Anda di halaman 1dari 14

UJI KUALITATIF PROTEIN

Gunawan Prawira (1800290), Febia Andriani (1801084), Riska Rosantika


(1802011), Ega Oktaviani (1802124), Arti Destia Agatha (1802376)
Jurusan/Prodi Pendidikan Teknologi Agroindustri, Fakultas Pendidikan
Teknologi dan Kejuruan, Universitas Pendidikan Indonesia

ABSTRACT
Protein is a food substance that serves as a builder and a regulator for the body.
Proteins are polymers of amino acids associated with peptide bonds. The purpose
of this practice is to determine a number of qualitative test methods of proteins
and to determine the presence of peptide and amino acids in food samples. In a
qualitative test of proteins, to determine the presence of protein in foodstuffs can
be carried out test conducted conducted Biuret Test which aims to prove the
presence of peptide bonds of proteins. Ninhidrin test is performed to test the
presence of amine acid. Milon test is used to test the presence of amino acids that
have a phenol group and Xanthoprotein test is used to test the presence of amino
acids that have aromatic rings (benzene). The samples used are gelatin, skim milk
and MSG. The results of the tests that skim milk and gelatin get positive results on
the Biuret and Ninhidrin tests, MSG received positive results in the Ninhidrin test,
while the third Milon and Xanthoprotein test samples showed negative results.
Keywords: Protein, Biuret, Ninhidrin, Milon, Xanthoprotein, Gelatin, Skim
milk, MSG
ABSTRAK
Protein adalah zat makanan yang berfungsi sebagai pembangun dan
pengatur bagi tubuh. Protein merupakan polimer dari asam amino yang
dihubungkan dengan ikatan peptida. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
mengetahui beberapa metode uji kualitatif protein dan untuk mengetahui adanya
ikatan peptide dan asam amino pada sample makanan. Pada uji kualitatif protein,
untuk mengetahui adanya protein dalam bahan pangan dapat dilakukan uji yang
dilakukan melakukan uji Biuret yang bertujuan untuk membuktikan adanya ikatan
peptida dari protein. Uji Ninhidrin dilakukan untuk menguji adanya asam amina.
Uji Milon digunakan untuk menguji adanya asam amino yang memiliki gugus
fenol dan uji Xanthoprotein digunakan untuk menguji adanya asam amino yang
mempunyai cincin aromatik (benzene). Sampel yang digunakan adalah gelatin,
susu skim dan MSG. Hasil dari pengujian yang diakukan yakni susu skim dan
gelatin mendapatkan hasil positif pada uji Biuret dan Ninhidrin, MSG
mendapatkan hasil positif pada uji Ninhidrin, sedangkan pada uji Milon dan
Xanthoprotein ketiga sampel menunjukkan hasil yang negatif.

Kata Kunci: Protein, Biuret, Ninhidrin, Milon, Xanthoprotein, Gelatin, Susu


Skim, MSG
1. PENDAHULUAN 1.2 MANFAAT
1.1 LATAR BELAKANG Manfaat penulisan ini dapat
Protein merupakan memberikan pengetahuan
salah satu senyawa kepada pembaca tentang uji
pendukung utama dalam kualitatif protein dan
kehidupan biologis suatu memberikan manfaat bagi
organisme, oleh karena itu penulis sendiri untuk
protein harus tersedia dalam meningkatkan pemahaman
pangan. Protein sangat besar penulis sekaligus sebagai salah
peranannya dalam proses satu syarat penulisan pada mata
metabolisme tubuh, terutama kuliah Kimia Pangan.
dalam pembentukan sel-sel
baru untuk menggantikan sel 1.3 TUJUAN
yang rusak. Protein memiliki 1. Untuk mengetahui beberapa
fungsi dalam pembentukan metode uji kualitatif protein.
biomolekul dibandingkan 2. Untuk mengetahui adanya
sebagai sumber energi. ikatan peptide dan asam
Protein merupakan amino pada sample makanan.
polimer dengan asam amino
2. TINJAUAN PUSTAKA
sebagai bentuk kecilnya
(monomer). Molekul protein Protein adalah makromolekul
mengandung karbon, oksigen, polipeptida yang tersusun dari
nitrogen dan terkadang sulfur sejumlah L-asam amino yang
serta fosfor . dihubungkan oleh ikatan
Protein merupakan peptida. Suatu molekul protein
makronutrien dalam bahan disusun oleh sejumlah asam
pangan. Sebanyak 90 persen amino dengan susunan tertentu
kandungan protein dalam dan bersifat turunan. Asam
makanan akan diserap oleh amino terdiri atas unsur-unsur
tubuh untuk membangun dan karbon, hidrogen, oksigen, dan
memperbaiki otot yang rusak. nitrogen. Unsur nitrogen adalah
Keberadaan protein dalam unsur utama protein sebanyak
bahan pangan dapat 16% dari berat protein. Molekul
dilakukan melalui beberapa protein juga mengandung fosfor,
uji dengan pereaksi Biuret, belerang, dan ada jenis protein
pereaksi Ninhidrin, pereaksi yang mengandung unsur logam
Xanthoprotein dan pereaksi seperti tembaga dan besi
Milon. (Probosari, 2019).
Uji kualitatif protein
dilakukan untuk pengetahu
kadar atau perhitungan secara merkuri nitrat dalama sam nitrat.
kuantitatif protein pada suatu Protein dengan pereaksi Millon
bahan menggunakan metode- akan membentuk endapan putih.
metode kualititaf protein (Malik, Jika dipanaskan, warnanya
2014). berubah menjadi merah
Menurut Lehninger (1982) (Lehninger, 1982).
terdapat beberapa metode Menurut Adisendjaja (2016)
pengujian protein yaitu, Uji Uji Ninhidrin merupakan
Biuret adalah salah satu cara pengoksidasi kuat, bereaksi
pengujian yang memberikan dengan semua α-asam amino
hasil positif padasenyawa- diantar pH 4-8 menghasilkan
senyawa yang memiliki ikatan senyawa berwarna ungu. Asam
peptida. Pengujiannya dapat amino prolin dan hidroksiprolin
dilakukandengan cara berikut. juga bereaksi dengan nihidrin,
Larutan yang mengandung tetapi senyawa yang dihasilkan
protein ditetesi larutan NaOH, berwarna kuning (Adisendjaja,
kemudian diberi beberapa tetes 2016).
larutan CuSO₄ encer.
3. METODE PRAKTIKUM
Terbentuknya warna ungu,
menunjukkan hasil positif a) Alat dan Bahan
adanya protein. Uji
Alat :
Xantoprotein, pengujian ini
memberikan hasil positif Tabung reaksi, Penjepit
terhadap asam amino yang tabung reaksi, Rak tabung reaksi,
mengandung cincin benzena, Pipet ukur, Gelas ukur, Bulb, dan
seperti fenilalanin, tirosin, dan Kertas label.
triptofan. Cara pengujiannya
Bahan :
yaitu ke dalam protein ini
ditambahkan asam nitrat pekat Gelatin, Susu skim, MSG,
sehingga terbentuk endapan Aspartame, CuSO4 5%, Larutan
putih karena terjadi proses NaOH 10%, Asam nitrat pekat,
nitrasi terhadap cincin benzena. Amonisa, Reagen millon, Reagen
Jika dipanaskan, warna putih xanthoprotein, dan Reagen
tersebut akan berubah menjadi ninhydrin.
kuning. Uji Millon, pengujian ini
b) Prosedur Kerja
memberikan hasil positif
terhadap protein yang  Uji Biuret
mengandung asam amino yang
memiliki gugus fenol, misalnya
3ml sampel dalam
tirosin. Pereaksi Millon terdiri
tabung reaksi
atas larutan merkuro nitrat dan

1ml NaOH 10% ditambahkan,lalu


dicampur hingga homogen
 Uji Xanthoprotein

Larutan CuSO4 5% ditambahkan,lalu


amati perubahan warna yang terjadi 2ml sampel dalam
tabung reaksi
 Uji Ninhidrin

2ml sampel dalam


tabung reaksi
2ml asam nitrat pekat ditambahkan,lalu
panaskan air hingga mendidih dalam
beaker glass

2ml reagen ninhidrin ditambahkan,lalu


panaskan air hingga mendidih dalam
beaker glass Tabung reaksi yang berisi sampel dan
reagen di panaskan selama 20 detik,lalu 5
tetes Amonia ditambahkan,dan
kemudian amati perubahan warna yang
Tabung reaksi yang berisi sampel dan terjadi
reagen di panaskan selama 20 detik,lalu
amati perubahan warna yang terjadi
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
 Uji Millon
4.1 Larutan MSG

2ml sampel dalam MSG adalah garam sodium dari


tabung reaksi glutamat. Komposisi monosodium
glutamate adalah natrium 12 %,
glutamate 78 % dan air 10 %. Sehingga
MSG adalah unsur nutrisi bukanunsur
2ml reagen millon ditambahkan,lalu
panaskan air hingga mendidih dalam kimia berbahaya. MSG diperoleh
beaker glass melalui proses fermentasi dari bahan
tetestebu atau pati-patian. (Arisman,
2008). Pada praktikum uji kualitatif
Tabung reaksi yang berisi sampel dan
protein, sampel yang akan diuji adalah
reagen di panaskan selama 20 detik,lalu
amati perubahan warna yang terjadi larutan MSG, susu skim dan larutan
gelatin. Adapun pengujian yang akan
dilakukan adalah uji biuret, uji ninhidrin,
uji milon dan uji xhanthoprotein.
Pengujian dilakukan tidak lain dengan
tujuan untuk melihat perubahan warna  Uji Ninhidrin
larutan setelah dilakukan penambahan Tujuan pada uji ninhidrin adalah
larutan tertentu dan pemanasan selama mengetahui adanya asam amino bebas
20 detik. Perubahan warna dalam sampel dapat diketahui dari
mengindikasikan bahwa adanya protein terbentuknya kompleks warna ungu.
atau asam amino di dalam larutan. Prinsip pada uji ninhidrin ini adalah
menguji ada tidaknya protein dalam
 Uji Biuret suatu senyawa dengan menambahkan
Tujuan pada uji biuret ini adalah reagen ninhidrin untuk mengetahui
mengetahui adanya ikatan peptida dalam jumlah asam amino bebas yang
suatu protein tertentu. Prinsip dari uji terkandung dalam suatu zat. Adanya
biuret ini adalah mengetahui adanya reaksi antara ninhidrin dengan asam
protein berdasarkan ikatan peptida di amino sehingga membentuk CO2, H2O,
dalam suatu senyawa dengan aldehid dan kompleks warna ungu.
menambahkan reagen CuSO4 (Harmata, 2009)

Berdasarkan data hasil pengamatan,


ke dalam senyawa yang sudah diberi pada sampel susu skim, warna yang
suasana basa oleh NaOH. (Poedjiadi, teramati sebelum pemanasan adalah
2011) ungu muda. Setelah dilakukan
pemanasan selama 20 detik, warna yang
Berdasarkan hasil uji biuret yang
terbentuk menjadi bewarna biru,
telah dilakukan sebelumnya, bahwa
sehingga dapat dikatakan sampel hasil
larutan MSG menunjukan hasil negatif.
uji positif. Hal ini tidak sesuai dengan
Dikarenakan tidak adanya perubahan
literatur. Susu skim mengandung protein
warna setelah penambahan CuSO4,
yang sedikit kompleks, sehingga tidak
yaitu larutan tetap bewarna biru. Hal ini
lagi mengandung asam amino bebas
juga sudah sesuai dengan literatur. Pada
(Poedjiadi, 2011)
MSG, hanya terdapat satu asam amino
terkristalisasi, sehingga tidak  Uji Millon
mengandung ikatan peptida sama sekali. Reaksi Millon digunakan khusus
Karena MSG hanya mengandung satu untuk protein yang mengandung asam
asam amino bebas terkristalisasi. amino dengan radikal hidroksi fenil
(Harmata, 2009) sebagai penyusunnya akan membentuk
gumpalan berwarna putih akan terbentuk
dan segera berubah menjadi merah pada. mengandung asam amino dan tidak
(Sumardjo, 2008) memiliki cincin aromatic (benzene).

Berdasarkan hasil uji millon 4.2 Susu skim


yang telah dilakukan, bahwa larutan
Susu skim atau biasa disebut dengan
MSG menunjukan hasil negatif. Hal ini
susu non fat. Susu skim adalah susu
ditandai dengan tidak terbentuknya
yang memiliki kadar lemak yang telah
kompleks berwarna merah setelah
dikurangi hingga batas maksimal. Susu
dilakukan pemanasan dalam air yang
skim mengandung semua kandungan
mendidih selama 20 detik. Hal ini berarti
susu murni kecuali lemak dan vitamin
bahwa sampel larutan MSG tidak
yang larut dalam lemak (Ishanda, 2014)
mengandung gugus fenol.

 Uji Biuret
 Uji Xanthoprotein
Tujuan pada uji biuret ini adalah
Uji Xanthoprotein proses ini adalah
mengetahui adanya ikatan peptida dalam
proses nitrasi inti benzena pada asam
suatu protein tertentu. Pada praktikum
amino penyusun protein tersebut. Proses
kali ini, sampel kedua yang diuji adalah
ini dapat terjadi jika kulit terkena asam
susu skim. Berdasarkan hasil
nitrat pekat, yang segera menjadi kuning
pengamatan dengan uji biuret,
karena terjadinya proses nitrasi inti
menunjukkan bahwa susu skim
benzena pada asam amino penyusun
menunjukkan hasil positif dengan
kulit. (Sumardjo, 2008)
ditandai adanya perubahan warna
Berdasarkan hasil uji menjadi ungu atau violet setelah
xanthoprotein terhadap sampel larutan ditambahkan larutan CuSO4 pada
MSG yang telah dilakukan, bahwa suasana basa (NaOH).
larutan MSG menunjukan hasil
negatif. Hal ini ditandai dengan tidak  Uji Ninhidrin

adanya kompleks berwarna jingga Berdasarkan data hasil pengamatan,

setelah dilakukan penambahan larutan pada sampel susu skim, warna yang

ammonia sebanyak 5 tetes. Larutan teramati sebelum pemanasan adalah

MSG sama sekali tidak menunjukkan putih keruh. Setelah dilakukan

adanya perubahan warna. Sesaat pemanasan selama 20 detik, warna yang

sebelum pemanasan dan setelah terbentuk menjadi keunguan di bagian

pemanasan selama 20 detik warnanya atas larutan, sehingga dapat dikatakan

tetap bening. Sehingga dapat sampel hasil uji positif. Pada sampel,

disimpulkan bahwa larutan MSG tidak susu skim sebelum pemanasan warna
sampel bewarna ungu muda, tetapi 4.3 Larutan Gelatin
setelah pemanasan selama 20 detik Protein yang berasal dari
sampel berubah warna menjadi biru tua,
jaringan kolagen hewan, biasanya
sehingga dapat dikatakan bahwa sampel
dari kulit dan tulang babi atau
menunjukkan hasil uji positif.
sapi. Biasa digunakan dalam
 Uji Milon industri makanan, farmasi, obat
Uji millon digunakan untuk menguji obatan (Hidayati, 2008)
ada atau tidaknya asam amino dalam
Gelatin tinggi akan kadar
suatiu sampel yang memiliki gugus
protein khususnya asam amino
fenol.
dan rendahnya kadar lemak.
Berdasarkan hasil pengamatan uji
Gelatin kering mengandung kira-
millon yang telah dilakukan, bahwa
kira 84 – 86 % protein, 8 – 12 %
sampel menunjukan hasil negatif. Hal
air dan 2 – 4 % mineral. Gelatin
ini ditandai dengan tidak adanya
mengandung 9 asam amino
perubahan warna, dari sebelum
essensial, satu asam amino
pemanasan hingga setelah pemanasan
warna sampel tetap menjadi warna essensial yang hampir tidak
kuning ada endapan. terkandung dalam gelatin yaitu
triptofan.
 Uji Xanthoprotein
Uji Xanthoprotein digunakan
Sampel yang digunakan
untuk menguji ada atau tidaknya
dalam uji kualittatif protein
asam amino yang mempunyai
diantara uni biuret, uji ninhidrin,
cincin aromatic (benzene).
uji millon dan uji xanthoprotein
Berdasarkan hasil pengamatan yaitu menggunakan sampel
tuji xanthoprotein terhadap sampel
larutan gelatin.
susu skim yang telah dilakukan,
bahwa susu skim menunjukan hasil  Uji Biuret
negatif. Hal ini ditandai dengan Uji yang digunakan untuk
tidak terbentuknya kompleks membuktikan adanya ikatan
berwarna jingga dan tidak adanya peptida dari protein. Prinsip uji
perubahan warna (kuning) setelah biuret didasarkan pada reaksi
dilakukan penambahan larutan
antara ion Cu2+ ikatan peptida
ammonia sebanyak 5 tetes.
dalam suasana basa. Hasil positif membentuk aldehid dengan
ditandai dengan terbentuknya satu atom C lebih rendah
kompleks warna ungu atau violet serta melepaskan molekul
(Sato, 2012). Reagen untuk NH3 dan CO2. Hasil positif
menguji adanya ikatan peptida. akan ditandai dengan
Hasil positifnya berwarna merah terbentuknya kompleks
violet atau biru violet. Terdiri dari berwarna biru/keunguan
CuSO4 dan NaOH. Apabila (Sato, 2012).
tertelan dapat menyebabkan
Reagen untuk
gangguan pencernaan, iritasi
mendeteksi adanya amonia
saluran pernapasan, mata, kulit
atau amina primer dan
(Sumardjo, 2008).
sekunder. Saat bereaksi
Berdasarkan hasil uji biuret yang dengan amina bebas, akan
telah dilakukan, bahwa larutan diproduksi warna biru tua
gelatin menunjukan hasil positif. atau ungu. Dapat
Hal ini ditandai dengan menyebabkan iritasi saluran
terbentuknya kompleks berwarna pernapasan (Sumardjo, 2008).
violet atau ungu. Hasil tersebut
Pada sampel larutan
juga sudah sesuai dengan literatur.
gelatin, hasil uji ninhidrinnya
Gelatin merupakan bagian dari
negatif, ditunjukkan dengan
kolagen, protein kompleks
tidak adanya perubahan
penyusun jaringan ikat pada
warna baik sebelum maupun
hewan, sehingga ikatan peptida
sesudah pemanasan. Hal ini
yang dimilikinya pasti berjumlah
berbeda dengan literatur.
banyak. (Bellitz, 2009).
Gelatin merupakan bagian
dari kolagen, salah satu
 Uji Ninhidrin
jaringan ikat dalam tubuh
Uji yang digunakan untuk
hewan. Kolagen merupakan
menguji adanya asam amino
salah satu jenis protein
dalam suatu sampel.
kompleks, sehingga tidak
Prinsipnya asam amino akan
mungkin mengandung asam
bereaksi dengan ninhidrin
amino bebas. Selain itu ikatan
peptidanya juga kuat Berdasarkan hasil uji
sehingga sulit bereaksi millon yang telah dilakukan,
dengan reagen ninhidrin bahwa larutan gelatin
(Bellitz, 2009). Oleh karena menunjukan hasil negatif. Hal
itu hasil uji ninhidrin ini ditandai dengan tidak
seharusnya yang didapat juga terbentuknya kompleks
negatif dengan tidak berwarna merah setelah
terbentuknya kompleks warna dilakukan pemanasan dalam
ungu. air yang mendidih selama 20
Reaksi antara detik. Hal tersebut sesuai
ninhidrin dan asam amino dengan literatur menurut
akan menghasilkan ninhidrin Santoso (2001) bahwa gelatin
tereduksi, NH3, CO2 dan tidak mengandung tirosin
gugus aldehid. Kemudian atau triftofan sebagai salah
ninhidrin tereduksi dan NH3 satu penyusunnya sehingga
akan bereksi dengan ninhidrin setelah penambahan reagen
baru membentuk kompleks millon gelatin tidak
warna ungu dan melepaskan mengalami perubahan warna
H2O (Sorrel, 2008). menjadi merah.
 Uji Millon
Reaksi Millon
 Uji Xanthoprotein
digunakan khusus untuk
Uji Xanthoprotein
protein yang mengandung
proses ini adalah proses
asam amino dengan radikal
nitrasi inti benzena pada asam
hidroksi fenil sebagai
amino penyusun protein
penyusunnya akan
tersebut. Proses ini dapat
membentuk gumpalan
terjadi jika kulit terkena asam
berwarna putih akan
nitrat pekat, yang segera
terbentuk dan segera berubah
menjadi kuning karena
menjadi merah pada
terjadinya proses nitrasi inti
pendidihan (Sumardjo, 2008).
benzena pada asam amino
penyusun kulit (Sumardjo, gelatin, susu skim, dan
2008). MSG.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil uji 1. Selama keberjalanannya
praktikum harus
xanthoprotein yang telah
menggunakan APD
dilakukan, bahwa larutan gelatin lengkap.
menunjukan hasil negatif. Hal ini 2. Saat praktikum berlangsung
ditandai dengan tidak harus tetap menjaga
keaseptisan alat sampel
terbentuknya kompleks berwarna maupun personal.
jingga setelah dilakukan
penambahan larutan ammonia
sebanyak 5 tetes. Sebenarnya DAFTAR PUSTAKA

setelah dilakukan pencampuran


Adisendjaja. (2016). Penuntun Kegiatan
antara larutan gelatin dan asam Laboratorium Biokimia.
nitrat pekat kemudian dilakukan Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
pemanasan menghasilkan
Arisman, D. (2008). Buku Ajar Pedoman
kompleks warna jingga dibagian
Mahasiswa Ilmu Gizi .
atas larutan tersebut. Namun Semarang: Grafindo.
setelah ditetesi ammonia Harmata, M. (2009). Food Chemistry
warnanya berubah menjadi Third Edition. California:
Elsiever.
kuning lagi. Sehingga dapat
Ishanda, L. (2014). Prinsip Kimia Organik
dikatan bahawa lartan gelatin
. Jakarta: Erlangga.
tidak mengandung asam amino
Lehninger. (1982). Dasar-Dasar
yang mempunyai cincin Biokimia. Jakarta: Erlangga.
aroamatik atau cincin benzene. Malik, M. (2014). Uji Kualitatif Protein.
Jurnal Universitas Islam Negeri
5. KESIMPULAN DAN SARAN Syarf Hidayatullah Jakarta.
5.1 Kesimpulan
1. Metode uji kualitatif protein Nurhikmayani, R. (2013). Reaksi Uji
terdiri yaitu uji biuret, uji Protein. Jurnal Uji Biuret.
millon, uji xanthoprotein Poedjiadi, A. (2011). Dasar-Dasar
dan uji ninhidrin. Biokimia. Jakarta: Universitas
2. Adanya beberapa ikatan Indonesia.
peptida dan asam amino
pada salah satu sampel
Probosari, E. (2019). Pengaruh Protein Program Strata 1 Fakultas
Diet Terhadap Indeks Glikemik. Bioeksakta. Jakarta:
Journal of Nutrition and Health. EGC.Mahasiswa Kedokteran
Dan Program Strata 1 Fakultas
Sumardjo, D. (2008). Pengantar Kimia :
Bioeksakta. Jakarta: EGC.
Buku Panduan Kuliah
Mahasiswa Kedokteran Dan
LAMPIRAN

1. Tabel Hasil Pengamatan

1.1 Tabel Hasil Pengamatan Uji Biuret


No Sampel Setelah Hasil
pelarutan uji
1 Gelatin Ungu +
2 Susu skim Ungu +
3 MSG Biru -
1.2 Tabel Hasil Pengamatan Uji Ninhidrin
No Sampel Sebelum Sesudah Hasil
pemanasan pemanasan uji
1 Gelatin Biru (endapan Biru +
putih)
2 Susu skim Ungu muda Biru +
3 MSG Ungu kehitaman Ungu +

1.3 Tabel Hasil Pengamatan Uji Millon


No Sampel Sebelum Sesudah Hasil
pemanasan pemanasan uji
1 Gelatin Oranye Oranye -
2 Susu skim Bening (endapan Kuning (endapan) -
krem)
3 MSG Bening Bening -

1.4 Tabel Hasil Pengamatan Uji Xanthoprotein


No Sampel Sebelum Sesudah Hasil
pemanasan pemanasan uji
1 Gelatin Kuning Kuning -
2 Susu skim Kuning (ada Kuning -
endapan)
3 MSG Bening Bening -
2. Tabel Gambar Hasil Pengamatan

No Gambar No Gambar
1 Uji Biuret gelatin 2 Uji Biuret Susu Skim

3 Uji Biuret MSG 4 Uji Ninhidrin gelatin

5 Uji Ninhidrin Susu Skim 6 Uji Ninhidrin MSG

7 Uji Millon gelatin 8 Uji Millon Susu Skim

9 Uji Millon MSG 10 Uji Xanthoprotein gelatin

11 Uji Xanthoprotein Susu Skim 12 Uji Xanthoprotein MSG

Anda mungkin juga menyukai