Anda di halaman 1dari 12

0

PENGARUH GLOBALISASI DALAM PENDIDIKAN


Oleh : Drs. H. M. Affan, MA.
(Hakim Pengadilan Agama Gresik)

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi yang terjadi di berbagai negara telah merubah berbagai aspek kehidupan manusia
dalam segala bidang misalnya dalam hal komunikasi, perdagangan, sosial budaya, transportasi
dan lain-lain.
Kemajuan globalisasi ini terutama dipicu salah satunya oleh teknologi informasi yang
berkembang dengan sangat pesat yang memungkinkan akses informasi tanpa batas ruang dan
waktu. Globalisasi memunculkan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus
dipecahkan.
Proses globalisasi merupakan suatu rangkaian proses yang mengintegrasikan kehidupan
global melalu internasionalisasi perdagangan, dan internasionalisasi pasar dari produksi dan
keuangan,

internasionalisasi

dari

komoditas

budaya

yang

didukung

oleh

sistem

telekomunikasi global yang semakin canggih. Sehingga interaksi global dapat diakses atau
dilakukan dengan mudah berkat adanya teknologi komunikasi yang dalam perkembangannya
sudah semakin canggih.
Kebudayaan dalam hal ini adalah pendidikan khususnya di Indonesia juga tidak lepas dari
dampak globalisasi, dimana pengetahuan dan teknologi telah berkembang dengan sangat
pesat. Hal ini memicu tantangan baru bagi pendidikan Indonesia untuk menghadapi peluang
masuknya lembaga pendidikan dan tenaga pendidik dari negara luar. Untuk mengghadapi hal
ini tentunya Indonesia harus meningkatkan mutu pendidikan, baik dalam hal perbaikan
fasilitas, manajemen maupun sumber daya manusia bangsa Indonesia itu sendiri sehingga
pendidikan Indonesia mampu bersaing dan tidak tertinggal dengan negara lain. Masuknya

berbagai pengaruh globalisasi terutama menyangkut pendidikan harus ditelaah lebih


mendalam, sejauh mana globalisasi mampu mengarahkan perkembangan pendidikan di
Indonesia, apakah menjadi lebih baik atau sebaliknya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Globalisasi
Arus globalisasi yang sudah terjadi sejak abad ke 20, memaksa setiap negara khususnya
Indonesia untuk menerima kenyataan masuknya pengaruh luar terhadap berbagai aspek
kehidupan bangsa. Menurut Princenton N. Lyman, Globalisasi adalah pertumbuhan yang
sangat cepat atas saling ketergantungan dan hubungan antara negara-negara didunia dalam hal
perdagangan dan keuangan.. Berdasarkan sejarahnya, akar munculnya globalisasi adalah
revolusi elekrronik dan disintegrasi negara-negara komunis. Kata globalisasi dari kata
global yang berarti universal atau ruang lingkupnya mendunia. Globalisasi pada dasarnya
merupakan proses yang ditimbulkan dari suatu kegiatan yang dampaknya berkelanjutan
melampaui batas kebangsaan dan kenegaraan.
Hamijoyo dalam Mimbar (1990) menjelaskan cirri-ciri globalisasi, antara lain :
1. Globalisasi perlu didukung oleh kecepatan informasi, kecanggihan teknologi,
transportasi dan komunikasi yang diperkuat oleh tatanan organisasi dan manajemen
yang tangguh.
2. Globalisasi telah melampaui batas tradisional geopolitik. Batas tersebut harus tunduk
pada kekuatan teknologi, ekonomi, social politik dan sekaligus mempertemukan
tatanan yang sebelumnya sulit dipertemukan.
3. Adanya ketergantungan antar negara.
4. Pendidikan merupakan bagian dari globalisasi. Penyebaran dalam hal gagasan,
pembaharuan dan inovasi dalam struktur, isi dan metode pendidikan dan pengajaran
sudah lama terjadi (melalui literature, kontak antar pakar dan mahasiswa).
Kebudayaan sendiri dapat diartikan hasil dari nilai-nilai yang dianut dalam masyarakat yang
menyangkut pandangan terhadap berbagai hal. Globalisasi dalam bidang kebudayaan
berkembang secara pesat, hal ini ditandai dengan adanya kemampuan akses infomasi secara
cepat. Hal ini justru akan menjadi masalah penting dalam globalisasi, pada kenyataannya ilmu
pengetahuan dan teknologi sekarang ini dikuasai atau didominasi oleh negara-negara maju,
bukan negara berkembang. Ini akan memicu kekhawatiran tersendiri bagi negara berkembang,
yaitu kekhawatiran tertinggal dari negara maju baik dari segi sosial, ekonomi, dan budaya.

Globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi sehingga mengubah dunia secara mendasar.
Pendidikan sebagai bagian dari kebudayaan tidak terlepas dari pengaruh globalisasi. Pengaruh
perkembangan teknologi turut mengiringi perkembangan pendidikan itu sendiri. Saat ini
pemanfaatan teknologi tidak hanya terbatas untuk industri atau kepentingan bisnis saja,
namun juga pendidikan. Misalnya adalah peran internet yang dapat digunakan sebagai bahan
pengumpul informasi belajar bagi siswa. Sehingga sumber belajar tidak hanya diperoleh dari
buku atau guru, namun sumber belajar dapat diperoleh dari berbagai belahan dunia. Selain itu
penggunaan multimedia portable seperti laptop semakin sering dijumpai dalam praktik
penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa IPTEK
dapat menunjang terselenggaranya pendidikan terutamanya di Indonesia agar lebih berkualitas
dan berkembang. Dari sinilah menunjukkan bahwa pendidikan merupakan agenda kebangsaan
yang sangat penting dan tidak dapat ditunda-tunda lagi untuk dikembangkan seoptimal
mungkin. Tentunya agar hal tersebut dapat dicapai dibutuhkan kerja sama dari semua elemen
pendidikan yang diimbangi oleh sumber daya manusia yang mumpuni di bidangnya, agar
pada pelaksanaannya dapat berjalan sebagaimana mestinya.
2.2 Dampak Globalisasi
Kemajuan globalisasi terutama ditandai dengan adanya kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi tentunya sangat berdampak bagi keberadaan aspek kehidupan khususnya dalam
bidang pendidikan, baik itu berupa dampak positif atau negatif. Hal ini terlihat dengan adanya
sekolah-sekolah yang membuka kelas bilingual, dengan diterapkannya bahasa asing seperti
bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata pelajaran wajib. Selain itu sekolah-sekolah
menengah hingga perguruan tinggi sudah banyak yang membuka kelas Internasional. Untuk
Indonesia hal ini tidak lain dimaksudkan agar tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di dunia
internasional dan menjawab berbagai tantangan globalisasi. Dengan dimilikinya tenagatenaga kerja yang berkualitas, tentunya akan membawa dampak positif tersendiri bagi
Indonesia. Indonesia mampu memperbaiki kualitas ekonomi, sehingga mampu masuk jajaran
raksasa ekonomi dunia. Namun hal ini tentu sangat membutuhkan perpaduan antara
kemampuan otak yang mumpuni dan keterampilan dasar yang tinggi. Salah satu kuncinya
adalah dengan globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa
Indonesia khususnya dengan sumber daya manusianya.

Beberapa dampak positif globalisasi :


a. Semakin mudahnya akses informasi.
Tak dapat dipungkiri bahwa kemajuan teknologi telah mempermudah pekerjaan manusia,
khususnya dalam hal akses informasi. Internet kini sudah menjadi kebutuhan tersendiri.
Dengan internet, masyarakat dapat mengakses informasi dalam waktu yang sangat singkat.
Informasi yang diakses tidak terbatas dalam negeri, melainkan dari seluruh dunia dapat
diperoleh melalu internet. Bagi siswa tentu ini sangat memudahkan bagi mereka untuk
memperoleh sumber belajar lain, disamping dari buku dan penjelasan guru.
b. Globalisasi dalam pendidikan akan menciptakan manusia yang profesional dan
berstandar internasional dalam bidang pendidikan.
Dalam hal ini yang dimaksud adalah pendidik. Apaila pendidikan dilakukan dilaksanakan
secara berkualitas dan mengikuti perkembangan arus globalisasi maka akan menghasilkan
lulusan yang siap kerja seuai dengan keahliannya, termasuk dihasilkannya tenaga pendidik
yang pofesional dan berstandar internasional. Hal ini tentunya akan membawa perkembangan
positif bagi peserta didik yang diajarnya kelak, yaitu dihasilkannya lulusan yang berkualitas.
c. Globalisasi akan membawa dunia pendidikan Indonesia bisa bersaing dengan negaranegara lain.
Globalisasi pendidikanterjadi secara mengglobal atau mendunia, segala perubahan-perubahan
aspek pendidikan terjadi di berbagai negara termasuk Indonesia. Apabila perkembangan
globalisasi dapat diikuti dan disesuaikan dengan tepat, maka akan membuat kualitas
pendidikan Indonesia memiliki standar yang sama atau lebih bagus dari negara-negara lain.
Sehingga pendidikan di Indonesia dapat disejajarkan atau mampu bersaing dengan negaranegara lain.
d. Globalisasi akan menciptakan tenaga kerja yang berkualitas dan mampu bersaing.
Seperti yang telah dijelaskan diatas, apabila pendidikan dilaksanakan secara berkualitas dan
mengikuti kebutuhan dan perkembangan globalisasi, maka akan menciptakan tenaga kerja
yang terampil dan siap bersaing di dunia Internasional.

e. Adanya perubahan struktur dan sistem pendidikan yang meningkatkan tujuan untuk
meningkatkan mutu pendidikan.
Demi terselenggarakannya pendidikan yang lebih bermutu dan berkualitas, tidak mungkin
mempertahankan struktur dan metode pendidikan yang sudah ada. Semua harus
menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan saat ini. Misalnya dengan memanfaatkan
teknologi berupa media pembelajaran berbasis komputer, internet atau sejenisnya. Selain itu
diperlukan juga evaluasi terhadap kurikulum yang sudah ada sehingga dapat dilakukan
pembenahan pada rancangan kurikulum selanjutnya. Pemanfaatan teknologi baru, seperti
komputer dan internet, telah membawa perubahan yang luar biasa dalam dunia pendidikan
dan sudah menjadi pemandangan biasa dalam praktik pembelajaran di sekolah di Indonesia.
Selain itu akibat kemajuan teknologi, pola pengajaran pada dunia pendidikan pun juga turut
berubah. Apabila dulu, guru hanya menulis dengan sebatang kapur untuk menulis,
menggambar sederhana serta menggunakan media-media elajar sederhana, kini dengan
komputer, tulisan, gambar, suara, film dan lain-lain dapat digabungkan menjadi suatu proses
komunikasi materi belajar.
Selain dampak negatif, globalisasi juga memiliki dampak negatif tehadap pendidikan di
Indonsia, berikut diantaranya :
a. Dunia pendidikan Indonesia bisa dikuasai oleh pemilik modal.
Artinya, sekolah-sekolah dapat dijadikan objek komersil seiring dengan berkembangan
neoliberalisme yang melanda dunia. Globalisasi bisa memaksa lliberalisasi menjadi sektor
yang dulunya non-komersil menjadi komoditas dalam pasar yang baru. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan adanya sekolah-sekolah yang masih memungut anggaran dari orang tua
murid dengan label uang komite atau uang sumbangan pembangunan. Maka rakyat dari kelaskelas menengah keatas dan mampu membayar lah yang dapat menikmati bangku pendidikan,
meskipun pemerintah sudah menyediakan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) namun
persebarannya belum merata. Belum lagi BOS yang tidak sampai ke tempat karena dikorupsi.
Selain itu tak sedikit kampus-kampus yang menawarkan pembelian Gelar dengan murah tanpa
harus kuliah.
b. Dunia pendidikan akan sangat tergantung pada teknologi, yang berdampak
munculnya tardisi serba instan.

Dengan memanfaatkan internet sebagai media pencari informasi, bisa didapat banyak
keuntungan diantaranya adalah mendapatkan informasi yang lengkap dan dalam waktu
singkat. Namun hal ini justru memicu dampak negatif tersendiri bagi penggunanya terutama
bagi pelajar. Terlalu bergantung pada internet cenderung membuat mereka menjadi semakin
malas karena tinggal akses internet mereka mendapat informasi yang mereka mau, tanpa perlu
bersusah payah observasi secara langsung.
c. Globalisasi akan melahirkan suatu golongan-golongan di dalam dunia pendidikan.
Peningkatan kualitas pendidikan seharusnya harus dilaksanakan selaras dengan kondisi
masyarakat Indonesia saat ini. Masih banyak dijumpai masyarakat Indonesia yang berada di
bawah garis kemiskinan. Sehingga untuk menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik
memerlukan dana yan cukup besar. Sebagai contoh untuk dapat menikmati program kelas
internasional di perguruan terkemuka di tanah air diperlukan dana lebih dari 50 juta, jauh
lebih mahal jika dibandingkan denngan kelas biasa atau reguler. Dengan demikian hal
tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dan golongan yang
terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin
kencang dan dapat menyeret mereka ke dalam kemiskinan. Masyarakat kelas atas
menyekolahkan anak-anaknya ke sekolah-sekolah mewah sementara saat masyarakat dari
golongan ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk menyekolahkan anak mereka ke
sekolah biasa. Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang dapat mengakibatkan
konflok sosial.
d. Akan semakin terkikisnya kebudayaan bangsa akibat masuknya budaya dari luar.
Globalisasi dapat menyebabkan masuknya budaya atau percampuran budaya asing (akulturasi
kebudayaan) dengan budaya asli Indonesia. Jika bangsa Indonesia tidak siap menerima
perubahan globalisasi, maka bukan tidak mungkin Indonesia akan cenderung mengarah ke
memudarnya nilai-nilai kelestarian budaya. Salah satunya pemanfaatan dari internet yang
membawa dampak negatif, salah satunya adalah situs pornografi yang dapat diakses oleh
semua orang termasuk para siswa. Hal itulah merupakan awal dari pergeseran budaya yang
tidak sesuai dengan budaya Indonesia yang condong ke adat ke-timuran yang menjunjung
nilai-nilai moral dan kesopanan.
2.3 Kondisi Pendidikan di Indonesia Saat Ini

Seperti dilansir oleh Kompas.com tanggal 28 Oktober 2009 menyebutkan bahwa tiga hasil
studi internasional menyatakan, kemampuan siswa Indonesia untuk semua bidang yang diukur
secara signifikan, Indonesia berada dibawah rata-rata skor internasional yang sebesar 500.
Jika dibandingkan dengan siswa Internasional, Indonesia hanya mampu menjawab soal
dengan kategori rendah dan sangat sedikit, atau bahkan tidak ada yang mampu menjawab soal
dengan kategori pemikiran tingkat tinggi.
Untuk Indonesia, pendidikan tak terjangkau oleh rakyat kecil, karena mahalnya biaya
pendidikan itu sendiri. Lembaga pendidikan di Indonesia seolah telah dijadikan ladang bisnis
dan dikomersialkan. Kebijakan ini memang sangat disayangkan, karena dapat mengubur
impian masyarakat kelas sosial kebawah untuk menikmati pendidikan setinggi-tingginya.
Salah satu implikasinya adalah, kualitas mahasiswa pun jadi dipertanyakan. Bukan tidak
mungkin uang yang berbicara, siapa yang lebih banyak ia yang akan menang. Bisa jadi
mereka memiliki kemampuan intelektual yang pas-pasan. Sementara mereka yang memiliki
kemampuan lebih tidak bisa mengenyam perguruan tinggi karena terkendala oleh faktor
finansial yang tidak mencukupi.
Meskipun saat ini banyak bantuan-bantuan dari pemerintah dalam hal pendidikan seperti
BOS, dan lainnya, namun banyak penyelewengan-penyelewengan anggaran pendidikan yang
dilakukan oleh aparat dinas pendidikan baik di daerah maupun sekolah. Penyelewengan dana
pendidikan itu terutama dalam alokasi untuk rehabilitasi dan pengadaan sarana dan prasarana
sekolah. Akibatnya adalah dana BOS yang dapat dinikmati oleh siswa jumlahnya berkurang
atau bahkan tidak sampai ke tangan mereka. Seperti yang telah dipaparkan oleh Febri
Hendri, Peneliti Senior Indonesia Corruption Watch (ICW) saat menyoal Evaluasi
Kinerja Departemen Pendidikan Nasional Periode 2004 2009 di Jakarta, Rabu (9/9).
Menurut Febri, selama kurun waktu 2004-2009, sedikitnya terungkap 142 kasus korupsi
di sektor pendidikan. Kerugian negara mencapai Rp 243,3 miliar. (Kompas.com tanggal
9 September 2009).
Akibat dari mahalnya pendidikan yang hanya bisa dinikmati oleh kelas sosial atas adalah
ketidak merataan pendidikan di Indonesia, dimana mereka yang memiliki kecerdasan
intelektual tinggi dan seharusnya dibina di sekolah, justru tidak dapat bersekolah dikarenakan
mahalnya biaya pendidikan. Bagi Indonesia sendiri adalah menurunnya kualitas SDM dan
pendidikan bangsa, sehingga bangsa Indonesia akan mengalami kemunduran. Diketahui
bahwa pendidikan adalah pilar utama terselenggaranya negara yang maju dan berkualitas.

Jjika dalam dunia pendidikan saja banyak masalah-masalah seperti sulitnya mendapatkan
pendidikan yang layak karena faktor lemahnya finansial, maka akas sulit bagi Indonesia
untuk dapat bersanding dengan negara-negara lain.
3. Upaya menghadapi tantangan Globalisasi di Bidang Pendidikan.
Dalam kompetisi menghadapi era globalisasi, Sumber Daya manusia mempunyai peranan
yang sangat penting. Jika mereka ridak siap, maka akan tergilas oleh arus globalisasi,
sebaliknya jika mereka siap maka akan menjadi pemenang. Telah diketahui bersama bahwa
globalisasi mempunyai dampak positif yang bisa membawa perubahan yang lebih baik, dan
dampak negatif yang dapat menjadi boomerang khususnya bai dunia pendidikan di Indonesia.
Di dalam pendidikan seperti yang telah dibahas, maka tidak akan pernah luput dari
komponen-komponen yang saling memiliki keterkaitan yaitu pendidik (guru), peserta didik
(murid), orang tua (keluarga), dan lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh
semua komponen tersebut dalam menghadapi globalisasi di dunia pendidikan.
Pendidik (Guru)
Menurut undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen telah ditegaskan
bahwa yang dimaksud Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
dijalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dalam hal
globalisasi, posisi guru disini adalah sebagai tenaga pendidik profesional, yang mampu
meningkatkan martabat, mampu melaksanakan dan mewujudkan pendidikan nasional. Tujuan
akhirnya tidak lain adalah mengembangkanpotensi peserta didik agar tidak hanya menjadi
individu yang terampil dan cerdas, namun juga beriman dn bertakwa.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar dan
kemerosotannya. Oleh karena itu tugas guru tidak terbatas pada kegiatan mengajar, tapi yang
terpenting adalah mencetak karakter murid. Selain itu dengan berkembangnya bidang
teknologi informasi, guru harus memiliki kemampuan untuk memanfaatkannya semaksimal
mungkin gunan menunjang aktifitas mengajarnya di kelas.
Peserta didik (siswa)

Tugas utama seorang siswa adalah belajar. Selain itu, dalam era globalisasi seperti ini, siswa
harus mampu memilah-milah mana yang baik dan mana yang buruk. Terlebih lagi mereka
yang dalam masa-masa labil, masa-masa dimana selalu ingin tahu dan mencoba hal-hal baru.
Disinilah siswa harus benar-benar memilih pilihan yang tepat. Akses internet memang sangat
bermanfaat jika digunakan untuk keperluan yang bermanfaat misalnya untuk bahan belajar,
namun jika internet digunakan untuk hal-hal negatif seperti akses video porno, hal ini justru
akan berdampak buruk bagi perkembangan siswa.

Orang Tua (Keluarga)


Orang tua atau keluarga sebagai tempat pendidikan awal bagi anak sebelum mereka
dikenalkan denga dunia luar harus memberikan dasar-dasar pendidikan kepada anak yang
nantinya akan menentukan pertumbuhan serta perkembangan anak di masa mendatang. Selain
itu orang tua juga wajib melakukan kontrol terhadap kegiatan anak, karena apabila tidak
diawasi akan mengarahkan anak menjadi suatu pribadi dan perilaku yang tak terkontrol..
Mencari kegiatan anak tidak harus mlakukan pengawasan setiap detik, namun dapat dilakukan
dengan menanyakan siapa teman bermai, menanyakan keadaan anak pada guru di sekolah dan
lain sebagainya.
Lingkungan.
Lingkungan dapat mengakibatkan perubahan perilaku dan kepribadian seseorang, karena
disinilah segala pengaruh timbul, baik dari teman sebaya ataupun orang lain. Untuk itu
pemilihan lingkungan sangat penting dalam mengahadapi arus globalisasi yang akan
berdampak pada dunia pendidikan. Karena kewajiban terpenting kita adalah berinteraksi
dengannya.
Disamping komponen-komponen pendidikan, pemerintah sebagai pengatur aktifitas negara
termasuk pendidikan juga harus segera mencari pemecahan dari permasalahan yang dapat
mengakibatkan terganggunya pelaksanaan pendidikan. Pendidikan yang mahal masih menjadi
permasalahan yang tak kunjung selesai hendaknya pemerintah menjadikan pendidikan di
Indonesia semakin murah atau bahkan gratis tapi bukan pendidikan yang murahan. Memang
di berbagai daerah sudah banyak sekolah unggulan yang berkualitas dan bebas biaya. Namun
hal tersebut baru merupakan kebijakan regional di daerah tertentu. Alangkah baiknya jika

10

pemerintah pusat menerapkan kebijakan tersebut di seluruh wilayah Indonesia tanpa


terkecuali. Untuk mewujudkannya, yang pertama dilakukan adalah pembenahan dalam sektor
birokrasinya. Korupsi harus segera diberantas, karena korupsilah aliran dana yang seharusnya
digunakan untuk pembenahan dunia pendidikan jadi tersendat atau tidak sampai ditempat.

11

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Globalisasi telah membawa perubahan pada semua aspek kehidupan khususnya dalam dunia
pendidikan. Globalisasi dapat memberikan dampak postitif dan negatif di dunia pendidikan.
Berdampak positif jika membuat perubahan yang membawa pendidikan Indonesia ke arah
yang lebih maju, dan berdampak negatif jika menurunkan kualitas pendidikan itu sendiri.
Pemanfaatan teknologi baru, seperti komputer dan internet, telah membawa perubahan yang
luar biasa dalam dunia pendidikan dan sudah menjadi pemandangan biasa dalam praktik
pembelajaran di sekolah di Indonesia. Maka sudah sepantasnya hal tersebut lebih
dikembangkan dan dimanfaatkan semaksimal mungkin guna meningkatkan mutu dan kualitas
pendidikan di Indonesia.
Evaluasi pendidikan juga perlud dilakukan, hendaknya struktur dan sistem pendidikan diubah
menhyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan zaman, terutama dalam era globalisasi
ini. Cenderung mempertahankan struktur dan sistem yang sudah ada justru akan membuat
dunia pendidikan di Indonesia menjadi tertinggal dari negara lain.
Untuk menghadapi pengaruh kuat globalisasi diperlukan kerja sama yang padu antar semua
komponen pendidikan seperti pendidik, peserta didik, keluarga, dan lingkungan. Selain itu
pemerintah juga berperan sebagai penjamin penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas dan
merata di Indonesia seharusnya memberikan pendidikan yang murah. Sehingga tidak ada
alasan lagi anak tidak dapt sekolah karena alasan biaya mahal.

Anda mungkin juga menyukai