Anda di halaman 1dari 11

UJI PROTEIN PADA ALBUMIN TELUR

Putu Putra Sedhana

Analis Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Pendidikan Ganesha

Email: putusedhana08@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengidentifikasi
protein dengan memanfaatkan ikatan peptida pada protein melalui uji biuret, pengendapan dengan logam,
pengendapan dengan garam, denaturasi dan pengaruh zat-zat kimia terhadap struktur protein. Protein
memberikan hasil positif dengan uji biuret ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi berwarna
ungu karena pembentukan kompleks Cu2+ dengan –NH pada amino, pada pengendapan protein dengan
logam berat, pengendapan terjadi karena ion logam dan protein membentuk garam proteinat netral yang
tidak larut dalam air, pada pengendapan protein dengan garam, protein mengendap diakibatkan lebih
besarnya kemampuan ion garam untuk mengikat air dibandingkan dengan keampuan protein mengikat
air, koagulasi protein terjadi karena penambahan asam ke dalam larutan protein sehingga struktur tersier
dan kuartener protein menjadi rusak, uji kelarutan protein pada alkohol menunjukkan uji positif dimana
protein dapat diendapkan dengan alkohol karena alkohol dapat merusak ikatan hidrogen yang terjadi pada
molekul protein, dan denaturasi protein terjadi karena pengaruh suhu dan perubahan pH sehingga terjadi
perubahan struktur protein yang menyimpang dari struktur alaminya.
Kata kunci : protein, denaturasi protein, koagulasi protein, uji biuret

ABSTRACT

The purpose of this experiment is for the purpose of this practicum is to identify proteins by
utilizing peptide bonds in proteins through biuret test, precipitation with metals, precipitation with salt,
denaturation and the influence of chemicals on protein structure. Protein gives positive results by biuret
test characterized by changing the color of the solution to purple due to the formation of Cu2 + complex
with -NH in amino, in the deposition of protein with heavy metals, precipitation occurs because metal
ions and proteins form neutral proteinate salts which are not soluble in water, deposition of protein with
salt, protein settles due to the greater ability of salt ions to bind water compared to the ability of protein
to bind water, protein coagulation occurs due to the addition of acid to protein solution so that the
tertiary structure and quaternary protein become damaged, the protein solubility test on alcohol shows a
positive test where protein can be deposited with alcohol because alcohol can damage hydrogen bonds
that occur in protein molecules, and protein denaturation occurs due to the influence of temperature and
changes in pH so that changes in protein structure deviate from their natural structure.

Keywords: protein, protein denaturation, protein coagulation, biuret test

2005). Protein merupakan senyawa organik


PENDAHULUAN kompleks yang mempunyai bobot molekul
Kata protein berasal dari bahasa Yunani tinggi dan merupakan polimer dari monomer-
proteios yang berarti pertama. Protein monomer asam amino yang dihubungkan satu
merupakan komponen utama dalam sel hidup sama lain dengan ikatan peptida. Peptida dan
dan memegang peran penting dalam proses protein merupakan polimer kondensasi dari
kehidupan. Dalam kehidupan sehari–hari, asam amino dengan penghilangan unsur air dari
protein terdapat pada telur, kacang-kacangan, gugus amino dan karboksil (Tika, 2010).
rambut, kulit, wol, darah, dan lain-lain (Parning,
Protein mempunyai fungsi unik bagi kemungkinan adanya interaksi antara asam-asam
tubuh, antara lain menyediakan bahan-bahan amino. Pada struktur primer terdapat urutan
yang penting peranannya untuk pertumbuhan asam-asam amino yang menyusun protein.
dan memelihara jaringan tubuh, mengatur
kelangsungan proses di dalam tubuh dan Struktur Sekunder
member tenaga jika keperluannya tidak dapat Ikatan yang terdapat pada struktur
dipenuhi oleh karbohidrat dan lemak (Tika, sekunder meliputi ikatan yang terdapat pada
2010). struktur primer (kovalen) dan ikatan hydrogen
Berdasarkan fungsinya, protein dapat antara oksigen karbonil dan hydrogen amida dari
digolongkan dalam bentuk enzim (ribonuklease, ikatan peptide. Ikatan hydrogen ini terbentuk
tripsin), protein transport (hemoglobin, albumin menurut pola yang teratur sehingga membentuk
serum, mioglobin, lipoprotein), protein nutrient struktur yang unik seperti α-heliks dan β-sheet
dan penyimpanan (gliadin = gandum, ovalbumin (Tika, 2010).
= telur, kasein = susu, feritin), protein kontraktil
(aktin, myosin, tubulin, dynein), protein Struktur Tersier
structural (keratin, fibroin, kolagen, elastin, Struktur tersier protein (3o) adalah
proteoglikan), protein pelindung (antibody, susunan tiga dimensi protein yang meliputi
fibrinogen, trombin, toksin botuluni, toksin pelipatan unsure-unsur struktur sekunder. Unsur-
difteri, bias ular, risin), protein pengatur (insulin, unsur struktur sekunder utama (α-heliks dan β-
hormone tumbuh, kortikotropin, repressor). Atas sheet), namun proporsi dan kombinasinya sangat
dasar kelarutannya dalam zat pelarut tertentu, bervariasi (Redhana, 2004). Pada struktur
protein dibagi : albumin, globulin, dan glutelin. sekunder, elemen-elemen struktur sekunder
Protein dapat juga dikelompokkan berdasarkan dikemas dalam bentuk tertentu. Pada
atas jenis utama konformasinya. Berdasarkan pengemasan ini dilibatkan berbagai ikatan dan
penggolongan ini terdapat 2 kelas utama protein, interaksi kimia seperti ikatan disulfida antar
yaitu protein fibrosa (serat) dan protein globular. asam amino sistein, ikatan hydrogen, ikatan
Protein serat mempunyai konformasi yang ionik antar gugus-gugus yang terionisasi,
terikat saling secara lateral oleh beberapa jenis interaksi hidrofobik dan hidrofilik serta ikatan
ikatan. Protein konformasi ini sering kovalen koordinasi. Kesemua ikatan maupun
dimanfaatkan sebagai elemen struktural interaksi ini disamping membentuk struktur
jaringan karena mempunyai sifat fisik yang kuat tersier juga berperan sebagai penstabil (Tika,
dan tidak larut dalam air. Contoh protein serat 2007).
adalah kolagen, alfa-keratin, dan sutera. Protein
globular merupakan protein biologis aktif yang
umum dalam sistem kehidupan. Protein ini
berbentuk bulat, kompak dan larut dalam air. Struktur Kuartener
Protein globular biasanya memiliki struktur Struktur kuartener protein terjadi karena
tersier dan kuartener, contohnya enzim dan asosiasi dari dua atau lebih sub unit polipeptida
antibody ( Abdul H, 2001). membentuk protein dimer, trimer, tetramer atau
Protein memiliki empat struktur yaitu yang lebih besar (Redhana, 2004). Pada struktur
struktur primer, sekunder, tersier dan kuartener. kuartener protein terjadi interaksi antara struktur
Berikut adalah penjelasan dari keempat struktur tersier protein membentuk suatu agregat yang
tersebut yaitu: memiliki fungsi biologi tertentu. Ikatan yang
terlibat biasanya ikatan kovalen-kovalen dan
Struktur Primer kebanyakan ikatan hidrofobik terjadi pada
Struktur primer (1o) adalah urutan linear daerah-daerah non polar. Misalnya hemoglobin,
asam-asam amino yang dihubungkan oleh ikatan terdiri dari empat rantai polipeptida (sub unit),
peptida (Redhana, 2004). Struktur primer biasanya dua pasangan sub unit identik
menjadi dasar rantai polimer yang membentuk hemoglobin tetramer yang memiliki
menggambarkan susunan asam-asam amino fungsi lebih efektif (Tika, 2007).
pada rantai peptidanya tanpa memperhatikan
Ada berbagai cara yang dapat dilakukan daripada molekul- molekul protein maka,
untuk melakukan pengujian terhadap protein molekul protein akan mengendap (Tika, 2010).
yang sering disebut dengan reaksi uji protein. Pengendapan yang umum dilakukan
Reaksi uji protein dilakukan dengan Uji Biuret, adalah dengan menggunakan garam ammonium
Pengendapan oleh logam, pengendapan oleh sulfat. Teknik ini didasarkan atas fakta bahwa
garam dan alcohol, uji koagulasi dengan asam, kelarutan kebanyakan protein dalam larutan
dan denaturasi protein. garam dengan konsentrasi tinggi sangatlah
rendah (Redhana, 2004). Ketika konsentrasi
Uji Biuret garam ditingkatkan, maka protein akan keluar
Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan dari larutan dan mengendap. Proses ini disebut
peptida yang terbentuk pada pemanasan dua salting out. Konsentrasi garam yang diperlukan
molekul urea. Ion Cu2+ dari pereaksi Biuret pada kondisi salting out ini bervariasi.
dalam suasana basa akan bereaksi dengan
polipeptida atau ikatan–ikatan peptida yang Uji Koagulasi dengan Asam
menyusun protein membentuk senyawa Protein akan mengalami kekeruhan
kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi terbesar pada saat mencapai pH isoelektris yaitu
positif ditandai dengan terbentuknya warna ungu dimana protein memiliki muatan positif dan
karena terbentuk senyawa kompleks antara Cu2+ negatif yang sama. Pada saat inilah protein
dan N dari molekul ikatan peptida (Tika, 2010). mengalami koagulasi. Asam dapat mengacaukan
Banyaknya asam amino yang terikat pada jembatan garam dengan adanya muatan ionik.
ikatan peptida juga mempengaruhi warna reaksi Sebuah tipe reaksi penetralan terjadi sewaktu ion
ini. Senyawa dengan dipeptida memberikan positif dan negatif yang berasal dari garam
warna biru, tripeptida ungu dan tetrapeptida berganti pasangan dengan ion positif dan negatif
serta peptida kompleks memberikan warna yang berasal dari asam yang ditambahkan.
merah. Secara umum warna positif dari reaksi Reaksi ini salah satunya dapat terjadi di dalam
Biuret ini membentuk senyawa kompleks yang sistem pencernaan, saat asam lambung
digambarkan sebagai berikut. mengkoagulasi susu yang dikonsumsi (Tika,
2010).
Pengendapan dengan Logam
Garam logam berat umumnya Pengendapan dengan Alkohol
mengandung Hg2+, Pb2+, Cd2+, dan logam Dasar dari pengendapan protein dengan
lainnya dengan berat atom yang besar. Reaksi alkohol adalah kompetisi pembentukan ikatan
yang terjadi antara garam logam berat akan antara protein-air dengan alkohol-air. Alkohol
mengakibatkan terbentuknya garam protein– dapat mengendapkan protein karena gugus
protein yang tidak larut (Ophart dalam Tika, fungsional dari alkohol (-OH) lebih kuat
2010). Ion – ion positif yang dapat mengikat air melalui pembentukan ikatan
mengendapkan protein adalah Hg2+, Fe2+, Cu2+ hydrogen dibandingkan dengan molekul protein
dan Pb2+, sedangkan ion–ion negatif yang dapat sehingga kelarutan protein dalam air berkurang.
mengendapkan protein adalah: ion salisilat, (Tika, 2010).
trikloroasetat, piktrat, tanat dan sulfosalisilat
(Tika, 2010). Denaturasi protein
Denaturasi protein dapat diartikan sebagai
Pengendapan dengan Garam suatu perubahan atau modifikasi terhadap
Apabila terdapat garam-garam anorganik struktur sekunder, tersier dan kuartener molekul
pada konsentrasi tinggi dalam larutan protein, protein tanpa terjadinya pemecahan ikatan-
maka kelarutan protein akan berkurang sehingga ikatan kovalen. Karena itu, denaturasi dapat
menyebabkan terjadinya pengendapan protein diartikan sebagai suatu proses terpecahnya
tersebut. Hal ini terjadi karena ion–ion garam ikatan hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan
berkompetisi dengan molekul-molekul protein garam, dan terbukanya lipatan dari molekul
untuk mengikat air atau terhidrasi. Karena protein (Tika, 2010).
kemampuan ion-ion garam terhidrasi lebih besar
Protein yang tedenaturasi akan berkurang protein mendekati pH isoelektris lalu protein
kelarutannya. Lapisan molekul bagian dalam akan menggumpal dan mengendap. Viskositas
yang bersifat hidrofobik akan keluar sedangkan akan bertambah karena molekul mengembang
bagian hidrofiliknya akan terlipat ke dalam. menjadi asimetrik, sudut putaran optis larutan
Pelipatan atau pembalikan akan terjadi bila protein juga akan meningkat (Tika, 2010)
Denaturasi protein meliputi gangguan dan Denaturasi yang umum ditemui adalah proses
kerusakan yang mungkin terjadi pada struktur presipitasi dan koagulasi protein (Tika, 2010).
sekunder dan tersier protein. Pada struktur Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
protein tersier terdapat empat jenis interaksi mengidentifikasi protein dengan memanfaatkan
yang membentuk ikatan pada rantai samping ikatan peptida pada protein melalui uji biuret,
seperti ikatan hydrogen, jembatan garam, ikatan pengendapan dengan logam, pengendapan
disulfida, dan interaksi hidrofobik non polar dengan garam, denaturasi dan pengaruh zat-zat
yang kemungkinan mengalami gangguan. kimia terhadap struktur protein.

Metode mL), Kristal ammonium sulfat (5 gram), reagen


Alat dan Bahan Millon (3 mL), Buffer asetat pH 4,7 (3 mL),
Alat yang diperlukan dalam percobaan ini larutan HCl 0,1 N (10 mL), aquades (500 mL),
adalah: pipet tetes (1 buah), tabung reaksi (12 etil alkohol 95% (18 mL), larutan CH3COOH 1
buah), rak tabung reaksi (1 buah), batang M (secukupnya).
pengaduk (1 buah), corong gelas (1 buah), labu
Prosedur Kerja
Erlenmeyer 250 mL (1 buah), spatula (1 buah),
Uji Biuret
gelas kimia 100 mL (1 buah), gelas kimia 250
Larutan albumin telur sebanyak 3 mL
mL (1 buah), pemanas listrik (1 buah), kaca
ditambahkan 1 mL NaOH 2,5 N kemudian
arloji (1 buah), cawan porselen (1 buah),
ditambahkan tetes demi tetes CuSO4 0,01 N dan
penjepit kayu (1 buah). Bahan yang diperlukan
diaduk sampai timbul warna pada campuran
dalam percobaan ini adalah: larutan protein (100
tersebut.
mL), NaOH 0,1 N (10 mL), NaOH 0,25 N (10
mL), larutan CuSO4 (5 mL), larutan HgCl2 (5
kemudian dianaskan dalam penangas air selama
Pengendapan Protein dengan Logam 5 menit sehingga terbentuk endapan. Endapan
Larutan albumin telur sebanyak 3 mL tersebut diambil kemudian diuji kelarutannya
ditambahkan 5 tetes larutan HgCl2 0,2 M dalam air dan dengan reagen Millon.
kemudian memperhatikan perubahan yang
terjadi. Kemudian diulangi dengan
menggunakan larutan Pb(CH3COO)2 sebagai
pereaksinya.
Pengendapan dengan Garam
Larutan albumin telur sebanyak 3 mL Pengendapan Protein dengan Alkohol
dijenuhkan dengan serbuk amonium sulfat Larutan albumin telur sebanyak 5 mL
dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit dimasukkan dalam tiga tabung reaksi yang
garam amonium sulfat sambil diaduk sampai berbeda. Pada tabung pertama larutan albumin
sedikit garam amonium sulfat tidak melarut lagi. telur ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M dan 6 mL
Larutan yang sudah jenuh tersebut disaring etil alkohol 95 %, pada tabung kedua larutan
sehingga filtrat dan residunya terpisah. Filtrat albumin telur ditambahkan dengan 1 mL NaOH
tersebut diuji dengan reagen biuret sedangkan 0,1 M dan 6 mL etil alkohol 95%, dan pada
endapannya diuji kelarutannya dalam air dan tabung ketiga larutan albumin telur ditambahkan
dengan reagen Millon. 1 ml Buffer asetat pH 4,7 0,1 M dan 6 mL etil
alkohol 95%.
Uji Koagulasi
Larutan albumin telur sebanyak 5 mL
ditambahkan 2 tetes larutan asam asetat 1 M
kedua larutan protein ditambahkan dengan 1 mL
Denaturasi Protein NaOH 0,1 M, dan pada tabung ketiga larutan
Larutan albumin telur sebanyak 9 mL protein ditambahkan 1 ml Buffer asetat pH 4,7
dimasukkan dalam tiga tabung reaksi yang 0,1 M. Ketiga tabung tersebut dipanaskan dalam
berbeda. Pada tabung pertama larutan protein penangas air selama 15 menit kemudian
ditambahkan 1 mL HCl 0,1 M, pada tabung didinginkan pada temperatur kamar.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Berdasarkan percobaan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil pengamatan seperti
dibawah ini, yaitu:
Hasil pengamatan larutan albumin telur pada berbagai uji protein
Uji Hasil pengamatan
Uji Biuret - Larutan menjadi berwarna ungu
Pegedapan protein dengan logam - Logam Hg: ada endapan berwarna
putih.
- Logam Pb: ada endapan berwarna
putih dan cairan agak keruh.
Pengendapan dengan garam - ada endapan putih setelah
dijenuhkan dan larutan putih keruh.
- filtrat diuji degan uji biuret
menghasilkan larutan berwarna biru
- endapan larut dalam air
- di uji dengan reagen Millon
menghasilkan larutan kuning
Uji Koagulasi - terbentuk endapan putih didasar
tabung setelah dipanaskan
- endapan sedikit larut dalam air
- diuji dengan reagen millon
menghasilkan endapan kekuningan
Pengendapan protein dengan alkohol - tabung 1(+ 1ml Hcl 0,1M):
gumpalan putih ditengah dan cairan
putih.
- tabung 2 (+ 1ml NaOH): Larutan
berwarna bening dan tidak terbentuk
endapan
- tabung 3(+ 1ml buffer asetat Ph 4,7):
gumpalan putih diatas dan cairan
dibawah.
Denaturasi protein - tabung 1(+ 1ml Hcl 0,1M):
gumpalan putih diatas dan setelah
dipanaskan gumpalan semakin
banyak
- tabung 2(+ 1ml NaOH): tidak terjadi
perubahan.
- tabung 3(+ 1ml buffer asetat Ph 4,7):
keruh tidak ada gumpalan

Pembahasan
Uji Biuret diteteskan larutan CuSO4. Setelah dilakukan
Uji biuret merupakan reaksi untuk penambahan larutan CuSO4 terjadi perubahan
mengidentifikasi protein secara umum. Uji ini warna larutan dari semula bening menjadi
memberikan hasil positif pada senyawa-senyawa berwarna ungu. Warna ungu ini merupakan
yang memiliki ikatan peptida (-CO-NH) dan warna dari senyawa kompleks yang terbentuk
protein. Hasil positif ditunjukkan oleh adanya dari ion Cu2+ pada CuSO4 dengan protein. Hal
perubahan warna larutan menjadi ungu sampai ini bisa terjadi karena ada reaksi antara gugus -
ungu kemerah-merahan. CO dan –NH pada molekul protein dengan ion
Pada uji Biuret ini larutan albumin telur Cu2+. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut
ditambahkan 1 mL larutan NaOH 2,5 N dan :
O C C O
NH2 NH NH
NH2 NH2 H CR CR
C O
C O + C O + NH3 (g) C O Cu2+ O C
NH
NH NH
NH2(aq) NH2(aq) C O
H CR CR
H2N (aq) (b)
(a)

Gambar a) Reaksi pembentukan Biuret, b) dan reaksi protein dengan Biuret

Perubahan warna pada larutan albumin larutan albumin telur ini positif mengandung
telur menjadi warna ungu setelah ditambahkan protein dan sebagian dari senyawa protein
NaOH dan CuSO4 menandakan bahwa di dalam terikat secara tripeptida
.

Gambar Uji Protein dengan Biuret yang menghasilkan larutan berwarna ungu.

Pengendapan Protein dengan Logam albumin telur ini ditambahkan dengan larutan
Pada percobaan ini larutan albumin telur Pb(CH3COO)2 sebanyak 5 tetes yaitu terbentuk
ditambahkan dengan larutan HgCl2. Ketika endapan putih dan larutan menjadi agak keruh.
dilakukan penambahan ini larutan menjadi agak Terbentuknya endaan putih ini
keruh dan terbentuk endapan berwarna putih. menandakan bahwa larutan protein telah
Hal yang sama juga terjadi ketika larutan diendapkan oleh ion Hg2+ dan Pb2+ yang masing-
masing berasal dari larutan HgCl2 dan
Pb(CH3COO)2. Hal ini karena terjadi reaksi Protein merupakan suatu koloid elektrolit yang
penetralan muatan antara ion logam berat bersifat amfoter. Pada bentuk netralnya,
dengan anion dari protein sehingga senyawa ini berbentuk dua kutub yang
menghasilkan garam protein yang tidak larut. kondisinya dikenal dengan titik isoelektrik.

N H2 CH COOH

+
N H3
- +
-
+ OH + H
N H2 COO N H3 CH

CH R COOH
CH
R -
R COO

Gambar Senyawa protein dalam bentuk netralnya

Larutan garam yang ditambahkan pada bertindak atau mengkondisikan diri sebagai basa
larutan uji albumin mengandung anion. Untuk dan sebagian besar terdapat sebagai anion.
larutan Pb-asetat anionnya adalah CH3COO-, Anion dari protein inilah yang bereaksi dengan
sedangkan untuk larutan Hg2+, anionnya adala ion logam berat membentuk garam proteinat
Cl-. Penambahan kedua anion ini menyebabkan yang tidak larut dalam air. Reaksi yang terjadi
suasana larutan menjadi sedikit asam, sehingga adalah sebagai berikut:
protein yang terdapat dalam larutan akan
NH2 NH2
- -
Hg2+ Hg2+
R C COO(aq) + (aq)
R C COO
H H
2 (s)
garam proteinat yang tidak larut

NH2 NH2
- -
Pb2+ Pb2+
R C COO(aq) + (aq)
R C COO
H H
(s)
2
garam proteinat yang tidak larut

Gambar Reaksi antara ion logam berat dengan protein

Pengendapan Protein dengan Garam Terbentuknya larutan agak keruh dan endapan
Pada percobaan ini, larutan albumin telur yang berwarna putih ini disebabkan oleh
dijenuhkan dengan garam (NH4)2SO4 atau penambahan garam ammonium sulfat ke dalam
ammonium sulfat. Ketika hal ini dilakukan larutan albumin secara berlebihan. Hal ini
larutan protein mengendap menjadi endapan karena dengan penambahan garam pada
berubah putih dan terdapat filtrat agak keruh. konsentrasi tinggi akan menyebabkan protein
pada albumin mengalami peristiwa salting out, kemerahan dan cairan kuning kemerahan. Ini
pada keadaan ini ion-ion dari garam ammonium menandakan bahwa di dalam protein yang
bersaing dengan ion-ion pada protein untuk terdapat dalam larutan albumin telur positif
mengikat air. Karena kemampuan ion-ion garam terdapat tirosin.
(ammonium sulfat) untuk mengikat air lebih
besar daripada protein, maka protein akan keluar Pengendapan Protein dengan Alkohol
dari larutan dan membentuk endapan putih. Pada percobaan ini sebanyak 5 mL larutan
Selanjutnya dilakukan uji kelarutan albumin telur dimasukkan dalam tiga tabung
endapan di dalam air. Hasilnya yaitu endapan reaksi yang berbeda. Pada tabung reaksi pertama
yang terbentuk karena pengendapan garam ini ditambahkan HCl dan etil alkohol, pada tabung
larut di dalam air. Selain itu endapan juga diuji reaksi kedua ditambahkan NaOH dan etil
dengan reagen Millon yang menghasilkan alkohol, dan pada tabung reaksi ketiga
endapan orangesetelah dipanaskan. Hal ini ditambahkan dengan buffer asetat dan etil
menandakan di dalam endapan protein positif alkohol. Setelah itu, timbul perubahan yang
mengandung asam amino tirosin. Selanjutnya, berbeda di ketiga tabung reaksi tersebut.
filtrat diuji dengan uji Biuret yang Pada tabung reaksi pertama, terjadi
menghasilkan larutan berwarna biru. Sehingga endapan dan larutan menjadi keruh.
dapat dipastikan bahwa di dalam filtrat masih Penambahan HCl pada larutan ini membuat pH
terkandung protein dan sebagian senyawanya larutan berada dibawah titik isoelektriknya dan
terikat secara dipeptida. protein menjadi menggumpal. Pada kondisi ini,
kelarutan protein berada pada titik minimumnya,
Uji Koagulasi sehingga penambahan asam kuat membuat
Pada percobaan ini larutan albumin telur protein lebih cepat mengendap karena
ditambahkan dengan asam asetat. Setelah kelarutannya dalam air sangat berkurang. Hal ini
ditambahkan terbentuk endapan putih. ditandai dengan terbentuknya gumpalan putih.
Kemudian dilakukan pemanasan pada air Hal yang sama pula terjadi pada tabung
mendidih. Setelah dilakukan pemanasan reaksi ketiga.Hal ini disebabkan karena pH
endapan putih yang terbentuk semakin banyak. buffer asetat yang sedikit asam sehingga kondisi
Terbentuknya endapan putih ini larutan dibawah pH isoelektriknya dan protein
menandakan bahwa protein yang terdapat pada menjadi menggumpal. Saat penambahan etanol
albumin telur telah mengalami koagulasi dengan terbentuk 2 lapisan pada campuran, dimana
penambahan asam (asam asetat). Asam dapat lapisan atas terdapat gumpalan sedangkan
mengacaukan jembatan garam dengan adanya lapisan bawah berupa larutan tak berwarna.
muatan ionik dimana sebuah tipe reaksi
penetralan terjadi sewaktu ion positif dan negatif Namun pada tabung reaksi kedua, terbentuk
yang berasal dari garam berganti pasangan sedikit gumpalan dan larutan berwarna bening.
dengan ion positif dan negatif yang berasal dari Pada saat dilakukan penambahan NaOH (basa
asam yang ditambahkan. Sehingga protein kuat), pH larutan menjadi diatas pH
mengalami koagulasi. Selain itu protein juga isoelektriknya sehingga kelarutan protein dalam
mampu mengalami koagulasi ketika mencapai air tidak berkurang melainkan meningkat
pH isoelektrik. sehingga perlahan-lahan larutan protein mulai
Selanjutnya dilakukan uji kelarutan larut. Saat ditambahkan etanol kedalam larutan
endapan di dalam air dan uji endapan dengan uji, molekul-molekul protein yang kelarutannya
reagen Millon. Ketika endapan diuji telah meningkat akibat penambahan basa
kelarutannya di dalam air, ternyata endapan menjadi tidak kalah bersaing dalam mengikat air
yang terbentuk tidak melarut. Setelah itu dengan gugus pada alkohol, sehingga hampir
dilakukan uji Millon. Ketika ditambahkan semua molekul protein tidak menggumpal dan
reagen Millon, endapan yang terbentuk akibat menghasilkan larutan berwarna bening.
koagulasi ini melarut. Kemudian dilakukan Hasil dari ketiga reaksi tersebut
pemanasan. Ketika pemanasan terjadi perubahan menandakan bahwa penambahan asam (HCl)
yaitu terbentuknya endapan berwarna kuning dan buffer asetat ke larutan protein dalam
alkohol bisa menimbulkan pengendapan protein terdenaturasi.Perubahan struktur yang
protein.Dasar dari pengendapan protein dengan diakibatkan proses denaturasi adalah perubahan
alkohol adalah kompetisi pembentukan ikatan konfigurasi protein α-heliks menjadi
antara protein-air dengan alkohol-air. Alkohol memanjang. Hal ini disebabkan karena rusaknya
dapat mengendapkan sebab gugus fungsional ikatan hydrogen pada ikatan non polar yang
dari alkohol (-OH) lebih kuat mengikat air terjadi pada struktur berlipat dari protein.
melalui pembentukan ikatan hydrogen
dibandingkan dengan molekul protein sehingga
kelarutan protein dalam air berkurang. Selain
itu, alkohol juga mampu merusak ikatan SIMPULAN
hidrogen yang terdapat diantara gugus amida Berdasarkan pembahasan diatas maka
yang terdapat dalam struktur sekunder protein dapat disimpulkan bahwa: Protein memberikan
sehingga protein kehilangan air (terhidrasi) dan hasil positif dengan uji biuret ditandai dengan
akhirnya mengendap. berubahnya warna larutan menjadi berwarna
ungu karena pembentukan kompleks Cu2+
Denaturasi Protein dengan –NH pada amino, pada pengendapan
Denaturasi protein merupakan proses protein dengan logam berat, pengendapan terjadi
perubahan atau modifikasi terhadap struktur karena ion logam dan protein membentuk
sekunder, tersier dan kuartener molekul protein garam proteinat netral yang tidak larut dalam air,
tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan pada pengendapan protein dengan garam,
kovalen. protein mengendap diakibatkan lebih besarnya
Pada percobaan ini, larutan albumin telur kemampuan ion garam untuk mengikat air
sebanyak 9 mL dimasukkan dalam tiga tabung dibandingkan dengan keampuan protein
reaksi yang berbeda.Pada tabung reaksi pertama mengikat air, koagulasi protein terjadi karena
ditambahkan larutan HCl, tabung reaksi kedua penambahan asam ke dalam larutan protein
ditambahkan NaOH dan tabung reaksi ketiga sehingga struktur tersier dan kuartener protein
ditambahkan buffer asetat pH 4,7. Ketiga tabung menjadi rusak, uji kelarutan protein pada alkohol
tersebut dipanaskan dalam penangas air. menunjukkan uji positif dimana protein dapat
Sebelum proses pemanasan tabung yang pertama diendapkan dengan alkohol karena alkohol dapat
dan kedua terdapat gumpalan putih sedangkan merusak ikatan hidrogen yang terjadi pada
tabung kedua menghasilkan larutan bening tak molekul protein, dan denaturasi protein terjadi
berwarna. karena pengaruh suhu dan perubahan pH
Setelah dilakukan proses pemanasan, pada sehingga terjadi perubahan struktur protein yang
tabung reaksi yang ditambahkan HCl dan buffer menyimpang dari struktur alaminya.
asetat gumpalan berwarna putih semakin banyak
tabung reaksi yang ditambahkan NaOH ini
UCAPAN TERIMAKASIH
terbentuk sedikit gumpalan putih. Terbentuknya
Ucapan terima kasih penulis sampaikan
endapan putih ini menandakan bahwa telah
kepada Dr. I Nyoman Tika, M.Si., sebagai dosen
terjadi peritiwa denaturasi protein. Denaturasi
pengampu mata kuliah Praktikum Biokimia, I
bisa terjadi karena faktor suhu dan pH.
Made Wirahady Kusuma selaku asisten dosen,
Pemanasan pada suhu tinggi (diatas 80oC) yang
dan I Dewa Subamia selaku laboran di Jurusan
dilakukan terhadap larutan protein dapat
Pendidikan Kimia atas masukan dan sarannya
menyebabkan rusaknya struktur protein dan
sehingga percobaan ini dapat dilaksanakan
hilangnya aktivitas protein. Kemudian
dengan baik.
terbentuknya endapan putih pada larutan protein
yang ditambahkan HCl dan buffer asetat setelah
DAFTAR PUSTAKA
dilakukan pemanasan disebabkan oleh kuatnya
Redhana, I Wayan & Siti Maryam. 2004. Buku
buffer asetat dan HCl dalam mempertahankan
Ajar Biokimia Jilid I. Singaraja : IKIP
pH sehingga mampu merusak kesetimbangan
N Singaraja
zwitter ion ke kondisi asam yaitu di bawah titik
isoelektrik. Hal inilah yang menyebabkan
Tika, I Nyoman. 2007. Penuntun Praktikum Tika, I Nyoman. 2010. Penuntun Praktikum
Biokimia. Singaraja : Undiksha Biokimia. Singaraja : Undiksha
ARTIKEL ILMIAH

PRAKTIKUM BIOKIMIA

Oleh,

NAMA : I Putu Putra Sedhana

NIM : 1603051017

PROGRAM STUDI ANALIS KIMIA

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2018

Anda mungkin juga menyukai