Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KELOMPOK

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA


UJI BENEDICT

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1(B)
Ade Amelia 213307030052
Veronika Bertua Simanjuntak 213307030053
Tasya Melisa Br. Purba 213307030054
Tisa Khairatunawa 213307030055
Kevin Wijaya 213307030056
Destiana Tata Surbekti 213307030057
Maria Lady Saragih 213307030057
Farren 213307030059
Ricky Martino 213307030060

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


FAKULTAS KEDOKETEAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas nikmat dan rahmat
yang selalu hadir dan nyata, sehingga penulis sapat menyelesaikan loparan ini. Walaupun
dalam penyusunan laporan ini banyak mengalami kesulitan, berkat rahmat serta
penyertaan-Tuhan yang tiada henti sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat
waktu.

Sejalannya studi mahasiswa dalam kurikulum dan materi kuliah Biokimia,maka


mahasiswa ditugaskan untuk menulis laporan tentang Karbohidrat. Penulis memilih Uji
Benedict sebagai pokok bahasan laporan ini. Laporan ini ditulis untuk memenuhi tanggung
jawab tugas mata kuliah Praktikum Biokimia serta bentuk tanggung jawab penulis dalam
melaksanakan studinya. Kiranya laporan ini dapat bermanfaat sebagai sumbangsih penulis
demi menambah pengetahuan terutama bagi pembaca umum dan bagi penulis khususnya.

Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun, demi perbaikan dalam laporan yang akan datang.

Akhirkata penulis sampaikan terima kasih semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin

Medan, 29 Oktober 2022

Kelompok 1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Karbohidrat adalah senyawa aldehid atau keton beserta turunannya yang


megikat banyak gugus hidroksil atau dengan kata lain karbohidrat adalah senyawa
polihidroksil dari aldehid atau keton. Rumus empiris dari karbohidrat dapat ditulis
sebagai CH2O. Komponen utama penyusun karbohidrat adalah C, H, dan O., dengan
perbandingan jumlah atom H dan O adalah 2 : 1 seperti halnya air. Bentuk paling
sederhana dari molekul karbohidrat terdiri dari satu molekul gula sederhana. Banyak
karbohidrat yang merupakan polimer yang tersusun dari molekul gula yang terangkai
menjadi rantai yang panjang serta bercabang-cabang. Karbohidrat tidak hanya
memberikan energi, tetapi juga menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh, serta
berperan penting dalam proses metabolisme dan pembentuk struktur sel. Oleh karena
itu, untuk mengetahui karakteristik dan jenis karbohidrat maka praktikum pengujian
karbohidrat dilakukan.

1.2 Tujuan Praktikum

Uji coba karbohidrat di laboratorium biokimia ini bertujuan untuk


mengklasifikasikan makanan yang mengandung karbohidrat dan merupakan sumber
energi dengan mengamati perubahan warna bahan yang diuji.

1.3 Manfaat Praktikum

Manfaat penulisan makalah ini menurut penulis yaitu:


1. Manfaat praktis, hasil penulisan ini diharapkan dapat menambah wawasan serta
memberikan pengetahuan yang baru bagi pembaca.
2. Manfaat teoritis, penulisan makalah ini diharapkan dapat menjadi sarana media
informasi tentang anemia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Karbohidrat (CH2O)n merupakan sumber energi utama. Sebagian besar karbohidrat


yang dikonsumsi adalah tepung/amilum/pati, yang ada terdapat pada gandum, jagung, beras,
kentang, dan padi-padian lainnya. Karbohidrat merupakan komponen yang penting dan sumber
tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Karbohidrat berserat (fiber) seperti
selulosa, pektin dan lignin juga merupakan komponen struktur penting pada makhluk hidup.

Karbohidrat adalah polisakarida aldehid atau polihidroksil keton, atau senyawa hasil
hidrolisis keduanya. Karbohidrat memiliki penyusun utama yaitu atom C , H dan O dimana
dengan perbandingan jumlah atom H dan O adalah 1 : 2 seperti molekul air. Contoh glukosa-
C6H12O6 (12:6), sukrosa- C12H22O11 (22:11).

Klasifikasi karbohidrat pada umumnya didasarkan atas kompleksitas struktur kimia.


Berdasarkan kompleksitasnya. karbohidrat dibedakan atas karbohidrat yang lebih sederhana,
yang lebih dikenal sebagai monosakarida, dan karbohidrat majemuk yang meliput disakarida
dan polisakarida.

Glukosa adalah monosakarida dengan rumus kimia C6H12O6 dan dapat ditemukan
sebagai glikosida pada hewan, sebagai disakarida-disakarida dan polisakarida-polisakarida
pada tumbuhan. Glukosa dapat dihasilkan melalui hidrolisis polisakarida atau disakarida, baik
dengan asam maupun dengan enzim. Glukosa dapat dibuat dari pati-patian, dan proses
pembuatannya dapat dihidrolisa denganasam maupun enzim. Glukosa merupakan karbohidrat
utama yang digunakan sebagai sumber energi pada hewan dan tumbuhan. Analisa kualitatif
glukosa dengan uji molisch, uji barfoed, uji benedict, uji seliwanoff, dan uji iodin. Sedangkan
uji kuantitatif dengan metode luff schoorl

Menurut pendapat (Lehninger, 1984) dalam (Syahirir, 2009) maltosa merupakan ugla
pereduksi seperti glukosa yang memiliki gugus karbonil yang berpotensi bebas. Sukrosa bukan
gula pereduksi, sukrosa tidak mengandung atom karbon anomer bebas, karena karbon anomer
kedua unit monosakarida pada sukrosa berikatan satu dengan yang lain. Hal tersebut
menyebabkan sukrosa lebih stabil terhadap oksidasi atau hidrolitik enzim-enzim pemecah
ikatan glikosida.
Karbohidrat sederhana (simple carbohyrate), manosa, atau monosakarida adalah karbohidrat
yang molekulnya lebih kecil dari susunannya lebih sederhana dibandingkan dengan molekul
karbohidrat yang lain. Nmolekul karbohidrat ini dapat diperkecil lagi dengan cara hidrolisis.
Monosakarida adalah suatu persenyawaan yang netral, mudah larut dalam air, kelarutannya
dalam alkohol kecil, dan tidak larut dalam dietileter (Sumardjo, 2009).

Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat


utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-
biian, dan umbi-umbian. Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati berbeda
satu sama lain bergantung pada jenis tanaman asalnya. Rantai glukosa terikat satu sama lain
melalui ikatan alfa yang dapat dipecah dalam proses pencernaan (Almatsier, 2010).

Ada 4 Uji yang dapat dilakukan, yaitu :


1. Uji Molish
Setelah dilakukan uji Molish, bahan yang mengandung karbohidrat karena
menghasilkan cincin berwarna ungu setelah ditambahkan pereaksi Molish adalah:
Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, Sukrosa, Jambu Biji Matang, Nanas (Mentah,
Ranum, dan Matang), Tomat (Mentah, Ranum, dan Matang), Pisang (Mentah, Ranum, dan
Matang), dan Belimbing (Mentah, Ranum, dan Matang).

2. Uji Benedict
Uji Benedict yang menghasilkan endapan merah bata setelah dipanaskan sehingga
termasuk Gula Pereduksi adalah: Glukosa, Fruktosa, Laktosa, Maltosa, dan Sukrosa.
Sedangkan pada Buah yang termasuk Gula Pereduksi Tinggi karena menghasilkan
Endapan Merah Bata adalah Tomat Matang, Manggis Mentah dan Belimbing (Mentah,
Ranum, dan Matang). Gula Pereduksi Sedang karena menghasilkan Endapan Jingga ada
pada buah Cabai Matang, Tomat (Matang dan Ranum), Pisang (Matang dan Ranum),
Manggis Matang, Nanas (Ranum dan Matang), dan Jambu Biji (Mentah, Ranum, dan
Matang). Terakhir Gula Pereduksi Lemah (tidak mereduksi) karena menghasilkan
Endapan Kuning yaitu buah Cabai Ranum, dan Pisang Matang.

3. Uji Seliwanoff
Adanya Fruktosa ditemukan pada campuran bahan yang menghasilkan perubahan
warna menjadi jingga setelah dipanaskan adalah: Fruktosa, Sukrosa, Nanas (Mentah,
Ranum, Matang), Jambu biji Mentah, Pisang (Mentah, Ranum, Matang), dan Manggis
Ranum.

4. Uji Iodine
Polisakarida terkandung pada bahan yang menghasilkan campuran berwarna biru
kehitaman setelah dicampur dengan pereaksi Iodine adalah: Amilum, dan Pisang (Mentah,
Ranum, Matang).

Uji benedict adalah uji kimia untuk mengetahui kandungan gula (karbohidrat) pereduksi.
Gula pereduksi meliputi semua jenis monosakarida dan beberapa disakarida seperti laktosa dan
maltosa. Nama Benedict merupakan nama seorang ahli kimia asal Amerika, Stanley Rossiter
Benedict (17 Maret 1884-21 Desember 1936). Benedict lahir di Cincinnati dan studi di
University of Cincinnati. Setahun kemudian dia pergi ke Yale University untuk mendalami
Physiology dan metabolisme di Department of Physiological Chemistry.

Pada uji Benedict, pereaksi ini akan bereaksi dengan gugus aldehid, kecuali aldehid dalam
gugus aromatik, dan alpha hidroksi keton. Oleh karena itu, meskipun fruktosa bukanlah gula
pereduksi, namun karena memiliki gugus alpha hidroksi keton, maka fruktosa akan berubah
menjadi glukosa dan mannosa dalam suasana basa dan memberikan hasil positif dengan
pereaksi benedict. Satu liter pereaksi Benedict dapat dibuat dengan menimbang sebanyak 100
gram sodium carbonate anhydrous, 173 gram sodium citrate, dan 17.3 gram copper (II) sulphate
pentahydrate, kemudian dilarutkan dengan akuadest sebanyak 1 liter.

Untuk mengetahui adanya monosakarida dan disakarida pereduksi dalam makanan, sample
makanan dilarutkan dalam air, dan ditambahkan sedikit pereaksi benedict. Dipanaskan dalam
waterbath selamaa 4-10 menit. Selama proses ini larutan akan berubah warna menjadi biru
(tanpa adanya glukosa), hijau, kuning, orange, merah dan merah bata atau coklat (kandungan
glukosa tinggi).

Sukrosa (gula pasir) tidak terdeteksi oleh pereaksi Benedict. Sukrosa mengandung dua
monosakrida (fruktosa dan glukosa) yang terikat melalui ikatan glikosidic sedemikian rupa
sehingga tidak mengandung gugus aldehid bebas dan alpha hidroksi keton. Sukrosa juga tidak
bersifat pereduksi.

Uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula pereduksi dalam larutan sampel.
Prinsip dari uji ini adalah gugus aldehid atau keton bebas pada gula reduksi yang terkandung
dalam sampel mereduksi ion Cu2+ dari CuSO4.5H2O dalam suasana alkalis menjadi Cu+ yang
mengendap menjadi Cu2O. Suasana alkalis diperoleh dari Na2CO3 dan Na sitrat yang terdapat
pada reagen Benedict. Pada uji ini menghasilkan endapan merah bata yang menandakan adanya
gula pereduksi pada sampel. Endapan yang terbentuk dapat berwarna hijau, kuning atau merah
bata tergantung pada konsentrasi gula reduksinya. Semakin berwarna merah bata maka gula
reduksinya semakin banyak.
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat
a. 6 Tabung reaksi
b. 1 Rak tabung reaksi
c. Pipet tetes
d. Penjepit tabung reaksi
e. Beaker glass
f. Gelas ukur
g. Waterbath

3.2 Bahan
a. Pereaksi benedict
b. Larutan karbohidrat
➢ Fruktosa
➢ Dextrose
➢ Gula putih
➢ Teh
➢ Pati beras
➢ Pati jagung

3.3 Prosedur kerja


1. Siapkan 6 tabung reaksi yang bersih dan kering kemudian masukkan ke semua tabung
reaksi 1 mL Larutan Karbohidrat
2. Kemudian masukkan 2 mL Larutan Benedict ke semua tabung reaksi lalu
dihomogenkan
3. Didihkan selama 5 menit atau dimasukkan dalam air yang mendidih
4. Perhatikan perubahan warna yang terjadi dan catat hasilnya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 HASIL

4.2 PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini kami akan membahas tentang uji karbohidrat khusus
golongan gula pereduksi yaitu uji benedict.Yang mana dengan melakukan uji
benedict larutan hanya akan berubah warna apabila laruatan mengandung gula
pereduksi. Klasifikasi karbohidrat terdiri dari monosakarida, disakarida, dan
polisakarida.Monosakarida adalah karbohidrat yang sederhana, dalam arti
molekulnya hanya terdiri atas beberapa atau karbon saja dan tidak dapat diuraikan
dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi karbo lain. Monosakarida tidak
berwarna, bentuk kristalnya larut dalam airtetapi tidak larut dalam pelarut
nonpolar.Monosakrida digolongkan menurut jumlahkarbon yang ada dan gugus
fungsi karbonilnyayaitu aldehid (aldosa) dan keton (ketosa).Glukosa, galaktosa,
dan deoksiribosasemuanya adalah aldosa. Monosakarida sepertifruktosa adalah
ketosa(Fitri & Fitriana, 2020).
Dapat diketahui dari hasil penelitian bahwasannya semakin tinggi konsentrasinya hasil
yang dikeluarkan adalah warna merah bata (kadar gulanya tinggi) dalam pengujian urin
terdapat glukosa, dan monosakarida mengandung gula preduksi.
Dan hasil penelitian terdapat warna biru (pati), biru kehijauan (polisakarida dimana
artinya tidak bereaksi), kuning dan merah bata (gugus aldehid).
Reaksi benedict sendiri ialah sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui
kandungan karbohidrat pada suatu larutan. Metode ini memanfaatkan reaksi kimia
antara gula pereduksi dengan ion tembaga yang menghasilkan endapan berwarna merah
bata.
Dengan hasil akhir yaitu :
Fruktosa 0,5 gram + 50 mg aquadest + 2 ml benedict = merah bata
Dextrose 0,5 gram + 50 mg aquadest + 2 ml benedict = merah bata pekat sekali
Pati beras 1 ml + 2 ml benedict = biru
Pati jagung 1 ml + 2 ml benedict = biru kehijauan sedikit
Teh botol 1 ml + 2 ml benedict = biru kehijauan
Gula 1 ml + 2 ml benedict = biru (lebih bening)
The botol mengandung sedikit gula preduksi
BAB V
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Adapun hasil praktikum, fruktosa menghasilkan warna merah bata, dextrose menghasilkan
warna merah bata sekali yang mana artinya fruktosa dan dextrose termasuk golongan
monosakarida atau gula preduksi. Sedangkan pati beras menghasilkan warna biru, pati jagung
menghasilkan warna biru agak kehijauan sedikit, teh botol menghasilkan warna biru kehijauan
dan gula mneghasilkan warna biru yang mana artinya pati beras, pati jagung, teh botol dan gula
bukan dari golongan gula preduksi melainkan termasuk golongan polisakarida dan golongan
disakarida ( tidak bereaksi).
DAFTAR PUSTAKA

Cahyany, Rizky Pratama, and Muhammad Ali Sodik. "Biomedik." (2018).

Dasyanti, N. L. M. (2013). Metode Analisis Kualitatif dan Kuantitatif


Karbohidrat. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Politeknik Kesehatan Denpasar:
Denpasar, 22.

Rahmi,rizkita cut sarah.2021.” rekasi uji karbohidrat (uji benedict)”.


https://www.researchgate.net › 350808902_2_Uji_Benedict. Diakses pada tanggal 29 oktober
2022

Anda mungkin juga menyukai