Anda di halaman 1dari 34

Teknologi informasi dalam dunia pendidikan sangatlah penting.

Di era globalisasi ini peran


teknologi dan informasi mempunyai peranan yang sangat penting dan vital.

Dengan menguasai teknologi dan informasi, kita memiliki modal yang sangat cukup untuk
menjadi pemenang dalam persaingan global. Di era globalisasi ini tidak menguasai teknologi
informasi identik dengan sebutan gaptek bahkan buta huruf.

Teknologi informasi dan multimedia telah memungkinkan diwujudkannya pembelajaran yang


efektif dan menyenangkan. Di banyak kalangan yang melibatkan siswa atau pelajar secara aktif.
Kemampuan teknologi Informasi dan Multimedia dalam menyampaikan pesan dinilai sangat
besar.

Dalam bidang pendidikan, teknologi dan informasi telah mengubah paradigma penyampaian
materi yang berbeda kepada peserta didik. Penekanan penting akan memaksimalkan SDM di
berbagai sektor.

Hal itu berarti kita membutuhkan sistem komunikasi yang sangat efektif. Apabila kita merespons
pada kebutuhan fokus awal, seharusnya lebih berdasarkan penerimaan informasi daripada
penyebaran informasi. Hal inilah yang memutar balikkan peran jika kita dibandingan dengan
peran komunikasi administrasi pendidikan yang dulu.

Adakah perbedaan dengan negara maju terhadap teknologi informasi dalam dunia pendidikan?

INILAH PERANAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM DUNIA PENDIDIKAN

Perbedaan utama antara negara maju dengan negara yang masih berkembang adalah kemampuan
ilmu pengetahuan dan teknologinya.

Kemampuan yang pesat di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi di negara maju karena
memang didukung dengan sistem informasi yang sudah matang dan mapan. Namun sebaliknya
sistem informasi yang masih lemah di negara – negara yang masih berkembang mengakibatkan
ketertinggalan dan keterbelakangan dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan juga teknologi
termasuk juga Multimedia. Jelas bahwa maju atau tidaknya sebuah negara sangat ditentukan oleh
penguasaan terhadap Teknologi dan informasi karena informasi merupakan senjata pokok untuk
membangun Negara.

Sehingga apabila suatu negara ingin maju dan tetap eksis dalam persaingan global, maka negara
tersebut harus menguasai teknologi dan informasi. Di era sekarang yang serba maju ini,
penguasaan terhadap informasi saja tidak cukup hanya sekedar menguasai saja namun juga
kecepatan dan juga ketepatan dalam informasi itu sendiri.
Hampir tidak ada gunanya lagi menguasai informasi yang telah usang dan tidak diperlukan lagi,
padahal perkembangan ilmu pengetahuan dan juga teknologi sangat cepat mengakibatkan usia
informasi itu sendiri menjadi sangat pendek dan singkat. Dengan kata lain, informasi yang sudah
lama akan diabaikan dengan adanya informasi yang segar dan lebih terupdate.

Input dan nkontribusi langsung dari para pemegang peran yang lain seperti siswa dan juga orang
tua serta anggota masyarakat juga memberikan informasi yang sangat membantu dan
meningkatkan dukungan masyarakat bagi pengembangan lembaga seperti sekolah. Jika
objekltifitas utamanya adalah memaksimalkan pendidikan sumber daya manusia maka hal itu
telah meningkatkan hubungan komunikasi kita dengan seluruh sektor lingkungan pendidikan dan
para pemegang peran.

Kunci utama untuk meningkatkan komunikasi harus terfokus pada saling berbagi komunikasi
terbuka dan meningkatkan komunikasi harus fokus pada saling berbaginya komunikasi terbuka
dan meningkatkan kesempatan untuk mendapatkan dukungan dari segala bidang.

Kehidupan kita sekarang perlahan mulai berubah dari yang dahulunya era industri yang berubah
menjadi era teknologi informasi di bali pengaruhnya era globalisasi dan informasi menjadikan
komputer, internet dan pesatnya perkembangan teknologi informasi sebagai bagian yang harus
ada atau tidak boleh kekurangan di kehidupan kita. Aktifitas nework globalisasi ekonomi yang
disebabkan oleh kemajuan kemajuan dari teknologi informasi bukan hanya mengubah pola
produktifnya ekonomi namun juga meningkatkan tingkat produktifitas.

Dan pada saat yang bersamaan, hal ini menyebabkan perubahan struktural dalam kehidupan
politik, kebudayaan, kehidupan sosial masyarakat dan juga konsep waktu dalam berbagai
lapisan masyarakat luas.

Tanggung jawab sekolah dalam memasuki era globalisasi ini yaitu harus menyiapkan siswa
untuk menghadapi semua tantangan yang berubah sangat cepat dalam masyarakat. Kemampuan
untuk berbicara asing dan kemahiran di bidang komputerisasi adalah dua syarat yang biasa
diminta masyarakat untuk memasuki era global baik di Indonesia maupun di seluruh dunia.
Maka dari itulah adanya komputerisasi yang telah merambah di segala bidang kehidupan
manusia. Hal itu juga membutuhkan tanggung jawab yang begitu tinggi bagi sistem pendidikan
kita untuk mengembangkan kemampuan berbahasa siswa dan kemahiran di bidang
komputerisasi.

Kemajuan yang sangat pesat membuat semua serba mudah dan instan. Semoga dengan sedikit
pemaparan ini bisa berguna sedikit memberikan informasi tentang peranan penting dari teknologi
informasi dalam pendidikan dan juga di sektor yang lain.

Nah, bagaimana? Itulah hal betapa pentingnya dari peranan teknologi informasi dalam dunia
pendidikan.

2.1 Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sebagai bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi
secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan pengambilan, pengumpulan,
pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan penyajian informasi. (Kementerian Negara Riset dan
Teknologi, 2006: 6).

Teknologi Informasi adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data, termasuk
memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara
untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan, akurat dan tepat
waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan dan merupakan
informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan. Teknologi ini menggunakan seperangkat
komputer untuk mengolah data, sistem jaringan untuk menghubungkan satu komputer dengan
komputer yang lainnya sesuai dengan kebutuhan, dan teknologi telekomunikasi digunakan agar
data dapat disebar dan diakses secara global. Arti teknologi informasi bagi dunia pendidikan
seharusnya berarti tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program
pendidikan. Pemanfaatan teknologi informasi dalam bidang pendidikan sudah merupakan
kelaziman.
Membantu menyediakan komputer dan jaringan yang menghubungkan rumah murid dengan
ruang kelas, guru, dan administrator sekolah. Semuanya dihubungkan ke Internet, dan para guru
dilatih menggunakan komputer pribadi. Peran yang dapat diberikan oleh aplikasi teknologi
informasi ini adalah mendapatkan informasi untuk kehidupan pribadi seperti informasi tentang
kesehatan, hobi, rekreasi, dan rohani. Kemudian untuk profesi seperti sains, teknologi,
perdagangan, berita bisnis, dan asosiasi profesi. Sarana kerjasama antara pribadi atau kelompok
yang satu dengan pribadi atau kelompok yang lainnya tanpa mengenal batas jarak dan waktu,
negara, ras, kelas ekonomi, ideologi atau faktor lainnya yang dapat menghambat bertukar
pikiran.

Perkembangan Teknologi Informasi memacu suatu cara baru dalam kehidupan, dari kehidupan
dimulai sampai dengan berakhir, kehidupan seperti ini dikenal dengan e-life, artinya kehidupan
ini sudah dipengaruhi oleh berbagai kebutuhan secara elektronik.

Jika dilihat pada saat sekarang ini perkembangan teknologi informasi terutama di Indonesia
semakin berkembang. Dengan adanya teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan
kita untuk belajar dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan dari mana saja, kapan saja, dan
dari siapa saja. Dalam dunia pendidikan perkembangan teknologi informasi mulai dirasa
mempunyai dampak yang positif karena dengan berkembangnya teknologi informasi dunia
pendidikan mulai memperlihatkan perubahan yang cukup signifikan. Banyak hal yang dirasa
berbeda dan berubah dibandingkan dengan cara yang berkembang sebelumnya. Saat sekarang ini
jarak dan waktu bukanlah sebagai masalah yang berarti untuk mendapatkan ilmu, berbagai
aplikasi tercipta untuk memfasilitasinya.

Di Indonesia yang notabenenya sebagai negara berkembang dimana ketersediaan infrastruktur


komunikasi yang masih minim mengakibatkan kesempatan setiap orang untuk mendapatkan
informasi dan pengetahuan menjadi terbatas. Ketersediaan infrastruktur ini sangat terasa di
daerah-daerah yang proses memperoleh informasinya masih terbatas. Hal ini dikarenakan di
Indonesia penyebaran teknologi informasi dan komunikasi belum merata, sekarang ini hanya di
kota-kota besar sajalah yang sudah dengan mudah menikmati dan memanfaatkan fasilitas yang
tersedia. Dengan demikian perkembangan pendidikan pun menjadi terhambat dan juga tidak
merata.

Salah satu wadah yang dirasa paling berperan dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi
di Indonesia saat ini adalah internet. Di Indonesia terutama yang berada di kota-kota besar sudah
banyak masyarakat yang mempunyai akses internet, sehingga pemanfaatan internet sebagai salah
satu media pembelajaran dan pencarian informasi dan pengetahuan dapat lebih maksimal
walaupun akses internet di Indonesia belum sepenuhnya dapat dirasakan semua orang.

2.2.Peranan Guru dalam Pembelajaran TIK

Semua hal itu tidak akan terjadi dengan sendirinya karena setiap siswa memiliki kondisi yang
berbeda antara satu dengan lainnya. Siswa memerlukan bimbingan baik dari guru maupun dari
orang tuanya dalam melakukan proses pembelajaran dengan dukungan TIK. Dalam kaitan ini
guru memegang peran yang amat penting dan harus menguasai seluk beluk TIK dan yang lebih
penting lagi adalah kemampuan memfasilitasi pembelajaran anak secara efektif. Peran guru
sebagai pemberi informasi harus bergeser menjadi manajer pembelajaran dengan sejumlah
peran-peran tertentu, karena guru bukan satu-satunya sumber informasi melainkan hanya salah
satu sumber informasi.

Informasi melalui media internet, bisa menjadi salah satu kunci untuk membuat dunia
pendidikan di Indonesia mempunyai standar yang sama dengan negara lain. Dengan
menggunakan media internet, pemerintah dan institusi pendidikan sudah mulai menerapkan pola
belajar yang cukup efektif untuk diterapkan bagi masyarakat yang memiliki kendala dengan
jarak dan waktu untuk mendapatkan informasi terutama informasi dalam dunia pendidikan. Salah
satu metode yang mulai diterapkan yaitu pembelajaran distance learning. Metode distance
learning merupakan suatu metode alternatif dalam pemerataan kesempatan dalam bidang
pendidikan. Sistem ini diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah yang ditimbulkan akibat
keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Metode distance learning sangat membantu siswa
atau masyarakat dalam mempelajari hal-hal atau ilmu-ilmu baru dengan tampilan yang lebih
menarik dan mudah untuk dipahami. Dalam pengaksesan dan pemanfaatan metode ini, peran
internet sangatlah diperlukan, karena melalui internet seseorang dapat mengirim file atau meng-
upload file yang ingin dipublikasikan dan melalui internet juga seseorang dapat mengakses file
yang ingin dicari. Selain metode distance learning, masih banyak metode-metode lain yang
sangat membantu dalam meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, diantaranya dengan
adanya modul-modul pembelajaran gratis yang tersedia, portal pembelajaran online, dll.

Jika kita bercermin ke negara lain, perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di
Indonesia bisa dibilang cukup tertinggal. Peran pemerintah sangat diharapkan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi di
Indonesia. Pemerintah diharapkan dapat menyamaratakan perkembangan teknologi informasi
disemua daerah di negara ini. Pemerintah diharapkan dapat membantu daerah-daerah yang
penyampaian proses informasinya masih minim dan tidak hanya fokus pada daerah atau kota-
kota besar saja seperti yang terjadi pada saat sekarang ini, karena pada kenyataannya peran
daerah dalam mendukung perkembangan teknologi informasi dan perkembangan pendidikan di
Indonesia sangatlah penting.

Dengan belum meratanya penyebaran teknologi informasi akan berpengaruh terhadap proses
perkembangan pendidikan. Hal ini dikarenakan peran teknologi informasi di dunia pendidikan
sangatlah penting. Dengan adanya teknologi informasi segala macam ilmu pengetahuan dan
informasi dapat diterima dan didapatkan dengan mudah dan cepat. Dalam kehidupan kita dimasa
mendatang, sektor teknologi informasi dan komunikasi merupakan sektor yang paling dominan.
Siapa saja yang menguasai teknologi ini, maka dia akan menjadi pemimpin dalam dunianya.

Untuk dapat memanfaatkan TIK dalam memperbaiki mutu pembelajaran, ada tiga hal yang harus
diwujudkan yaitu:

Siswa dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah,
dan lembaga pendidikan guru.

Harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi siswa dan guru.

Guru harus memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-
sumber digital untuk membantu siswa agar mencapai standar akademik.

2.3.Peranan TIK dalam Bidang Pendidikan (e-education)

Pengembangan Tekonologi Informasi dan Komunikasi (TIK) pada hakekatnya ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kenyataan menunjukan TIK telah membawa
perubahan penting dalam perkembangan peradaban dunia terutama ekonomi. Bahkan abad ke-21
diyakini akan menjadi abad baru yang disebut era informasi-ekonomi (digital-economic) dengan
cirri khas perdagangan yang memanfaatkan peralatan elektronik (electronic commerce). Keadaan
ini mengakibatkan adanya pergeseran paradigma strategis pembangunan masyarakat dunia dari
era industri menuju informasi.
Dari berbagai peranan TIK salah satunya yaitu peranan Teknlogi Informasi dan Komunikasi di
bidang pendidikan (e-education) tidak dapat dihindarkan lagi. Misalnya tidak mungkin lagi
mengecek jumlah siswa yang hadir mengikuti pelajaran dari tahun ke tahun hanya dengan
catatan di buku tahunan saja, demikian juga hasil nilai siswa yang diperoleh selama mengkuti
pendidikan hanya mengandalkan buku nilai guru, leger sekolah atau buku induk sekolah , begitu
pula pekerjaan sederhana apapun pekerjaan akan menjadi lebih efisien jika menggunakan
computer. Pendidikan yang menggunakan sarana TIK terutama internet biasa disebut e-education

Kecenderungan dunia pendidikan di Indonesia pada masa yang mendatang hubungannya dengan
perkembangan TIK sebagai berikut :

Berkembangnya pendidikan terbuka dengan cara belajar jarak jauh (distance learning). Untuk
menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh perlu dimasuka sebagai setrategi utama
pendidikan jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi internet secara maksimal dapat
memberikan efektifitas dalam hal waktu, tempat bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.

Terjadinya sharing resource (berbagi sumber daya) antara lembaga pendidikan dan pelatihan .

Perpustakaan dan instrument pendidikan lainnya misalnya guru dan laboratorium berfungsi
sebagai fasilitator bukannya sumber informasi.

Penggunaan perangkat informasi interaktif seperti CD-ROM multimedia yang secara bertahap
akan menggantikan fungsi papan tulis.

Manfaat internet bagi bidang pendidikan di Indonesia antara lain akan mendapatkan akses
keperpustakaan, direktori sekolah, para pakar dapat melalukan perkuliahan secara online,
penyediaan sarana informasi akademik lembaga pendidikan secara online dapat melaksankan
kerjasama dengan lembaga lain melalui internet serta melakukan marketing dan promosi hasil
karya penelitian secara lebih efisien.Disamping itu kita dapat merancang program artificial
intelegence untuk membuat sebuah model rencana pengajaran.

Perkembangan TIK di bidang pendidikan memungkinkan adanya sistem belajar jarak jauh
dengan menggunakan media internet untuk menghubungan antara mahasiswa dengan dosennya.
Melihat nilai mahasiswa secara online, mengecek keuangan, mengecek jadwal kuliah
mengirimkan berkas tugas yang diberikan dosen. Sistem pendidikan TIK terbukti telah berhasil
menurunkan angka putus sekolah dan meningkatkan nilai rata-rata ujian.
Ternyata banyak sekali manfaat Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam kehidupan kita
sehari-hari. Misalnya dalam bidang pendidikan. Dengan pendidikan dimungkinkan terjadinya
penyebarluasan Teknologi Informasi dan transformasi ilmu pengetahuan untuk sektor-sektor
pendidikan. Para siswa yang duduk di bangku sekolah dan mahasiswa juga terbantu dengan
adanya internet dalam mengerjakan tugas sekolah atau tugas kuliah. Para mahasiswa dapat
mencari bahan skripsi di internet atau para siswa mencari bahan tugas makalahnya di internet.
Dengan adanya pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi di sekolah, para siswa dapat
belajar dan memanfaatkan TIK dalam kehidupan mereka sehari-hari dengan baik.

Harus kita sadari, TIK khususnya internet hanyalah merupakan alat bantu saja dan bukan
menjadi solusi dalam dunia pendidikan, formal maupun nonformal. Bagaimanapun pendidikan
yang bermutu didapat dari para pendidik yang bermutu ditambah dukungan pemerintah dengan
kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan siswa didik yang diimplementasikan dengan benar dan
kreatif.

2.4.Manfaat dan Dampak Teknologi Informasi dan Komunikasi

Teknologi Informasi adalah suatu cara bagi pengguna media untuk mengkomunikasikan hal yang
ingin mereka sampaikan kepada orang lain. Penggunaan Informasi dapat berdampak buruk dan
baik. Dampak baiknya kita memperoleh banyak informasi dari teknologi yang canggih yang
banyak bermunculan belakangan ini. Dampak buruknya mungkin ada orang lain yang salah
mengartikan arti teknologi.

Dampak positif dan negatif pemanfaatan teknologi informasi dan telekomunikasi antara lain:

A. Manfaat TIK antara lain :

Informasi yang dibutuhkan akan semakin cepat dan mudah di akses untuk kepentingan
pendidikan
Konsultasi dengan pakar, konsultasi dangan para ahli dibidangnya dapat dilakukan dengan
mudah walaupun ahli tersebut berada ditempat yang sangat jauh.

Perpustakaan online, perpusatakaan online adalah perpustakaan dalam bentuk digital.

Diskusi online. Diskusi online adalah diskusi yang dilakukan melalui internet.

Inovasi dalam pembelajaran semakin berkembang dengan adanya inovasi e-learning yang
semakin memudahkan proses pendidikan.

Kemajuan TIK juga akan memungkinkan berkembangnya kelas virtual atau kelas yang berbasis
teleconference yang tidak mengharuskan sang pendidik dan peserta didik berada dalam satu
ruangan.

Sistem administrasi pada sebuah lembaga pendidikan akan semakin mudah dan lancar karena
penerapan sistem TIK.

B. Dampak Negatif Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Kemajuan TIK juga akan semakin mempermudah terjadinya pelanggaran terhadap Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI) karena semakin mudahnya mengakses data menyebabkan orang
yang bersifat plagiatis akan melakukan kecurangan.

Walaupun sistem administrasi suatu lembaga pendidikan bagaikan sebuah system tanpa celah,
akan tetapi jika terjadi suatu kecerobohan dalam menjalankan sistem tersebut akan berakibat
fatal.

Salah satu dampak negatif televisi adalah melatih anak untuk berpikir pendek dan bertahan
berkonsentrasi dalam waktu yang singkat (short span of attention).

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Simpulan
Tuntutan pembelajaran di masa yang akan datang harus bersifat terbuka dan dua arah, beragam,
multi disipliner serta terkait pada produktifitas kerja “saat itu juga” dan kompetitif. Teknologi
informasi dan telekomunikasi dengan murah dan mudah akan menghilangkan batasan-batasan
ruang dan waktu yang selama ini membatasi dunia pendidikanDewasa ini banyak dampak-
dampak yang terjadi akibat semakin berkembangnya IT didalam negeri ini. Memang
perkembangan IT jika disikapi secara positif mampu memberikan dampak yang positif dan
apabila disikapi secara negatif dapat memberikan dampak negatif pula.

Dunia internet misalnya, merupakan sebuah perpustakaan maya terbesar di dunia. hampir semua
yang ingin kita cari ada di internet. Informasi melalui media internet, bisa menjadi salah satu
kunci untuk membuat dunia pendidikan di Indonesia mempunyai standar yang sama dengan
negara lain. Dengan menggunakan media internet, pemerintah dan institusi pendidikan sudah
mulai menerapkan pola belajar yang cukup efektif untuk diterapkan bagi masyarakat yang
memiliki kendala dengan jarak dan waktu untuk mendapatkan informasi terutama informasi
dalam dunia pendidikan. Salah satu metode yang mulai diterapkan yaitu pembelajaran distance
learning. Metode distance learning merupakan suatu metode alternatif dalam pemerataan
kesempatan dalam bidang pendidikan. Sistem ini diharapkan dapat mengatasi beberapa masalah
yang ditimbulkan akibat keterbatasan tenaga pengajar yang berkualitas. Metode distance learning
sangat membantu siswa atau masyarakat dalam mempelajari hal-hal atau ilmu-ilmu baru dengan
tampilan yang lebih menarik dan mudah untuk dipahami

3.2 Saran

Beberapa saran yang dapat dikemukakan untuk mendukung keberhasilan penyelenggaraan


pendidikan berbasis TIK sebagai berikut.

Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam pendidikan baik di sekolah atau
perguruan tinggi menjadi hal mutlak mengingat kondisi permasalahan pendidikan yang makin
kompleks. Pendidikan berbasis TIK hanya akan berhasil apabila dikelola dan ditangani dengan
terencana, sistematis dan terintegrasi.

Perencanaan dalam pemanfaatan TIK dalam pendidikan yang integratif meliputi kebijakan,
standarisasi mutu, infrastruktur jaringan dan konten, kesiapan dan kultur SDM pendidikan
menjadi penting untuk ditata dan dikelola dengan efektif dan efisien.

Penyelenggaraan pendidikan berbasis TIK melalui pendidikan terbuka dan jarak jauh (e-
Learning), membutuhkan dukungan dari semua pihak khususnya pemerintah, swasta serta
masyarakat untuk mengalokasikan anggaran dan investasi pendidikan yang memadai.

Standarisasi mutu penyelenggaran pendidikan berbasis TIK perlu ditindaklanjuti dengan


standarisasi konten untuk menjamin kualitas, aksesibilitas dan akuntabilitas program pendidikan
berbasis TIK.

Teknologi Informasi Dalam Dunia Pendidikan

Ir. Arnita, MT | email penulis

Revolusi informasi telah mengubah sistem komunikasi dunia dewasa ini, sebaran jaringan
informasi yang tersimpan dalam internet membuktikan bahwa kini dunia kian sempit, tidak ada
lagi batas-batas geografis yang menghalangi kita untuk berinteraksi dengan dunia global. Akses
ke dunia global pun menjadi sangat mudah, efisien, dan fleksibel.

Kemudahan itu merupakan salah satu manfaat yang didapatkan dari globalisasi yang melibatkan
integrasi di berbagai bidang di antarannya pendidikan dan teknologi. Sumbangsih pemikiran dari
dunia pendidikan telah melahirkan modernisasi di segala bidang kehidupan masyarakat dunia
saat ini. Berhubungan dengan hal itu, kehadiran teknologi telah meningkatkan kualitas dan
keampuhan pendidikan itu sendiri. sebagaimana empat pilar pendidikan yang di cetuskan oleh
Unesco antara lain learning to know, learning to do, learning to be, dan learning together.

Imbas globalisasi yang merasuki segala lini kehidupan bangsa di seluruh dunia telah melahirkan
berbagai pandangan berperspektif baru. Sebagai contoh, apabila pada masa sebelum ini atau era
perang dingin, perspektif dunia adalah pemihakan blok, Blok barat atau Blok timur, maka
perspektif dunia pada era globalisasi adalah integrasi; dan sistem dunia pun dilambangkan
dengan World Wide Web (WWW), yang mudah dijumpai di dalam penulisan alamat situs
internet. Arus globalisasi telah memunculkan perspektif baru pendidikan. Strategi pendidikan
dari pendidikan tatap muka yang konvensional kini berubah ke arah pendidikan yang lebih
terbuka. Pendidikan di masa depan akan lebih dioptimalkan oleh jaringan informasi yang
memungkinkan interaksi dan kolaborasi. Pemanfaatan jaringan informasi sudah terbukti
keutamaan serta benefitnya bagi masyarakat. Dengan demikian, masuknya pengaruh globalisasi
telah mengubah pendidikan kita sehingga lebih bersifat jejaring, terbuka dan interaktif, beragam,
multidisiplin, serta berorientasi produktivitas kerja “saat itu juga― just on time
dan kompetitif.(Wiryana I.M 2001)

Hadirin yang saya hormati!

A. Perkembangan Pendidikan masa Depan

Kecenderungan pendidikan Indonesia di masa mendatang adalah makin berkembangnya


pendidikan terbuka dengan modus pemblajaran jarak jauh (distance learning). Saat ini distance
learning masih dibatasi untuk universitas terbuka (UT). Oleh karena itu, izin penyelenggaraan
pendidikan jarak jauh perlu diubah supaya kerja sama internasional dan pembelajaran jarak jauh
dapat dilakukan oleh semua institusi yang berdedikasi.

Penyelenggaraan pendidikan terbuka jarak jauh perlu dijadikan sebagai salah satu strategi
penting yang Implementasinya dapat dilakukan bersama antar lembaga pendidikan dalam sebuah
jaringan. Perpustakaan dan instrument pendidikan lainnya (guru, laboratorium) berubah fungsi
menjadi sumber informasi dari pada rak buku. Kemudian, tahapan pengenalan teknologi
informasi ke daerah dilakukan dengan pola cross subsidi (subsidi silang).

Penggunaan perangkat teknologi informasi interaktif seperti CD room, multimedia, dalam


pendidikan secara bertahap menggantikan tv dan video. Yang lebih menarik lagi, dengan adanya
teknologi informasi dan internet, ilmu pengetahuan tidak lagi terpusat pada bangku sekolah
formal. Seseorang akan dengan mudah memperoleh pengetahuan dari mana saja. Hal ini
merupakan tantangan terakhir bagi dunia pendidikan formal.
Dengan demikian dalam dunia pendidikan di masa mendatang akan terjadi beberapa perubahan
paradigma mendasar, khususnya yang disebabkan oleh aplikasi teknologi informasi yang
menpercepat transfer ilmu pengetahuan. Pergeseran paradigma tersebut di antarannya adalah:

Pertama, distributed knowledge (pengetahuan yang terdistribusi), yang berarti bahwa nantinya
pengetahuan tidak lagi terpusat di lembaga pendidikan formal akan tetapi terdistribusi di segala
penjuru dunia, dan sangat kondusif untuk long life learning (pembelajaran sepanjang hidup ).
Oleh karena itu, batasan usia tidak akan menjadi kendala lagi untuk belajar formal, masyarakat
tidak akan menilai seseorang dari ijazah yang dimilikinya. Performance dan kemampuan
profesional akan menentukan karir seseorang.

Kedua, resource sharing (berbagi sumber). Penjelasan untuk hal ini mencakup kemampuan untuk
memproduksi informasi dan pengetahuan serta melakukan resource sharing yang bertumpu pada
teknologi informasi, yang pada akhirnya akan sangat menguntungkan produsen pengetahuan dan
masyarakat pada umumnya.

Ketiga, collective wisdom (kebijaksanaan kolektif). Dalam hal ini, guru tidak memiliki jawaban
untuk segala hal. Guru menjadi mediator, dalam kelompok menjadi penting dalam membangun
pengetahuan. Oleh karena itu, learning based (pembelajaran) lebih menonjol dari pada teaching
based (pengajaran).

Keempat, training for trainer (pelatihan) menjadi sangat penting sekali untuk tetap menjaga
kemampuan dosen sebagai mediator dalam ketiga proses utama yang di emban dalam dunia
pendidikan (tridharma perguruan tinggi), yaitu : pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.

Kelima, masyarakat dan dunia professional yang akhirnya akan memberikan penilaian (audit dan
akreditasi) terhadap kemampuan seseorang. Oleh karena itu, ijazah sekolah belum tentu
menjamin kemampuan seseorang.

Keenam, proses transformasi budaya. Budaya yang lemah dan pasif akan dipengaruhi oleh
budaya yang kuat dan agresif, kebiasaan membaca yang tinggi, kemampuan menyerap ilmu dan
pengetahuan yang banyak dan cepat, terbukanya berbagai inovasi, bahkan selalu berusaha
mencari hal-hal baru, pandangan hidup yang berdimensi lokal, nasional dan universal, mampu
memprediksi dan merencanakan masa depan, teknologi yang senantiasa berkembang dan
digunakan.

[newpage]

Hadirin yang saya hormati!

Di era globalisasi ini, perluasan pendidikan secara linear dan konvensional (dengan penekanan
structural pada dunia pendidikan) akan mahal. Aplikasi teknologi informasi menjanjikan
alternatif untuk menerobos hambatan pendekatan konvensional (dengan penekanan pada
perubahan fungsi lembaga pendidikan). akan tetapi, perlu dianut pola subsidi silang untuk
masyarakat daerah yang kurang mampu.

Dengan demikian, sistem pendidikan tersebut tidak akan menindas kaum miskin seperti yang
dikhawatirkan banyak orang, yang menyatakan bahwa lembaga pendidikan modern sebenarnya
mengabdi pada kepentingan pemilik modal dan bukan sarana bagi kaum tertindas. Pada
akhirnya, teknologi informasi sudah seharusnya diusulkan untuk mendukung proses transformasi
bangsa Indonesia agar mendasari pengetahuan masyarakat.

Teknologi informasi sekarang ini berkembang sedemikian pesatnya sehingga diperlukan


antisipasi untuk perancangan sistem informasi dimasa datang. Teknologi komputer misalnya saat
ini telah berkembang sedemikian jauh sehingga memasuki teori-teori yang sebelumnya tidak
pernah terbayangkan. Fungsi-fungsi dan fasilitas-fasilitas komputer yang diberikan saat ini
mungkin hanya pernah dibayangkan oleh beberapa orang saja beberapa tahun yang lalu.

Jika beberapa waktu yang lalu konsiderasi dan pemilihan teknologi informasi adalah hanya
platform perangkat keras yang murah dan basis aplikasi yang kuat, maka saat ini factor-faktor
lain yang lebih komplek mulai muncul. konektivitas dan kebebasan berkembang mulai jadi
faktor penentu dalam memilih teknologi informasi yang sesuai dan mampu mengantisipasi
perkembangan teknologi yang semakin pesat. Hal itu disebabkan oleh sebagian besar pengguna
saat ini yang umumnya sudah pernah menjalani jalan yang panjang dalam perubahan
implementasi sistem informasi. Perubahan ini umumnya bukanlan perubahan mudah dan murah,
melainkan perubahan yang banyak menimbulkan pergeseran dan membutuhkan sumber daya
yang cukup besar.(Wayan Ordiansa 2003)
Hadirin yang berbahagia!

A.1 Pengaruh Teknologi Informasi Terhadap Perkembangan Dan Implementasi Sistem


pendidikan

Kemajuan-kemajuan teknologi informasi dunia sangat mempengaruhi rancangan dan


implementasi sistem informasi pendidikan di masa datang. Yang menjadi pertanyaan besar
adalah kesiapan para pendidik menggunakan kemajuan tersebut sesuai dengan kondisi objektif
yang ada dalam lingkungan pendidikan, Dalam akuisisi teknologi informasi diperlukan
pertimbangan-pertimbangan yang matang agar segala sesuatu yang dirancang saat ini tidak
ketinggalan setelah diimplementasikan. Pemilihan sistem yang mengikuti standard internasional
merupakan pertimbangan utama dalam perancangan. Lingkungan organisasi pendidikan yang
besar dan melibatkan bagian-bagian yang beragam pasti akan membawa kearah rancangan yang
sangat bervariasi, untuk memenuhi kebutuhan bagian-bagian organisasi yang sangat tinggi
variasinya. Ada dua alternatif untuk menghadapi kemajuan teknologi informasi yang
menghasilkan berbagai macam produk. Alternatif pertama dengan menerapkan standard yang
harus dipatuhi dalam pembangunan SIM (Sistem Informasi Manajemen) pendidikan. Problema
dari alternatif ini adalah sulit menentukan standard mana yang harus diikuti, serta membatasi
fleksibelitas pengguna. Namun alternatif ini menguntungkan karena mengurangi masalah-
masalah yang bervariasi. Alternatif kedua adalah membebaskan pengguna memilih apapun yang
akan digunakannya. Alternatif ini akan menimbulkan masalah keruwetan integrasi yang
memerlukan sumber daya yang tidak murah. Cara terbaik untuk mengatasi masalah-masalah
yang timbul karena alternatif-alternatif di atas adalah dengan mengikuti standard yang
memungkinkan integrasi berbagai sistem mudah dilakukan misalnya standart untuk sistem
terbuka (open systems). Jaringan komunikasi data yang baik merupakan backbone dari sebuah
sistem yang beragam. Jaringan ini harus mampu mendukung berbagai protokol dan melakukan
konversi antar protokol. Teknologi Very Small Aperture Terminal (VSAT) yang diperkirakan
sudah mampu membentuk sambungan mesh antar VSAT ke VSAT (sebelumnya VSAT
mendukung topologi star saja) yang dilengkapi dengan konverter protokol merupakan salah satu
alternatif lain yang lebih murah adalah dengan menggunakan communication engine yang
mampu melakukan fungsi-fungsi ini dan hanya menggunakan jaringan telekomunikasi sebagai
media transportasi saja. Alternatif ini memungkinkan penyederhanaan jaringan yang mampu
menangani dan mengkonversikan berbagai protokol sekaligus mendukung aplikasi-aplikasi yang
memerlukan multipoint link . dalam perancangan sistem jaringan ini juga perlu dipertimbangkan
penggunaan protokol yang fleksibel yang mendukung berbagai perangkat keras maupun
perangkat lunak . Pemilihan perangkat internasional standard operation (ISO) mungkin
merupakan alternatif yang aman meskipun sampai saat ini dukungan penjual sistem komputer
untuk protokol ISO masih sangat terbatas,(Richardus Eko Indrajit 2000).

[newpage]

Hadirin yang saya hormati !

B. Perkembangan Lingkungan Komputasi

Pendistribusian sumber daya komputasi ke meja-meja pengguna dan kebebasan pengguna untuk
memilih solusi yang paling optimal untuk menyelesaikan problem informasinya merupakan tema
mewarnai lingkungan komputasi di masa depan. Arsitektur komputasi di masa depan ini akan
bertumpu kepada konsep jaringan peer to peer, distributed computing dan client server
architecture . beberapa pemimpin industri komputer membentuk sebuah konsorsium yang
mendefinisikan Advanced Computing Environment yang bertumpu kepada arsitektur komputasi
tersebut di atas ditambah dengan konsep graphical user interface yang memudahkan interaksi
antara pengguna dengan sistem komputer. Kemampuan grafis akan menjadi tolak ukur utama
kemampuan sebuah arsitekture komputasi karena kemampuan komputasi dari sistem-sistem
komputer sudah sedemikian tingginya sehingga bukan lagi menjadi sebuah problem. Sistem
komputer dimasa depan juga diwarnai dengan kemampuan mengolah data multimedia (tekstual
grafis dan suara) yang menjadi dasar dari aplikasi-aplikasi document centric. Pengguna
berinteraksi menggunakan graphical user interface, sedangkan virtual reality menganimasikan
interaksi dan informasi yang dihasilkan sistem komputer kepada pengguna,(Otomo,B.S.D 2002).

Hadirin yang saya muliakan,

B.1 Isu Konektivitas

Komputer-komputer di masa datang akan terhubung sedemikian eratnya sehingga


memungkinkan seorang pengguna akses informasi dari manapun didunia ini tanpa perlu
mengetahui lokasi fisik informasi tersebut . untuk memungkinkan hal ini maka perangkat keras
maupun perangkat lunak harus memiliki konektivitas. Konektivitas merupakan isu penting
karena kebebasan pengguna untuk menentukan solusi optimal akan menimbulkan heterogenitas
perangkat keras maupun perangkat lunak. Isu konektivitas ini dijawab dengan konsep open
systems yang mensyaratkan agar semua perangkat komputer mengikuti kaidah-kaidah tertentu
yang disepakati bersama yang memberikan fasilitas komunikasi antar sistem. Hampir sebagian
besar penjual sistem informasi menerapkan standard IEEE Posix untuk konektivitas dan
portabilitas. Konsep open sistems sendiri memungkinkan interoperabilitas disamping
konektivitas dan operatabilitas,(Wiryana, I.M 2001),

Hadirin yang saya muliakan,

B.2 Sistem Operasi

Sistem operasi dulu hanyalah merupakan interface antara lingkungan komputasi dan pengguna,
tetapi kini sistem operasi modern sudah mengambil alih juga dukungan terhadap pengembangan
serta wajah aplikasi. Penjual-penjual sistem komputer bahkan menggunakan sistem operasi ini
sebagai sarana kompetisi, Dan perangkat keras sebagai komoditi saja. Beberapa kata kunci
penting dari sistem operasi masa depan adalah multi platform support, easy to use, dan peer - to -
peer networking.

Dalam lingkungan heterogen (beragam), adanya kemampuan multi platform support dari sebuah
sistem operasi merupakan kebutuhan, sehingga menempatkan Unix sebagai pelopor terdepan
karna unix saat ini merupakan satu-satunya sistem operasi yang memiliki dukungan ini.
Beberapa sistem operasi yang tidak memiliki kemampuan ini memilih untuk mengembangkan
kemampuan melayani client-client dari lingkungan komputasi yang berbeda-beda dengan
menerapkan arsitektur client-server.

Berpindahnya sumber daya komputasi ke meja-meja pengguna menuntut agar lingkungan


komputasi lebih mudah untuk digunakan dan mudah diadministrasikan karena tipe-tipe pengguna
sarana komputasi menjadi meluas dan menurun ke pengguna-pengguna biasa yang tidak
mempunyai ilmu pengetahuan komputer seperti halnya pegawai-pegawai pada sebuah pusat
pegolahan data. Easy to use ini mempengaruhi infrastruktur dari pengembangan sistem informasi
di masa datang dan merupakan ekspektasi utama dari pengguna sistem. Beberapa jenis sistem
operasi menggunakan graphical user interface dan beberapa lainnya bahkan mulai memberikan
kemampuan multi media (teks grafis dan suara) untuk memudahkan interaksi antara pengguna
dan sistem komputer. Sistem operasi multitasking 32 bit yang memiliki kemampuan manajemen
memori virtual dan memiliki sistem file yang andal merupakan konsep sistem operasi masa
depan. Orientasi ke objek ( object oriented) yang memberikan fasilitas sharing data antar
program dan memungkinkan hubungan antar program aplikasi akan menjadi trend sistem operasi
masa depan. Selain dari pada itu, sistem operasi ini juga berfungsi sebagai media pembentukan
program-program baru dari komponen-komponen kecil (applet) yang merupakan perwujudan
dari objek (enkapsulasi dari kode dan data) dalam sistem operasi.

komputer-komputer di masa depan akan tersambung satu dengan yang lain demikian eratnya,
kemampuan peer-to-peer networking merupakan kemampuan yang menunjang konsep
distributed computing dan technology client server. Kemampuan ini juga memungkinkan akses
informasi dari mana saja dalam jaringan komputer tanpa pengguna mengetahui lokasi fisik dari
informasi tersebut. Dengan demikian pengaman yang andal merupakan satu keharusan bagi
sistem operasi yang baik.

Teknologi peer-to-peer memungkinkan diterapkannya software agent, yaitu sebuah perangkat


lunak pintar yang mampu diberi perintah dan memiliki kecerdasan navigasi dalam rimba
belantara jaringan komputer. Seorang yang memerlukan sebuah informasi yang tersimpan dalam
jaringan komputer misalnya, dapat memberi perintah kepada agent untuk berjalan menjelajahi
jaringan dan mencari informasi yang dibutuhkan tersebut, dan kemudian membawanya lagi ke
pengguna yang memberikan perintah kepadanya. Banyak ahli memperkirakan bahwa agent akan
merupakan sebuah komponen utama dari sebuah sistem informasi masa depan,(Wijaya Hendra
2003).

[newpage]

Hadirin yang saya hormati !

B. 3. Perangkat Lunak Aplikasi dan Standard User Interface

Kemudahan pemakaian dituntut pengguna tidak hanya terhadap sistem operasi saja, tetapi juga
terhadap program aplikasi. User interface standard seperti commond user acces /system
application architecture (CUA/SAA) dari IBM/Microsoft adalah contoh-contoh user interface
yang banyak diikuti oleh pembuat-pembuat perangkat lunak yang memanfaatkan fasilitas-
fasilitas graphical user interface (GUI) secara ekstensif yang didukung oleh sistem operasi.
Hampir semua program-program aplikasi modern menggunakan GUI sebagai media interaksi
antara pengguna dan program applikasi.

Dukungan sistem operasi modern juga memungkinkan interaksi dengan abstraksi yang makin
tinggi. Beberapa pengembangan dalam teknologi pemrosesan signal menunjukkan bahwa
interaksi dengan suara akan dapat diterapkan dengan mudah beberapa tahun mendatang. Dengan
cara ini pengguna dapat memberikan perintah-perintah kepada sistem komputer dengan
menggunakan suara, dan sistem komputer juga mampu memberikan jawaban dengan suara
seperti pada holodeck yang terdapat pada pesawat USS Enterprice dalam film fiksi Star Trek.

Teknologi pemrosesan citra memungkinkan implementasi interaksi grafis. Pengguna dapat


langsung menghubungkan mesin fax , dan formulir atau gambar yang discan sebagai input dari
sebuah program aplikasi. Pemrosesan citra juga memberikan fasilitas penggunaan tulisan tangan
sebagai input pada pen-based computing. Teknologi ini bersama-sama teknologi grafik
memungkinkan dikembangkannya virtual reality akan mendapatkan tempat utamanya pada
sistem-sistem yang mendukung aplikasi kreatif.

Karena kompleksitas sistem informasi yang makin meningkat, maka diperlukan sebuah
metedologi perancangan dan pengembangan sistem informasi yang lebih baik dari pada
metedologi konvensional. Metedologi beroreantasi objek (objeck oriented) adalah salah satu
alternatif untuk keperluan ini karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya. Metode spesifikasi
sistem beroreantasi ke objek, mampu secara tepat merepresentasikan sebuah sistem sebagai
sebuah set dari ekspresi matematika sehingga dengan mudah dapat dibuktikan validitas dari
sistem tersebut sebelum sistem di implementasikan.

Pemograman yang berorientasi ke objek memberikan kemudahan-kemudahan dalam


memberikan program-program yang rumit-rumit, dan mendukung konsep reusability dari sebuah
komponen, dimana sebuah komponen dari sebuah aplikasi dapat digunakan lagi oleh aplikasi
lain tanpa harus dibuat ulang dari awal. Konsep ini diterapkan dalam sistem operasi modern
dalam bentuk applets, yang berupa sebuah objek yang berada dalam sistem yang siap digunakan
oleh program aplikasi apapun. Program-program aplikasi dirancang sebagai sebuah rangkaian
dari applets sehingga mirip dengan sebuah shell script dari sitem operasi Unix , hanya bedanya
adalah applets berada dalam sistem operasi. Pemograman berorientasi ke objek juga merupakan
fondasi dari pemograman yang memanfaatkan GUI seperti pada Microsoft. Metodologi
berorientasi ke objek juga memungkinkan di manfaatkannya agent yang difasilitaskan sistem
operasi .sebuah program aplikasi akutansi yang berada didalam sebuah sistem komputer lain
yang tersimpan pada sebuah sistem distributid database secara transparan sehingga program
aplikasi tersebut tidak perlu tahu fisik dari data yang diinginkan tersebut,(Lukito Edi.Nugroho
2001).

Hadirin yang saya hormati !

B.4. Manajemen Basis Data

Sistem manajemen basis data merupakan komponen utama dari sebuah sistem informasi modern.
Pada sistem heterogen, berbagai jenis sistem manajemen basisdata akan saling terhubung
sehingga mampu saling berkomunikasi untuk mendukung sistem distributed data base. Untuk
memenuhi konektifitas, para penjual sistem manajemen basis data memiliki dua alternatif.
Alternatif pertama adalah membuat agar perangkat lunak manajemen basisdata ini mengikuiti
aturan-aturan open database connectivity (ODBC), sedang alternatif kedua adalah
mempergunakan fasilitas agent yang diberikan oleh sistem operasi. Open data base connectivity
memerlukan arsitektur client server pada tingkat sistem manajemen basis data, dengan demikian
kompatibilitas dan interoperabilitas harus dijamin pada tingkat ini. Sedangkan agent memerlukan
arsitektur client-server pada tingkat sistem operasi sehingga memberikan fleksibilitas yang lebih
tinggi bagi para pengguna untuk memilih sistem manajemen basis data yang sesuai dengan
keperluannya.

Kalau saat ini basis data berdasarkan model data relational, maka model data ini akan mulai
ditinggalkan ditahun-tahun yang akan datang. Model data relasional memiliki berbagai problem
diantaranya adalah hilangnya semantik data karena normalisasi, problem-problem integritas data,
dan tidak adanya mekanisme typing yang kuat. Hilangnya semantik data terjadi karna
normalisasi yang mendekomposisikan sebuah entiti menjadi beberapa relasi, sehingga untuk
mendapatkan entiti tersebut diperlukan berbagai manipulasi aljabar (pada SQL) atau kalkulus
(QUEL). Ini menyebabkan seolah-olah sistim basis data menjadi sulit untuk digunakan dan
hanya dimengerti oleh ahli-ahli basis data saja, bukan oleh pengguna-penggunanya. Dekomposisi
dalam proses normalisasi juga menimbulkan problem integritas data, terutama pada sistem basis
data terdistribusi.
Sistem basis data alternatif untuk mengatasi masalah-masalah tersebut model basis data
beroreantasi objek (objeck oriented data base, OODB). OODB memodelkan setiap objek dalam
sebuah organisasi sebagai sebuah objek, dengan demikian semantik akan tetap terjaga. Objek-
objek dapat menyusun dirinya menjadi objek lain. Berlainan dengan model-model data lain,
setiap objek di OODB berupa data dan program untuk memanipulasi data tersebut,
(Utdirartatmo, F.2002).

[newpage]

Hadirin yang saya hormati!

B.5. Jaringan Komunikasi Data

Dalam teknologi informasi, barangkali jaringan komunikasi datalah yang pertamakali


membuktikan bahwa lingkungan heterogen dapat disatukan dengan berbagai cara sehingga
menyembunyikan heterogenitasnya dengan mengacu kepada suatu arsitektur protokol. Teknologi
komunikasi data yang ada saat ini sudah memungkinkan berbagai jaringan yang berbeda-beda
untuk menyatu dengan perantaraan berbagai alat seperti router dan gateway. Jaringan
komunikasi data adalah merupakan alat yang diperlukan untuk menunjang konektivitas dan
interoperabilitas. Dengan menggunakan komunikasi data, sebuah workstation dapat memberikan
perintah kepada sistem komputer lain untuk bekerja dan mengirimkan hasilnya ke workstation
yang bersangkutan.

Di masa depan, komputer-komputer akan sangat interconnected sehingga memungkinkan akses


data dari manapun didunia ini tanpa perlu mengetahui dari mana data tersebut berasal.
Kemampuan ini memerlukan komunikasi data berkecepatan tinggi, terutama jika datanya adalah
data multimedia. Selain itu jaringan komunikasi data juga memberi dukungan terhadap
distributed processing dan remote computing.

Karena dukungan dari sistem uperasi Unix, saat ini protokol transport TCP/IP merupakan
protokol standard defacto. Protokol ini sekarang dianggap sudah terlalu tua sehingga kurang
mampu menjawab problem-problem yang kompleks. Diharapkan ISO (internasional standard
operation) yang akan muncul dengan protokol yang didukung oleh penjual-penjual komputer
seperti halnya TCP/IP.
Satu hal yang akan muncul adalah meluasnya penggunaan frame reley untuk keperluan
interkoneksi antar LAN. Penjual-penjual peralatan jaringan seperti bridge, router, dan data
service unit (DSU) sudah mulai menjual produk-produk mereka kompatibel dengan frame relay
publik sehingga memudahkan interkoneksi antar LAN dari sebuah instansi.

Jaringan LAN masih akan didominasi oleh jaringan broadcast (IEEE 802), Ethernet, meskipun
dianggap sudah terlalu tua, masih akan menjadi de facto Standard karena nilai performance/cost
nya masih cukup baik. Riset-riset untuk memacu kecepatan transmisi jaringan broadcast dengan
menggunakan kabel koaksial masih terus dilakukan. Penggunaan media alternatif koaksial,
unshielded twisted pair (UTP), akan makin meluas karena media ini memberikan alternatif yang
murah dan andal dengan performance yang tidak kalah dengan koaksial.(Onno W. Purbo 1994)

C. Aplikasi Teknologi Informasi dalam Dunia Pendidikan

Dalam pengembangan teknologi informasi, semua dosen dan karyawan perlu mempersiapkan
diri menjadi partisipan aktif dalam revolusi informasi yang terus berkembang dengan cepat saat
ini,

Pertama, dalam sistem informasi akademik (SIA), Meningkatkan kualitas sistem informasi
akademik. Perkembangan teknologi informasi secara cepat dan dinamis saat ini mendorong
pengelola pendidikan tinggi untuk menerapkannya guna mengembangkan dan meningkatkan
sistem informasi khususnya dalam lingkungan kampus.

Kedua, dalam sistem informasi manajemen (SIM), Memperbaiki proses pembuatan keputusan,
Sistem informasi akademik yang baik dapat memberikan dukungan dalam pengambilan
keputusan bagi para pimpinan universitas untuk mengambil tindakan. Semakin cepat, lengkap,
dan valid suatu informasi, maka semakin menjamin kepastian proses pengambilan keputusan
bagi para pimpinan.

Ketiga, Integrasi data, dengan sistem informasi akademik berbasis jaringan komputer,
memungkinkan untuk mengintegrasikan data baik berupa setup maupun data transaksi yang
dilakukan dari berbagai terminal dalam lingkungan jaringan sistem. Data yang terintegrasi
tersebut, dapat dieksplorasi berbagai macam bentuk informasi antara lain informasi akademis
yang akan menjadi dasar bagi para pimpinan Universitas untuk melakukan perencanaan,
pengembangan pengorganisasian, dan pengaturan terhadap kinerja kampus, baik pada tiap
jurusan, fakultas maupun secara keseluruhan.

Keempat, Sistem pengorganisasian data memungkinkan sistem bebas redundansi data.


Pembangunan sistem informasi yang bertumpu pada sistem pengorganisasian data, maka sistem
akan terhindar dari bahaya duplikasi data atau yang disebut redundansi.

Kelima, Meningkatkan kecepatan dan keakuratan penyusunan laporan. Tuntutan akan


ketersediaan informasi akademik, yang cepat dan standard sering mengakibatkan tekanan
psikologis yang sangat tinggi bagi para pegawai dan dosen yang mengelola administrasi
akademik.

Keenam, Meningkatkan produktivitas, ketersediaan informasi akademik yang berkualitas dan


infrastruktur jaringan komputer yang baik akan meningkatkan produktivitas. Sistem
pengembangan teknologi informasi membutuhkan investasi waktu, uang, sumber daya manusia
dan usaha yang cukup besar bagi suatu lingkungan kampus. Kini teknologi Informasi akademik
hadir dan makin populer. Dengan adanya sistem informasi akademik yang baik maka dapat
meningkatkan profit (keuntungan) melalui kecepatan dalam layanan transaksi sehingga transaksi
dapat dilakukan dari berbagai tempat yang berbeda dengan pusat pengolahan data dalam
lingkungan akademik. Salah satu contoh pada sistem informasi akademik yaitu semua
mahasiswa yang terhubung dalam jaringan sistem informasi akademik dapat melihat dan
mengakses data informasinya masing-masing sehingga mereka tidak perlu datang kekampus
untuk mengetahuinya. Hal ini dapat menghemat tenaga maupun waktu yang dipergunakan untuk
proses transaksi karena dilakukan secara on-line, sehingga kegiatan akademik menjadi lebih
efisien.

Motivasi untuk membangun sistem informasi akademik antara lain:

Kebutuhan akan sistem informasi akademik, yang memadai untuk dapat mempercepat
pengolahan data dan meningkatkan kualitas informasi yang dihasilkan.
Keefektifan pengolahan data yang berada pada beberapa tempat memerlukan transaksi yang
cepat

Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi yang cepat antara pimpinan, dosen,
karyawan dengan menggunakan fasilitas E-mail.

Sistem jaringan komputer memberikan perlindungan dan kepemilikan terhadap data secara
online. Jaminan keamanan data tersebut diberikan melalui pengaturan hak akses para pemakai
dan password serta teknik pengaturan hardisk sehingga data mendapat perlindungan yang baik
dan dapat diakses oleh pemiliknya setiap saat dari tempat yang berbeda dalam lingkungan
kampus.

Dengan jaringan komputer maka tiap pengguna jaringan dapat berbagi satu atau lebih filesistem
(sharing file) sehingga memudahkan dalam pertukaran data, efisiensi waktu dan biaya.

Setiap dosen, karyawan, dan pimpinan dapat meng-upload (meletakkan) ataupun men-download
(mengambil) file ke server sesuai dengan otorisasi yang diberikan,(Arnita, 2003).

[newpage]

D. Kesimpulan

Perkembangan-perkembangan teknologi informasi dunia harus menjadi bahan pertimbangan


dalam perancangan sistem informasi dalam lingkungan pendidikan. Trend teknologi informasi
saat ini yang memberikan kebebasan kepada pengguna untuk memilih solusi teknologi yang
optimal untuk mengatasi problem informatikanya merupakan langkah yang sebaiknya diikuti
karena akan mengoptimasikan biaya, sumber daya dan pemakaian teknologi. Timbulnya
heterogenitas sistem memerlukan dipertimbangkannya perancangan yang mengikukti standard
open systems. Sebuah jaringan komunikasi data yang baik merupakan fondasi utama dalam
pembangunan sistem heterogen ini karena menfasilitaskan integrasi, konektivitas, dan
interoperabilitas sistem-sistem komputer yang berbeda.

Hadirin Yang berbahagia,

Demikianlah orasi ilmiah ini saya sampaikan, mudah-mudahan materi yang disampaikan ini
dapat menggugah kesadaran kita untuk semakin tanggap terhadap kemajuan zaman di era
informasi dan globalisasi ini. Orasi ini juga menawarkan pemahaman baru tentang pendidikan
yang berbasis teknologi informasi agar kita cepat tanggap dan merealisasikannya pada
lingkungkungan kita sendiri.

Akhirnya perkenankan saya mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rektor Universitas Bung
hatta yang memberikan kesempatan untuk melaksanakan tugas mulia ini. Kepada para undangan,
Bapak Ibu dan rekan-rekan sesama staf pengajar serta hadirin yang mulia, saya mengucapkan
terima kasih atas kesediaannya mengikuti orasi ilmiah ini sampai selesai.

Wassalaamualaikum warrahmatullaahi wabarakaatuh.

PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI ( TIK ) DALAM PENDIDIKAN

Oleh : Drs.ZANWIR,S.Pd,MA

Widyaiswara BDK Padang

A. Latar Belakang

Dalam dua dasawarsa terakhir ini, Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami
perkembangan yang amat pesat dan secara fundamental telah membawa perubahan yang
signifikan dalam percepatan dan inovasi penyelenggaraan pendidikan di berbagai negara.
Bahkan terdapat tuntutan TIK yang sangat besar terhadap sistem pendidikan secara global
karena: (i) teknologi yang berkembang menyediakan kesempatan yang sangat besar untuk
mengembangkan manajemen pendidikan dan proses pembelajaran di sekolah, (ii) hasil belajar
siswa yang spesifik dapat diidentifikasi dengan pemanfaatan teknologi baru tersebut, dan (iii)
TIK memiliki potensi yang sangat besar untuk mentransformasikan seluruh aspek pendidikan di
sekolah dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran.

Sejumlah negara telah mengintegrasikan TIK dalam perencanaan dan penyelenggaraan


pendidikan nasionalnya. Singapura, misalnya, telah menerapkan teknologi informasi interaktif
pada sistem persekolahan dengan rasio satu komputer dua siswa. Sistem jaringan dibangun untuk
menghubungkan pendidikan, dunia internasional, dunia industri berteknologi tinggi, dan dunia
kerja. Ringkasnya, beberapa negara telah mengubah kultur pembelajaran dengan
mengintegrasikan teknologi digital ke dalam kegiatan belajar dan bekerja di sekolah.

Peralihan kultur seperti di atas hanya bisa tercapai bila komunitas pendidikan memiliki
komitmen yang kuat untuk memanfaatkan TIK. Kelompok komunitas tersebut adalah para
praktisi pendidikan baik yang berkaitan dengan manajemen maupun proses belajar mengajar
pada semua tingkatan dan unit pendidikan, yang terdiri atas guru, kepala sekolah, pengawas, staf
administrasi, dan pejabat dalam lingkungan pendidikan. Yang tak kalah pentingnya adalah para
subjek pendidikan dari semua jenjang yang terdiri atas siswa dan mahasiswa. Dalam konteks ini,
pemanfaatan TIK harus direalisasikan untuk (a) pengelolaan pendidikan melalui otomasi sistem
informasi manajemen dan akademik berbasis TIK, dan (b) sistem pengelolaan pembelajaran baik
sebagai materi kurikulum, suplemen dan pengayaan maupun sebagai media dalam proses
pembelajaran yang interaktif serta sumber-sumber belajar mandiri yang inovatif dan menarik.
Dengan kata lain, pendayagunaan TIK dalam manajemen pendidikan dan proses pembelajaran
bertujuan untuk menfasilitasi penyelenggara dan peserta pendidikan guna mendorong
peningkatan kualitas pendidikan.

Komitmen tersebut perlu dipertahankan untuk menjaga kesinambungan pemanfaatan TIK dalam
dunia pendidikan. Rekdale (2001) mengemukakan bahwa pada program di masa lalu untuk
menyediakan teknologi ke sekolah kebanyakan mencapai sedikit sukses dalam jangka waktu
yang cukup lama dan jarang sekali menunjukkan perkembangan. Persyaratan mengenai
laboratorium bahasa adalah contoh yang umum. Biasanya ada enam masalah utama, yaitu ; (i)
Anggaran untuk perawatan fasilitas awal tidak tersedia; (ii) Pelatihan biasanya terlalu spesifik
dan tidak berhubungan dengan kebutuhan di lapangan atau perubahan sikap, (iii) Tidak
tersedianya karyawan untuk perawatan rutin dan pengembangannya, (iv) Tidak tersedianya
teknisi ahli atau terlalu mahal, (v) Materi yang sesuai untuk mengajar tidak tersedia, dan (vi)
Lemahnya kondisi kerja guru di lapangan mendorong bahwa mereka tidak dapat membagi waktu
untuk mengembangkan materi mengajar secara kreatif. Di sisi lain, sejumlah hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemanfaatan TIK dalam pembelajaran memiliki dampak positif terhadap
performansi dan prestasi belajar siswa (Graus, 1999; Stepp-Greany, 2000; Stepp-Greany, 2002;
and Choi and Nesi, 1999).

Hal di atas menunjukkan bahwa pemanfaatan TIK di bidang pendidikan perlu mendapatkan
perhatian yang serius dari berbagai pihak terkait, termasuk mengatasi masalah-masalah yang
sering terjadi. Berdasarkan Rencana Strategis (Renstra) Departemen Pendidikan Nasional tahun
2014-201.9, untuk dapat memberikan pelayanan prima, salah satu yang perlu dilakukan adalah
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi (ICT) yang dilakukan melalui
pendayagunaan ICT di bidang pendidikan.Hal ini mencakup peran ICT sebagai substansi
pendidikan, alat bantu pembelajaran, fasilitas pendidikan, standar kompetensi, penunjang
administrasi pendidikan, alat bantu manajemen satuan pendidikan, dan infrastruktur pendidikan.

B.Pembahasan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu Teknologi Informasi dan
Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi. Teknologi komunikasi
mencakup segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentrasfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Karena itu, penguasaan TIK berarti
kemampuan memahami dan menggunakan alat TIK secara umum termasuk komputer (Computer
literate) dan memahami informasi (Information literate). Tinio mendefenisikan TIK sebagai
seperangkat alat yang digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mendiseminasikan,
menyimpan, dan mengelola informasi. Teknologi yang dimaksud termasuk komputer, internet,
teknologi penyiaran (radio dan televisi), dan telepon. UNESCO (2004) mendefenisikan bahwa
TIK adalah teknologi yang digunakan untuk berkomunikasi dan menciptakan, mengelola dan
mendistribusikan informasi. Defenisi umum TIK adalah computer, internet, telepon, televise,
radio, dan peralatan audiovisual.

Sejarah pemanfaatan TIK dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran sangat dipengaruhi
oleh perkembangan perangkat keras TIK, khususnya komputer. Teemu Leinonen (2005)
membagi perkembangan tersebut kedalam 5 fase sebagaimana dilustrasikan pada gambar
berikut:

Fase pertama (akhir 1970an – awal 1980an) adalah fase programming, drill and practice. Fase ini
ditandai dengan penggunaan perangkat lunak komputer yang menyajikan latiha-latihan praktis
dan singkat, khususnya untuk mata pelajaran matematika dan bahasa. Latihan-latihan ini hanya
dapat menstimulasi memori jangka pendek. Fase kedua (akhir 1980an – awal 1990an) adalah
fase computer based training (CBT) with multimedia (latihan berbasis komputer dengan
multimedia). Fase ini adalah era keemasan CD-ROM dan komputer multimedia. Penggunaan
CD-ROM dan komputer multimedia ini diharapkan memberikan dampak signifikan terhadap
proses pembelajaran, karena kemampuannya menyajikan kombinasi teks, gambar, animasi, dan
video. Konsep pedagogis yang mendasari kombinasi kemampuan ini adalah bahwa manusia
memiliki perbedaan. Sebagian besar siswa belajar dengan baik kalau mempergunakan indra
penglihatan, seperti menonton filem/animasi, sebagian lainnya mungkin lebih baik kalau
mendengarkan atau membaca.

Fase ketiga (awal 1990an) adalah fase Internet-based training (IBT) (latihan berbasis internet.
Pada fase ini, internet digunakan sebagai media pembelajaran. Hanya saja, pada saat itu, masih
terbatas pada penyajian teks dan gambar. Penggunaan animasi, video dan audio masih sebatas
ujicoba, sehingga dirasakan pemanfaatannya belum maksimal untuk dapat menfasilitasi
pembelajaran. Fase keempat (akhir 1990an – awal 2000an) adalah fase e-learning yang
merupakan fase kematangan pembelajaran berbasis internet. Sejak itu situs web yang
menawarkan e-learning semakin bertambah, baik berupa tawaran kursus dalam bentuk e-learning
maupun paket LMS (learning management system). Bahkan saat ini sudah cukup banyak paket
seperti itu ditawarkan secara gratis dalam bentuk open source. Konsep pedagogik yang
mendasari adalah bahwa pembelajaran membutuhkan interaksi sosial antara siswa dan siswa dan
antara siswa dan guru. Dengan perangkat lunak LMS, siswa dapat bertanya kepada temannya
atau kepada guru apabila dia tidak memahami materi yang telah dibacanya. Fase kelima (akhir
2000) adalah fase social software + free and open content. Fase ini ditandai dengan banyaknya
bermunculan perangkat lunak pembelajaran dan konten pembelajaran gratis yang mudah diakses
baik oleh guru maupun siswa, yang selanjutnya dapat diedit dan dimanipulasi sesuai dengan
kebutuhan. Konsep pedagogik yang mendasari fase ini adalah teori kontstruktivis sosial. Dalam
konteks ini, pembelajaran melalui komputer terjadi tidak hanya menerima materi dari internet
saja misalnya, tapi dimungkinkan dengan membagi gagasan dan pendapat.

Peranan TIK dalam pendidikan yang diuaraikan di atas mengisyaratkan bahwa pengembangan
TIK untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah sesuatu yang mutlak.
Dalam Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2014-2019, program pengembangan TIK
bidang pendidikan akan dilaksanakan melalui tahap-tahap sebagai berikut.

1. Tahap pertama meliputi (a) merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet,
yang menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi, serta jaringan internet
sebagai sarana dan media komunikasi dan informasi di sekolah, (b) merancang dan membuat
aplikasi database, (c) merancang dan membuat aplikasi manajemen untuk pengelolaan
pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah, dan (d) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran
berbasis web, multimedia, dan interaktif.

2. Tahap kedua meliputi (a) melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia
yang meliputi pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga pelaksana dan guru dan (b)
merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.

3. Tahap ketiga dan keempat adalah tahap memperluas implementasi sistem di sekolah-
sekolah.

Uraian di atas lebih berfokus pada tahapan-tahapan yang diharapakan dilakukan Depdiknas
dalam kurung waktu tahun 2005-2009 dalam rangka pengembangan TIK dalam pendidikan.
Dalam merealisasikan rencana ini, Depdiknas membangun ICT Center Kabupaten/Kota melalui
Program Jardiknas yang terdiri atas jaringan komputer, internet, dan TV Edukasi. ICT Center ini
akan terkoneksi dengan sekolah-sekolah dan kantor dinas pendidikan sebagaimana digambarkan
pada gambar 2. Selain itu, guru perlu juga diperlengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan
yang cukup untuk menggunakan perangkat TIK. Untuk itu, manajemen sekolah perlu
mengetahui kesiapan dan pelatihan TIK yang dibutuhkan guru.

Penelitian tentang pengembangan TIK di negara-negara maju dan sedang berkembang


menunjukkan bahwa sekurang-kurangnya ada empat pendekatan mengenai pemanfaatan TIK
oleh sistem pendidikan dan sekolah. Keempat pendekatan ini merupakan tahapan kontinum,
yang oleh UNESCO diistilahkan dengan pendekatan emerging, applying, infusing, dan
transforming.

Pendekatan Emerging dicirikan dengan pemanfaatan TIK oleh sekolah pada tahap permulaan.
Pada pendekatan ini, sekolah baru memulai membeli atau membiayai infrastruktur TIK, baik
berupa perangkat keras maupun perangkat lunak. Kemampuan TIK guru-guru dan staf
administrasi sekolah masih berada pada tahap memulai eksplorasi penggunaan TIK untuk tujuan
manajemen dan menambahkan TIK pada kurikulum. Pada tahap ini sekolah masih menerapkan
sistem pembelajaran konvensional, akan tetapi sudah ada kepedulian tentang bagaimana
pentingnya penggunaan TIK tersebut dalam konteks pendidikan.

Pendekatan Applying dicirikan dengan sudah adanya pemahaman tentang kontribusi dan upaya
menerapkan TIK dalam konteks manajemen sekolah dan pembelajaran. Para tenaga pendidik dan
kependidikan telah menggunakan TIK untuk tugas-tugas yang berkaitan dengan manajemen
sekolah dan tugas-tugas berdasarkan kurikulum. Sekolah juga sudah mencoba mengadaptasi
kurikulum agar dapat lebih banyak menggunakan TIK dalam berbagai mata pelajaran dengan
piranti lunak yang tertentu.

Pendekatan Infusing menuntut adanya upaya untuk mengintegrasikan dan memasukkan TIK ke
dalam kurikulum. Pada pendekatan ini, sekolah telah menerapkan teknologi berbasis komputer di
laboratorium, kelas, dan bagian administrasi. Guru berada pada tahap mengeksplorasi cara atau
metode baru di mana TIK mengubah produktivitas dan pekerjaan profesional mereka.

Pendekatan Transforming dicirikan dengan adanya upaya sekolah untuk merencanakan dan
memperbaharui organisasinya dengan cara yang lebih kreatif. TIK menjadi bagian integral
dengan kegiatan pribadi dan kegiatan profesional sehari-hari. Fokus kurikulum mengacu pada
learner-centered (berpusat pada peserta didik) dan mengintegrasikan mata pelajaran dengan
dunia nyata. TIK diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan level profesional dan
disesuaikan dengan bidang-bidang pekerjaan. Sekolah sudah menjadi pusat pembelajaran untuk
para komunitasnya.

Dalam konteks belajar mengajar dan kaitannya dengan keempat pendekatan yang disebutkan
sebelumnya, terdapat pula 4 tahap yang berkaitan dengan bagaimana guru dan peserta didik
mempelajari dan menemukan percaya diri mereka dalam menggunakan TIK. Keempat tahap
tersebut adalah menemukan/mengenali (discovering), belajar bagaimana (learning how),
mengerti bagaimana dan kapan (understanding how and when), dan menjadi ahli (specializing)
dalam penggunaan perangkat TIK.

Pada tahap pertama, guru dan siswa baru mencoba menemu-kenali fungsi dan kegunaan
perangkat TIK. Tahap ini berkaitan dengan tahap emerging, yang menekankan pada kemelekan
TIK (ICT literacy) dan keterampilan dasar, Tahap selanjutnya, belajar bagaimana menggunakan
perangkat TIK, menekankan pada bagaimana memanfaatkan perangkat-perangkat TIK tersebut
dalam berbagai disiplin. Tahap ini meliputi penggunaan aplikasi umum dan khusus TIK, dan
berkaitan dengan tahap applying. Tahap ketiga mengacu pada pemahaman bagaimana dan kapan
menggunakan perangkat TIK untuk mencapai tujuan tertentu, seperti menyelesaikan tugas-tugas
tertentu. Ini menekankan pada kemampuan membaca situasi kapan TIK dapat membantu,
memilih perangkat yang sesuai untuk tugas tertentu, dan menggunakan perangkat ini untuk
memecahkan masalah yang sebenarnya. Tahap ini berkaitan dengan pendekatan infusing dan
transforming dalam hal pengembangan TIK. Tahap keempat mengacu pada bagaimana menjadi
ahli dalam penggunaan perangkat TIK. Pada tahap ini, siswa mempelajari TIK sebagai mata
pelajaran yang membawa mereka untuk menjadi ahli. Hal ini lebih mengarah kepada pendidikan
kejuruan atau profesional dan berbeda dengan tahap sebelumnya.

Dalam konteks kemampuan menggunakan TIK di masyarakat, UNESCO (2004) mengemukakan


beberapa alasan untuk mengembangkan penggunaan TIK dalam sistem pendidikan, yaitu (i)
untuk mengembangkan atribut pengetahuan-masyarakat bagi siswa, termasuk pengembangan
keterampilan berfikir tingkat tinggi, kebiasaan belajar sepanjang hayat, dan kemampuan berfikir
secara kritis, mengkomunikasikan dan mengkolaborasikan, mengakses, mengevaluasi dan
mensintesis informasi, (ii) untuk mengembangkan keterampilan dan kompetensi TIK pada diri
siswa, sebagai bekal yang dapat digunakan untuk memanfaatkan TIK dalam duania kerja dan
masyarakat, (iii) untuk mengatasi masalah dalam dunia pendidikan, antara lain termasuk
penggunaan TIK untuk meningkatkan efesiensi kegiatan administrasi dan pengajaran, mengatasi
keterbatasan sumber bahan dalam bidang tertentu (misalnya kekurangan buku teks atau sumber
belajar), mengatasi isu pemerataan melalui perluasan akses terhadap pengetahuan, sumber dan
keahlian, atau bahkan membantu guru-guru yang mungkin kurang diperlengkapi dengan sumber
belajar yang cukup.

1. TIK dan Sistem Manajemen Sekolah

Seiring dengan diterapkannya kebijakan otonomi daerah, pengelolaan pendidikan pada tingkat
sekolah juga mengalami perubahan mendasar melalui gagasan penerapan pendekatan
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) yang dianggap sebagai paradigma baru dalam
pengoperasian sekolah. Pendekatan ini memberi peran yang lebih luas kepada sekolah. Dengan
kata lain, pendekatan ini memberikan otonomi lebih besar kepada sekolah sehingga manajemen
sekolah memiliki kewenangan yang lebih besar dalam mengelola sekolahnya, sehingga sekolah
lebih mandiri. Untuk itu, MBS bertujuan untuk meningkatkan semua kinerja sekolah (efektivitas,
kualitas/mutu, efisiensi, inovasi, relevansi, dan pemerataan serta akses pendidikan dalam rangka
peningkatan mutu.

Untuk mewujudkan tujuan tersebut di atas, penerapan TIK perlu dipertimbangkan untuk
membantu pelaksanaan manajemen sekolah yang lebih efektif dan efisien. Ruud (2005)
menunjuk bahwa investasi TIK di sekolah-sekolah yang kemudian diikuti dengan pengembangan
kompetensi guru dan siswa dalam bidang TIK dapat memperbaiki efektifitas pengelolaan
sekolah serta meningkatkan kinerja (performance) akademik tenaga kependidikan dan peserta
didik. Hal ini dapat dipahami karena penerapan TIK di sekolah akan memberikan kontribusi
langsung kepada peningkatan proses manajemen dan administrasi, peluang untuk
mengembangkan bahan ajar dan belajar mandiri, motivator bagi siswa untuk mengembangkan
kemampuannya, dan sebagai alat untuk pengembangan profesi dan mekanisme inovasi dalam
sistem monitoring dan evaluasi proses dan hasil pembelajaran.

Uraian di atas menunjukkan bahwa penerapan TIK di sekolah merupakan solusi yang paling
tepat untuk menunjang peningkatan mutu sekolah termasuk keberhasilan penerapan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan pencapaian standar nasional pendidikan (SNP). Dengan
pemanfaatan TIK, tenaga kependidikan dan stakeholders lainnya dapat meningkatkan
manajemen sekolah dan aliran informasi yang efisien untuk mendukung pencapaian standar
nasional pendidikan dan proses desentralisasi pendidikan di Indonesia.

Sekaitan dengan pemanfaatan TIK untuk mendukung manajemen sekolah, kebijakan Depdiknas
tentang TIK yang tersurat dalam renstra Depdiknas perlu ditindaklanjuti dalam bentuk langkah-
langkah operasional oleh pemerintah daerah melalui Kantor Dinas Pendidikan pada tingkat
provinsi dan kabupaten/kota, bahkan pada tingkat satuan pendidikan. Dengan demikian,
kebijakan-kebijakan pendidikan yang dihasilkan dengan dukungan TIK akan lebih baik dan
tepat. Untuk menunjang hal tersebut, perlu dibangun sebuah sistem manajemen pendidikan
berbasis TIK yang dapat dimanfaatkan oleh semua lembaga yang terkait dengan pendidikan.

Pada tingkat satuan pendidikan, semua komponen yang terlibat dalam persekolahan perlu
merespon positif dan merealisasikannya secara bertahap. Bagi kepala sekolah, usaha yang perlu
dilakukan adalah mengupayakan terciptanya manajemen sekolah berbasis TIK yang juga
didukung oleh staf administrasi yang memiliki kemampuan TIK yang memadai.

2. Manfaat TIK dalam Manajemen Sekolah

Penerapan atau pengintegrasian TIK dalam sistem manajemen sekolah diharapkan dapat
memberikan manfaat kepada seluruh pihak yang terkait di sekolah. Manfaat tersebut antara lain:

Manfaat bagi Pemerintah: (i) membantu tersedianya database yang akurat serta arus
informasi yang efesien mengenai profil dan peta pendidikan di Indonesia, (ii) mempercepat
pemerataan pencapaian standar nasional pendidikan, (iii) membantu pengendalian
penyelenggaraan pendidikan

Manfaat bagi Sekolah: (i) membantu sekolah memperbaiki sistem manajemen dan
operasionalnya, (ii) membantu sekolah dalam hal penyaluran informasi mengenai profil sekolah
dan hasil belajar siswa kepada orang tua dan stakeholder lainnya, (iii) membantu sekolah untuk
menyediakan sumber informasi yang mutakhir dan relevan bagi guru dan siswa

Manfaat bagi Guru: (i) membuka peluang bagi guru untuk mengembangkan bahan ajar yang
berbasis TIK, menarik, inovatif dan merangsang rasa ingin tahu siswa, (ii) membantu guru untuk
menyusun rencana pembelajaran termasuk penyediaan sumber belajar multimedia yang
komprehensif dan mutakhir, (iii) memudahkan guru untuk memantau kemajuan belajar siswa,
(iv) memfasilitasi guru untuk menyusun laporan dan mengkomunikasikannya dengan orang tua,
(iv) membantu guru untuk melakukan penilaian hasil belajar berdasarkan authentic assessment.

Manfaat bagi orang tua: (i) memantau aktivitas dan hasil belajar anaknya di sekolah, (ii)
melihat tugas-tugas dari sekolah yang diberikan kepada anak sehingga orang tua dapat berperan
serta dalam kegiatan belajar anak, (iii) melihat berbagai program sekolah yang dapat diikuti oleh
siswa, (iv) menjadi media interaktif antara sekolah, guru dan orang tua, dan (v) membantu
pemantuaan proses pendidikan secara lansung.

Manfaat bagi siswa: (i) membantu siswa untuk terampil menggunakan TIK dalam
kehidupannya, (ii) membantu siswa untuk melihat dan menelaah materi belajar per pertemuan,
(iii) membantu siswa untuk mengerjakan tugas-tugas dan ujian yang diberikan oleh guru secara
online, (iv) membantu siswa membangun kerja kolaboratif, (v) memotivasi siswa untuk
mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan seiring dengan kemajuan di
bidang sains dan teknologi

Manfaat bagi komite sekolah: (i) memudahkan pengurus komite untuk memantau dan
mengevaluasi program pendidikan di sekolah, (ii) memudahkan pengurus komite untuk
berkomunikasi dengan tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah, (iii) memudahkan pengurus
komite untuk terlibat dalam menyusun dan merancang program pengembangan pengelolaan
sekolah dan peningkatan mutu pembelajaran.

3.TIK Dan Proses Pembelajaran

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang sangat pesat membawa
paradigma baru dalam pendidikan dari berbagai aspek, antara lain perubahan dari pembelajaran
tradisional ke pembelajaran baru, dari teacher centered ke learner centered, sampai pada
perubahan information delivery ke information exchange, sebagaimana tabel digambarkan di
bawah ini:

Tabel 2.1. Arah Perubahan Pendidikan (Indrianto, 2006)

Traditional Learning New Learning

Teacher Centered Students Centered

Single Media Multimedia

Isolated Work Collaborative Work


Information Delivery Information Exchange

Factual Knowledge Based-Learning Critical Thinking and Informed Decision Making

Perkembangan tersebut juga telah menghasilkan produk-produk TIK yang lebih canggih yang
kalau dimanfaatkan seoptimal mungkin, ia dapat membawa nuansa dan perspektif baru dalam
dunia pendidikan yang pada gilirannya akan dapat mengakselerasi peningkatan mutu pendidikan.
Selain dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan administratif, produk TIK telah banyak
digunakan untuk membantu proses pembelajaran, khususnya di negara-negara maju dan negara
tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Banyak yang telah mengklaim bahwa perangkat
komputer multimedia berikut piranti lunaknya sebagai salah satu produk TIK menjanjikan
kegiatan yang cukup interaktif dan menyenangkan bagi peserta didik karena alat tersebut tidak
hanya mampu menampilkan teks, tapi juga gambar, suara, grafik, animasi, dan rekaman video.
Bahkan dengan koneksi di internet, interaksi dapat menjadi nyata yang tentunya membawa
pengalaman nyata pula bagi peserta didik. Interaksi lewat internet tersebut dapat bersifat
sinkronos atau asinkronos. Pemanfaatan teknologi informasi ini dalam pembelajaran dikenal
dengan istilah e-learning, baik dalam bentuk dedicated program, maupun dalam bentuk LMS
(Learning Management System) yang menawarkan interaksi yang dinamis antara guru dan siswa.

Fasilitas pembelajaran elektronik lainnya yang dikembangkan di Indonesia adalah TV Edukasi,


yang menampilkan berbagai topik pembelajaran dari berbagai mata pelajaran dengan modus
penyampaian yang bervariasi. Banyaknya CD pembelajaran yang dapat ditemukan di pasaran
atau didistribusikan ke sekolah-sekolah juga menjadi peluang tersendiri yang dapat dimanfaatkan
oleh sekolah dalam menunjang proses pembelajaran yang lebih baik. Sayangnya, meskipun
disadari bahwa TIK dapat membantu mempercepat proses pendidikan dan berpotentsi
meningkatkan mutu pendidikan, pemanfaatannya belum meluas dan merata di sekolah-sekolah.

Penggunaan perangkat TIK dalam proses pembelajaran di atas adalah bentuk integrasi TIK
dengan sistem pembelajaran. UNESCO (2004) mengklaim bahwa integrasi kurikulum adalah
pemanfaatan kemampuan TIK untuk memberikan nilai tambah pada proses pembelajaran dengan
mengintegrasikan kegiatan-kegiatan berbasis TIK ke dalam kurikulum. Kegiatan-kegiatan
tersebut meliputi antara lain: (i) menggunkan paket perangkat lunak generik (paket aplikasi
office, grafik, dan presentasi), (ii) menggunakan perangkat lunak khusus untuk pembelajaran
interaktif, simulasi, dan penguasaan konten; (iii) menggunakan alat komunikasi sinkronos dan
asinkronos untuk kolaborasi online dan pertukaran informasi (email, web forum, instant
messaging, audio- dan videoconferencing), dan (iv) menggunakan internet sebagai sumber
informasi dan penelitian. Dalam model integrasi kurikulum, keterampilan TIK tidak diajarkan
sebagai kegiatan terpisah, tapi didapatkan seiring dengan kegiatan pembelajaran berbasis TIK.

B. Kesimpulan
Uraian di atas mengisyaratkan perlunya ada upaya yang sungguh-sungguh untuk mendorong
pemanfaatan TIK dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di Indonesia. Suatu hal yang
menggembirakan bahwa secara kebijakan Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia
melalui Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009 telah menyuratkan
pengembangan teknologi informasi dan komunikasi yang dilakukan melalui pendayagunaan TIK
di bidang pendidikan sebagaimana diuraikan pada bagian pendahuluan di atas.

Bagi guru-guru, yang paling penting adalah sikap positif dan keinginan untuk memiliki
kemampuan TIK yang dapat menunjang efektifitas dan efisiensi proses belajar mengajar. Tindak
lanjut nyata yang dapat dilakukan guru-guru adalah menggunakan perangkat TIK sebagai media
pembelajaran interaktif. Dengan demikian, peserta didik akan merasa terfasilitasi dan betah
melaksanakan kegiatan belajar di sekolah.

Dalam KTSP, TIK juga diperlakukan sebagai substansi pembelajaran dalam bentuk mata
pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Mata pelajaran TIK dapat membantu
siswa untuk mengenal, menggunakan, merawat peralatan teknologi informasi dan teknologi
komunikasi, serta menggunakan segala potensi yang ada untuk pengembangan kemampuan diri.
Selain itu, penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi akan meningkatkan kualitas proses
pembelajaran pada semua tingkatan atau jenjang, dengan menjangkau lintas ilmu mata pelajaran
lain. Pembelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi akan memberikan motivasi dan
kesenangan kepada siswa supaya siswa lebih mudah belajar dan bekerja secara mandiri. Dengan
demikian, Teknologi Informasi dan Komunikasi secara umum bertujuan agar siswa memahami
alat Teknologi Informasi dan Komunikasi termasuk komputer (computer literate) dan memahami
informasi (information literate). Artinya siswa mengenal istilah-istilah yang digunakan pada
Teknologi Informasi dan Komunikasi dan khususnya pada komputer yang umum digunakan.
Siswa juga menyadari keunggulan dan keterbatasan komputer, serta dapat menggunakan
komputer secara optimal. Di samping itu siswa dapat memahami bagaimana dan dimana
informasi dapat diperoleh, bagaimana cara mengemas/mengolah informasi dan bagaimana cara
mengkomunikasikannya.

Anda mungkin juga menyukai