Anda di halaman 1dari 7

KEMAJUAN TEKNOLOGI INFORMASI BERDAMPAK TERHADAP

KEMAJUAN BANGSA

Rabiatul Adawiyah
Email: 2010111220031@mhs.ulm.ac.id
Program Studi Pendidikan Sejarah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Lambung Mangkurat
Banjarmasin

Abstrak
Teknologi komunikasi dan informasi adalah aplikasi pengetahuan dan keterampilan yang
dimanfaatkan manusia untuk mencapai sebuah tujuan.Perkembangan tekonologi informasi
mulanya dari bidang kemajuan di bidang komputarisasi.Dengan kemajuan teknologi proses
interaksi antar manusia mampu menjangkau lapisan masyarakat dibelahan dunia.Dengan
kata lain kemajuan teknologi informasi bagi sebuah bangsa dapat berdampak positif atau
negatif.Sebagai contohnya adalah internet,internet sebagai salah satu dampak dari
perkembangan teknologi baru pada dasarnya tidak hanya menjadi pintu untuk mengetahui
bagaimana budaya yang ada pada masyarakat tetapi juga memiliki dampak terhadap sebuah
bangsa.
Kata kunci:Teknologi,informasi dan perkembangan

PENDAHULUAN
Teknologi Informasi merupakan suatu teknologi yang dimanfaatkan untuk
mengolah data,memproses,mendapatkan,menyusun,menyimpan,memanipulasi data dalam
berbagai macam cara untuk mendapatkan informasi yang berkualitas,yaitu informasi yang
relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis,dan
pemerintahan dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan
keputusan.Teknologi ini menggunakan seperangkat komputer untuk mengolah data,sistem
jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer yang lainnya sesuai
dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar data dapat disebar dan
diakses secara global.(Wardiana,2002:1).
Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi informasi ini adalah
mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang kesehatan, hobi,
rekreasi,dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi, perdagangan, berita
bisnis,dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok yang satu

1
dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu,negara,
ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar pikiran.
(Wardiana,2002:1).
Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari
kehidupan dimulai sampai dengan berakhir,kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life,
artinya kehidupan ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik. Dan
sekarang ini sedang semarak dengan berbagai huruf yang dimulai dengan awalan e seperti
e-commerce, e-government, e-education, e-library, e-journal, e-medicine, e-laboratory, e-
biodiversiiy, dan yang lainnya lagi yang berbasis elektronika.(Wardiana,2002:1).
Secara kolektif, setiap masyarakat dan budaya memiliki pengetahuan yang unik dan
bertindak dengan cara yang berbeda apabila berhadapan dengan keperluan yang sama serta
dalam menghasilkan berbagai bentuk penyelesaian.Budaya sesebuah masyarakat
mempengaruhi cara penggunaan,pembinaan dan penguasaan terhadap teknologi bagi
memenuhi keperluan serta keinginan mereka.Perubahan dalam corak kegiatan ekonomi dan
persekitaran memerlukan masyarakat menyesuaikan diri dengan teknologi baru dari masa
ke semasa dengan menyerap nilai-nilai baru yang sesuai bagi memajukan diri mereka.
Proses ini dikenali sebagai pembudayaan teknologi yang merujuk kepada “satu proses
penyesuaian dalam cara pemikiran, tindakan serta amalan bagi menangani perubahan
teknologi serta persekitaran yang berlaku dalam sesebuah masyarakat”.Pembudayaan
teknologi melibatkan peralihan kepada cara pemikiran serta sikap dan perlakuan yang
mendorong kepada penguasaan kemahiran serta pengetahuan baru dalam bidang teknologi.
(Bakri dan Mohamed,2008:1).
INDONESIA DALAM HAL KEMAJUAN TEKNOLOGI
Indonesia yang penduduknya tercatat lebih dari 250 juta, diperkirakan lebih dari
sepertiganya yaitu kira-kira 80 juaan berusia antara 17 - 37 tahun yang dapat dikategorikan
sebagai generasi milenial. Melihat begitu besarnya jumlah generasi muda Indonesia berarti
bangsa ini berpeluang memiliki potensi yang besar untuk membangun negaranya.Namun
fakta yang menyedihkan akibat pengaruh budaya global generasi milenial justru
menghabiskan watunya dengan menyaksikan tayangan-tayangan budaya bangsa lain yang
tidak normatif, padahal kejayaan Indonesia terletak di tangan mereka para milenial,
sebagaimana masyarakat Indonesia memiliki beranek-ragam budaya yang terbentang di
seluruh Nusantara. Indonesia selalu menjadi prototype mengenai bentuk tatanan kehidupan
yang heterogen namun dapat hidup bersama dengan rukun dan damai, terlebih sejarah
mencatat betapa kemerdekaan bangsa ini diraih dari persatuan bangsa yang memiliki
kesatuan sikap dan tindakan dalam memandang kehidupan bermasyarakat, satu bangsa dan
satu negara, serta menujunjung satu cita-cita kedaulatan negara. Saat ini bangsa Indonesia
sedang menjalani proses mengisi kemerdekaan yang telah diperjuangkan dan diaraih
melalui kesatuan dan pengorbanan seluruh elemen bangsa, yang seharusnya bangsa ini
memiliki kearifan sosial dan dapat membagi seluruh pengalaman kepada bangsa lain atau

2
setidaknya memperkenalkan budaya asli bangsa Indonesia yang sangat luhur.(Rais dan
dien,2018:66).
Perbedaan budaya sebagai ciri khas identitas bangsa Indonesia sebagaimana
semboyan Bhineka Tunggal Ika yang membedakan dengan bangsa lain. Kehidupan sosial
dengan perbedaan budaya dapat dilihat di berbagai tempat seperti sekolah, kampus,
rumah,juga di kantor yang lama kelamaan akan diketahui perbedaannya lewat titik pandang
yang berbeda-beda seperti halnya cara belajar, persepsi, maupun kebiasaan, bahkan logat
bahasa. Apabila dilihat dari sudut pandang psikologi, sepertinya terdapat pertimbangan lain
mengapa dalam ilmu psikologi dikemas sedemikian terbatasnya mengenai budaya, salah
satunya karena psikologi Barat cukup etnosentris.Psikologi hanya berdasarkan apa yang
diperhatikan di Barat dan mengabaikan yang ada di luar wilayahnya dan bersikap acuh
terhadap budaya lain.Banyaknya keragaman budaya di wilayah Nusantara ini mendorong
untuk lebih jelas dalam melihat lebih dalam bagaimana proses belajar pada setiap budaya
itu terjadi, namun karena minimnya kesadaran akan perbedaan etnis, perbedaan kultural,
juga kurangnya hasrat untuk belajar budaya dan melestarikannya menjadi pembatas kita
untuk memperdalam hal itu semua.Banyaknya konflik antar etnik budaya yang disebabkan
karena keaneka-ragaman budaya sempat menjadi viral, hal inipun belum menggugah dan
memotivasi banyak orang untuk mempelajari dan memperdalamnya.Padahal bangsa ini
seharusnya bersyukur karena keragaman budaya merupakan anugerah terbesar dari Tuhan
YME.Sebaliknya, semakin beragam budayanya maka semakin memiliki potensi peluang
konflik yang cukup besar, apabila perbedaan tersebut tidak disikapi sebagai kekayaan
bangsa dan sebagai anugerah Tuhan.Konflik dapat terjadi apabila stereotype suatu budaya
tertentu di pukul rata kepada budaya lainnya atau diperlakukan sama.(Rais dan
Dien,2018:66).
Dampak melajunya teknologi informasi dan komunikasi yaitu dapat memberikan
potensi generalisasi pada budaya di Indonesia.Indonesia dengan keaneka-ragaman budaya
lama kelamaan akan kehilangan identitas aslinya sebagai ciri khas bangsa Indonesia, karena
teknologi dapat memiliki dampak yang cukup serius seperti menyamaratakan budaya-
budaya global menjadi satu.Dampak globalisasi budaya pada intinya menyangkut
berubahnya kondisi masyarakat dan budaya itu sendiri sebagai gejala umum yang selalu
dialami sepanjang masa oleh masyarakat dunia yang kini disebabkan karena teknologi
informasi yang melaju sedemikian dahsyat sebagai faktor pendorong utamanya. Perubahan
sosial akan berlangsung apabila terjadi kontak dengan budaya luar. Perubahan ini sangat
berpengaruh bagi generasi milenial yaitu menyebabkan berubahnya karakter dan perilaku
mereka. Ciri khas generasi milenial mereka lahir dalam kondisi sudah ada TV berwarna,
sudah ada handphone dan yang lebih canggih lagi internet sudah tersedia, sehingga mereka
sangat mahir dalam berteknologi. Mereka cenderung lebih merasa hebat dan bangga apabila
beraktivitas meniru budaya asing yang dianggap modern dengan menganut gaya hidup
bebas dibandingkan dengan kebudayaan sendiri yang eksistensinya mulai terancam karena

3
dianggap sudah ketinggalan jaman atau sudah kuno.Para milenial merespon dampak negatif
globalisasi budaya kini akan sama dan ini yang menjadi permasalahan serius karena
memicu degradasi budaya yang dapat membahayakan kelestarian budaya di Indonesia.(Rais
dan Dien,2018:67)
PENGARUH TEKNOLOGI TERHADAP PENDIDIKAN
Teknologi dalam hal Pendidikan memiliki 2 pengaruh yaitu,pengaruh positif dan Negatif
1.Pengaruh Positif teknologi terhadap pendidikan
Mengutip dari(Suripto dkk, 2014: 3)Pengembangan dan penerapan teknologi informasi
juga bermanfaat untuk pendidikan antara lain:
a. Munculnya Media Massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan
pusat Pendidikan. Seperti jaringan Internet, Lab.Komputer Sekolah dan lain-
lain.Dampak dari hal ini yaitu guru bukanlah satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan, sehingga siswa dalam belajar tidak perlu terlalu terpaku terhadap
Informasi yang diajarkan oleh guru,tetapi juga bisa mengakses materi pelajaran
langsung dari Internet, olehnya itu guru disini bukan hanya sebagai pengajar, tetapi
juga sebagai pembimbing siswa untuk mengarahkan dan memantau jalannya
pendidikan, agar siswa tidak salah arah dalam menggunakan Media Informasi dan
Komunikasi dalam pembelajaran
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan
guru dalam proses pembelajaran.Dengan kemajuan Teknologi terciptalah metode-
metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak,
karena materi tersebut dengan bantuan Teknologi bisa dibuat abstrak, dan dapat
dipahami secara mudah oleh siswa.
c. Sistem pembelajaran tidak harus melalui tatap muka.Selama ini, proses
pembelajaran yang kita kenal yaitu adanya pembelajaran yang disampaikan hanya
dengan tatap muka langsung, namun dengan adanya kemajuan teknologi, proses
pembelajaran tidak harus mempertemukan siswa dengan guru, tetapi bisa juga
menggunakan jasa pos Internet dan lain-lain.
d. Adanya sistem pengolahan data hasil penilaian yang menggunakan pemamfaatan
Teknologi.Dulu, ketika orang melakukan sebuah penelitian, maka untuk melakukan
analisis terhadap data yang sudah diperoleh harus dianalisis dan dihitung secara
manual.Namun setelah adanya perkembangan IPTEK, semua tugasnya yang
dulunya dikerjakan dengan manual dan membutuhkan waktu yang cukup lama,
menjadi sesuatu yang mudah untuk dikerjakan, yaitu dengan menggunakan media
teknologi, seperti Komputer, yang dapat mengolah data dengan memamfaatkan
berbagai program yang telah di instalkan.
e. Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan
cepat.Dalam bidang pendidikan tentu banyak hal dan bahan yang harus
dipersiapkan, salah satu contoh, yaitu; Penggandaan soal Ujian, dengan adanya

4
mesin foto copy, untuk memenuhi kebutuhan akan jumlah soal yang banyak tentu
membutuhkan waktu yang lama untuk mengerjakannya kalau dilakukan secara
manual. Tapi dengan perkembangan teknologi semuanya itu dapat dilakukan hanya
dalam waktu yang singkat. Khususnya dalam kegiatan pembelajaran, ada beberapa
manfaat yang dapat diperoleh dari perkembangan IPTEK, yaitu: 1) Pembelajaran
menjadi lebih efektif dan menarik. 2) Dapat menjelaskan sesuatu yang sulit /
Kompleks. 3) Mempercepat proses yang lama. 4) Menghadirkan peristiwa yang
jarang terjadi. 5) Menunjukkan peristiwa yang berbahaya atau diluar
jangkauan.(Jamun,2018:50-51).
2. Pengaruh Negatif teknologi terhadap pendidikan
Mengutif dari (Sudibyo, 2011:182) Disamping dampak positif yang ditimbulkan oleh
perkembangan IPTEK, juga akan muncul dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh
perkembangan IPTEK dalam proses pendidikan,antara lain:
a. E-learning yang dapat menyebabkan pengalihfungsian guru dan mengakibatkan
guru jadi tersingkirkan, atau juga menyebabkan terciptanya individu yang bersifat
individual karena system pembelajaran dapat dilakukan dengan hanya seorang diri.
Bahkan dimungkinkan etika dan disiplin peserta didik susah atau sulit untuk diawasi
dan dibina,sehingga lambat laun etika dan manusia khususnya para peserta didik
akan menurun drastis, serta hakikat manusia yang utama yaiu sebagai makhluk
sosial akan tergerus.
b. Seringnya mengakses internet dikhawairkan siswa/mahasiswa bukannya benar-
benar memanfaatkan teknologi informasi dengan optimal, tetapi malah mengakses
hal-hal yang tidak baik, seperti pornografi, game online. Bahkan dapat terkena
cyber-relational addiction ialah keterlibatan yang berlebihan pada hubungan yang
terjalin melalui internet (seperti melalui chat room dan virtual affairs) sampai
kehilangan kontak dengan hubungan-hubungan yang ada dalam dunia nyata.
c. Peserta didik bisa terkena information overload,yakni menemukan informasi yang
tidak habis-habisnya yang tersedia di internet, sehingga rela menghabiskan waktu
berjam-jam untuk mengumpulkan dan mengorganisir informasi yang ada, yang
akhirnya dapat membuat seseorang kecanduan, terutama menyangkut pornografi
dan dapat menghabiskan uang karena hanya untuk melayani kecanduan tersebut.
d. Pelajar atau juga mahasiswa menjadi pecandu dari keberadaan dunia maya secara
berlebihan.Hal ini bisa terjadi ketika siswa/mahasiswa tidak memiliki sikap skeptic
serta kritis terhadap sesuatu hal yang baru. Apalagi dalam konteks dunia maya
(internet) mereka secara tidak langsung telah masuk di dalam dunia yang over free,
maka sangat penting adanya kedua sikap di atas untuk menjadi benteng atau filter
dari segala sumber informasi yang ada.Selain itu, yang tidak kalah pentingnya ialah
perhatian dari orang tua juga sangat berperan dalam menanamkan nilai-nilai tentang
sebuah norma agama sebagai landasan hidup.

5
e. Tindakan kriminal (Cyber Crime). Di dalam dunia pendidikan hal ini dapat terjadi,
misalnya pencurian dokumen atau asset penting tentang sebuah tatanan pendidikan
yang sesungguhnya dirahasiakan (dokumen mengenai ujian akhir atau negara)
dengan media internet.Menimbulkan sikap yang apatis pada masing-masing
individu, baik bagi pelajar/siswa/mahasiswa maupun pengajar/guru/dosen.Hal ini
dapat dilihat misalnya pada system pembelajaran yang bersifat virtual maupun e-
learning. Di mana system pembelajaran yang tidak saling bertemu antara peserta
didik dengan pengajar, maka dapat terjadi peserta didik kurang aktif dalam sistem
pembelajaran dan hasilnya tidak maksimal (Jamun,2018:51)
SIMPULAN
Kemajuan teknologi informasi sangat berdampak bagi sebuah negara dimana hal tersebut
dapat menentukan diberbagai hal salah satunya pendidikan.Seperti yang kita ketahui bahwa
pendidikan di Indonesia sakarang bergantung pada teknologi informasi yang artinya
pendidikan saat ini bergantung pada teknologi.

REFERENSI

Abbas, E. W., Syaharuddin, S., Mutiani, M., Susanto, H., & Jumriani, J. (2022).
STRENGTHENING HISTORICAL THINKING SKILLS THROUGH
TRANSCRIPT BASED LESSON ANALYSES MODEL IN THE LESSON OF
HISTORY. ISTORIA: Jurnal Pendidikan dan Sejarah, 18(1).
Arifin, J., & Susanto, H. (2017, November). The Internalization of Multiculturalism Values
through Literature Learning. In 1st International Conference on Social Sciences
Education-" Multicultural Transformation in Education, Social Sciences and Wetland
Environment"(ICSSE 2017) (pp. 167-169). Atlantis Press.
Fitri, M., & Susanto, H. (2022). NILAI SOSIAL RELIGI TRADISI MANOPENG PADA
MASYARAKAT BANYIUR. Kalpataru: Jurnal Sejarah dan Pembelajaran
Sejarah, 7(2), 161-169.
Jannah, M., Effendi, R., & Susanto, H. (2021). KESENIAN TRADISIONAL MASUKKIRI
MASYARAKAT BUGIS PAGATAN KECAMATAN KUSAN HILIR
KABUPATEN TANAH BUMBU. Prabayaksa: Journal of History Education, 1(2),
64-70.

Rochgiyanti, M., & Susanto, H. (2017, November). Transformation of Wetland Local


Wisdom Values on Activities of Swamp Buffalo Breeding in Social Science Learning
Practice. In 1st International Conference on Social Sciences Education-"
Multicultural Transformation in Education, Social Sciences and Wetland
Environment"(ICSSE 2017) (pp. 272-276). Atlantis Press.

6
Rochgiyanti, R., & Susanto, H. (2018, April). Tradisi pemeliharaan kerbau kalang di
wilayah lahan basah Desa Tabatan Baru, Kecamatan Kuripan, Kabupaten Barito
Kuala. In Prosiding Seminar Nasional Lingkungan Lahan Basah (Vol. 3, No. 2).

Susanto, H. (2017, November). Perception on Cultural Diversity and Multiculturalism


Education. In 1st International Conference on Social Sciences Education-"
Multicultural Transformation in Education, Social Sciences and Wetland
Environment"(ICSSE 2017). Atlantis Press.
Susanto, H., & Fathurrahman, H. A. (2021, February). Migration and Adaptation of the
Loksado Dayak Tribe (Historical Study of Dayak Loksado Community in
Pelantingan Village). In The 2nd International Conference on Social Sciences
Education (ICSSE 2020) (pp. 5-10). Atlantis Press.
Susanto, H., Abbas, E. W., Anis, M. Z. A., & Akmal, H. CHARACTER CONTENT AND
LOCAL EXCELLENCE IN VOCATIONAL CURRICULUM IMPLEMENTATION
IN TABALONG REGENCY.
Susanto, H., Subiyakto, B., & Khairullah, M. (2021). ANJIR SERAPAT SEBAGAI
JALUR EKONOMI MASYARAKAT KAWASAN ALIRAN SUNGAI SEJAK ERA
KOLONIAL. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan
Pengajarannya, 15(2), 321-330.

Syaharuddin, S., Hidayat Putra, M. A., & Susanto, H. (2019). Nilai Budaya Manyambang
Masyarakat Desa Lok Baintan Dalam Sebagai Sumber Belajar IPS.
Wardiana, W. (2002). Perkembangan teknologi informasi di Indonesia.
Bakri, N., & Mohamed, R. (2008). Keunggulan budaya teknologi dalam memacu kemajuan
bangsa. Jurnal Kemanusiaan, 6(1).
Rais, N. S. R., Dien, M. M. J., & DIEN, A. Y. (2018). Kemajuan teknologi informasi
berdampak pada generalisasi unsur sosial budaya bagi generasi milenial. Jurnal
Mozaik, 10(2), 61-71.
Jamun, Y. M. (2018). Dampak teknologi terhadap pendidikan. Jurnal Pendidikan dan
Kebudayaan Missio, 10(1), 48-52.

Anda mungkin juga menyukai