Anda di halaman 1dari 12

PERKIRAAN DAN ANTISIPASI

TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN

MAKALAH DITULIS SEBAGAI UJIAN SEMESTER GASAL TAHUN


2022/2023
Dosen Pengampu:
Drs. Yohanes SUGIYANTO M.Pd
Disusun Oleh :
TOTI NUGROHO 2252000136
ANGELIKA ANAZABILA 2252000144
HARFIYA OKTAF NUR FATIMAH 2252000167

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA SUKOHARJO
TAHUN PELAJARAN 2022
.

BAB V
Perkiraan Dan Antisipasi Masyarakat Masa Depan
Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu latar kemasyarakatan dan kebudayaan tertentu.
Demikian pula di Indonesia, pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan latar
kemasyarakatan dan kebudayaan Indonesia. Landasan sosio-kultural salah satu dasar utama
dalam menentukan arah kepada program-program pendidikan, baik program pendidikan baik
program sekolah maupun program pendidikan luar sekolah. Di dalam penjelasan UU No. 2
Tahun 1989 tentang Sistem pendidikan Nasional dinyatakan bahwa “Dalam kehidupan suatu
bangsa, pendidikan mempunyai peranan yang amat penting untuk menjamin perkembangan
dan kelangsungan kehidupan bangsa yang bersangkutan.”
John Naisbitt seperti di kutip Deliar Noer dan Iskandar Alisyahbana (1988:355) menyebut
perubahan masa depan dengan sepuluh arah, yaitu:
1.Peralihn dari masyarakat industri kepada masyarakat informasi
2.Pearalihan dari teknologi yang dipaksakan kepada teknologi tinggi dan sentuhan tinggi
3.Peralihan dari ekonomi nasional menuju ekonomi dunia
4.Peralihan dari perencanaan jangka pendek menuju perencanaan jangka panjang
5.Dari sentralisasi menuju desentralisasi
6.Dari bantuan institusional menuju ke bantuan individual
7.Dari demokrasi perwakilan menuju ke demokrasi partisipatoris
8.Peralihan dari hierarki-hierarki menuju penjaringan (network)
9.Peralihan dari Utara menuju Selatan
10.Peralihan dari satu pilihan kepada pilihan majemuk.

Perkembangan masyarakat beserta kebudayaanya sekarang ini makin mengalami percepatan


serta meliputi seluruh aspek kehidupan dan penghidupan manusia. Perubahan yang cepat
tersebut mempunyai beberapa karakteristik umum yang dapat dijadikan petunjuk sebagai ciri
masyarakat di masa depan. Diantaranya:

1.Kecenderungan Globasasi
Istilah globalisasi (asal kata: global yang berarti secara umumnya, utuhnya,
kebulatannya) bermakna bumi sebagai satu keutuhan seakan akan tanpa tapal batas
administrasi Negara, dunia menjadi amat transparan, serta saling ketergantungan antarbangsa
di dunia semakin besar; dengan kata lain: menjadikan dunia sebagai satu keutuhan , satu
keutuhan.
Menurut Emil Salim(1990; 8-9) terhadap empat bidang kehutanan gelombang globalisasi
yang paling kuat dan menonjol daya dobraknya, yakni bidang bidang iptek, ekonomi,
lingkungan hidup, dan pendidikan. Beberapa kecendrungan globalisasi dari keempat bidang
tersebut sabagai berikut :

 Bidang iptek yang mengalami perkembangan yang semakin di percepat, utama nya
dengan penggunaan berbagai teknologi canggih seperti computer dan setelit.
 Bidang ekonomi yang mengarah ke ekonomi regional dan atau ekonomi glebal tanpa
mengenal batas batas Negara. Peristiwa ekonomi suatu tempat pada Negara tertentu
akan memberi dampak kepada hampir seluruh dunia. Globalisasi ekonomi tersebut
menyebabkan kenichi ohmac member judul “The borderless world” (dunia tanpa
tapal batas) pada buku nya (1990, dari Dedi supriadi, 1990: 60).
 Bidang lingkungan hidup telah menjadi bahan pembicaraan dalam berbagai
pertemuan internasional, yang mencapai puncak nya pada konferensi tingkat tinggi
(KTT) bumi, atau nama resmi nya: konferesi PBB mengenai lingkungan hidup dan
pembangunan (UNCED), pada awal juni 1992 di Rio de Jeneiro Brasil. Kerusakan
lingkungan hidup di suatu tempat akan memberi dampak negative keberbagai Negara
di sekitar nya, bahkan mengancap keselamatan planet bumi oleh karena itu di
perlukan wawasan dan kebijakan yang tepat dalam bidang pembangunan yang
menjamin kelestarian dan keselamatan lingkungan hidup , atau pembangunan yang
berwawasan lingkungan.
 Bidang pendidikan dalam kaitan nya dengan identitas bangsa, termasuk budaya
nasional dan budaya budaya nusantara. Disamping terpaan tentang gagasan gagasan
dalam pendidikan, globalisasi terjadi pula secara langsung menerpa setiap individu
manusia melalui buku, radio, televisi, dan media lain nya. Hal itu akan
mempengaruhiwawasan, pikiran, dan bahkan mungkin tercipta suatu “budaya dunia”
(Refleksi, 1990: 3).
Nasbitt dan Patricia (1990 : 38-39, 244-245) merinci beberapa konsekuensi logis
adanya globalisasi di bidang pendidikan, diantaranya :

Pertama, globalisasi , sistem nilai dan filsafat merupakan posisi kunci dalam garapan
pendidikan nasional. Semua Negara menempatkan system dan etika sebagai landasan
utama dalam merancang kurikulum nasionalnya.

Kedua, globalisasi menuntut adanya angkatan kerja yang berkulifikasi dan


berpendidikan (skilled and educated employees). Dalam masyarakat informasi,
lapangan kerja terutama dialamatkan pada mereka yang memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang berlatar pendidikan yang memadai.

Ketiga, kerja sama pendidikan mutlak diperlukan. Kerja sama internasional di bidang
pendidikan adalah sisi lain daripada konsekuensi globalisasi.
2.Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan iptek yang makin cepat dalam era globalisasi merupakan salah satu ciri
utama dari masyarakat masa depan. Perkembangan iptek pada akhir abad ke-20 ini sangat
mengesankan, utamanya dalam bidang-bidang transportasi, telekomunikasi dan informatika,
genetika,biologi molekul serta bioteknologi, dan sebagainya. Globalisasi perkembangan iptek
tersebut dapat berdampak positif maupun negative, tergantung pada kesiapan bangsa beserta
kondisi social-budayanya untuk menerima limpahan informasi/ teknologi itu. Segi positifnya
antara lain memudahkan untuk mengikuti perkembangan iptek yang terjadi di dunia,
menguasai dan menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan pembangunan. Sedangkan segi
negative akan timbul apabila kondisi social-budaya belum siap menerima limpahan itu.
(Pratiwi Sudarsono, 1990 : 14-15)
Percepatan perkembagan iptek tersebut berkaitan dengan landasan ontologism,
epistemologis, dan aksiologis (Filsafat Ilmu, 1981 : 9-15). Segi landasan ontologis, objek
telaahan ialah berupa pengalaman atau segenap ujud yang dijangkau lewat alat indra telah
mengalami perkembangan yang pesat karena didapatkannya peranti (device) yang membantu
alat indra tersebut.
Dari segi epistemologis, cara yang dipakai untuk memperoleh ilmu pengetahuan tersebut
telah mengalami perkembangan yang pesat.
Landasan aksiologis, yang mempersoalkan tentang penggunaan iptek tersebut secara
moral tertuju pada kemaslahatan manusia. Terdapat serangkaian kegiatan pengembangan dan
pemanfaatan iptek, yaitu:
1.Penelitian dasar (basic research)
2.Penelitian terapan (applied research)
3.Pengembangan teknologi (technological development)
4.Penerapan teknologi.

3.Perkembangan Arus Komunikasi yang Semakin Padat dan Cepat


Salah satu perkembangan iptek yang luar biasa adalah yang berkaitan dengan informasi dan
komunikasi, utamanya satelit komunikasi. Pada umumnya, bentuk komunikasi langsung
(verbal ataupun non verbal) dikenal sebagai komunikasi antar pribadi (interpersonal
comunication), baik komunikasi antar dua orang (dyadic communication), maupun
komunikasi dalam kelompok kecil (small group communication) dengan cirri pokok adanya
dialog diantara pihak-pihak yang berkomunikasi. Sedangkan bentuk komunikasi yang
bercirikan monolog adalah komunikasi public, yang dibedakan atas komunikasi pembicara-
pendengar (speaker-audience communication) dan sebagainya yang menyangkut penerima
yang sangat luas (Komunikasi Pendidikan,1982/1983:12-14).
Proses komunikasi meliputi beberapa unsur dasar, yakni:
1.Sumber pesan seperti harapan, gagasan, perasaan, atau perilaku yang diinginkan oleh
pengirim pesan.
2.Penyandian (encoding), yakni pengubahan /penerjemahan isi pesan ke dalam bentuk yang
serasi dengan alat pengiriman pesan.
3.Tranmisi (pengiriman) pesan.
4.Saluran.
5.Pembuka sandian (decoding), yakni penerjemahan kembali apa yang diterima ke dalam isi
pesan oleh penerima.
6.Reaksi internal penerima sesuai pemahaman pesan yang diterima.
7.Gangguan/hambatan (noise) yang dapat terjadi pada semua unsure dasar lainnya.
Sumber pesan mencakup aspek kehidupan manusia yakni keseluruhan unsure-unsur
kebudayaan, mulai dari sistem dan upacara keagamaan, bahkan terutamasistem teknologi dan
peralatan (Koentjaraningrat,1974:12).

4. Peningkatan Layanan Profesional


Salah satu ciri penting masyarakat masa depan adalah meningkatnya kebutuhan layanan
professional dalam berbagai bidang kehidupan manusia. Karena perkembangan iptek yang
makin cepat serta perkembangan arus informasi yang semakin padat dan cepat, maka anggota
masyarakat masa depan semakin luas wawasan dan pengetahuannya serta daya kritis yang
semakin tinggi.
Profesi adalah suatu lapangan pekerjaan dengan persyaratan tertentu, “suatu vokasi khusus
yang mempunyai ciri-ciri : expertise (keahlian), responsibility (tanggung jawab),
corporateness (kesejawatan)” (huntingtun,1964,dari Nugroho Notosusanto, 1984:16).
Menurut Robert W. Richey dan D. Westby-Gipson ciri-ciri profesi yaitu:

 Lebih mengutamakan pelayanan kemanusiaan yang ideal, dan layanan itu


memperoleh pengakuan masyarakat.
 Terdapat sekumpulan bidang ilmu yang menjadi landasan dari sejumlah teknik dan
prosedur yang unik serta diperlukan waktu yang relative panjang untuk
mempelajarinya sebagai periode persiapan yang sengaja dan sistematis agar mampu
melaksakan layanan itu.
 Terdapat suatu mekanisme saringan berdasarkan kualifikasi tertentu sehingga hanya
yang kompeten yang diperbolehkan melaksanakan layanan profesi itu.
 Terdapat suatu kode etik profesi yang mengatur keanggotaan, serta tingkah laku,
sikap dan cara kerja dari anggotannya
 erdapat organisasi profesi yang mengatur yang akan berfungsi menjaga/meningkatkan
layanan profesi, dan melindungi kepentingan serta kesejahteraan anggotanya.
 Pemangku profesi memandang profesinya sebagai suatu karier hidup dan menjadi
seorang anggota yang relative permanen, serta mempunyai kemandirian dalam
melaksanakan profesinya dan untuk mengembangkan kemampuan profesionalnya
 Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi sehingga memperoleh status
yang melembaga sebagai professional.

Profesionalisasi merupakan proses pemantapan profesi sehingga memperoleh status


yang melembaga sebagai professional.
Mc Cully, mengemukakan 6 tahap dalam proses profesionalisasi, yakni:
1. Penetapan dan pemantapan layanan unik yang diberikan oleh suatu profesi
sehingga memperoleh pengakuan masyarakat dan pemerintah.
2. Penyepakatan antara kelompok profesi dan lembaga pendidikan pra jabatan
tentang standar kompetensi profesi minimal yang harus dimiliki oleh setiap calon
profesi tersebut
3. Akreditas, yakni pengakuan resmi tentang kelayyakan suatu program pendidikan
pra jabatan yang di tugasi menghasilkan calon tenaga profesi yang bersangkutan.
4. Mekanisme sertifikat dan pemberian izin praktek
5. Baik secara perseorangan maupun secara kelompok, pemangku profesi
bertanggung jawab penuh terhadap segala aspek pelaksanaan tugasnya yakni
kebebasan mengambil keputusan secara professional.
6. Kelompok professional memiliki kode etik, yang berfungsi ganda ,yakni:
a. Perlindungan terhadap masyarakat agar memperoleh layanan yang bermutu.
b. Perlindungan dan pedoman peningkatan kualitas anggota.
Upaya Pendidikan Dalam Mengantisipasi Masa Depan

Masyarakat masa depan dengan ciri globalisasi, kemajuan iptek, dan


kesempatan menerima arus informasi yang padat dan cepat, dan sebagainya,
tentulah memerlukan warga yang mau dan mampu menghadapi tersebut.

Pengembangan pendidikan yang dalam masyarakat yang sedang berubah


dengan cepat haruslah dilakukan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematis
dan sistematik. Penggarapan pembaruan pendidikan tersebut harus menyeluruh
mulai pada lapis system / nasional, lapis institusional, samapai pada lapis
individual. Pada lapis system secara nasional telah ditetapkan serangkaian
kebijakan yang dituangkan ke dalam sejumlah perundang-undangan, utamanya
UU-RI No. 2 tahun1989 tentang Sisdiknas beserta serangkaian perturan
pelaksanaannya.

Penggarapan pada lapis institusional berkaitan dengan aspek kelembagaan,


seperti kurikulum, struktur dan mekanisme pengelolaan, sarana prasarana, dan
lain-lain. Akhirnya pada lapis individual, penggarapan upaya pembaruan terkait
pada semua personal yang terlibat dalam pendidikan, utamanya guru dan siswa,
meliputi baik pengetahuan dan keterampilan maupun wawasan serta sikapnya.
Keberhasilan antisipasi terhadap masa depan pada akhirnya ditentukan oleh
kualitas manusia yang dihasilkan oleh pendidikan.

1. Tuntutan bagi Manusia Masa Depan (Manusia modern)


Tantangan yang akan dihadapi manusia masa depan, seperti: kemampuan
menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang globalisasi dalam berbagai bidang
wawasan dan pengetahuan yang memadai tentang iptek, kemampuan menyaring
dan memanfaatkan arus informasi yang semakin padat dan cepat, dan kemampuan
bekerja efisien sebagai cikal bakal kemampuan professional.
Salah satu ketentuan penting dalam perundang-undangan tersebut adalah
ketetapan pendidikan dasar sembilan tahun, yakni: 6 tahun di SD dan 3 tahun di
SMP.

2. Upaya Mengantisipasi Masa Depan


Dalam penjelasan UU RI No 2 Tahun 1989 dikemukakan sebagai berikut:
“dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila
di bidang pendidikan, maka pendidikan nasional mengusahakan: pertama,
pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi
kualitasnya dan mandiri, dan kedua, pemberian dukungan bagi perkembangan
masyarakat, bangsa, dan Negara Indonesia yang terwujud dalam ketahanan
nasional yang tangguh…” (UU,1992:24).

Gagasan dalam menyiapkan garapan pendidikan nasional, seperti yang


disarankan Deliar Noer dan Iskandar Ali Syahbana (1988:376-389):

1. Pendidikan bukan hanya berurusan dengan transmisi dan keterampilan, tetapi juga
berhubungan dengan nilai-nilai.
2. Negara kita adalah Negara kepulauan. Kita bertanggung jawab untuk melindungi
sumber alam tersebut serta memanfaatkannya sebaik-baiknya untuk kemaslahatan
bangsa
3. Di masa depan mungkin sekali ada perubahan dan fluktuasi yang berarti dalam
penyebaran penduduk. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan system pendidikan
yang cukup luwes yang mampu secara cepat menyesuaikan diri dengan perubahan
tersebut.
4. Di masa depan perlu member peranan yang seluas-luasnya kepada kaum wanita
untuk mendapat kesempatan dalam pendidikan.
5. Tuntutan belajar seumur hidup (life long education) tampaknya harus mendapat
perhatian yang lebih memadai di masa mendatang.
6. Pentingnya media elektronik dalam penyebarluasan pendidikan.
7. Publikasi dan penelitian serta pengembangan sertapengembangan pendidikan.

Kajian tentang upaya mengantisipasi masa depan melalui pendidikan akan


diarahkan pada :

a. Perubahan Nilai dan Sikap


Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan atau kaidah yang akan
menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai hal,
seprti agama, hukum, adat istiadat, moral dan sebagainya baik yang tertulis
maupun yang tidak.
Salah satu pengaruh nilai-nilai tersebut dalam sikap (attitude) seseorang. Kalau
nilai masih bersifat “umum”, maka sikap selalu terkait dengan objek tertentu dan
disertai dengan kecendrungan untuk bertindak sesuai dengan sikpap terhadap
objek tersebut (dapat positif ataupun negatif). Dalam sikap dapat dibedakan
menjadi 3 aspek, yakni :
1. Aspek kognitif
2.Aspek afektif
3.Aspek konatif

Pembentukan/pengubahan nilai dan sikap dalam diri seseorang dapat dilakukan


dengan berbagai cara, seperti pembiasaan , internalisasi nilai melalui ganjaran-
hukuman, keteladanan (modeling), teknik klarifikasi nilai dan sebagainya.

b. Pengembangan Kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang
berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal
yang berkaitan dengan sarana kehidupan manusia.

Saling pengaruh dalam pengembangan kebudayaan di dunia ini adalah


merupakan hal yang lumrah. Dalam sejarah tercatat bagaimana puncak
kebudayaan pada suatu wilayah tertentu akan mempengaruhi kebudayaan lain di
dunia ini.

c. Pengembangan Sarana Pendidikan


Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa
depan, karena pendidikan selalu diorientasikan pada penyiapan peserta didik
untuk berperan di masa yang akan datang.
Menjelang pelaksanaan PJP II , sektor pendidikan telah meletakkan kerangka
dasar pengembangannya melalui seperangkat perundang-undangan (UU RI No 2
Tahun 1989 beserta peraturan pelaksanaannya). Dengan penetapan kerangaka
dasar tersebut maka pendidikan mempunyai suatu acuan dalam penyesuaian
dengan keadaan yang selalu berubah, utamanya perkembangan masyarakat,
bangsa, dan Negara Indonesia di masa yang akan datang (UU 1992:27).

Santoso S. Hamijoyo (1990: 33) mengemukakan 5 strategi dasar dalam era


globalisasi tersebut, yakni:
1. Pendidikan untuk Pengembangan Iptek, dipilih terutama dalam bidang-bidang
yang vital.
2. Pendidikan untuk pengembangan keterampilan manajemen, termasuk bahasa-
bahasa asing yang relevan utuk hubungan perdagangan dan politik.
3. Pendidikan untuk pengelolaaan kependudukan, lingkungan, keluarga berencana,
dan kesehatan.
4. Pendidikan untuk pengembangan sistem nilai, termasuk filsafat, agama, dan
ideologi.
5. Pendidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kerja kependidikan dan kepelatihan,
termasuk pengelola system pendidikan formal dan non formal.
SOAL:
1. Apakah Pendidikan dapat mengantisipasi keadaan masyarakat masa depan ??
2. Bagaimana pandangan masyarakat modern terhadap masa depan ??
3.Apa saja hal yang terjadi tentang perkiraan masyarakat masa depan ??

DAFTAR PUSTAKA
Dinn, Wahyudin dkk. 2007. Pengantar Pendidikan. Jakarta.
Tirtahardja, Umar. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta. PT RINEKA
CIPTA.
Redja Mudyahardjo. 2010. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT Radjagrafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai