Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN KARAKTER BANGSA

DOSEN PENGAMPU : M. RIDHO, M.Pd

Diajukan Untuk Memenuhi tugas Teknologi Pendidikan

DISUSUN OLEH :
SUCI FITRIYANI
SURIATI
YUNDA RISKY YANTI

SEMESTER V

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM STAI AR-RIDHO
BAGANSIAPIAPI ROKAN HILIR
RIAU
1444 H / 2023 M
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di abad ini membawa
perubahan yang besar terhadap tatanan kehidupan manusia. Kemajuan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu
memberikan banyak dampak bagi segala aspek dalam kehidupan manusia.
Dampak yang bisa dirasakan yaitu adanya kemudahan dalam mendapatkan
berbagai hal seperti kemudahan mendapatkan informasi, kemudahan dalam
berkomunikasi hingga kemudahan dalam melakukan transaksi.
Sumbangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada abad terhadap
peradaban dan kesejahteraan manusia memang tidak dapat dipungkiri. Selain
memberikan dampak positif seperti kemudahan dan kenyamanan bagi
manusia, perkembangan teknologi pun dapat membawa masalah dan
kesengsaraan bagi kehidupan manusia. Penggunaan teknologi yang tidak
terkontrol dapat menyebabkan banyak masalah seperti manusia yang semakin
individualis, interaksi sosial yang kurang, hingga dapat menyebabkan semakin
mengikisnya moral dan karakter seseorang. Mengikisnya moral dan karakter
seseorang dapat dilihat dari berbagai kasus yang sering muncul seperti
maraknya aksi perundungan yang terjadi di beberapa wilayaj menunjukkan
karakter seseorang di era saat ini sangat kurang.
Mengantisipasi hal tersebut, pendidikan merupakan salah satu jalan utama
untuk membentuk karakter seseorang. Pendidikan tidak hanya membekali
siswa untuk memperoleh hal dalam bidang pengetahuan, namun juga
membekali siswa untuk memiliki sikap dan karakter yang sesuai dengan nilai-
nilai luhu bangsa Indonesia. Pengembangan penguatan pendidikan karakter
merupakan salah satu usaha untuk membentuk kembali moral dan karakter
siswa di tengah perkembangan era digital saat ini. Pendidikan karakter perlu
ditekankan guna mewujudkan generasi emas di era digital ini.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, adapun rumusan masalah yang dibahas
yaitu sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud teknologi pendidikan?
2. Apa pentingnya pendidikan karakter bangsa di era digital?
3. Bagaimana penjelasan mengenai penguatan pendidikan karakter guna
mewujudkan generasi berkarakter?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui pengertian teknologi pendidikan.
2. Untuk mengetahui pentingnya pendidikan karakter bangsa di era
digital
3. Untuk mengetahui penjelasan mengenai penguatan pendidikan
karakter guna mewujudkan generasi berkarakter.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teknologi dalam Pendidikan


Perkembangan teknologi terutama dibidang informasi dan komunikasi
semakin pesat menyebabkan dunia menjadi semakin sempit. Interaksi antar
bangsa semakin mudah dan globalisasipun tidak dapat dihindari oleh bangsa
manapun.
Perkembangan teknologi mengalami perubahan dari masa ke masa.
Perkembangan tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Perkembangan teknologi pada masa lalu
Pada masa lalu, perkembangan teknologi ditandai dengan diciptakan dan
digunakannya alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti gendang,
terompet yang terbuat dari tanduk binatang, serta isyarat asap sebagai alat pemberi
peringatan terhadap bahaya.
2. Perkembangan teknologi pada masa sekarang
Perkembangan teknologi informasi pada masa sekarang sudah
berkembang dengan sangat pesatnya. Diantara penggunaan telepon seluler dan
internet. Hampir semua orang sudah bisa menggunakan media teknologi informasi
tersebut. Perkembangan teknologi saat ini sudah dimungkinkan untuk diadakan
belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk menghubungkan
antara mahasiswa/pelajar dengan dosennya/guru.
3. Perkembangan teknologi pada masa mendatang.
Salah satu perpektif teknologi dalam pendidikan masa mendatang
yaitu virtual school dan virtual university. Virtual university merupakan sebuah
aplikasi baru bagi internet. Virtual university memiliki karakteristik
yang scalable, yaitu dapat menyediakan pendidikan yang diakses oleh orang
banyak. Jika pendidikan hanya dilakukan dalam kelas biasa berapa jumlah orang
yang dapat ikut serta dalam satu kelas. Virtual university dapat diakses oleh siapa
saja, dari mana saja.
Pada era globalisasi, ada kecenderungan kuat terjadinya proses universalisasi
yang melanda seluruh aspek kehidupan manusia. Salah satu implikasinya terlihat
pada gaya hidp global seperti makanan, pakaian, gaya hidup maupun musik.
Anak-anak kecil dengan mudah dapat melihat film-film kartun mancanegara, kita
bisa mengetahui dan ikut menikmati berbagai jenis makanan dari berbagai bangsa,
dan demam mode dunia melanda semua negara adalah contoh dari pengaruh
globalisasi yang tak bisa dihindarkan dari negara kita.

Banyak hal yang perlu kita cermati agar sebagai bangsa kita tidak
tertinggal oleh hal-hal baru yang terjadi secara global sehingga kita bisa
beradaptasi dengan negara-negara lain didunia. Disisi lain kita pun harus punya
filter agar pengaruh globalisasi yang negatif tidak mempengaruhi kehidupan kita
dan kita tetap bisa melestarikan budaya bangsa.
Dibidang pendidikan, peran guru untuk mendidik peserta didik menjadi
manusia yang selalu mengikuti perkembangan zaman tanpa meninggalkan akar
budaya sangat penting dalam menentukan perjalanan penerus bangsa. Guru
dituntut menjadi pendidik yang bisa menjembatani kepentingan-kepentingan
itu.tentu saja melalui usaha-usaha nyata yang bisa diterapkan dalam mendidik
peserta didiknya.
Dari sini kita bisa melihat perkembangan teknologi yang begitu pesat
seiring arus globalisasi yang secara otomatis akan berdampak pada segala
kawasan, begitu juga pada kawasan pendidikan ikut berdampak pada
perkembangan pendidikan pula.
2.2 Hubungan antara Pendidikan dan Teknologi
Terdapat hubungan yang erat antara pendidikan dengan iptek (ilmu
pengetahuan dan teknologi). Ilmu pengetahuan merupakan eksplorasi secara
sistem dan terorganisasi mengenai alam semesta, dan teknologi adalah penerapan
yang direncanakan dari ilmu pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan hidup
bermasyarakat.
Sebagai contoh betapa eratnya hubungan antara pendidikan dengan iptek itu,
misalnya sering suatu teknologi baru yang digunakan dalam suatu proses produksi
menimbulkan kondisi ekonomi sosial baru lantaran perubahan persyaratan kerja,
dan mungkin juga penguraian jumlah tenaga kerja atau jam kerja, kebutuhan
bahan-bahan baru, sistem pelayanan baru, sampai kepada berkembangnya gaya
hidup baru, kondisi tersebut minimal dapat mempengaruhi perubahan isi
pendidikan dan metodenya, bahkan mungkin rumusan baru tunjangan pendidikan,
otomatis juga sarana penunjangnya seperti sarana laboratorium. [8]
Dari contoh di atas dapat dipahami bahwa pendidikan dan teknologi memiliki
kaitan/hubungan yang sangat besar. Perubahan yang terjadi pada teknologi akan
berpengaruh pada pendidikan, begitu sebaliknya.

2.4. Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam rangka menyiapkan bangkitnya


generasi emas Indonesia diperlukan pembangunan pendidikan dalam perspektif
masa depan, yaitu mewujudkan masyarakat Indonesia yang
berkualitas,maju,mandiri,dan modern,serta meningkatkan harkat dan martabat
bangsa. Keberhasilan dalam membangun pendidikan akan memberikan kontribusi
besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional secara keseluruhan, salah
satunya adalah pendidikan karakter. Pendidikan karakter disamping pendidikan
akan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk generasi emas di era digital sangat
perlu untuk dilaksanakan. Era digital yang membawa banyak dampak terhadap
kehidupan generasi saat ini menyebabkan pendidikan harus dapat menanamkan
nilai-nilai karakter kepada generasi penerus bangsa.
Pendidikan karakter adalah konteks yang penting pada perkembangan
revolusi industri untuk mengatasi krisis moral yang melanda Indonesia. Untuk
itu pemerintah membuat kebijakan pendidikan dalam kurikulum 2013 untuk
memiliki peserta didik yang berkarakter. Dengan bantuan pelaku pendidikan,
pemerintah, pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat peserta
didik dapat memperoleh pendidikan karakter yang efektif. Selain itu untuk
menghadapi perkembangan teknologi dan komunikasi peserta didik
membutuhkan guru yang profesional.
Karakter adalah sebuah kata yang tidak terdengar asing. Karakter
merupakan wujud abstrak dari manusia dalam bentuk perilaku dan kebiasaan
yang menjadi jadi diri bagi individu. Karakter terbentuk pertama kali di dalam
keluarga dimana manusia dididik dan diajarkan nilai-nilai untuk pertama kali.
Selain dari keluarga, terdapat beberapa hal yang mempengaruhi karakter
seseorang, seperti: agama yang mengatur seluruh tata cara perilaku manusia,
lingkungan yang dimulai dari pertemanan sekawan dan lingkungan sekitar,
serta sekolah yang merupakan lembaga formal dalam pembentukan karakter
dan jati diri seseorang. Jadi, karakter seseorang akan terbentuk dimana pun
mereka berada.
Pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai sebuah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan kualitas peserta didik mempunyai tingkat
kemanusian yang baik berdasarkan pada prinsif-prinsif adiluhung atau yang
berharga (moral), sehingga peserta didik secara sadar mempunyai watak dan
prinsif yang teguh untuk menghadapi tantangan kehidupan di masa sekarang
dan masa akan datang.
Dalam menyikapi hal tersebut, Indonesia membutuhkan generasi unggul
yang dapat memajukan dan menaikkan derajat bangsa. Salah satu upaya untuk
menghasilkan generasi yang unggul adalah dengan adanya pendidikan
berkarakter. Sekolah sebagai salah satu solusi dalam membentuk siswa
berkarakter. Salah satu caranya adalah melakukan kiat-kiat pencerdasan
generasi penerus bangsa, tentu salah satunya melalui jalur sekolah. Untuk itu,
saat ini perlu adanya usaha mempersiapkan generasi tersebut yang
menyelaraskan dengan perkembangan zaman yang semakin pesat. Oleh karena
itu pemerintah merancang kurikulum 2013 sebagai persiapan generasi emas di
tahun 2045.
Ruang lingkup pendidikan karakter merupakan cakupan pembahasan
pendidikan karakter yang didasarkan kepada nilai luhur universal manusia.
Cakupan pendidikan karakter mendasarkan kepada sebuah semua tindakan
yang selalu bertalian dengan nilai luhur universal, dimana nilai luhur tersebut
dijabarkan kedalam beberapa nilai yang harus diketahui, dicintai dan pada
akhirnya dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan sehari-hari peserta
didik secara teratur dan berkelanjutan.
Pendidikan karakter mempunyai cakupan yang sangat luas, tidak hanya
berdasar kepada agama tertentu, lebih dari itu, ia berdasar pada nilai yang
dianggap berharga pada suatu masyarakat tertentu yang dirasa bisa terwakili
secara universal. Terdapat 18 nilai yang harus dikuasai oleh peserta didik
yaitu:
Tabel 1. 18 Nilai Karater
No. Nilai Deskripsi
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap
pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama
lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan serta peraturan.
5. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan
No. Nilai Deskripsi
sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berpikir dan melakukan sesuatu
untuk menghasilkan cara atau hasil
baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berpikir, bersikap, dan bertindak
yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9. Rasa ingin tahu Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar.
10. Semangat kebangsaan Cara berpikir, bertindak, dan
berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di
atas kepentingan diri dan kelompok.
11. Cinta tanah air Cara berpikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesediaan,
kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
12. Menghargai prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui serta menghormati
keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan
bekerja sama dengan orang lain.
14. Cinta damai Sikap perkataan dan tidakan yang
menyebabkan orang lain menjadi
senang serta aman atas kehadiran
dirinya.
15. Gemar membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitar, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
No. Nilai Deskripsi
17. Peduli sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin
memberi bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan
kewajibannya yang seharusnya ia
lakukan, terhadap diri sendiri,
masyarakat, lingkungan (alam, sosial,
dan budaya), negara, dan Tuhan Yang
Maha Esa.
(Sumber: Salim, 2019)
Pendidikan merupakan upaya memberdayakan peserta didik sebagai
generasi emas untuk menjadi manusia Indonesia seutuhnya, yaitu yang
menjunjung tinggi dan memegang dengan teguh norma dan nilai karaktar yang
ada. Oleh karena itu, dengan penanaman nilai karakter diharapkan dapat
mewujudkan generasi emas di masa mendatang.

2.5 Wujudkan Generasi Emas Melalui Pendidikan Karakter


Generasi emas yang diharapkan merupakan generasi yang tidak hanya
tahu perkembangna ilmu dan teknologi, namun juga memiliki akhlak dan
karakter yang baik. Pendidikan karakter merupakan salah satu kunci untuk
menciptakan generasi yang diharapkan. Pendidikan karakter salah satunya
dapat diterapkan di rumah, sekolah dan juga di masyarakat. Dunia pendidikan
diharapkan sebagai motor penggerak untuk memfasilitasi perkembangan
karakter, sehingga anggota masyarakat mempunyai kesadaran kehidupan
berbangsa dan bernegara yang harmonis dan demokratis dengan tetap
memperhatikan sendi-sendi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan
norma-norma sosial di masyarakat yang telah menjadi kesepakatan bersama.
Oleh karena itu, pendidikan karakter harus digali dari landasan idiil Pancasila,
dan landasan konstitusional UUD 1945.
Nilai-nilai karakter bangsa dapat dibelajarkan mulai dari pendidikan
informal, dan secara pararel berlanjut pada pendidikan formal dan nonformal.
Tantangan saat ini dan ke depan bagaimana kita mampu menempatkan
pendidikan karakter sebagai sesuatu kekuatan bangsa. Oleh karena itu,
kebijakan dan implementasi pendidikan yang berbasis karakter menjadi sangat
penting dan strategis dalam rangka membangun bangsa ini. Hal ini tentunya
juga menuntut adanya dukungan yang kondusif dari pranata politik,
sosial dan,budaya bangsa.
Pendidikan karakter pada hakikatnya memiliki tujuan untuk menciptakan
manusia yang memiliki karakter yang baik. Pendidikan karakter merupakan
suatu proses internalisasi budaya ke dalam diri seseorang dan masyarakat
sehingga membuat orang dan masyarakat jadi beradab. Dalam pendidikan
karakter, perilaku baik yang dilakukan oleh seseorang harus menjadi suatu
pengalaman yang dapat dibentuk sebagai suatu kebiasaan. Artinya perilaku
tersebut harus diulang-ulang dalam konteks kehidupan yang nyata. Oleh
karena itu, anak-anak diharapkan mendapatkan kesempatan untuk
mengembangkan kebiasaan yang baik, banyak melakukan perilaku yang baik
dalam hal menjadi individu yang berkarakter baik.
Salah satu usaha dalam penanaman pendidikan karakter di era ini adalah
menghubungkan pendidikan dengan budaya lokal yang ada, salah satunya
dengan konsep Tri Hita Karana. THK adalah ideologi yang lahir dari konsep
pertalian harmonis seimbang antara isi dan wadah, oleh masyarakat Bali
direalisasikan menjadi tiga bentuk keharmonisan yaitu: (1) keharmonisan
manusia dengan Tuhan yang disebut dengan parhyangan; (2) keharmonisan
antarsesama manusia yang disebut dengan pawongan; dan (3) keharmonisan
manusia dengan alam lingkungan yang disebut dengan palemahan. Ketiga
dimensi keharmonisan ini, yaitu parhyangan, pawongan, dan palemahan (3Pa)
adalah sintesis pemikiran mendasar dari suatu konsep hidup bahagia, sejahtera
bersama, dan berkesinambungan yang dikenal dengan ideologi THK (Sudira,
2011:2).
Pendidikan dengan menggunakan ideologi THK dapat melahirkan
generasi yang memiliki kemampuan mengelola hidup dengan baik dan benar.
Oleh karena itu, guna mewujudkan generasi emas di masa mendatang perlu
kerja sama antar berbagai pihak seperti orang tua, guru, dan juga pemerintah.
Penggalakan penanama pendidikan karakter di sekolah merupakan wujud
untuk dapat melahirkan insan-isan yang memiliki nilai-nilai karakter yang
diharapkan. Selain itu, melalui pendidikan karakter, generasi muda di era
digital tidak mudah untuk terprovokasi dan terhasut terhadap segala berita
yang ada. Generasi muda menjadi lebih religus dan berkarakter dalam
menghadapi perkembangan teknologi yang ada guna mewujudkan genarasi
emas di era digital ini.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Generasi emas merupakan ide, wacana dan gagasan untuk menghadapi
Indonesia yang genap berusia 100 tahun pada tahu 2045. Istilah ini
digaungkan bukan tanpa sebab, diperkirakan Indonesia akan menikmati bonus
demografi pada tahun 2020 hingga 2045 yang jarang sekali terjadi di suatu
negara sehingga harus dapat memanfaatkan bonus tersebut dengan baik. Era
digital yang membawa banyak dampak terhadap kehidupan generasi saat ini
menyebabkan pendidikan harus dapat menanamkan nilai-nilai karakter kepada
generasi penerus bangsa. Pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai
sebuah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan kualitas peserta didik
mempunyai tingkat kemanusian yang baik berdasarkan pada prinsif-prinsif
adiluhung atau yang berharga (moral), sehingga peserta didik secara sadar
mempunyai watak dan prinsif yang teguh untuk menghadapi tantangan
kehidupan di masa sekarang dan masa akan datang. Melalui pendidikan
karakter diharapkan dapat mewujudkan generasi emas yang di era digital.

3.2 Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan yaitu pendidikan karakter merupakan
hal penting bagi kita semua. Oleh karena itu, untuk membentuk karakter
generasi emas di masa mendatang diperlukan kerja sama berbagai pihak baik
orang tua, guru, masyarakat dan pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA

Amalia, D., & Gumilar, E. T. 2019. Potret Remaja Kreatif Generasi?(Phi)


Pengubah Indonesia. Konvensi Nasional Bimbingan dan Konseling XXI,
189-197. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2019.

Hasudungan, A. N., & Kurniawan, Y. 2018. Meningkatkan Kesadaran Generasi


Emas Indonesia Dalam Menghadapi Era Revolusi Industri 4.0 Melalui
Inovasi Digital Platform www. indonesia2045. org. In Prosiding Seminar
Nasional Multidisiplin (Vol. 1, pp. 51-58). Diakses pada tanggal 29
Oktober 2019.

MUTIA, T. 2018. Generasi Milenial, Instagram dan Dramaturgi: Suatu Fenomena


dalam Pengelolaan Kesan Ditinjau dari Perspektif Komunikasi Islam. An-
Nida', 41(2), 240-251. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2019.

Salim, A. 2019. Manajemen Pendidikan Karakter di Madrasah. Tarbawi: Jurnal


Keilmuan Manajemen Pendidikan, 1(02), 1-16. Diakses pada tanggal 29
Oktober 2019.

Sudira, P. 2011. Praksis Ideologi Tri Hita Karana Dalam Struktur Dan Kultur
Pendidikan Karakter Kejuruan Pada Smk Di Bali. Jurnal Pendidikan
Karakter, 1(1). Diakses pada tanggal 29 Oktober 2019.

Wibowo, M. E. 2012. Menyiapkan Bangkitnya Generasi Emas Indonesia. Diakses


dari http://bk-fkip. umk. ac. id/2012/09/menyiapkan-bangkitnya-
generasi-emas. Diakses pada tanggal 29 Oktober 2019.

Anda mungkin juga menyukai