesi tersebut.
3. Akreditas, yakni pengakuan resmi tentang kelayyakan suatu program
pendidikan pra jabatan yang di tugasi menghasilkan calon tenaga
profesi yang bersangkutan.
4. Mekanisme sertifikat dan pemberian izin praktek.

10
5. Baik secara perseorangan maupun secara kelompok, pemangku profesi
bertanggung jawab penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya
yakni kebebasan mengambil keputusan secara professional.
6. Kelompok professional memiliki kode etik, yang berfungsi ganda,
yakni:
a. Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang
bermutu.
b. Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.
B. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan
Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan
kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,
tentulah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi tersebut.
Pengembangan pendidikan yang dalam masyarakat yang sedang berubah
dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan
sistematis dan sistematik. Penggarapan pembaruan pendidikan tersebut harus
menyeluruh mulai pada lapis system / nasional, lapis institusional, samapai
pada lapis individual. Pada lapis system secara nasional telah ditetapkan
serangkaian kebijakan yang dituangkan ke dalam sejumlah perundang-
undangan, utamanya UU-RI No. 2 tahun1989 tentang Sisdiknas beserta
serangkaian perturan pelaksanaannya.
Penggarapan pada lapis institusional berkaitan dengan aspek
kelembagaan, seperti kurikulum, struktur dan mekanisme pengelolaan, sarana
prasarana, dan lain-lain. Akhirnya pada lapis individual, penggarapan upaya
pembaruan terkait pada semua personal yang terlibat dalam pendidikan,
utamanya guru dan siswa, meliputi baik pengetahuan dan keterampilan
maupun wawasan serta sikapnya. Keberhasilan antisipasi terhadap masa
depan pada akhirnya ditentukan oleh kualitas manusia yang dihasilkan oleh
pendidikan.
1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan (Manusia modern)
Tantangan yang akan dihadapi manusia masa depan, seperti:
kemampuan menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang globalisasi

11
dalam berbagai bidang wawasan dan pengetahuan yang memadai tentang
iptek, kemampuan menyaring dan memanfaatkan arus informasi yang
semakin padat dan cepat, dan kemampuan bekerja efisien sebagai cikal
bakal kemampuan professional.
Salah satu ketentuan penting dalam perundang-undangan tersebut
adalah ketetapan pendidikan dasar sembilan tahun, yakni: 6 tahun di SD
dan 3 tahun di SMP.
2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan
Dalam penjelasan UU RI No 2 Tahun 1989 dikemukakan sebagai
berikut: “dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional sebagai
pengamalan pancasila di bidang pendidikan, maka pendidikan nasional
mengusahakan: pertama, pembentukan manusia pancasila sebagai manusia
pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mandiri, dan kedua, pemberian
dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia
yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh…” (UU,1992:24).
Gagasan dalam menyiapkan garapan pendidikan nasional, seperti yang
disarankan Deliar Noer dan Iskandar Ali Syahbana (1988:376-389):
1. Pendidikan bukan hanya berurusan dengan transmisi dan
keterampilan, tetapi juga berhubungan dengan nilai-nilai.
2. Negara kita adalah Negara kepulauan. Kita bertanggung jawab untuk
melindungi sumber alam tersebut serta memanfaatkannya sebaik-
baiknya untuk kemaslahatan bangsa.
3. Di masa depan mungkin sekali ada perubahan dan fluktuasi yang
berarti dalam penyebaran penduduk. Oleh sebab itu, perlu
dikembangkan system pendidikan yang cukup luwes yang mampu
secara cepat menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
4. Di masa depan perlu member peranan yang seluas-luasnya kepada
kaum wanita untuk mendapat kesempatan dalam pendidikan.
5. Tuntutan belajar seumur hidup (life long education) tampaknya harus
mendapat perhatian yang lebih memadai di masa mendatang.
6. Pentingnya media elektronik dalam penyebarluasan pendidikan.

12
7. Publikasi dan penelitian serta pengembangan sertapengembangan
pendidikan.
Kajian tentang upaya mengantisipasi masa depan melalui
pendidikan akan diarahkan pada :
a. Perubahan Nilai dan Sikap
Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan atau
kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut
dapat bersumber dari berbagai hal, seprti agama, hukum, adat
istiadat, moral dan sebagainya baik yang tertulis maupun yang
tidak.
Salah satu pengaruh nilai-nilai tersebut dalam sikap (attitude)
seseorang. Kalau nilai masih bersifat “umum”, maka sikap selalu
terkait dengan objek tertentu dan disertai dengan kecendrungan
untuk bertindak sesuai dengan sikpap terhadap objek tersebut
(dapat positif ataupun negatif). Dalam sikap dapat dibedakan
menjadi 3 aspek, yakni :
1. Aspek kognitif .
2. Aspek afektif.
3. Aspek konatif.
Pembentukan/pengubahan nilai dan sikap dalam diri
seseorang dapat dilakukan dengan berbagai cara, seperti
pembiasaan , internalisasi nilai melalui ganjaran-hukuman,
keteladanan (modeling), teknik klarifikasi nilai dan sebagainya.
b. Pengemabangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan
adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan
dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan sarana
kehidupan manusia.
Saling pengaruh dalam pengembangan kebudayaan di dunia
ini adalah merupakan hal yang lumrah. Dalam sejarah tercatat

13
bagaimana puncak kebudayaan pada suatu wilayah tertentu akan
mempengaruhi kebudayaan lain di dunia ini.
c. Pengembangan Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam
mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu
diorientasikan pada penyiapan peserta didik untuk berperan di
masa yang akan datang.
Menjelang pelaksanaan PJP II , sektor pendidikan telah
meletakkan kerangka dasar pengembangannya melalui
seperangkat perundang-undangan (UU RI No 2 Tahun 1989
beserta peraturan pelaksanaannya). Dengan penetapan kerangaka
dasar tersebut maka pendidikan mempunyai suatu acuan dalam
penyesuaian dengan keadaan yang selalu berubah, utamanya
perkembangan masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia di masa
yang akan datang (UU 1992:27).
Santoso S. Hamijoyo (1990: 33) mengemukakan 5 strategi
dasar dalam era globalisasi tersebut, yakni:
1. Pendidikan untuk Pengembangan Iptek, dipilih terutama
dalam bidang-bidang yang vital.
2. Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen,
termasuk bahasa-bahasa asing yang relevan utuk hubungan
perdagangan dan politik.
3. Pendidikan untuk pengelolaaan kependudukan, lingkungan,
keluarga berencana, dan kesehatan.
4. Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk
filsafat, agama, dan ideologi.
5. Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kerja
kependidikan dan kepelatihan, termasuk pengelola system
pendidikan formal dan non formal.

14
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan akan menyiapkan peserta didik masyarakat di masa depan.
Oleh karena itu karna keputusan dan tindakan dalam bidang pendidikan
seharusnya berorientasi ke masyarakat masa depan tersebut.
Ciri masyarakat masa depan itu antara lain adalah:
1. Globalisasi, utama nya dalam iptek, ekonomi, lingkungan hidup,
pendidikan, dan sebagai nya.
2. Perkembangan iptek yang makin cepat.
3. Arus komunikasi yang semakin padat dan cepat , yang mengubah
masyarakat menjadi masyarakat informasi.
4. Peningkatan layanan propesional dalam berbagai segi kehidupan manusia.
Usus yang terakhir tersebut, perlu lebih di mantap kan propesionalisasi
tenaga pendidikan.
Berdasarkan perkiraan masyarakat di masa depan tersebut, pendidikan
telah atau sedang mengambil langkah langkah mengantisipasinya, baik pada
lapis system maupun institusional dan individual. Dengan demikian,
pendidikan diharapkan mampu menghasilkan manusia yang dapat
menyesuaikan diri serta mampu mengembangkan masyarakat masa depan nya
itu. Secara khusus dapat di kemukakan beberapa upaya antisipasi masa depan
itu antara lain: perubahan nilai dan sikap, pengembangan kebudayaan, dan
pengembangan sarana pendidikan.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Kami akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka
dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan di atas.

15
DAFTAR PUSTAKA

Tirtarahardja,Umar dan La Sulo. 2008.Pengantar Pendidikan (Edisi Revisi).


Jakarta: PT RINEKA CIPTA

Zakiyah, Qiqi Yuliati dan Rusdiana. 2014. Pendidikan Nilai. Bandung: Pustaka
Setia

http://journal.ustjogja.ac.id/download/PENGANTAR%20ILMU%20PENDIDIKA
N.pdf

http://ejournal.radenintan.ac.id/index.php/tadzkiyyah/article/viewFile/2095/1584

file:///C:/Users/ASUS/Downloads/530-Article%20Text-1025-1-10-20160318.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai