KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena dengan rahmat dan karuniaNya, Penulis masih
diberi kesempatan untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah.
Karya tulis ilmiah ini disusun agar pembaca memeperluas ilmu tentang “Dampak Globalisasi Terhadap
Pendidikan”, karya tulis ini Penulis sajikan dari berbagai sumber.
Tujuan Penulis menyusun Karya Tulis Ilmiah ini, salah satunya adalah sebagai persyaratan mengikuti UN
dan UAS tahun ajaran 2014-2015. Semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi para pembaca lainnya,
juga dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Akhir kata, Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusuna karya tulis ilmiah ini dari awal hingga akhir, apabila ada kekurangan dari karya tulis ilmiah
ini, Penulis mohon maaf semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha Penulis. Amin …
Tangerang, Maret 2015
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
.1 Latar Belakang
Globalisasi adalah suatu proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah.
Globalisasi pada hakikatnya adalah suatu proses dari gagasan yang dimunculkan, kemudian ditawarkan
untuk diikuti oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan menjadi
pedoman bersama bagi bangsa-bangsa di seluruh dunia (Edison A. Jamli, 2005). Proses globalisasi
berlangsung melalui dua dimensi, yaitu dimensi ruang dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua
bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan.
Teknologi informasi dan komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Dewasa ini,
teknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat
tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya, terutama
dalam bidang pendidikan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin kencangnya arus globalisasi
dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di indonesia dalam beberapa
tahun belakangan ini mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini
terlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan diterapkannya bahasa asing
seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata ajar wajib sekolah. Selain itu berbagai jenjang
pendidikan mulai dari sekolah menengah hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang
membuka program kelas internasional. Globalisasi pendidikan dilakukan untuk menjawab kebutuhan
pasar akan tenaga kerja berkualitas yang semakin ketat. Dengan globalisasi pendidikan diharapkan
tenaga kerja Indonesia dapat bersaing di pasar dunia. Apalagi dengan akan diterapkannya perdagangan
bebas, misalnya dalam lingkup negara-negara ASEAN, mau tidak mau dunia pendidikan di Indonesia
harus menghasilkan lulusan yang siap kerja agar tidak menjadi “budak” di negeri sendiri.
Persaingan untuk menciptakan negara yang kuat terutama di bidang ekonomi, sehingga dapat masuk
dalam jajaran raksasa ekonomi dunia tentu saja sangat membutuhkan kombinasi antara kemampuan
otak yang mumpuni disertai dengan keterampilan daya cipta yang tinggi. Salah satu kuncinya adalah
globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya bangsa Indonesia. Selain itu hendaknya
peningkatan kualitas pendidikan hendaknya selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini.
Tidak dapat kita pungkiri bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis
kemiskinan. Dalam hal ini, untuk dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja
memerlukan biaya yang cukup besar. Tentu saja hal ini menjadi salah satu penyebab globalisasi
pendidikan belum dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Sebagai contoh untuk dapat menikmati
program kelas Internasional di perguruan tinggi terkemuka di tanah air diperlukan dana lebih dari 50
juta. Alhasil hal tersebut hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata lain yang
maju semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan tenggelam dalam
arus globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret mereka dalam jurang kemiskinan.
Masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah – sekolah mewah di saat masyarakat golongan
ekonomi lemah harus bersusah payah bahkan untuk sekedar menyekolahkan anak mereka di sekolah
biasa. Ketimpangan ini dapat memicu kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial. Peningkatan
kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam masyarakat akibat
ketimpangan karena kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam dari sekarang.
1.2 Rumusan Masalah
Secara umum, rumusan masalah pada karya tulis ilmiah “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan” ini
dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut.
1. Apa dampak dari globalisasi untuk dunia pendidikan?
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah merupakan satu kata yang pantas diucapkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa yang karena Bimbingan – Nya maka saya dapat menyelesaikan sebuah
karya tulis ilmiah dengan judul “Dampak Globalisasi Terhadap Pendidikan”
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dalam jangka waktu tertentu sehingga
menghasilkan sebuah karya tulis ilmiah yang dapat di pertanggung jawabkan hasilnya.
Saya ucapkan terima kasih kepada pihak terkait yang telah membantu kami dalam
menghadapi berbagai tantangan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar dalam makalah ini.
Oleh karena itu kritik dan sarn dari pembaca yang bersifat membangun sangat saya
harapkan
Terima kasih dan Semoga Makalah ini dapat memberikan sumbangan positif bagi kita
semua.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul………………………………………………………………………………………………
……………. i
Kata
Pengantar……………………………..………………………………………………………… ii
Daftar isi
………………….…………………………………………………………………………… iii
Bab 1
Pendahuluan……………….………………………………………………………………………
…… 1
1. Latar Belakang……………………………………………………………………………………… 1
2. Rumusan Masalah……………………..…………………………………………………………… 2
3. Tujuan…………….………………………….………………………………………………………. 2
4. Manfaat……….……………………………….……………………………………………………. 3
Bab 2
Pembahasan……………..………………………………………………………………………
……… 4
Penutup……………………………………………………………………………………………
……………. 15
1. Kesimpulan…..………………………………………………………………………………………… 15
2. Saran…………………………………………………………………………………………………… 15
Daftar
Pustaka……………………………………………………………………………………………
16
BAB 1
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Menurut asal katanya, kata “globalisasi” diambil dari kata global, yang maknanya
ialah universal.Lalu arti Globalisasi adalah proses integrasi internasional yang terjadi
karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan
lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk
kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang
semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan
budaya. Arti Globalisasi juga adalah suatu proses yang mendunia, tidak kenal batas
ruang dan waktu. Proses globalisasi berlangsung melalui 2 dimensi, yaitu dimensi ruang
dan waktu. Globalisasi berlangsung di semua bidang kehidupan seperti bidang ideologi,
politik, ekonomi, dan terutama pada bidang pendidikan. Teknologi informasi dan
komunikasi adalah faktor pendukung utama dalam globalisasi. Teknologi informasi dan
komunikasi berkembang pesat dengan berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar
luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi tidak dapat dihindari kehadirannya,
terutama dalam bidang pendidikan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan semakin cepatnya arus
globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Banyak sekolah di
indonesia mulai melakukan globalisasi dalam sistem pendidikan internal sekolah. Hal ini
terlihat pada sekolah – sekolah yang dikenal dengan billingual school, dengan
diterapkannya bahasa asing seperti bahasa Inggris dan bahasa Mandarin sebagai mata
ajar wajib sekolah. Selain itu berbagai jenjang pendidikan mulai dari sekolah menengah
hingga perguruan tinggi baik negeri maupun swasta yang membuka program kelas
internasional.
Salah satu dari globalisasi pendidikan yang dipadukan dengan kekayaan budaya
bangsa Indonesia. Selain itu hendaknya peningkatan kualitas pendidikan hendaknya
selaras dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini. Tidak dapat kita pungkiri bahwa
masih banyak masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan. Dalam hal
ini, untuk dapat menikmati pendidikan dengan kualitas yang baik tadi tentu saja
memerlukan biaya yang cukup besar. Tentu saja hal ini menjadi salah satu penyebab
globalisasi pendidikan belum dirasakan oleh semua kalangan masyarakat. Hal tersebut
hanya dapat dinikmati golongan kelas atas yang mapan. Dengan kata lain yang maju
semakin maju, dan golongan yang terpinggirkan akan semakin terpinggirkan dan
tenggelam dalam arus globalisasi yang semakin kencang yang dapat menyeret mereka
dalam jurang kemiskinan. Masyarakat kelas atas menyekolahkan anaknya di sekolah –
sekolah mewah di saat masyarakat golongan ekonomi lemah harus bersusah payah
bahkan untuk sekedar menyekolahkan anak mereka di sekolah biasa. Ketimpangan ini
dapat memicu kecemburuan yang berpotensi menjadi konflik sosial. Peningkatan
kualitas pendidikan yang sudah tercapai akan sia-sia jika gejolak sosial dalam
masyarakat akibat ketimpangan karena kemiskinan dan ketidakadilan tidak diredam dari
sekarang.
Sumber: (www.seocontoh.com/2014/03/contoh-karya-ilmiah-tentang-pendidikan.html)
dan (http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi)
Kalau arti Pendidikan, yaitu pembelajaran pengetahuan,keterampilan,dan kebiasaan
kelompok orang yang di turunkan dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui
pengajaran,pelatihan,atau penelitian. Pendidikan sering terjadi di bawah bimbingan
orang lain, tetapi juga memungkinkan secara otodidak.
Sumber: (http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan)
2. RUMUSAN MASALAH
Secara umum, rumusan masalah pada makalah “Dampak Globalisasi Terhadap
Pendidikan” ini dapat dirumuskan seperti pada pertanyaan berikut :
2. Bagi Pembaca
3.Bagi Masyarakat
Supaya masyarakat bisa lebih memahami tentang arti penting globalisasi sehingga
dampak negatif yang sudah ada bisa lebih di tinggalkan. Dan juga diharapkan agar
realisasi kegiatan positif terhadap adanya pendidikan semakin lebih baik.
4. MANFAAT
Supaya bisa memperluas kesempatan studi ke luar negeri. Lalu, bisa juga menjadi
pembanding untuk tenaga yang tidak berkualitas yang akhirnya jadi pagar sekaligus
semangat untuk lebih serius dan berkembang.
Untuk memperluas wawasan, dan semakin canggihnya ilmu pengetahuan. Selain itu,
pikiran kita bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman sekarang. Dan juga
pikiran kita semakin berkembang dari zaman ke zaman. Dan juga kita gak kalah
terhadap pendidikan terhadap Negara lain.
BAB 2
PEMBAHASAN
Ketidaksiapan bangsa kita dalam mencetak SDM yang berkualitas dan bermoral yang
dipersiapkan untuk terlibat dan berkiprah dalam kancah globalisasi, menimbulkan
dampak positif dan negatif dari dari pengaruh globalisasi dalam pendidikan dijelaskan
dalam poin-poin berikut:
1. Ketergantungan
Mesin-mesin penggerak globalisasi seperti computer dan internet dapat menyebabkan
kecanduan pada diri siswa ataupun guru. Sehingga guru ataupun siswa terkesan tak
bersemangat dalam proses belajar mengajar tanpa bantuan alat-alat tersebut.
Kondisi ini akan lebih buruk dengan adanya RUU tentang Badan Hukum Pendidikan
(RUU BHP). Berubahnya status pendidikan dari milik publik ke bentuk Badan Hukum
jelas memiliki konsekuensi ekonomis dan politis amat besar. Dengan perubahan status
itu pemerintah secara mudah dapat melempar tanggung jawabnya atas pendidikan
warganya kepada pemilik badan hukum yang sosoknya tidak jelas. Privatisasi atau
semakin melemahnya peran negara dalam sektor pelayanan publik tak lepas dari
tekanan utang dan kebijakan untuk memastikan pembayaran utang. Utang luar negeri
Indonesia sebesar 35-40 persen dari APBN setiap tahunnya merupakan faktor
pendorong privatisasi pendidikan. Akibatnya, sector yang menyerap pendanaan besar
seperti pendidikan menjadi korban. Dana pendidikan terpotong hingga tinggal 8 persen
(Kompas, 10/5/2005).
Koordinator LSM Education network foa Justice (ENJ), Yanti Mukhtar (Republika,
10/5/2005) menilai bahwa dengan privatisasi pendidikan berarti Pemerintah telah
melegitimasi komersalialisasi pendidikan dengan menyerahkan tanggung jawab
penyelenggaraan pendidikan ke pasar. Dengan begitu, nantinya sekolah memiliki
otonomi untuk menentukan sendiri biaya penyelenggaraan pendidikan. Sekolah tentu
saja akan mematok biaya setinggi-tingginya untuk meningkatkan dan mempertahankan
mutu. Akibatnya, akses rakyat yang kurang mampu untuk menikmati pendidikan
berkualitas akan terbatasi dan masyarakat semakin terkotak-kotak berdasarkan status
sosial, antara kaya dan miskin.
Pendidikan berkualitas memang tidak mungkin murah, tetapi persoalannya siapa yang
seharusnya membayarnya?. Kewajiban Pemerintahlah untuk menjamin setiap warganya
memperoleh pendidikan dan menjamin akses masyarakat bawah untuk mendapatkan
pendidikan bermutu. Akan tetapi, kenyataan Pemerintah justru ingin berkilah dari
tanggung jawab. Padahal keterbatasan dana tidak dapat dijadikan alasan bagi
Pemerintah untuk ‘cuci tangan’. Fandi achmad (Jawa Pos, 2/6/2007) menjelaskan
bahwa “mencermati konteks pendidikan dalam praktik seperti itu, tujuan pendidikan
menjadi bergeser. Awalnya, pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan
tidak membeda-bedakan kelas sosial. Pendidikan adalah untuk semua. Namun,
pendidikan kemudian menjadi perdagangan bebas (free trade).
Tesis akhirnya, bila sekolah selalu mengadakan drama tahun ajaran masuk sekolah
dengan bentuk pendidikan diskriminatif sedemikian itu, pendidikan justru tidak bisa
mencerdaskan bangsa. Ia diperalat untuk mengeruk habis uang rakyat demi
kepentingan pribadi maupun golongan.”
Di samping kualitas SDM yang rendah juga disebabkan di beberapa daerah di Indonesia
masih kekurangan guru, dan ini perlu segera diantisipasi. Tabel 1. berikut menjelaskan
tentang kekurangan guru, untuk tingkat TK, SD, SMP dan SMU maupun SMK untuk
tahun 2004 dan 2005. Total kita masih membutuhkan sekitar 218.000 guru tambahan,
dan ini menjadi tugas utama dari lembaga pendidikan keguruan.
Dalam menghadapi era globalisasi, kita tidak hanya membutuhkan sumber daya
manusia dengan latar belakang pendidikan formal yang baik, tetapi juga diperlukan
sumber daya manusia yang mempunyai latar belakang pendidikan non formal.
Sumber: (www.seocontoh.com/2014/03/contoh-karya-ilmiah-tentang-pendidikan.html)
4. 4. PENTINGNYA GLOBALISASI PADA PENDIDIKAN
1. Pendidik (Guru)
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dijalur
pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Disamping itu, di era global saat ini dituntut adanya fungsi dari keberadaan guru sebagai
tenaga professional, yang mampu meningkatkan martabat serta mampu melaksanakan
system pendidikan nasional dan mewujudkan pendidikn nasional, yaitu berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa.
Maka dari itu, masalah guru merupakan topik yang tidak pernah habis dibahas dan
selalu aktual seiring dengan perubahan zaman dan pengaruh globalisasi dalam
pendidikan, karena permasalahan guru sendiri dan dunia pendiidkan yang
menyangkutnya selalu diperbincangkan. Pada dasarnya persoalan etika dan moral anak
bangsa, bukan hanya permasalahan guru namun jika yang dituju adalah moral peserta
didik (siswa), maka tidak ada alasan untuk guru dilibatkan. Guru sebagai pengajar dan
pendidik, memang tidak hanya harus membina para murid segi kognitif dan
psikomotoriknya demi peningkatan nilai angka. Akan tetapi, seorang guru sangat
dituntut agar apa yang ia kerjakan dipraktekan oleh para muridnya dalam kehidupan.
Guru adalah orang yang bertanggung jawab atas peningkatan moral pelajar dan juga
kemerosotannya. Untuk itu tugas guru tidak terbatas pada pengajaran mata pelajaran,
tapi yang paling penting adalah pencetakan karakter murid. Tantangan persoalan ini
memang sangat sulit bagi seorang guru karena keterbatasan kontrolling pada murid
kerap membuatnya kecolongan.
Baik pengaruh positif maupun negatif dari globalisasi akan sangat terlihat jelas bagi
siswa dalam perilaku dan tingkah lakunya sehari-hari. Hal itu dikarenakan mereka masih
dalam masa-masa labil, dan masa-masa dimana selalu ingin mencoba sesuatu hal yang
dianggap baru. Hal ini yang perlu diperhatikan bagi orang-rang dewasa yang ada
disekitarnya.
Akses internet yang terbuka seluas-luasnya akan berdampak buruk bagi siswa jika
digunakan untuk mengakses video porno, maupun gambar-gambar lainnya yang tidak
sepantasnya mereka akses. Namun akan sangat baik jika akses interet digunakan oleh
mereka untuk mencari informasi dan pengetahuan sebanyak-banyaknya karena dunia
ini akan terasa sempit melaui dunia maya.
Dua hal yang saling kontradiktif namun sangat dekat sekali, sehingga tidak jarang yang
menyalahgunkan dalam pemanfaatan kemajuan teknologi bagi siswa. Maka dari itu tiga
unsur dasar bagi siswa, yaitu intelektual, emosional, dan moral sangat penting untuk
mereka miliki.
Intelektual murid harus luas, agar ia bisa menghadapi arus globalisasi dan tidak
ketinggalan zaman, apalagi sampai terbawa arus. Selain itu, dimensi emosional dan
spiritual siswa juga harus terdidik dengn baik, agar bisa melahirkan perilaku yang baik
dan bisa bertahan diantara pengaruh demoralisasi di era globalisasi dengan prinsip
spiritualnya.
1. Orang Tua
Orang tua atau keluarga dianggap sebagai pendidikan pertama bagi anak sebelum
mereka dikenalkan dengan dunia luar. Pengaruh keluarga juga sangat besar dalam
pertumbuhan seorang anak, karena disamping mempunyai kedekatan secara
emosional, mereka juga mempunyai tingkat kebersamaan yang lebih karena tinggal
dalam satu atap atau satu rumah.
Peran orang tua untuk mencari tau segala kegiatan yang dilakukan oleh anak-anaknya
sangat penting, dimana jika keluarga sedikit mengbaikan itu maka akan berdampak
pada kepribadian dan perilaku anak-anaknya yang tidak terkontrol. Orang tua terkadang
memberikan sepenuhnya kepada sekolah dalam mendidik dan mengembangkan
potensi anak, padahal tidak sampai disitu saja karena kontrol dari sekolah terbatas
hanya dalam jam pelajaran sekolah.
Mencari tahu segala kegiatan anak tidak harus dengan mengikutinya setiap detik dan
setiap waktu. Namun bisa dilakukan dengan banyak hal dan cara, seperti dengan
memberikan perhatian, menanyakan dengan siapa teman bermain, menanyakan
keadaan anak kepada guru-guru nya di sekolah, dan lain sebagainya. Hal seperti ini
sangat mudah dilakukan, namun terkadang orang tua sibuk dengan kegiatannya
masing-masing bahan tidak mau tahu sehingga anak seringkali terabaikan.
Sumber: (https://anggaradian.wordpress.com/2011/12/30/pengaruh-globalisasi-
terhadap-pendidikan-di-indonesia/)
BAB 3
PENUTUP
1. Kesimpulan
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang telah menjadi
bahasan dalam makalah ini. Tentu juga makalah ini banyak kesalahan karena
terbatasnya pengetahuan saya (penulis) serta rujukan atau referensi yang
saya(penulis) peroleh. Saya berharap kritik dan saran yang bersifat membangun dan
lugas dari pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Semoga karya tulis ilmiah ini
bermanfaat bagi pembaca.
1. Saran
Penulis memberikan saran yang ditujukan untuk:
1. Masyarakat agar para orang tua memperhatikan kepentingan anaknya dalam hal
pendidikan sehingga pendidikan berjalan dengan lancar.
2. Pemerintah harus menganggarkan dana yang cukup untuk keperluan pendidikan dan
menambah beasiswa bagi guru untuk training
DAFTAR PUSTAKA
(https://anggaradian.wordpress.com/2011/12/30/pengaruh-globalisasi-terhadap-
pendidikan-di-indonesia/)
(www.seocontoh.com/2014/03/contoh-karya-ilmiah-tentang-pendidikan.html)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Pendidikan)
(http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi)