Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BIOKIMIA
JUDUL PERCOBAAN
KARBOHIDRAT
DISUSUN OLEH:
LABORATORIUM BIOKIMIA
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan
4 kalori (kJ) energi pangan pergram. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting dalam
menentukan karakteristik makanan, misalnya rasa, warna, tekstur dan lain-lain. Sedangkan
dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois, pemecahan tubuh
protein yang berlebihan, kehilangan mineral dan berguna untuk membantu metabolisme
lemak dan protein. Karbohidrat banyak ditemukan pada serealia (beras, gandum, jagung,
kentang dan sebagainya), serta pada biji-bijian yang tersebar luas di alam. Karbohidrat
termasuk penyusun sel karena penyusun sel terdiri dari molekul organik, yaitu molekul yang
mengandung atom karbon(C), hidrogen(H), dan aksigen(O). Secara biologis, karbohidrat
memiliki fungsi sebagai bahan baku sumber energi baik pada hewan, manusia dan tumbuhan
( Daryatmo, 2017).
Karbohidrat bersama senyawa lemak dan protein memegang peranan dasar bagi
kehidupan di bumi. Karbohidrat merupakan bahan makanan penting dalam sumber tenaga
yang terdapat dalam tumbuhan dan hewan. Selain itu karbohidrat juga menjadi komponen
struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber), seperti selulosa, pektim, serta
lignin. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang diperlukan tubuh.
Karbohidrat adalah senyawa organik yang mengandung unsur karbon (C), hidrogen
(H), dan oksigen (O) dalam perbandingan dua atom hidrogen dan satu atom oksigen untuk
setiap satu atom karbon (CH2O). Dua atau lebih molekul gula dapat dirakit untuk membentuk
karbohidrat yang semakin kompleks. dua jenis utama karbohidrat dalam makanan adalah
karbohidrat sederhana (gula) dan karbohidrat kompleks (pati dan serat). Karbohidrat
merupakan sumber energi utama tubuh. Senyawa karbohidrat tergolong menjadi tiga
golongan utama yaitu monosakarida, disakarida, oligosakarida dan polisakarida. (Insel, dkk,
2016).
Monosakarida atau adalah senyawa yang mengandung enam atau lima atom karbon.
Monosakarida tidak akan terhidrolisis menjadi senyawa sederhana lagi karena monosakarida
merupakan senyawa hasil hidrolisis dari dua golongan lainnya sehingga disebut sebagai gula
sederhana. Monosakarida memiliki gugus aldehid dan keton dengan jumlah gugus hidroksi
dua atau lebih. Monosakarida merupakan senyawa yang tidak bewarna, mempunyai rasa
manis dan berbentuk kristal serta larut dalam air. Monosakarida terdiri atas glukosa, fruktosa
dan galaktosa(Rodríguez, 2017).
Polisakarida yaitu senyawa yang terdiri atas banyak ikatan gula sederhana yang
dihubungkan dalam ikatan glikosida. Polisakarida merupakan senyawa biomolekul yang
tersusun lebih dari 20 unit monosakarida. Polisakarida terdiri dari polimer gula yang
bervariasi ukuran dan bisa linear atau bercabang. Polisakarida dibagi menjadi pati dan
glikogen sertapolisakarida non-pati(Hou, dkk, 2015).
Gambar 2.4. struktur senyawa polisakarida (Navarro, dkk, 2019)
3.2 BAHAN
Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah larutan karbohidrat 1% (glukosa,
fruktosa, maltosa, laktosa, amilum, selulosa, glikogen dan inulin), reagen molisch, reagen
benedict, reagen barfoed, larutan iodin, reagen seliwanoff, asam sulfat pekat, larutan HCl
2M, larutan fenol 5%, etanol 95%, jeruk, pepaya dan akuades.
Disipakan larutan etanol 95%, kentang, blender, kain penyaring, labu dan penyaring
buchner. Kemudian kentang dikupas, dicuci dan dipotong-potong lalu ditimbang sebanyak
300g. Dimasukkan kentang ke dalam blender dan ditambahkan 200 mL air serta
dihomogenkan selama 30 detik. Campuran disaring melalui secarik kain dan filtrate
ditampung dalam gelas kimia 600 mL. Ditambahkan 100 mL air, kocok, campuran dibiarkan
mengendap, kemudian didekantasi. Pati disuspensikan dengan 100 mL etanol 95%, disaring
melalui corong Buchner dan pati dikeringkan pada suhu kamar dan ditimbang.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
y = a1 + b
a2 = ∑x.y = 62,31 = 0,0071
∑ x2 8800
No Sampel A (y)
1 Jeruk 0,464
2 Pepaya 1,108
➢ Konsentrasi Sampel (x)
• Konsentrasi Sampel (x) Jeruk
a) Secara teori
x = y = 0,464 = 65,3521 ppm
a1 0,0071
b) Secara eksperimen
x = y = 0,464 = 65,3521 ppm
a2 0,0071
b) Secara eksperimen
x = y = 1,108 = 156,0563 ppm
a2 0,0071
b) Secara eksperimen
% = Xeksperimen x Faktor pengenceran x 100%
100000
% = 65,3521x 10 x 100%
100000
= 0,65 %
b) Secara eksperimen
% = Xeksperimen x Faktor pengenceran x 100%
100000
% = 156,0563 x 10 x 100%
100000
= 1,56 %
4.2.1. Rendemen pati
4.2.1.1. Rendemen Pati Pada Kentang
% Rendemen = Massa Pati x 100%
Massa sampel
% Rendemen = 2,646 g x 100%
100,1 g
= 2,643 %
5.1. PEMBAHASAN
4.2.1 Uji Molisch
4.2.1.1 Analisa Prosedur
Pada percobaan ini, hal yang dilakukan pertama kali adalah menyiapkan
masing-masing larutan meliputi glukosa, fruktosa, galaktosa, maltose, laktosa, sukrosa, dan
amilum ke dalam tabung reaksi dengan dipipet beberapa tetes untuk membuktikan adanya
kandungan karbohidratnya. Kemudian masing-masing sampel dalam tabung reaksi diteteskan
reagen molisch sebanyak 2 tetes dan dikocok supaya homogen. Setelah itu, larutan dalam
masing tabung reaksi di tambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat sampai terbentuk cincin
ungu untuk membuktikan adanya kandungan karbohidrat dari sampel tersebut.
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang berbeda terhadap
semua uji yang dilakukan. Pada uji molisch, umumnya semua sampel larutan karbohidrat
meliputi glukosa, laktosa, fruktosa, galaktosa, amilum, maltosa dan sukrosa positif terhadap
uji ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan adanya cincin ungu yang terbentuk pada masing-
masing sampel. Pada uji benedict, semua larutan sampel karbohidrat meliputi glukosa,
laktosa, fruktosa, galaktosa, amilum, maltosa dan sukrosa positif uji ini. Hal ini terbukti
karena adanya endapan jingga pada masing-masing sampel. Seharusnya menurut literatur,
amilum dan sukrosa tidak positif uji benedict karena terdapat gugus gula pereduksi keton. Hal
ini dapat terjadi karena sampel amilum dan sukrosa tidak murni lagi. Pada uji barfoed, sampel
larutan fruktosa yang positif dalam uji ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan terbentuknya
endapan merah bata pada tabung reaksi. Pada uji iodine, semua larutan sampel karbohidrat
meliputi sukrosa, maltosa, amilum dan inulin positif pada uji ini. Hal ini dibuktikan dengan
terjadinya perubahan warna pada sampel menjadi warna kuning. Berdasarkan literatur,
amilum tidak mengalami perubahan warna. Hal ini dapat terjadi karena sampel amilum sudah
mengalami kerusakan. Pada uji saliwanoff, hanya sampel larutan fruktosa dan sukrosa yang
positif dalam uji ini. Hal ini dibuktikan dengan terjadinya perubahan warna fruktosa menjadi
merah kecoklatan dan sukrosa menjadi merah ceri. Menurut literatur, ini terjadi karena
fruktosa dan sukrosa memiliki gugus ketosa yang dapat dihidrasi oleh reagen saliwanoff. Pada
analisa gula total buah menggunakan buah jeruk dan pepaya, didapatkan absorbansi larutan
standar sebesar 0; 0,083; 0,098; 0,218; 0,410 dan 0,464 untuk 0, 10, 20, 30, 50, 70 ppm
dengan regresi sebesar 0,965. Dari persamaan tersebut, didapatkan kadungan gula total pada
jeruk berdasarkan teoritis sebesar 0,65% dan berdasarkan eksperimen sebesar 0,65%.
Sedangkan untuk pepaya, didapatkan sebesar 1,56% dan 1,56% untuk teoritis dan eksperimen.
Pada isolasi karbohidrat, didapatkan pati kentang sebanyak 2,646 g dari massa keseluruhan
100,1 g sehingga didapatkan persentase rendemen sebanyak 2,643%.
5.2 Saran
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, disarankan agar praktikan lebih berhati-
hati dalam menggunakan alat-alat praktikum dan agar teliti dalam menggunakan masing-
masing instrumen agar hasil yang didapatkan lebih teliti dan akurat. Sebaiknya menggunakan
masing-masing larutan sampel dalam keadaan yang masih baik agar hasil yang didapatkan
lebih bagus dan optimal.
DAFTAR PUSTAKA
Andarwulan, N., Kusnandar, F & Herawati, D. 2011. Analisis Pangan. Dian Rakyat. Jakarta.
Broto, Wisnu, Dondy A Setyabudi, Sunarmani, Qanytah, and Irpan Badrul Jamal. 2017.
Teknologi Penyimpanan Umbi Kentang (Solanum tuberosum L.) Var. GM-05 dengan
Rekayasa Pencahayaan untuk mempertahankan Kesegarannya. Jurnal Penelitian
Pascapanen Pertanian Volume 14 No.2 September 2017 : 116 - 124
Daryatmo, J., dkk. 2017. Pengunaan Berbagai Sumber Karbohidrat Untuk Pembuatan Silase
Rumput Gajah, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian Magelang.
Hou Y, Wang X-L, Saha TT, Roy S, Zhao B, Raikhel AS, et al. (2015). Temporal
Coordination of Carbohydrate Metabolism during Mosquito Reproduction. PLoS
Genet 11(7): e1005309. doi:10.1371/journal.pgen.1005309
Insel, Paul, Don Ross, Kimberley McMahon, Melissa Bernstein. 2016. Discovering Nutrition,
Jones & Barnes Learning; Burlington.
Kusbandari, Aprilia. 2015. Analisis Kualitatif Kandungan Sakarida Dalam Tepung Dan Pati
Umbi Ganyong (Canna edulis Ker.) Pharmaҫiana, 5(1):35-42.
Navarro, Diego M.D.L, Jerubella J, Abelilla and Hans H. Stein. 2019. Structures and
characteristics of carbohydrates in diets fed to pigs: a review. Journal of Animal
Science and Biotechnology.
Rodríguez-Viera et al. (2017), Carbohydrates digestion and metabolism in the spiny lobster
(Panulirus argus): biochemical indication for limited carbohydrate utilization. PeerJ
5:e3975; DOI 10.7717/peerj.3975
A. Uji Molisch
1. Apa warna cincin yang terbentuk?
Jawab : ungu
2. Gugus apa dari karbohidrat yang memberikan uji molisch yang positif?
Jawab : Glukosa, galaktosa, fruktosa dan maltosa.
3. Mengapa banyak protein juga memberikan uji Molisch yang positif ?
Jawab : Karena memiliki senyawa yang dapat dihidrasi oleh asam pekat menjadi
senyawa furfural.
B. Uji Benedict
1. Apa warna endapan yang terjadi?
Jawab : Jingga dan sedikit Merah bata
2. Apa fungsi natrium sulfat?
Jawab : Sebagai zat pengompleks untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3
dalam larutanNaCO3.
3. Apa perbedaan antara reagen Benedict dan Fehling?
Jawab : Pereaksi benedict bereaksi positif dengan senyawa yang mempunyai gugus α
hidroksi aldehida. Pereaksi Fehling bereaksi positif dengan gula aldose dan
ketosa.
4. Senyawa apa di dalam urine yang mengganggu uji Fehling?
Jawab : Senyawa yang memiliki gugus aldehid.
C. Uji Barfoed
1. Apa perbedaan antara reagen Barfoed dan Benedict?
Jawab : Reagen barfoed adalah pereaksi yang terdiri dari kuprit sulfat dan asam asetat
dengan air sedangkan pereaksi benedict adalah pereaksi yang mengandung
kupri sulfat saja.
2. Larutan gula mana yang teroksidasi?
Jawab : Galaktosa dan glukosa
3. Apa pengaruhnya bila larutan – larutan tersebut dipanaskan terlalu lama?
Jawab : Akan terjadi perubahan warna yang tidak sesuai
4. Dapatkah uji Barfoed dipakai untuk menentukan gula dalam urine?
Jawab : dapat digunakan
D. Uji Salinawoff
1. Larutan apa yang memberikan uji positif tercepat ?
Jawab : Sukrosa dibandingkan fruktosa.
2. Dapatkah uji ini dipakai untuk membedakan sukrosa dari fruktosa?
Jawab : bisa untuk membedakan sukrosa dan fruktosa karena fruktosa diakibatkan
oleh asam klorida panas menjadi asam levulinat dan hidroksi-metil furfural.