Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM BIOMEDIK

PRAKTIKUM BIOKIMIA
KARBOHIDRAT

Disusun oleh:
Syalum Putri Amanda/H2A020063

Pembimbing:
Dr. Maya Dian Rakhmawatie, M.Sc., Apt

LABORATORIUM BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
LATAR BELAKANG

Karbohidrat merupakan sumber energi kalori utama dan merupakan sumber kalori yang
murah. Jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat adalah 4 Kal (kkal).
Beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat yang berguna bagi pencernaan.
Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan,
misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah
timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan, kehilangan mineral, dan membantu
metabolisme lemak dan protein, serta dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan sebagian
dari gliserol lemak. Sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang berasal dari
tumbuh-tumbuhan (Winarno, FG, 2004).
Bila tidak ada karbohidrat, asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak dapat diubah
menjadi glukosa untuk keperluan energi otak dan sistem saraf pusat. Oleh sebab itu tidak ada
ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari untuk manusia. Untuk memelihara
kesehatan,WHO (1990) menganjurkan agar 50-65% konsumsi energi total berasal dari
karbohidrat kompleks dan paling banyak hanya 10% berasal dari gula sederhana (Almatsier,
2010).
Karbohidrat atau sakarida adalah segolongan besar senyawa organik yang tersusun hanya
dari atom karbon, hidrogen dan oksigen. Bentuk molekul karbohidrat paling sederhana terdiri
dari satu molekul gula sederhana. Terdapat tiga golongan utama karbohidrat yaitu
monosakarida,oligosakarida dan polisakarida. Monosakarida atau gula sederhana,terdiri dari
hanya satu unit polihidroksi aldehida atau keton. Oligosakarida terdiri dari rantai pendek unit
monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Polisakarida terdiri dari
rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida.
Monosakarida merupakan jenis karbohidrat sederhana yang terdiri dari satu gugus
karbohidrat, contoh dari monosakarida yang banyak terdapat di dalam sel tubuh manusia adalah
glukosa, fruktosa dan galaktosa. Pada praktikum kali ini diamati dua jenis monosakarida yaitu
glukosa dan fruktosa. Glukosa di dalam industri pangan lebih dikenal sebagai dekstrosa atau juga
gula anggur. Glukosa adalah suatu aldoheksosa dan sering disebut dekstrosa karena mempunyai
sifat dapat memutar cahaya terpolarisasi ke arah kanan. Di alam,glukosa banyak terkandung di
dalam buah-buahan, sayuran dan juga sirup jagung (Ayu, 2011).
Karbohidrat merupakan senyawa yang banyak dijumpai di alam terutama karena
merupakan hasil sintesis CO2 dan H2O dengan pertolongan sinar matahari dan klorofil. Senyawa
monosakarida dan disakarida memilik rasa manis, oleh karena itu, kedua jenis karbohidrat
tersebut disebut gula. Sedangkan polisakarida tidak berasa manis karena molekulnya
sedemikian besar sehingga tidak dapat masuk ke dalam sel-sel tersebut yang terdapat pada
permukaan lidah. Analisis kualitatif karbohidrat merupakan senyawa metabolid primer selain
protein dan lipid. Karbohidrat mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia,
antara lain adalah sebagai sumber tenaga dan penghasil panas tubuh. Adanya karbohidrat dapat
diidentifikasi dengan menggunakan berbagai macam metode. Metode Uji Kualitatif Karbohidrat
yang dilakukan pada pratikum kali ini diantaranya adalah Uji Molisch, Uji Benedict, Uji
Selliwanof, Uji Barfoed, Uji Lugol, dan ditambah dengan Uji Biuret.
Uji biuret digunakan untuk menunjukkan adanya ikatan peptida dalam suatu zat yang
diuji. Adanya ikatan peptida mengindikasikan adanya protein, karena asam amino berikatan
dengan asam amino yang lain melalui ikatan peptida membentuk protein. Ikatan peptida
merupakan ikatan yang terbentuk ketika atom karbon dari gugus karboksil suatu molekul
berikatan dengan atom nitrogen dari gugus amina molekul lain. Reaksi tersebut melepaskan
molekul air sehingga disebut reaksi kondensasi.Oleh karena itu, perlu dilakukan praktikum ini
untuk mengidentifikasi sifat-sifat umum berbagai jenis karbohidrat berdasarkan terbentuknya
furfural,berdasarkan sifat pereduksinya dan mengidentifikasi jenis polisakarida berdasarkan
perubahan warna lodin yang terikat pada molekul polisakarida sebelum dan setelah terhidrolisis.

METODE
1. Alat dan Bahan

ALAT BAHAN
Tabung Reaksi Monosakarida/disakarida : glukosa,fruktosa,gula pasir,susu
skim
Gelas ukur kaca Polisakarida : starch, jus sayur
Pipet Reagen untuk tes kualitatif karbohidrat,pereaksi benedict
Penangas air
Beaker glass
Lampu spiritus
Penjepit tabung
Vortex

2. Cara Kerja
Pembuatan Larutan Benedict 173 g NA-sitrat + 100 g NA2CO3 dalam 800 ml air yang sudah
dimasak, diaduk dan tambahkan 17,3 g CUSO4 dalam 100 ml air.
1. Masukan 1 ml Larutan Karbohidrat + 5 ml Larutan Benedict pada tabung reaksi
2. Homogenkan dengan vortex
3. Tempatkan semua tabung dalam air mendidih diamkan selama 5 menit
4. Amati tabung mana yang mengahsilkan endapan merah bata

Uji Benedict
Karbohidrat merupakan komponen bahan pangan yang terdiri atas unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O). Salah satu analisis kualitatif karbohidrat adalah uji benedict. Uji
benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam sampel. Prinsip dari uji ini
adalah gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung dalam sampel
mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang mengendap
menjadi Cu2O, suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat pada reagen
benedict (Kusbandari, 2015). Pada uji ini menghasilkan endapan berwarna hijau, kuning, atau
merah bata tergantung dari konsentrasi gula reduksi dalam sampel, semakin berwarna merah
bata, maka konsentrasi gula reduksi semakin banyak (Kusbandari, 2015).
Terigu –Fruktosa -Laktosa Mocaf –Amilum Amilum -Susu skim
-sukrosa -glukosa

Hasil pengamatan menunjukkan sampel yang positif mengandung gula reduksi adalah glukosa
1%, fruktosa 1%, laktosa, mocaf dan susu skim. Sedangkan sampel yang negatif mengandung
gula reduksi adalah sukrosa 1%, amilum 1%, dan terigu. Gula reduksi adalah gula yang
mempunyai gugus aldehid atau keton bebas yang dalamsuasana basa dapat mereduksi logam-
logam (Indahyanti dkk, 2014). Gambar 1. menunjukkan bahwa glukosa memiliki gugus aldehid
bebas pada atom C no.1 atau disebut juga anomerik, sedangkan fruktosa memiliki gugus keton
bebas pada atom C no.2 sehingga sampel ini menghasilkan endapan merah bata setelah
dilakukan uji benedict.
Sukrosa dan laktosa merupakan karbohidrat yang termasuk golongan oligosakarida, yaitu
polimer dari monosakarida yangberjumlah 2 sampai 10 unit dalam rantai glikosidik. Sukrosa
terdiri atas molekul glukosa dan sukrosa, sedangkan laktosa terdiri atas molekul glukosa dan
galaktosa. Dilihat dari strukturnya, ikatan glikosidik pada sukrosa terbentuk antara C no.1
glukosa dan C no.2 fruktosa, menjadi ikatan 1,2 α. Oleh karena itu pada pengujian ini sukrosa
tidak menghasilkan endapan merah bata dikarenakan sukrosa bukan termasuk gula reduksi yang
memiliki gugus OH bebas. Laktosa dihubungkan oleh ikatan 1,4 β, yaitu C no.1 galaktosa dan C
no.4 glukosa, sehingga gugus aldehid pada anomerik glukosa tetap bebas. Maka laktosa
menghasilkan endapan merah bata, meskipun warnanya tidak pekat seperti glukosa. Hal ini
dikarenakan konsentrasi gula reduksi pada laktosa tidak sebanyak glukosa.
Susu skim mengandung zat makanan dari susu kecuali lemak dan vitamin-vitamin yang
larut dalam lemak (Herawati dan Wibawa, tanpa tahun). Susu skim mengandung laktosa
sebanyak 5%. Oleh karena itu, susu skim merupakan gula pereduksi karena memiliki gugus
aldehid bebas pada laktosa tepatnya pada monomer glukosa. Endapan yang dihasilkan berwarna
kuning, hal ini dikarenakan konsentrasi gula reduksi pada susu skim tidak banyak, susu skim
mengandung komponen lain selain laktosa, diantaranya adalah air, protein, dan vitamin larut air.
Modified Cassava Flour adalah hasil modifikasi dari sel ubi kayu (singkong) secara
fermentasi dengan bantuan mikroba Bakteri Asam Laktat (BAL) (Mukmin dkk, 2012). Mikroba
yang tumbuh menghasilkan enzim pektolitik dan selulotik yang dapat menghancurkan dinding
sel singkong sedemikian rupa sehinga terjadi liberasi granula pati (Subagyo dalam Mukmin dkk,
2012). Mocaf memiliki pati 87,3%, yang lebih tinggi dari tepung terigu 60-68% sehingga mocaf
dapat digunakan untuk penambahan atau pengganti alternatif tepung terigu, namun kedua produk
ini tidak sama karakteristiknya. Pati disebut juga amilum pada mocaf dan tepung terigu terdiri
atas dua macam polisakarida yang keduanya adalah polimer dari glukosa. Amilosa terdiri atas
250-300 unit D-glukosa yangterikat dengan ikatan α 1,4-glikosidik, jadi
molekulnyamerupakan rantai terbuka.Amilopektin juga terdiri atas molekulD-glukosa yang
sebagian besarmempunyai ikatan 1,4-glikosidik dansebagian lagi ikatan 1,6-glikosidik
(Muksin dkk, tanpa tahun). Maka dapat disimpulkan bahwa sampel mocaf, terigu dan amilum
1% merupakan gula reduksi apabila polimernya telah terurai menjadi monomer glukosa yang
memiliki gugus aldehid bebas.
Akan tetapi, pada uji benedict hanya mocaf yang hasilnya positif walaupun endapan yang
dihasilkan berwarna hijau. Hal ini dikarenakan mikroba yang tumbuh pada proses fermentasi
mocaf menghasilkan enzim pektolitik dan selulotik yang dapat menghancurkan dinding sel
singkong sehingga terjadi liberasi granula pati. Maka pati pada mocaf sudah terurai menjadi
lebih sederhana yang memiliki gugus OH bebas walaupun konsentrasi gula reduksi tidak banyak
sehingga menghasilkan endapan berwarna hijau. Sedangkan pati pada terigu dan amilum 1%
tidak terurai walaupun melalui proses pemanasan. Salah satu proses pemecahan molekul pati
menjadi bagian-bagian penyusunnya yang lebih sederhana adalah hidrolisis. Meskipun pada
pengujian ini melewati tahap pemanasan, hidrolisis sempurna terjadi pada suasana asam
sedangkan reagen benedict pada pengujian ini menghasilkan suasana alkalis. Selain itu,
hidrolisis juga dapat dilakukan dengan bantuan enzim amilase.

Uji Fehling
Uji fehling menggunakan pereaksi fehling yang terdiri dari campuran kupri sulfat, Na-K-
tartrat dan natrium hidroksida dengan gula pereduksi dan dipanaskan akan terbentuk endapan
yang berwarna merah kecoklatan (Slamet sudarmadji et all, 1986).
Uji fehling ini digunakan untuk mengetahui adanya kandungan gula pereduksi dalam
karbohidrat. Gula pereduksi adalah karbohidrat yang dapat mereduksi senyawa pengoksidasi
lemah seperti Cu dalam pereaksi fehling. Agar berfungsi sebagai gula pereduksi, karbohidrat
harus mempunyai fungsi aldehid atau gugus fungsi hemi asetal yang dapat membuka menjadi
aldehid. Dari ketiga bentuk glukosa, hanya bentuk asiklik yang dioksidasi oleh pereaksi fehling.
Akhiran  -osa digunakan dalam tatanama karbohidrat sistematik untuk menyatakan suatu gula
pereduksi (Keenan, 1986).
Dalam pembahasan ini larutan sample yang diuji adalah larutan gula, pati, glukosa (1%,
10%, 20%), sirup. Apabila larutan sample ditambah pereaksi fehling (A+B) dan kemudian
dipanaskan menunjukkan terbentuknya endapan merah kecoklatan maka larutan sample tersebut
mengandung gula pereduksi karena mengandung gugus fungsi aldehid yang dapat mereduksi
pereaksi fehling. Dari 7 larutan sample, 4 diantaranya yang menunjukkan adanya endapan merah
kecoklatan adalah larutan glukosa 1%, glukosa 10%, glukosa 20%, dan sirup. Larutan glukosa
20% adalah larutan dengan kandungan gula pereduksi tertinggi.
Uji Barfoed

Uji karbohidrat barfoed merupakan uji untuk membedakan karbohidrat golongan


monosakarida dan disakarida. Prinsipnya adalah reduksi Cu2+ yang terdapat dalam pereaksi
barfoed oleh gugus pereduksi pada monosakarida dalam suasana asam. Reaksi positif ditunjukkn
dengan munculnya endapan merah orange atau merah bata. Pada uji barfoed, dari data hasil
pengamatan yang dilakukan dapat diketahui bahwa glukosa berekasi positif yang ditandai
dengan adanya endapan merah bata setelah dipanaskan. Sehingga glukosa merupakan gula
monosakarida pereduksi seperti yang terdapat dalam literatur yang menyatakan bahwa uji
barfoed digunakan untuk menguji adanya gula monosakarida pereduksi. Sedangkan pada sampel
sukrosa bereaksi negatif. Hal itu terbukti bahwa sukrosa bukan termasuk gula monosakarida
pereduksi.Uji Benedict berdasarkan pada gula yang mengandung gugus aldehida atau keton
bebas akan mereduksi ion Cu2+dalam suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai
Cu2O (kupro oksida) berwarna merah bata. Gula pereduksi merupakan gula yang memiliki
gugus alkalis atau keton bebas atau terdapat gugus –OH glikosidis pada strukturnya (Sumardjo,
2006).
Uji Barfoed digunakan untuk membedakan reaktivitas antara monosakarida ,disakarida,
dan polisakarida. Didalam asam, polisakarida atau disakarida akan terhidrolisis parsial menjadi
sebagian kecil monomernya. Monomer gula dalam hal ini beraksi dengan fosfomolibdat
membentuk warna merah. Dari hasil pengamatan pun sukrosa yang termasuk kedalam disakarida
menunjukkan hasil yang negative, pada semua percobaan.

No Larutan uji Keterangan


1 Lar. Seliwanoff + Glukosa Terjadi perubahan
2 Lar. Seliwanoff + Sukrosa Tidak terjadi perubahan

Pada uji Barfoed, hasil positif ditunjukkan pada sampel glukosa, dan hasil negative ditunjukkan
oleh sampel sukrosa.

Uji Molisch
Uji molisch secara kualitatif menentukan adanya karbohidrat dalam sampel .Hasilnya
positif pada sampel yang ditandai dengan terbentuknya cincin ungu antara sampel dan asam
sulfat. Karbohidrat dengan zat tertentu akan menghasilkan warna tertentu yang dapat digunakan
untuk analisis kualitatif. Bila karbohidrat direaksikan dengan larutan Naftol dalam alkohol.
Kemudian ditambahkan H2SO4 pekat secara hati hati , Pada batas cairan akan berbentuk Furfural
yang berwarna ungu. Reaksi ini disebut reaksi Molisch Dan merupakan reaksi umum bagi
karbohidrat. Prinsip , bahan yang mengandung Monosakarida bila direaksikan dengan H2SO4
pekat akan terhidrolisis membentuk furural. Furfural ini Akan membentuk persenyawaan dengan
Naftol ditandai dengan terbentuknya warna Viollet (cincin). Oleh karena H2SO4 dapat
menghidrolisis Oligosakarida dan Polisakarida. Caranya, dalam dua ml larutan contoh dalam
tabung reaksi ditambahkan dua Tetes pereaksi -naftol 10% ditambahkan ke dalam tabung reaksi
di mana larutan contoh berada di lapisan atas. Cincin berwarna merah ungu pada batas kedua
cairan menunjukkan adanya karbohidrat dalam contoh. (Winarno,FG,2004) .
Uji Selliwanof
Uji Seliwanoff atau tes Selliwanof digunakan untuk membedakan gula (karbohidrat) yang
di uji masuk kategori ketosaataualdosa. Gula aldosa memiliki gugus aldehida, sedangkan ketosa
memiliki gugus keton. Dasar dari uji ini adalah bahwa ketosa lebih cepat terdehidrasi di
bandingkan aldosa saat di panaskan. HCl dalam reagen seliwanof akan mendehidrasi gula
menjadi furfural yang akan bereaksi dengan resorsinol membentuk senyawa berwarna merah
ceri atau merah kecoklatan.

No Larutan uji Keterangan


1 Lar. Seliwanoff + Glukosa Tidak terjadi perubahan
2 Lar. Seliwanoff + Maltosa Tidak terjadi perubahan

Dengan uji ini,gula ketosa seperti fruktosa akan menghasilkan (+) warna merah ceri atau
merah kecoklatan, sedangkan gula aldosa seperti glukosa dan maltosa akan memberikan hasil
negatif (-) dengan tidak muncul warna merah pada larutan. Namun apabila pemanasan tidak
sesuai dengan prosedur (lebih dari 5 menit), gula aldosa kadangakan menghasilkan warna
merah muda. Sedangkan sukrosa (gabungan antara fruktosa dan glukosa) akan menghasilkan
warna merah ceri atau merah kecoklatan karena adanya fruktosa di dalamnya.
Uji test Selliwanoff : Fruktosa dan asam kuat membentuk 4 hidroksimetil ditambahkan
recorcinol akan membentuk warna coklat.

Uji selliwanof memiliki prinsip yaitu setelah pencampuran larutan dilakukan, kemudian
dilanjutkan dengan pemanasan,maka sakarida yang mengandung gula ketosa akanberubah warna
menjadi merah. Pada uji selliwanof, dari data hasil pengamatan yang dilakukan dapat diketahui
bahwa glukosa dan maltosa bereaksi negatif terhadap uji selliwanof ini. Hal tersebut ditandai
dengan tidak timbulnya warna merah pada saat pemanasan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
glukosa dan maltosa merupakan gula aldosa atau merupakan gula yang mempunyai gugus
aldehida. Seperti yang terdapat dalam literatur bahwa uji selliwanof digunakan untuk menguji
adanya gula ketosa. Sedangkan pada sampel glukosa dan maltosa negatif terhadap uji selliwanoff
karena kedua sampel ini tidak mempunyai gugus keton.
Uji Bial
Untuk Uji Reagen Bial, pada glukosa, fruktosa, galaktosa, sukrosa, danamilum terjadi
perubahan warna ari kuning menjadi kuning kecoklatan.Sedangkan untuk Akuades tidak terjadi
perubahan warna. Jadi dari warna kuning tetap menjadi kuning. Menurut (Damin, 2009),
pengujian bial dilakukan untuk mengetahui adanya pentosa. Dalam uji bial tidak terlalu spesifik
untuk pentosa karena senyawa-senyawa seperti triosa, asam uronat, dan hektosa tertentu juga
menghasilkan warna yang sama.Hidroksimetilfultural yang terbentuk dari heksosa akan bereaksi
dengan oricinol membentuk warna kuning kecoklatan. jadi uji bial digunakan untuk
membedakan pentosa dari Heksosa.
Uji Lodine
Uji Iod digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam
larutan.Reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna menjadi biru. Warna biru
yangdihasilkan diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan
Iodin.Sewaktu amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan
sebagai hasil darireaksi yang positif akan menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biruakan
muncul kembali. (Syawal. Putri, 2014).
Prinsip, Polisakarida akan membentuk reaksi dengan iodin dan memberikan warna
spesifik tergantung jenis karbohidrat nya. Amilosa dan iodin berwarna biru, amilopektin merah
coklat, beliko gen dan dextrine berwarna merah coklat. Caranya, larutan contoh diasamkan
dengan HCL sementara itu dibuat larutan iodin dalam larutan KI. Larutan contoh sebanyak satu
Tetes ditambahkan ke dalam iodin. Timbulnya warna biru menunjukkan adanya pati dalam
contoh, sedangkan warna merah menunjukkan adanya glikogen .

DAFTAR PUSTAKA

1. Yusrin, Ana Hidayati Mukaromah . PROSES HIDROLISIS ONGGOK DENGAN VARIASI ASAM PADA
PEMBUATAN ETHANOL . Universitas Muhammadiyah Semarang. Prosiding Seminar Nasional
UNIMUS 2010.
2. Ardhista Shabrina Fitri1, Yolla Arinda Nur Fitriana2 . Analisis Senyawa Kimia pada
Karbohidrat. SAINTEKS Volume 17 No 1, April 2020
3. AINAN DWI LESTARI. ANALISIS KUALITATIF KARBOHIDRAT DENGAN UJI
IODIN. POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR 2018.

Anda mungkin juga menyukai