Anda di halaman 1dari 7

SINERGI PERKEMBANGAN KEMAJUAN IPTEK

TERHADAP AKSES PENDIDIKAN DI INDONESIA

I GUSTI AGUNG KRISNA SWADISTANA

Pendahuluan
Seiring perkembangan zaman, kita sudah mengetahui bahwa teknologi
semakin membanjiri peradaban dan mampu menciptakan inovasi yang sedemikian
rupa, yang dimana artinya kita telah memasuki revolusi industri 4.0 dan sedang
berjalan menuju perkembangan yang lebih signifikan lagi. Perkembangan pesat
dalam teknologi tersebut tidak lepas dari berbagai usaha para ilmuan ataupun pakar
teknologi yang berpendidikan dan telah diterapkan dalam berbagai industri di era
saat ini. Hidup manusia saat ini pun sangat dipengaruhi oleh perkembangan Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi. Dengan mengelola secara baik sumber daya manusia
merupakan suatu langkah awal dalam menciptakan Indonesia yang lebih baik untuk
meraih bangsa yang maju. Hal tersebut dikarenakan kreativitas dan inovasi dari
sumber daya manusia menjadi faktor penentu keberhasilan untuk dapat bertahan di
era yang penuh persaingan ini. Kemajuan teknologi merupakan sesuatu yang tidak
dapat kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan
relevan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Menurut Aristoteles, pendidikan merupakan salah satu fungsi dari suatu
negara, dan dilakukan terutama setidaknya untuk tujuan Negara itu sendiri. Negara
merupakan institusi sosial tertinggi yang mengamankan tujuan tertinggi atau
kebahagiaan manusia. Pendidikan adalah persiapan atau bekal untuk beberapa
aktivitas dan pekerjaan yang layak. Pendidikan semestinya didukung oleh undang-
undang untuk membuatnya dan mengikuti perkembangan secara bertahap, baik
secara fisik maupun mental. Adapun menurut Plato, pendidikan adalah sesuatu
yang dapat membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan sesuatu
yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan. Pendidikan dibagi
menjadi tiga tahap dengan tingkat usia, tahap pertama adalah pendidikan yang
diberikan kepada murid hingga sampai 20 tahun, dan tahap kedua, dari usia 20-30
tahun, sedangkan tahap ketiga, dari 30-40 tahun. Pendidikan merupakan bimbingan
atau pertolongan yang diberikan oleh orang dewasa kepada perkembangan anak
untuk mencapai kedewasaanya dengan tujuan agar anak cukup cakap melaksanakan
tugas hidupnya sendiri tidak dengan bantuan orang lain (Feni, 2014: 13).
Di sisi lain, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sudah sangat pesat
di berbagai bidang, salah satunya di dalam dunia pendidikan. Modernisasi IPTEK
telah memicu pergeseran pembaharuan bidang pendidikan dari kegiatan tatap muka
yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih ke arah lebih fleksibel, yang
terbuka dan dapat diakses oleh siapapun. Dengan adanya tuntutan perubahan dari
zaman ke zaman inilah yang menunjang perkembangan dunia pendidikan dalam
proses pembelajarannya, karena banyak orang mengusulkan dalam pendidikan
khususnya pembelajaran, namun hanya sedikit orang yang berbicara mengenai
solusi dari proses belajar dan mengajar yang sesuai dengan tuntutan era industri
modern 4.0 saat ini.
Sejarah pendidikan zaman pemerintah kolonial Belanda dapat dibagi dalam
tiga periode, yaitu; (1) periode VOC pada abad ke-17 dan ke-18, (2) periode
pemerintah Hindia-Belanda pada abad ke-19, dan (3) periode Politik Etis pada awal
abad ke-20 (Boone, 1996), yang dimana pendidikan saat itu lebih mementingkan
ras, etnis, dan keturunan bangsawan di sekolah Hindia Belanda. Lalu, pada zaman
pendudukan Jepang di Indonesia (1942-1945) terjadi perubahan yang sangat
signifikan dalam kebijakan pendidikan di Indonesia yang lebih ke arah militer dan
tradisi Jepang itu sendiri. Begitupun pada zaman kemerdekaan (1945-1949),
periode tersebut adalah suasana yang masih diliputi oleh. Sejak tahun 1950-an
pemerintah Indonesia mulai dapat membenahi pendidikannya dalam keadaan yang
lebih tentram, yang dimana pada tahun awal setelah kemerdekaan, kurikulum
mengalami perubahan dari yang sebelumnya beorientasi pada kepentingan kolonial,
menjadi mengarah ke kepentingan bangsa yang baru merdeka. Di sinilah
pendidikan di Indonesia pada zaman Kebangkitan Nasional perlu menganggap
belajar dan mengajar sebagai aktivitas politik, yang menggugah kesadaran anak
didik mampu meyingkap penindasan dan ketimpangan yang tidak sinkron antara
berbagai kelompok dalam mewujudkan pendidikan yang sesuai.
Tujuan pendidikan sendiri tercantum beberapa sebagai berikut: Tujuan
pendidikan terdapat dalam UU No2 Tahun 1985 yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia yang seutuhnya yaitu yang beriman dan dan
bertagwa kepada tuhan yang maha esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan kerampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang
mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan berbangsa.
Tujuan Pendidikan nasional menurut TAP MPR NO II/MPR/1993 yaitu
meningkatkan kualitas manusia Indonesia, yaitu manusia yang beriman dan
bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja
profesional serta sehat jasmani dan rohani. Maka dari itu, pendidikan nasional juga
harus menumbuhkan jiwa patriotik dan meningkatkan rasa cinta tanah air, semangat
kebangsaan, serta kesadaran pada sejarah bangsa dan sikap menghargai jasa para
pahlawan, dan mampu merencanakan masa depan.
Dibalik pesatnya kemajuan IPTEK yang dihadapi Indonesia saat ini,
pastinya menjadi suatu tantangan dan kemungkinan akan menimbulkan beberapa
faktor permasalahan di era modern. Di era modern, orang-orang cenderung lebih
bersikap konsumtif dalam hal kebutuhan, seperti dengan dikeluarkannya inovasi
smartphone yang baru, orang-orang biasanya akan langsung berniat untuk
membelinya agar mengikuti trend modern dan mampu memenuhi hasrat
keinginannya. Selain itu juga beberapa permasalahan yang akan ditakutkan yaitu
masyarakat akan cenderung bersikap tertutup terlebih lagi pada anak-anak usia dini
yang telah dimanjakan orangtuanya dengan gadget, sehingga mereka lebih
mementingkan gadgetnya daripada memerhatikan lingkungan sekitar tanpa
memperdulikan lawan bicaranya ataupun prestasinya di sekolah. Terlebih lagi saat
ini sedang dalam situasi pandemi COVID-19 yang pastinya anak memiliki waktu
lebih banyak dalam memerhatikan gadgetnya terus-menerus. Serta dalam pandemi
ini juga menjadi tantangan di era modern dalam kondisi pembelajaran, karena
terbatasnya ruang lingkup gerak kita ketika berpergian, sehingga dalam akses
pendidikan sekolah pun cenderung terbatas. Lantas bagaimana baiknya cara kita
menyikapi beragai masalah tersebut akibat tergerusnya sistem pendidikan yang
dikatakan berdasarkan data 2021 akhir-akhir ini, pandemi diduga telah berdampak
signifikan terhadap menurunnya kualitas pendidikan di Indonesia (Retno Listyarti,
2021). Menurut laporan Political and Economic Risk Consultancy (PERC),
mengungkapkan bahwa sistem pendidikan Indonesia merupakan salah satu yang
terburuk di Asia. Dengan perolehan skor 6,21, masih dibawah negara Vietnam
dengan skor 6,56, dan negara tetangga di Asia. Hal tersebut menggambarkan betapa
rendahnya mutu pendidikan di Indonesia. Kondisi pendidikan di Indonesia sulit
mengalami kemajuan, kali ini dihadapkan dengan situasi pandemi COVID-19 yang
tak kunjung reda. Hal tersebut pastinya menjadi tantangan yang sangat besar bagi
Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang.

Isi
Perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat di era globalisasi
saat ini tidak bisa dipungkiri lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan.
Teknologi informasi merupakan perkembangan sistem informasi dengan
menggabungkan antara teknologi komputer dengan telekomunikasi (Baharudin,
2010). Beberapa institusi pendidikan di Indonesia mulai gencar dalam
mememanfaatkan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk menunjang
pendidikan dan kebutuhan pembelajaran yang lebih efisien dan efektif dengan
membangun infrastruktur hardware, software, jaringan internet, dan lain
sebagainya. Semenjak berkembangnya IPTEK di dalam dunia pendidikan, proses
pendidikan menjadi lebih maju. Banyak perubahan karena adanya teknologi, seperti
cara guru mengajar, cara siswa belajar dan materi pembelajaran yang selalu
diperbaharui kurikulumnya dan sebagainya. Biasanya proses pembelajaran
dilakukan secara bertatap muka, namun sekarang pembelajaran dapat dilakukan
dari rumah masing-masing, seperti aplikasi zoom, google classroom dan masih
banyak lagi media lain yang dapat digunakan melalui media online. Contohnya
seorang guru yang menggunakan media teknologi untuk menjelaskan suatu materi,
pastinya siswa akan lebih mudah memahami dan niat untuk belajar sangat besar.
Manfaat media dalam kegiatan pembelajaran dapat memperlancar interaksi antara
guru dengan siswa sehingga lebih efektif dan efesien (Etin Solihatin, 2012: 186)
Dengan adanya perkembangan zaman membawa manusia dari awalnya
hanya menggunakan kertas dan pulpen untuk berkomunikasi jarak jauh antau siswa
dan guru, sekarang hanya menggunakan telepon pintar untuk melampaui batas
ruang dan waktu dalam waktu sekejap. Bahkan di era revolusi 4.0 yang merupakan
era dimana kemajuan dari perkembangan teknologi sangat mendominasi. Mengenai
perkembangan kemajuan IPTEK ini tentu saja membawa banyak dampak, baik itu
dampak positif maupun negatif terhadap pendidikan anak pada usia remaja, terlebih
lagi kemajuan IPTEK tersebut bagaikan pisau bermata 2. Pengembangan IPTEK
tersebut juga bermanfaat untuk pendidikan (Suripto dkk, 2014: 3), antara lain: 1.)
Berkembangnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu
dan pusat pendidikan. Seperti jaringan Internet, Lab.Komputer Sekolah dan lain-
lain. Dampak dari hal ini yaitu guru dan buku bukanlah satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan, sehingga siswa dalam belajar tidak perlu terlalu terpaku terhadap
Informasi yang diajarkan oleh guru, tetapi juga bisa mengakses materi pelajaran
langsung dari Internet. 2.) Munculnya metode pembelajaran yang baru, yang
memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. 3.) Sistem pembelajaran
tidak harus melalui tatap muka, yang dimana selama ini, proses pembelajaran yang
kita kenal yaitu adanya pembelajaran yang disampaikan hanya dengan tatap muka
langsung, namun dengan adanya kemajuan teknologi dan pengaruh dari dampak
pandemi COVID-19, kita dituntut untuk berproses menggunakan Internet dan
lainnya dalam pembelajaran. 4.) Adanya sistem pengolahan data hasil penilaian
yang menggunakan pemanfaatan teknologi. Dengan adanya perkembangan IPTEK,
semua tugasnya yang dulunya dikerjakan dengan manual dan membutuhkan waktu
yang cukup lama, menjadi sesuatu yang mudah untuk dikerjakan, yaitu dengan
menggunakan media teknologi dengan memanfaatkan berbagai pemrograman data.
5.) Pemenuhan kebutuhan akan fasilitas pendidikan dapat dipenuhi dengan cepat,
seperti dengan adanya mesin foto copy, untuk mempercepat suatu hal secara instan.
Namun, selain dampak positif yang diakibatkan perkembangan IPTEK,
pastinya ada juga dampak negatif yang akan ditimbulkan oleh perkembangan
IPTEK dalam proses pendidikan antara lain: 1.) E-learning yang dapat
menyebabkan pengalihfungsian guru dan mengakibatkan guru jadi tersingkirkan.
Dikhawatirkan juga etika dan disiplin peserta didik sulit untuk dibina, sehingga
attitude para peserta didik akan menurun drastis dan moral akan tergerus. 2.)
Seringnya mengakses internet dikhawatirkan pelajar malah lebih mengakses hal-
hal yang tidak baik, seperti pornografi, game online, dan lainnya. Bahkan dapat
terkena cyber-relational addiction. 3.) Peserta didik bisa terkena information
overload, sehingga rela menghabiskan waktunya yang akan membuat seseorang
kecanduan serta dapat menghabiskan uang. 4.) Pelajar menjadi pecandu dari
keberadaan dunia maya secara berlebihan. Hal ini bisa terjadi ketika pelajar tidak
memiliki sikap kritis terhadap sesuatu hal yang baru. Terlebih lagi dalam konteks
dunia maya (internet). 5.) Tindakan kriminal seperti pencurian dokumen atau asset
penting tentang pendidikan yang sebenarnya dirahasiakan (dokumen negara),
sehingga oknum tertentu memanfaatkannya dan menjualnya untuk mendapatkan
uang. 6.) Menimbulkan sikap yang apatis tiap individu, contohnya ketika e-
learning, pembelajaran yang tidak saling bertemu antara peserta didik dengan
pengajar, dikhawatirkan akan terjadi miss kominukasi sehingga antara kedua belah
pihak ada yang kurang aktif dalam sistem pembelajaran dan hasilnya tidak
maksimal.
Dengan demikian, di era perkembangan teknologi ini, kebanyakan
masyarakat saat ini hanya bertindak sebagai pengguna atau objek pasar. Sangat
disayangkan apabila generasi muda, yang dianggap mampu dalam menciptakan
inovasi juga hanya bertindak sebagai pengguna pasif dari perkembangan teknologi.
Sebagai generasi penerus bangsa harus menaruh perhatian lebih terhadap kondisi
saat ini. Selain sebagai pengguna, pelajar juga seharusnya berperan sebagai
pemimpin dalam menghasilkan kreativitas dan inovasi untuk mendorong
perkembangan industri 4.0 saat ini. Mahasiswa dapat berperan aktif dengan
membudayakan literasi dan melakukan penelitian mengenai hal-hal yang belum
diketahui agar kreasi dan inovasi dapat tercipta. Sudah seharusnya mahasiswa
memiliki wawasan yang lebih luas dalam hal perkembangan teknologi,
memanfaatkan waktu bukan hanya untuk memenuhi hasrat sekadar, namun juga
mampu memilah dan mempelajari hal yang bernilai serta dapat mengasah
keterampilan mahasiswa dalam menyongsong era industri 4.0 ini. Seorang
mahasiswa pastinya menjadi live long learner atau pembelajar seumur hidup yang
artinya selalu peka terhadap hal-hal baru dan mencoba mencari tahu hal baru sesuai
kebutuhan saat ini.
Hal yang dapat dilakukan para pelajar untuk turut berperan dalam era
industri ini sebagai kaum penggerak negeri ini adalah dengan mengembangkan pola
berpikir kritis dan tidak mudah tergerus dalam pengaruh globalisasi yang negatif.
Dengan ini berarti dengan banyaknya informasi yang bisa didapat, para pelajar
harus mampu memilah manakah informasi yang dapat dipercaya dan tidak (hoax),
serta tidak langsung percaya dengan segala informasi yang belum pasti
kebenaranya. Sebagai mahasiswa yang sadar terhadap dunia digital, alangkah lebih
baiknya apabila mahasiswa memberikan pengarahan kepada masyarakat mengenai
seberapa penting dan seberapa besar manfaat dari perkembangan teknologi, salah
satunya dengan membuat pelatihan ataupun sosialisasi ke berbagai pelosok daerah,
melakukan edukasi ke masyarakat terutama masyarakat tradisional yang masih
awam dalam perkembangan teknologi dan belum bisa beradaptasi dengan dengan
perubahan yang terjadi di era industri 4.0. Selain itu juga disana, para mahasiswa
membantu kebutuhan warga sekitar dengan membuat teknologi yang dapat
membantu meringkankan warga sekitar. Mahasiswa sebagai generasi pembawa
perubahan harus mampu membawa kehidupan masyarakat ke zaman teknologi
canggih, tanpa membeda-bedakan golongannya. Sehingga, tidak ada lagi
masyarakat yang terjajah dalam perkembangan teknologi. Contoh lainnya tentang
turunnya minat baca, dengan adanya teknologi masarakat mampu mengakses buku
online tanpa harus perlu susah membawa buku kemanapun. Selain itu juga
kebiasaan mendongeng perlu dilestarikan dengan membuat situs khusus dari suatu
komunitas, seperti contohnya Komunitas Mahima dalam menjangkau anak-anak
secara online mengenai kebiasaan mendongeng yang mulai pudar di kalangan
masyarakat. Mereka membuat website ataupun channel Youtube berbasis
pendidikan untuk membantu para orang tua membiasakan anaknya dalam
mendongeng dari usia kecil.
Dengan adanya hal tersebut peran orang tua, guru, dan siswa pun akan
terjalan walaupun saat ini memang terhalang pandemi COVID-19. Namun hal
tersebut bukan untuk terus dipermasalahkan, namun sebagai tantangan pacuan
dalam menghadapinya untuk terus bertahan hidup demi generasi selanjutnya.
Dengan harapan ini menteri pendidikan sampai mencanangkan bagi mahasiswa
mengenai Kampus Merdeka, Merdeka Belajar yang dimana para mahasiswa
dituntut untuk mengasah skill sesuai perkembangan zaman di era kemajuan IPTEK
saat ini dalam mencari pekerjaan nantinya. Hal tersebut sangat lumrah karena
kemajuan zaman yang akan terus berkembang sehingga mahasiswa dituntut untuk
belajar lebih ke lapangan secara langsung dalam mempersiapkannya di kemudian
hari.

Penutup
Hingga sekarang ini mengembangkan berpikir kritis dan kreatif pelajar dan
penerus bangsa kita masih jauh tertinggal jika dibandingkan dengan negara lain
sekalipun lebih muda usianya. Para guru dan anak didik kita cenderung lebih
terbiasa dengan metode pembelajaran yang mengembangkan berpikir pembelajaran
luar jaringan, dan sebaliknya mereka miskin berpikir pembelajaran dalam jarigan.
Seperti yang dikemukakan UNESCO bahwa persoalan desentralisasi pendidikan
bukan terletak pada gagasan atau teorinya yang prospektif bagi perubahan, tetapi
lebih penting lagi adalah implementasinya”. Adanya perkembangan teknologi dan
informasi dalam dunia pendidikan, maka pada saat itu sudah dimungkinkan untuk
diadakan belajar jarak jauh dengan menggunakan media internet untuk
menghubungkan antara pelajar dengan pendidik, melihat nilai siswa secara online,
mengecek keuangan, melihat jadwal pelajaran/kuliah, mengirimkan berkas tugas
yang diberikan dosen dan sebagainya. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang
terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat..
Perkembangan internet dalam dunia pendidikan telah menghasilkan sebuah
sistem pembelajaran jarak jauh. Dengan sistem ini maka seorang pelajar tidak perlu
lagi pergi kesekolah seperti layaknya sekolah formal. Namun cukup meluangkan
waktunya untuk bertatap muka dengan dosen atau guru lewat monitor komputer.
Demikian juga pelajar tidak hanya memperoleh informasi tentang pengetahuan
melalui buku perpustakaan bahkan harus pergi ke perpustakaan untuk memperoleh
pengetahuan, namun cukup ada di depan monitor, pengetahuan yang akan dicari
sudah tersedia. Bahkan seorang guru akan dengan mudah mencari bahan ajar yang
sesuai dengan bidangnya dan juga seorang siswa dapat mendalami ilmu
pengetahuan yang didapatkan dengan didukung kemampuan untuk mencari
informasi tambahan diluar yang diajarkan oleh guru. Dengan demikian akan terjadi
perubahan pola pikir serta kreatifitas guru dan siswa serta masyarakat dapat
berkembang dengan pesat, sehingga terjadi pertumbuhan cara berpikir yang lebih
kontektual dan lebih mudah mencerna informasi yang masuk tersebut. Jika sudah
tercapainya hal tersebut, mau tidak mau para pendidik ataupun pelajar di era saat
ini haruslah mampu mengikuti arus globalisasi demi menyongsong masa depan
yang lebih baik, dengan mengesampingkan dampak baik buruk dari teknologi itu
sendiri. Seiring berkembangnya pola berpikir kreatif dan kritis lambat laun generasi
saat ini pastinya mengerti tentang hal yang harus dan tidak harus dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai