Anda di halaman 1dari 13

Nama : Renia Restiambun Lodoh

Nim : 2301040030
Judul Resume : Perkiraan dan Antisipasi Terhadap Masyarakat Masa Depan
Hari/taanggal : Rabu, 26 September 2023

A. Perkiraan Masyarakat Masa Depan


Di Indonesia pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar
kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia.Seperti yang dikemukakan
sebelumnya masyarakat Indonesia dan kebudayaan nasional merupakan
Landasan Sistem Pendidikan Nasional. Di sisi lain pendidikan merupakan salah
satu pilar utama dalam pelestarian dan pengembangan kebudayaan setiap
masyarakat. Dalam UU No 2 tahun 1989 juga dijelaskan bahwa “ dalam
kehidupan suatu bangsa pendidikan mempunyai peranan yang amat penting
untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan kehidupan suatu bangsa.”
Demi pemahaman dan dan karena adanya saling pengaruh antara pendidikan dan
latar sosio – kultural, maka perlu dikemukakan terlebih dahulu pengertian
kebudayaan. Dalam hal ini adalah kebudayaan dalam arti luas yakn“
keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya
denganbelajar beserta keseluruhan dari hasil budi dan karyanya
itu.”( koentjaraningrat, 1974: 19 ). Kebudayaan itu dapat :

1.Berwujud ideal yakni ide, gagasan, nilai – nilai, norma – norma, peraturan dan
sebagainya.

2.Berwujud kelakuan yakni kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.

3. Berwujud fisik yakni benda – benda hasil karya manusia (koentjaraningrat,


1974: 15-22 ).

Berbagai wujud kebudayaan tersebut selalu mengalami perubahan


seiring dengan perubahan masyarakat. Karena pengertian kebudayaan yang
begitu luas seringkali dipecah menjadi unsur – unsur kebudayaan yang
dipandang sebagai unsur – unsur universal dari kebudayaan yakni :

1. Sistem religi dan upacara keagamaan.

2. Sistem dan organisasi kemasyarakatan.

3. Sistem pengetahuan.

4. Bahasa.

5. Kesenian.

6. Sistem mata pencaharian,


7. Sistem teknologi dan peralatan.

Unsur – unsur di atas diurut dari unsur yang sukar kena pengaruh dari
kebudayaan lain sampai yang mudah berubah atau terpengaruh kebudayaan lain.
Perubahan salah satu dari unsur – unsur tersebut akan berdampak pada
keseluruhan unsur – unsur kebudayaan lainnya. Dewasa ini perkembangan
kebudayaan sangat cepat serta meliputi seluruh aspek kehidupan.Percepatan itu
terjadi karena pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perubahan yang cepat itu mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat
dijadikan petunjuk sebagai ciri masyarakat di masa depan. Ciri – ciri yang akan
dibahas adalah :

1.Kecenderungan globalisasi yang makin kuat.

2.Perkembangan Iptek yang makin cepat.

3.Perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat.

4. Kebutuhan / tuntutan peningkatan layanan profesional dalam berbagai


segi kehidupan manusia.

1. Kecenderungan Globalisasi

Globalisasi berarti keseluruhan atau secara umum, sehingga bumi ini


seakan – akan sebagai satu kesatuan tanpa batas administrasi negara, dunia
menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antar bangsa di dunia.
Gelombang globalisasi sedang menerpa seluruh aspek kehidupan dan
penghidupan manusia, menyusup ke dalam seluruh unsur kebudayaan dengan
dampak yang berbeda – beda. Menurut Emil Salim ( 1990: 8-9 ) terdapat empat
kekuatan gelombang globalisasi yang paling kuat dan menonjol. Bidang tersebut
meliputi iptek, ekonomi, lingkungan hidup dan pendidikan. Kajian keempat
bidang tersebut sebagai berikut :

a. Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin


dipercepat, utamanya dengan menggunakan teknologi canggih seperti
komputer dan satelit. Globalisasi iptek tersebut memberi orientasi baru
dalam bersikap dan berpikir serta berbicara tanpa batas negara.

b.Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau


ekonomi global tanpa mengenal batas – batas negara. Hal ini
menyebabkan banyak kelompok – kelompok ekonomi yang berkembang
misalnya Masyarakat Ekonomi Eropa untuk eropa barat dan NAFTA di
Amerika Serikat.Globalisasi ekonomi ini telah menyebabkan negara
hanya bertapal batas politik saja, sedang dari segi ekonomi semakin
kabur saja. Peristiwa ekonomi di suatu negara seperti krisis moneter di
Indonesia akan berdampak pula pada hampir seluruh dunia.
c. Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam
berbagai pertemuan Internasional yang mencapai puncaknya pada
Konferensi PBB mengenai Lingkungan Hidup dan Pembangunan pada
awal Juni di Brazil. Kerusakan lingkungan hidup di negara tertentu juga
akan berdampak pada negara lainnya. Contohnya kebakaran hutan yang
asapnya sampai ke negara – negara tetangga.

d.Bidang pendidikan yang berkaitan dengan identitas bangsa termasuk


budaya nasional dan budaya–budaya nusantara. Di samping terpaan –
terpaan gagasan – gagasan dalam pendidikan, globalisasi juga menerpa
setiap individu manusia melalui radio, TV, dan Internet. Ke semua itu
akan mempengaruhi wawasan, pikiran, dan bahkan perilaku manusia.

Di samping keempat bidang tersebut, kecenderungan globalisai


juga tampak dalam bidang politik, hukum dan HAM,paham demokrasi
dan sebagainya. Kecenderungan globalisasi tersebut merupakan suatu
gejala yang tidak dapat dihindari. Oleh karen itu, banyak gagasan dalm
menghadapi globalisasi yang menekankan perlunya berpikir dan
berwawasan global namun harus tetap menyesuaikan keputusan dan
tindakan dengan keadaan nyata disekitarnya.

2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi ( IPTEK )

Perkembangan Iptek yang semakin cepat dalam era globalisasi ini


merupakan salah satu ciri utama dari masyarakat masa depan.
Percepataan perkembangan iptek tersebut terkait dengan landasan
ontologis, epistemologis, dan aksiologis ( Filsafat ilmu, 1981: 9-15 ).
Segi landasan ontologis objek telaah adalah berupa pengalaman dan
semua wujud yang dapat dijangkau lewat alat indra telah mengalami
perkembangan yang pesat karena didapatkannya piranti yang membantu
alat indra tersebut. Dari segi epistemologis cara yang dipakai untuk
memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu pengetahuan tersebut telah
mengalami perkembangan yang pesat. Dengan mulai meninggalkan
metode deduksi ala Aristoteles dan beralih kepada teori Darwin.Charles
Darwin mempelopori penggabungan metode deduktif dengan metode
induktif dan dengan mengajukan hipotesis, maka sekarang dikenal
sebagai daur hipotetiko-dedukto-verifikatif dalam metode ilmiah
( filsafat ilmu. 1981: 15 dan 156 ), ataupun model induktif-hipotetiko-
deduktif dalam proses penelitian( Raka Joni, 198: 6 ). Perkembangan
ilmu yang terakhir ini ialah penyusun suatu teori atau ilmu teoritis
sebagai kerangka pemikiran yang menjelaskan gejala dan hubungan yang
diperoleh dalam pengujian empiris dan selanjutnya dapat meramalkan
dan menentukan cara mengontrol hal – hal itu. Selanjutnya landasan
aksiologis atau untuk apa iptek itu dipergunakan, yang mempersoalkan
untuk apa iptek itu dipergunakan secara moral tertuju pada kemaslahatan
manusia. Dan terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan
pemanfaatan iptek, yakni :
1. Penelitian dasar ( basic research )

2. Penelitian terapan ( applied research )

3. Pengembangan teknologi ( technological development )

4. Penerapan teknologi

Ilmu itu adalah kekuasaan seperti yang diucapkan Francis


Balkon, karena ilmu adalah kekuasaan maka teknologi merupakan alat
kekuasaan atas :

Ø Manusia, yakni demi kemaslahatan atau sebaliknya mengeksloitasi


menusia itu.

Ø Kebudayaan, yakni memperkaya dan memperkuat kebudayaan atau


melunturkan nilai – nilai budaya yang dapat menimbulkan krisis identitas
budaya.

Ø Alam, yakni memanfaatkan sambil menjaga kelestariannya ataukah


memusnahkan seluruh kehidupan di bumi. Untuk itu iptek merupakan
salah satu kunci keberhasilan kita di masa depan.

Segala sesuatu itu pasti ada dampak positif dan negatif yang
ditimbulkan begitu pula dengan iptek bisa menjadi peluang dan
tantangan. Peluang bagi kita untuk mengikuti perkembangan iptek
tersebut secara dini dan apabila masyarakat belum siap menerimanya
maka akan berubah menjadi tantangan.Untuk itu diharapkan di masa –
masa mendatang lahir pakar – pakar iptek yang menguasai secara
mendalam dan memiliki wawasan yang luas dan mampu bekerja secara
disiplin dan tetap berpijak pada budaya Indonesia.

3. Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat

Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah perkembangan


informasi dan komunikasi, utamanya satelit komunikasi, komputer dan
lainnya.Begitu pula yang terjadi di Indonesia kemajuan itu telah mendorong
perubahan masyarakat dari petani menjadi masyarakat industri dan
informasi.Seiring dengan itu komunikasi antar manusia yang berbeda dalam
latar kebangsaan dan kebudayaan makin meluas karena kemajuan transportasi
dan telekomunikasi. Dalam berkomunikasi ada beberapa unsur dasar yakni :

Ø Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan atau perilaku yang


diinginkan oleh pengirim pesan.

Ø Penyandian, yakni penerjemahan isi pesan ke dalam bentuk yang serasi


dengan alat pengirim pesan.
Ø Transmisi atau pengiriman pesan.

Ø Saluran

Ø Pembukasandian penerjemahan kembali apa yang diterima ke dalam isi pesan


oleh penerima.

Ø Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterimanya.

Ø Gangguan atau hambatan yang dapat terjadi pada semua unsur dasar lainnya.

Ø Pada komunikasi satu arah, proses komunikasi berlangsung dari butir 1 ke


butir 6, yakni dari pengirim ke penerima.

Sedangkan pada komunikasi dua arah, kedua belah pihak dapat menjadi
pengirim ataupun penerima pesan. Berikut ini adalah bagan komunikasi
( dimodifikasi dari Jhonson dan Jhonson, 1977: 111 ).Meskipun teknologi
informasi dan komunikasi telah mengalami perkembangan yang pesat, namun
belum merata pada semua negara.Perkembangannya di negara berkembang
masih sangat lambat karena didominasi oleh negara –negara maju.Untuk itu
diperlukan upaya – upaya untuk merebut teknologi tersebut. Namun, terdapat
beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu :

1.Pengembangan teknologi satelit yang mutakhir.

2. Penggunaan teknologi digital yang mampu menyalurkan signal yang beragam.

3.Di bidang media cetak antara lain penggunaan VDT ( video display terminal ),
surat kabar elektronik, dan sistem cetak jarak jauh.

4.Di media elektronik antara lain penggunaan DBS ( direct broadcast satelitte ).
Kesemua hal itu akan mempercepat terwujudnya suatu masyarakat informasi
sebagai masyarakat masa depan.

4. Peningkatan Layanan Profesional

Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya


kebutuhan layanan profesional dalam berbagai bidang kehidupan manusia.
Karena perkembangan iptek yang semakin cepat serta perkembangan arus
informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota masyarakat masa depan
semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang semakin
tinngi. Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu,
yang mempunyai keahlian, tanggung jawab, dan kesejawatan. Di bawah ini
berbagai ciri profesi ( dari profesionalisasi jabatan guru 1983: 4-6 ) menurut
Rober W. Richey ( 1974 ) dan D. Westby gibson ( 1965 ) yaitu :

1. Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan layanan itu


harus mendapa pengakuan dari masyarakat.
2.Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik
dan prosedur yang unik, serta memerlukan waktu yang relatif panjang untuk
mempalajarinya sebagai periode persiapan yang sengaja dan sistematis agar
mampu melaksanakan layanan itu.

3.Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu, sehingga


hanya yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.

4.Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta tingkah
laku dan cara kerja dari anggotanya itu.

5.Terdapat organisasi profesi yang akan berfungsi menjaga layanan profesi dan
melindungi kepentingan dan kesejahteraan anggotanya.

6.Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karir hidup dan


menjadi seorang anggota yang relatif permanen serta mempunyai kemandirian
dalam melaksanakan profesinya dan untuk mengembangkan kemampuan
profesionalnya sendiri.

Untuk menjadi seorang profesional memerlukan tahapan – tahapan yang


sangat panjang. Howsam, et. al. ( 1976 : 7-9 ) mengemukakan suatu pandangan
historis tentang profesi dengan mengemukakan lima lingkaran konsentris dari
titik tengah berturut – turut:

1. Profesi tertua yakni hukum, kesehatan, teologi dan dosen.

2. Profesi baru yakni arsitektur, insinyur, dan optometri.

3. Pekerjaan yang segera diakui sebagai profesi umpama pekerja sosial yang
masih semi profesional akan segera diakui sebagai profesional.

4. Semi profesional.

5. Pekerjaan biasa yang tidak berusaha memperoleh status pofesional

Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi sehingga


memperolah status yang melembaga sebagai profesional ( Nugroho
Notosusanto, 1984: 13-16), di dalamnya akan terkait dengan permasalahan
akreditasi, sertifikasi dan izin praktek. Mc. Cully ( 1969 dari T. Raka Joni, 1981:
5-8) mengemukakan enam tahap dalam proses profesinalisasi yakni :

1. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu profesi
sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.

2.Penepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan prajabatan


tentang standar kompetensi minimal yang harus dimiliki setiap calon profesi
tersebut.
3.Akreditas, pengakuan resmi tentang kelayakan suatu program pendidikan
prajabatan yang ditugasi menghasilkan calon tenaga profesi yang bersangkutan.

4. Mekanisme sertifikasi dan pemberian izin praktek.

5. Baik secara perseorangan atau kelompok, pemangku profesi bertanggung


jawab penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya yakni kebebasan
mengambil keputusan secara profesional.

6. Kelompok profesional memiliki kode etik, yang berfungsi ganda yaitu :

1) Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang


bermutu.

2) Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.

B. Upaya Pendidikan dalam Mengantisipasi Masa Depan

Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan


kesempatan menerima arus informasi yang cepat tetntulah memerlukan warga
yang mau dan mampu menghadapi segala permasalahan serta siap
menyesuaikan diri dengan situasi yang baru tersebut. Untuk itu pendidikan
berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang mampu menghadapi tantangan
zaman baru yang akan datang.

Yang melahirkan generasi yang “ think globally but act locally”.


Sehingga diperlukan pula penggarapan pendidikan yang baru yang harus
menyeluruh mulai dari lapis sistem/nasional, lapis institusional, sampai pada
lapis individual ( Charter dan Jones, 1973 dari Raka Joni 1983 : 24 ). Pada lapis
sistem, secara nasional telah ditetapkan serangkaian kebijakan yang dituangkan
dalam sejumlah perundang – undangan, utamanya UU-RI No 2 tahun1989
tentang sisdiknas beserta serangkaian aturan pelaksanaannya. Penggarapan pada
lapisan institusional berkaitan dengan aspek kelembagaan seperti : kurikulum,
struktur dan mekanisme pengelolaan, sarana dan prasarana. Sedangkan pada
lapis individual penggarapan upaya pembaharuan utamanya terkait dengan
semua personal yang terlibat dalam pendidikan yaitu guru dan siswa.

Keberhasilan terhadap antisipasi masa depan pada akhirnya ditentukan


oleh kualitas manusia yang dihasilkan oleh pendidikan. Pembangunan manusia
indonesia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan bangsa dan negara indonesia
pada abad ke 21 yang akan datang. Oleh kerena itu kajian selanjutnya adalah :

1)Tuntutan bagi manusia masa depan.

2) Upaya mengantisipasi masa depan, utamanya yang berhubungan dengan


perubahan nilai dan sikap.
1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan

Dalam upaya menjadi menusia masa depan banyak tantangan –


tantangan yang akan dihadapi seperti : kemampuan menyesuaikan diri dan
memanfaatkan peluang globalisasi berbagai bidang. Berdasarkan acuan normatif
yang berlaku ( UU RI No 2 / 1989 beserta peraturan pelaksanaanya ) telah
ditetapkan rumusan tujuan pendidikan indonesia, yang dapat dianggap profil
menusia indonesia di masa depan.

Salah satu ketentuan yang penting pada perundang – undangan itu


adalah wajib belajar sembilan tahun yaitu SD, SMP dan SMK/SMA. Dalam
penjelasan PP RI No 28 tahun 1990 tentang pendidikan dasar ( penjelasan pasal
tiga ) dikemukakan tujuan – tujuan pendidikan dasar tersebut, sebagai berikut :

a. Pengembangan kehidupan siswa sebagai pribadi sekurang – kurangnya


mencangkup upaya untuk :

1) Memperkuat dasar keimanan dan ketakwaan.

2) Membiasakan untuk berperilaku yang baik.

3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar.

4) Memelihara kesehatan jasmani dan rohani.

5) Memberikan kemampuan untuk belajar

6) Membentuk kemampuan belajar.

7) Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota masyarakat


sekurang – kurangnya mencangkup upaya :

1) Memberkuat kesadaran hidup beragama dalam masyarakat.

2) Menumbuhkan rasa tanggung jawab dalam masyarakat.

3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan


untuk berperan serta dalam kehudupan bermasyarakat.

4) Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai warga negara


sekurang – kurangnya mencangkup upaya untuk :

1) Mengembangkan perhatian dan pengetahuan tentang hak dan


kewajiban sebagai warga negara RI.

2) Menambahkan rasa ikut bertanggung jawab terhadap kemajuan bangsa


dan negara.
3) Memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan
untuk berperan serta dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

4) Pengembangan kehidupan peserta didik sebagai anggota umat


manusia mencangkup upaya untuk :

1) Meningkatkan harga diri sebagai bangsa yang merdeka dan berdaulat

2)Meningkatkan kesadaran tentang hak asasi manusia.

3) Memberikan pengertian tentang ketertiban dunia.

4)Meningkatkan kesadaran pentingnya persahabatan antar bangsa.

5) Mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah


dalam menguasai kurikulum yang diisyaratkan.

Tuntutan manusia di masa depan menyebabkan manusia diarahkan pada


pembekalan kemampuan yang sangat diperlukan unuk menyesuaikan diri
dengan keadaan di masa depan. Beberapa diantaranya adalah :

· Ketanggapan terhadap berbagai masalah sosial, politik, kultural dan


lingkungan.

· Kreativitas di dalam menemukan alternatif pemecahannya.

· Efisiensi dan etos kerja yang tinggi.

· Bertolak dari tesis ketidakpastian, Makaminan Makagiansar ( 1990: 5-6 )


mengemukakan pentingnya mengembangkan empat hal pada peserta didik,
yakni :

1) Kemampuan mengantisipasi ( anticipate ) perkembangan berdasarkan ilmu


pengetahuan.

2) Kemampuan dan sikap untuk mengerti dan mengatasi situasi ( cope ).

3) Kemampuan mengakomodasi ( accomodate ), utamanya perkembangaan iptek


serta perubahan yang diakibatkannya.

4) Kemampuan merorientasi ( reorient ), utamanya kemampuan seleksi ( filter )


terhadap arus informasi yang memborbardirnya.

2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan

Berdasarkan perkiraan tentang masyarakat masa depan serta profil


menusia masa depan yang diharapkan berhasil di dalam masyarakat itu maka
perlu dikaji berbagai upaya masa kini yang memungkinkan mewujudkan
manusia masa depan tersebut. Dalam penjelasan UU RI No 2 tahun1989
dikemukakan sebagai berikut : “dalam rangka pelaksanaan pembangunan
nasional sebagai pengamalan Pancasila di bidang pendidikan, maka pendidikan
nasional mengusahakan : pertama, pembentukan manusia pancasila sebagai
manusia pembangunan yang tingi kualitasnya dan mampu mandiri. Dan kedua,
pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa dan negara
Indondesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh. Oleh karena
itu kajian tentang upaya mengantisipasi masa depan melalui pendidikan akan
diarahkan pada :

` 1. Aspek yang paling berperan dalam individu untuk memberi arah antisipasi
tersebut yakni nilai dan sikap.

2.Pengembangan budaya dan sarana kehidupan.

3. Tentang pendidikan itu sendiri, utamanya pengembangan sarana pendidikan.

Ketiga hal tersebut merupakan titik strategi dalam mengantisipasi


masa depan.

a. Perubahan Nilai dan Sikap

Nilai dan sikap memang memegang peranan penting dalam membentuk


wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma atau kaidah yang
menjadi rujukan atas perilaku. Nilai – nilai tersebut bersumber dari nilai agama,
hukum, adat istiadat, kesopanan, moral dan lainnya baik yang tertulis ataupun
tidak tertulis. Salah satu pengaruh nilai – nilai tersebut akan tampak dalam sikap
seseorang. Kalau nilai masih bersifat umum maka sikap selalu terkait dengan
objek tertentu dan disertai dengan kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan
sikao terhadap objek tersebut. Dalam bersikap dapat dibedakan tiga aspek,
yakni:

1. Aspek kognitif seperti pemahaman tentang objek sikap.

2. Aspek afektif yang sangat dipengaruhi oleh nilai dan dapat sangat subjektif
seperti setuju atau tidak setuju, suka atau benci dan sebagainya.

3.Aspek konatif yang mendorong untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap
objek tersebut. Ketiga aspek tersebut pada dasarnya terpadu atau saling
berkaitan dalam membentuk sikap seseorang.

Pembentukan pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat


dilakukan dengan berbagai cara seperti pembiasaan, pelaksanaan dan
sebagainya. Perubahan nilai dan sikap dalam rangka mengantisipasi masa depan
haruslah diupayakan sedemikian rupa sehingga dapat diwujudkan keseimbangan
dan keserasian antara aspek pembaharuan dan pelestarian. Nilai – nilai luhur
yang mendasari kepribadian dan kebudayaan indonesia semestinya akan tetap
dilestarikan agar terhindar dari krisis identitas.
b. Pengembangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengatasi masa depan adalah uapaya
yang berkaitan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal – hal
yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia. Kebudayaan adalah hasil
karya manusia melalui cipta dan karsa yang berkaitan dengan religi, kesenian,
bahasa, pengetahuan sampai sisem teknologi dan peralatan. Sekarang ini
masyarakat indonesia berusaha untuk beralih dari masyarakat pertanian ke
masyarakat industri atau informasi sehingga unsur – unsur kebudayaan yang ada
pun akan ikut terpengaruh dan berkembang. Keseluruhan unsur kebudayaan
tersebut akan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya baik itu di
Indonesia dan di dunia sekalipun. Saling pengaruh dalam pengembangan
kebudayaan di dunia ini, merupakan hal yang wajar dalam era globalisasi.
Berkaitan dengan hal itu UNESCO telah menetapkan konsep Dasawarsa
Kebudayaan Sedunia yang menekankan bahwa pengembangan kebudayaan
dunia masa kini harus meliputi empat dimensi ( Makaminan Makagiansar, 1990:
7 ) yakni :

1. Afirmasi atau penegasan dimensi budaya dalam proses pembangunan, karena


pembangunan akan hampa jika tidak diilhami oleh kebudayaan masyarakat /
bangsa yang bersangkutan.

2. Mereafirmasi dan mengembangkan identitas budaya, dan setiap kelompok


manusia berhak diakui identitas budayanya.

3.Partisipasi, yakni dalam pengembangan suatu bangsa dan negara maka


partisipasi yang optimal dari masyarakat adalah mutlak diperlukan.

4. Memajukan kerja sama budaya antarbangsa yang merupakan tuntutan mutlak


era globalisasi.

C. Pengembangan Sarana Pendidikan


Sampai kapanpun pendidikan merupakan pilar utama dalam
mengantisipasi masa depan, karena pendidikan selalu diorientasikan pada
penyiapan peserta didik untuk berperan di masa depan / yang akan datang.
Untuk itu pengembangan sarana dan prasarana pendidikan harus terus
diringkatkan dan disiapkan dengan sebaik – baiknya agar proses pendidikan
dapat berlangsung dengan lancar dan tepat sasaran. Dari tahun ke tahun
pemerintah telah menetapkan perundang – undangan dalam sistem pendidikan
dan sekarang ini telah ditetapkan sistem wajar yaitu wajib belajar sembilan
tahun ( 6 tahun SD dan 3 tahun SMP ). Peningkatan mutu pendidikan dasar itu
yang wajib diikuti oleh semua warga negara akan menjadi cikal bakal ke arah
peningkatan mutu pendidikan menengah dan tinggi serta terbentuknya asyarakat
terdidik yang mampu terus belajar mandiri. Dalam menyongsong era globalisasi
yang makin tidak terbendung, terdapat beberapa hal yang secara khusus
memerlukan perhatian dalam bidang pendidikan. Santoso S. Hamijoyo ( 1990:
33 ) mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yakni :
1. Pendidikan untuk mengembangkan iptek, dipilih terutama dalam bidang –
bidang yang vital, seperti manufakturing pertanian, sebagai modal utama
menghadapi globalisasi.

2.Pendidikan untuk mengembangkan keterampilan manajemen, termasuk bahasa


– bahasa asing yang relevan untuk hubungan perdagangan dan politik, sebagai
instrumen operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.

3. Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan, keluarga


berencana, dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas
hidup dan hancurnya sistem pendukung kehidupan manusia.

4. Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat, agama,


ideologi demi ketahanan sosial – budaya termasuk persatuan dan kesatuan
bangsa.

5. Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan pelatihan,


terhadap pengelola sistem pendidikan formal dan non-formal, demi penggalakan
peningkatan pemerataan mutu, relevansi, dan efesiensi sumber daya manusia
serta keseluruhan.

D. Pertanyaan

Bagaimana perkiraan dan antisipasi terhadap masyarakat masa depan


yang didukung oleh teknologi yang semakin maju?

Jawaban: Perkiraan dan antisipasi terhadap masyarakat masa depan yang


didukung oleh teknologi yang semakin maju adalah sebagai berikut:

1. Perubahan dalam lapangan pekerjaan: Teknologi yang semakin maju dapat


menggantikan beberapa pekerjaan yang dilakukan oleh manusia dengan
otomatisasi dan kecerdasan buatan. Oleh karena itu, perkiraan masa depan
menunjukkan adanya kebutuhan untuk mengembangkan keterampilan yang
relevan dengan teknologi, serta menciptakan lapangan kerja baru yang berfokus
pada perancangan, pengembangan, dan pemeliharaan teknologi tersebut.

2. Pengaruh pada pendidikan: Dalam masyarakat masa depan yang didukung


oleh teknologi yang semakin maju, kurikulum pendidikan harus mengikuti
perkembangan terbaru dalam teknologi. Ada kebutuhan untuk mempersiapkan
generasi mendatang dengan keterampilan teknologi tingkat tinggi, pemahaman
tentang etika digital, serta kemampuan kritis dan analitis.

3. Perubahan dalam gaya hidup: Dengan teknologi yang semakin canggih,


perkiraan masa depan menunjukkan adanya pergeseran dalam gaya hidup
masyarakat. Misalnya, rumah pintar yang dikendalikan secara otomatis,
kendaraan otonom yang mengurangi kebutuhan akan mengemudi, dan teknologi
kesehatan yang inovatif untuk memperpanjang umur dan meningkatkan kualitas
hidup. Penting untuk mengantisipasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan-
perubahan semacam ini.

4. Dampak pada privasi dan keamanan: Teknologi yang semakin maju juga
menimbulkan tantangan baru terkait privasi dan keamanan. Kita perlu
mengantisipasi dan mengembangkan kebijakan serta sistem yang mampu
melindungi data pribadi, mencegah penyalahgunaan teknologi, dan mengatasi
ancaman siber yang mungkin muncul di masa depan.

Selain itu, penting untuk melakukan penelitian yang berkelanjutan,


melibatkan partisipasi masyarakat yang luas, serta membentuk kebijakan yang
bijaksana dan berpikir jauh ke masa depan untuk memastikan bahwa
perkembangan teknologi yang semakin maju dapat memberikan manfaat yang
maksimal bagi masyarakat.

E.Daftar Rujukan

Tirtarahardja Umar,. Sulo S.L.La. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT


Rineka Cipta.

Bloom, B.S., Hastings,J.T, Dan Mandaus, G.G (1991), Handbook on Formative


and Summative Evalution of Student Learning. New york : McGraw-Hill.

Dedi Supriadi. 1990 “Globalisasi : Dunia Tanpa Tapal Batas” (Tinjauan Buku).
Mimbar Pendidikan . Jurnala Pendidikan No.4 Tahun IX H. 60.

Conny R. Semiawan . (1090/1991). Hakikat Pendididkan di Sekolah Dasar .

Anda mungkin juga menyukai