BIOKIMIA
Oleh :
Putu Indah Sari Rahayu
(1603511072)
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmad-
Nyalah laporan akhir praktikum biokimia ini dapat terselesaikan.
Adapun isi dari laporan praktikum ini adalah karbohidrat, lipida, protein dan asam
amino, pencernaan,dan urine.
Saya sadar bahwa laporan praktikun ini jauh dari kata sempurna dengan segala
kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran lebih sempurnanaya laporan akhir
praktikun ini.
Mudah-mudahan laporan akhir praktikum biokimia ini dapat memberikan kita semua
banyak manfaat.
Atas perhatian dan semua pihak yang membantu penulisan saya ini , saya ucapkan
terima kasih.
3.1. Alat
3.2. Bahan
3.3. Preaksi
3.4. prosedur kerja
BAB 4. HASI DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
2. LIPIDA
BAB1. PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
1.2.Tujuan
1.3.Manfaat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3. ALAT, BAHAN. PREAKSI DAN PROSEDUR KERJA
1.1.Alat
1.2.Bahan
1.3.Preaksi
1.4.Prosedur kerja
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
4.2.Pembahasan
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. KARBOHIDRAT
BAB I
PENDAHULUAN
d) Fermentasi / peragian
Masukan dalam sebuah mortar ( lumpang ) kira-kira 2 gram ragi roti dengan 20 ml
larutan karbohidrat percobaan sehingga di dapatkan suspensi rata. Pindahkan kedalam
tabung pragian dan balikkan tabung tersebut begitu rupa sehingga ujung yang tertutup
terisi penuh dengan cairan. Kembalikan tabung pada kedudukan semula dengan ujung
yang tertutup rapat penuh terisi. Setelah 1,5 jam hasil pragian dapat di periksa. Gas
yang terbentuk akan terkumpul pada ujung yang tertutup. Apa bila telah ada gas yang
terbentuk, maka untuk membuktikan bahwa gas itu CO2 kedalam tabung di
tambahkan NaOH 10% sampai memenuhi ujung yang terbuka. Tutup ujung tabung
yang terbuka dengan ibu jari dan sambil di bolak balikan beberapa kali. Lalu
perhatikan apakah ada penyedotan dan mengapa demikian.
e) Test yodium
Letakan sejumlah kecil atau beberapa ml larutan percobaan pada suatu piring gelas.
Lalu tamnahkan setetes larutan yodium encer dan kemudian perhatikan warna yang
terbentuk pada setiap jenis bahan percobaan tersebut.
f) Hidrolisis sukrosa
25 ml larutan sukrosa 0,1 M di masukan kedalam beaker gelas 100 ml. Lalu
tambahkan 1 ml HCL pekat dan panaskan pada penangas air mendidih selama 45
menit. Lalu di dinginkan dan setelah dingin segera netralkan dengan NaOH
10%(tambahkan tetes demi tetes NaOH 10% sampai memberi warna merh mudah
pada indikator Phenolptalein atau warna merah netral pada kertas lakmus). Lalu
setelah netral betul larutan tadi di encerkan sampai volumenya menjadi 50 ml.
Periksalah larutan larutan dengan test benedict, seliwanoff, dan barfoed.
g) Hidrolisis pati
Masukan 10 ml larutan pati ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 6 tetes HCL
pekat dan panaskan di penangas air. Setiap 3 menit ambil beberapa tetes
larutan yang di panaskan tersebut lalu test dengan larutan yodium pada piring
tetes. Volume larutan semulla di pertahankan dengan menambahkan air bila
perlu. Teruskan pemanasan sampai tidak ada lagi warna yang terbentuk
dengan yodium. Dinginkan dan netralkan larutan tadi dengan NaOH yang
encer sampai larutan bereaksi asam terhadap lakmus atau timbul warna merah
mudah terhadap indikarot PP. Test sebagian larutan dengan benedict dan
seliwanoff.
Ke dalam tabung reaksi masukan masing-masing 5 ml larutan pati. Lalu
tambahkan beberapa tetes larutan yodium kedalam masing-masing tabung.
Lalu pansakan tabung yang satu perlahan-lahan. Perhatikan hilangnya warna.
Dinginkan kembali dan perhatikan warnanya. Kedalam tabung yang lain
tambahkan larutan Na-thiosulfat tetes demi tetes sehingga warna biru hilang.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
2) Test benedict
No Nama karbohidrat Warna Endapan +/-
1 Larutan glukosa 0,1 M Biru Tidak ada -
2 Larutan fruktosa 0,1 M Hijau Ada +
3 Larutan sukrosa 0,1 M Biru Tidak ada -
4 Larutan maltosa 0,1 M Biru Tidak ada -
5 Larutan pati 1% Biru Tidak ada -
3) Test seliwanoff
4) Fermentasi / peragian
6) Hidrolisis sukrosa
Jenis / nama test Hasil hidrolisis sukrosa 0,1 M (endapan/warna yang terjadi)
Benedict Warna hijau (+)
Seliwanoff Warna merah (+)
7) Hidrolisis pati
4.2. Pembahasan
- Test molisch
Dari hasil perobaan di atas memperoleh semua larutan yang di uji dari larutan
glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan pati mengalami perubahan yaitu
terbentuknya cincin yang berwarna ungu.
Uji molisch adalah ujih yang tidak spesifik terhadap karbohidrat karena terdapat
cincin yang berwarna ungu untuk menguji karbohidrat secara umum.
- Test benedict
Dari hasil percobaan di atas memperoleh tidak semua larutan yang di uji memiiki
karbohidrat yang positif karena test benedict khusus untuk menguji gugus keton
dan gugus aldehid dan juga semua larutan yang di uji berwarna biru kecuali
larutan fruktosa yang berwarna hijau.
- Test seliwanoff
Dari hasil percobaan di atas memperoleh tidak semua larutan yang di uji memiliki
karbohidrat yang positif karena test seliwanoff hanya untuk menguji gugus keton
dan juga larutan yang di uji yang mengalami senyawa berwarna merah adalah
larutan fruktosa dan sukrosa.
- Fermentasi / peragian
Dari hasil percobaan di atas karbohidrat yang mudah di fermentasi adalah sukrosa
0,1 karena berlangsung aksi anaerob dan karbohidrat yang susah di fermentasi
adalah larutan kanji. Pada ibu jari akan terjadi penyedotan dengan penambahan
NaOH 1 %. Hal ini terjadi karena proses an aerob yang menyebabkan O2 tidak
masuk kedalam tabung fermentasi sehingga ibu jari tertarik ke mulut tabung
fermentasi.
- Test yodium
Dari hasil percobaan di ats tepung terigu berwarna ungu karena kandungan
aluminiumnya tinggi, pati berwarna hijau tua karena aluminiumnya tinggi, agar-
agar berwarna kuning karena kadar aluminium rendah, dekstrim berwarna merah
kecoklatan karena kadar aluminiumnya rendah, sedangkan gum arabic berwarna
bening menandakan tidak adannya aluminium.
- Hidrolisis sukrosa
Dari hasil percobaan di atas zat yang terbentuk pada hidrolisis sukrosa adalah
glukosa dan fruktosa, dan juga dari hasil percobaan tersebut benedict dan
seliwanoff mengalami perubahan yaitu terjadi endapan yang pada benedict
berwarna hijau sedangkan pada seliwanoff berwarna merah bata. Hidrolisis
sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa karena sukrosa merupakan
oligosakarida yang berupa sukrosa dan fruktosa.
- Hidrolisis pati
Dari hasil percobaan di atas adalah untuk mengetahui keadaan aluminium dengan
mereaksi pati dan yodium yang akan membentuk ikatan berwarna biru,sedangkan
pati yang tidak terlarut akan membentuk ikatan berwarna bening yang di sebut
amilofektin.Perubahan yang terjadi pada percobaan ini adalah Larutan pati di
tambah yodium berubah menjadi warna biru kehitaman karena pada pati terdapat
unit glukosa yang membentuk rantai helick karena adanya ikatan dengan
konfigurasi tiap unit glukosa.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam.
Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah
polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka.
Ada 7 percobaan karbohidrat adalah sbb :
Test molisch
Test benedict
Test seliwanoff
Fermentasi / peragian
Test yodium
Hidrolisis sukrosa
Hidrolisis pati.
4.2 SARAN
Sebaiknya dalam melakukan praktikum harus memperhatikan alat-alat yang di
gunakan agar hasilnya akurat.
2. LIPIDA
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Ada pun tujuan dari laporan praktikum tentang lipida adalah untuk mengidentifikasi
senyawa-senyawa lipida dan lemak secara kuantitaf dan kualitatif.
1.3. Manfaat
- kita dapat mengetahui apa itu lipida
- kita dapat mengetahui sifat dari lemak
- kita juga dapat mengetahui faktor yang menyebabkan ketengikan lemak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi dapat diekstraksi
dengan pelarut non polar seperti khloroform, eter, benzena, alcohol, aseton, dan
karbondisulfid. Lipid juga merupakan kelompok senyawa beraneka ragam. Lemak dikenal
merupakan salah satu dari senyawa lipid. Adapun yang termasuk senyawa lipid antara lain
kolesterol, steroid, dan terpenoid.
Senyawa organik ini terdapat dalam semua sel dan berfungsi sebagai :
1. Penyimpan energi dan transpor
2. Struktur membran
3. Kulit pelindung, komponen dinding sel
4. Penyampai kimia
Beberapa senyawa lipida mempunyai aktivitas biologis yang sangat penting dalam
tubuh, diantaranya vitamin dan hormon. Ditinjau dari sudut nutrisi, lemak merupakan sumber
kalori penting disamping berperan sebagai pelarut berbagai vitamin.
a) LipidTerhidrolisis
Lipid terhidrolisis merupakan ester dari gliserol dengan suatu asam lemak atau
asam fosfat yang mengikat etanolamin atau serin
b) Steroid
Steroid merupakan senyawa turunan (derivat) lipid yang tidak terhidrolisis.
Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, dan
estrogen. Pada umumnya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai
struktur inti. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak
pada rantai samping (cabang) yang diikatnya.
c) Terpenoid
Seperti halnya steroid, terpenoid juga merupakan derivat dari lipid. Senyawa ini
umumnya terdapat pada minyak atsiri, misalnya sitral (minyak sereh), geraniol
(minyak mawar), limonen (jeruk), dan juga sebagai vita¬min A. Berikut ini
beberapa contoh senyawa terpena.
Secara Kimia, Lemak terbagi tiga , yaitu:
1) LemakSederhana
Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan alkohol, biasanya berupa
gliserol, serta menghasilkan asam lemak. Contoh yang paling banak ditemukan adalah
Triasilgliserol yang disebut juga Trigliserida (TG), yang ditemukan antara lain dalam
serum, dalam minyak kelapa dan dalam berbagai minya lain yang berasal dari mahluk
hidup.
Yang dimaksud dengan minyak adalah lemak yang dalam suhu ruang berada dalam
bentuk cair , lemak yang dalam suhu ruang masih berbentuk padat disebut lemak saja.
Biasanya minyak berasal dari tumbuhan dan lemak dari hewan. Konsistensi cair
atau padat pada suhu ruang ini biasanya ditentukan dari jumlah atom C yang
menyusun asam lemak dari TG. Makin panjang atom C, biasanya makin padat. Dilain
pihak, makin banyak ikatan rangkap, konsistensi semakin cair. Lemak yang banyak
mengandung ikatan rangkap ini disebut asam lemak essensial, yang harus ada dalam
makanan. Lemak tumbuhan berupa minyak karena jumlah atom C-nya lebih pendek
dan ikatan rangkapnya relatif lebih banyak.
2) LemakMajemuk
Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan alkohol, asam lemak dan
senyawa lain seperti fosfat, asam amino, basa organik, sepert kolin atau betain.
Umumnya lemak majemuk mengandung listrik atau paling tidak mempunyai
pengkutuban muatan dalam molekulnya, sehingga menjadi lebih mudah berinteraksi
dengan air. Lemak Majemuk ini ikut menyusun membran sel dan juga selubung sel
dan serat syaraf.
3) TurunanLemak
Yaitu berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis atau pemecahan kedua jenis
lemak terdahulu. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Gliserol dan berbagai
alkohol lain yang ikut menyusun lemak, asam lemak, dengan ikatan rangkap (ikatan
tak jenuh) dan asam lemak tanpa ikatan rangkap (jenuh), kolesterol dan berbagai
macam senyawa steroid seperti hormon steroid (kortisol, prednison, estrogen,
progesteron, testosteron, dan aldosteron).
Lipida dapat dikelompokkan menurut sifat kimia dan sifat fisiknya. Bloor
membagi lipida sebagai berikut:
LipidaSederhana
Kelompok ini disebut juga homolipida yaitu suatu bentuk ester yang mengandung
karbon, hydrogen, dan oksigen. Jika dihidrolisis, lipida yang termasuk ini hanya
menghasilkan asam lemak dan alcohol. Lipida sederhana ini dapat dibagi kedalam
tiga golongan, yaitu:
Lemak, ester asam lemak dan gliserol
Lilin, ester asam lemak
LipidaMajemuk
Kelompok ini berupa ester asam lemak dengan alcohol yang mengandung gugus
lain, contohnya fosfolipida, serebrosida (glikolipida), sulfolipida, amino, lipida, dan
lipoprotein.
DerivatLipida
Derivat lipida merupakan hasil hidrolisis kelompok yang telah disebut terdahulu.
Termasuk ke dalam golongan ini ialah asam lemak, gliserol, steroid, alcohol,
aldehida, dan keton.
Banyak lipida yang mempunyai sifat fisik amfipatik. Istilah amfipatik yang semula
digunakan oleh Hartley pada tahun 1936, memberikan turunan hidrokarbon yang mempunyai
satu bagian (polar) “bersimpati” dengan suasana air dan satu bagian hidrokarbon (hidrofobik)
yang tidak bersimpati dengan suasana air.
Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester dalam
gabungan dengan fungsi alcohol. Kita dapat membuat beberapa penyamarataan mengenai
asam lemak, walaupun ada perkecualian seperti yang akan kita lihat.
1. Asam lemak pada umumnya adalah asam monokarboksilat berantai lurus.
2. Asam lemak pada umumnya mempunyai jumlah atom karbon genap.
3. Asam lemak dapat dijenuhkan atau dapat mempunyai satu atau lebih ikatan
rangkap.
Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap, asam lemak terbagi menjadi asam lemak
jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Hewan-hewan tingkat yang lebih tinggi dapat
mengadakan biosintesa asam-asam lemak jenuh dan yang mono tak jenuh dari sumber-
sumber lain seperti karbohidrat. Asam-asam linoleat dan linolenat dan asam-asam lemak poli
tak jenuh bertingkat lebih tinggi tidak dapat dihasilkan pada hewan bertingkat lebih tinggi
dan karena itu diistilahkan asam lemak essensial.
Garam asam lemak biasanya disebut sabun. Daya pembersih sabun bertumpu pada
sifat amfipatrik molekul sabun. Dengan ion Ca++ dan Mg++ sabun dapat membentuk garam
Ca atau Mg yang mengendap. Oleh karena itu, apabila dalam air terdapat ion-ion tersebut
atau yang disebut air sadah. Sabun mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan
air. Hal ini tampak dari timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan diaduk.Asam
lemak tak jenuh mudah mengadakan reaksi pada ikatan rangkapnya. Dengan gas hidrogen
dan katalis Ni dapat terjadi reaksi hidrogenasi, yaitu pemecahan ikatan rangkap menjadi
ikatan tunggal.Proses hidrogenasi ini mempunyai arti penting karena dapat mengubah asam
lemak yang cair menjadi asam lemak padat. Ini adalah salah satu proses pada pembuatan
margarin dari minyak kepala sawit.Lemak netral disebut juga asil gliserol atau gliserida.
Lemak ini merupakan komponen utama lemak simpanan pada sel-sel hewan dan tumbuhan,
terutama pada jaringan adipose vertebrata. Sifat-sifat fisik lemak netral mencerminkan
susunan asam lemak dari lemak.
Sebagai dalil umum adalah titik lebur suatu asam lemak berkurang dengan bertambahnya
ketidakjenuhan dan berkurangnya bobot molekulernya.
Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang terkandung
didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Bilangan iodium adalah banyaknya gram iodium
yang dapat bereaksi dengan 100 gram asam lemak. Jadi, makin banyak ikatan rangkap, makin
besar bilangan iodium.
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak gliserol. Proses ini
dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, atau enzim tertentu. Proses hidrolisis yang
menggunakan basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Oleh karena itu,
proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan.
Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan
terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tak enak atau
tengik. Kelembapan udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah factor-
faktor yang menyebabkanterjadinya ketengikan lemak.
- Lilinadalah ester dariasamlemakberantaipanjangdengan alcohol monohidrat.
Terdapatsebagaipelidungkulitdanbulu, pelindungdaundanbuah,
atausebagaisekresiinsekta. Lilintaklarutdalam air.
- Fosfolipidaadalahsuatugliserida yang mengandungfosfordalambentuk ester
asamfosfat. Fosfolipidabanyakterdapatpadabakteri, jaringantumbuhandanhewan.
Fosfolipida yang
disebutfosfatidilkolinbiasanyadidapatpadamembrandanhanyasedikitsekalifosfolipi
dainiterdapatpadalemaksimpanan.
- Sfingolipidamerupakanlipida yang takmengandunggliserolamfipatik,
terutamaberlimpahdalamjaringanotakdansyaraf. Lipidainiditurunkandarisfingosin.
Sfingolipida yang paling berlimpahadalahsfingomyelin yang
terdapatdalamjaringanotakdansarafdandalambagianlipidadarah.
- Terpenadan steroid adalahlipida yang takdapatdisaponifikasikan yang
berartibahwahidrolisis alkali takmenghasilkansabun. Strukturumum yang
biasabagisemuasteroidaadalahkerangkasiklompentanoperhidropenantren. Steroid
banyakterdapat di alam. Diantaranyadalamjumlah yang
terbatastetapimempunyaiaktivitasbiologis yang pentingyaituasamempedu,
hormonseksbetinadanjantan, hormonkorteksadrevaldanbeberaparacun steroid yang
terdapatdalamjumlahlebihbanyakyaknigolongan sterol. Contohnyakolesterol,
lanosterol, fitosterol, danmikosterol.
Percobaan pada lipida
1. Daya larut lemak
Lipida adalah golongan senyawa organik yang terdapat di alam dan mempunyai sifat-
sifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam ether, kholoroform, alkohol panas dan
bezena. Derajat kelarutan lemak/ minyak dapt di ketahui atau di tentukan dengan
pengamatan secara langsung tergantung pada bahan pelarut yang di paksi.
2. Emulsi
Minyak/lemak tidak dapat larut dalam air tetapi dapat membentuk emulsi yang stabil
bila ada bahan yang berfungsi sebagai emulgator.
3. Penyabunan
Alkali bila bergabung dengan asam lemak akan membentuk garam alkali yang di
sebut sabun yang dapat berfungsi sebagai emulgator.
4. Reaksi Akrolein
Kalium hidrosulfat adalah zat padat yang bersifat dapat menarik molekul air dari
senyawa. Misalnya : gliserol yang di tambahkan KHSO4 akan membentuk akrolein,
karena keluarnya molekul air pada senyawa itu.
5. Asam lemak tak jenuh
Ikatan tak jenuh mudah sekali mengadakan ikatan dengan unsur lain.
6. Percobaan-percobaan dengan kolesterol
Kolesterol dengan asam sulfat pekat,menimbulkan reaksi warna. Kita dapat
mengetahui bahwa asam sulfat pekat dapat menarik air dari senyawa lain.
BAB III
ALAT, BAHAN, PREAKSI DAN PROSEDUR KERJA
2. Penyabunan
Masukan 4-5 tetes bahan percobaan kedalam tabung reaksi yang bersih.
Kemudian tambahkan 3 ml air suling dan 1 ml NaOH beralkohol. Panaskan
campuran tersebut sampai mendidih selama 1-2 menit. Setelah dingin kocok
dan perhatikan pembentukan busa.
Ulangi percobaan sebelumnya, tetapi larutan NaOH beralkohol di ganti
dengan KOH beralkohol dan bandingkan hasilnya.
3. Reaksi Akreolein
Kedalam sebuah tabung reaksi di masukan bubuk halus KHSO4, padat sampai
kira-kira setinggi 1 cm. Kemudian 3-4 tetes minyak kelapa diteteskan ke dalam
tabung reaksi itu. Lalu panaskan dengan hati-hati di atas nyala api. Kemudian
pemanasan dilakukan lebih kuat . perhatikan akrolein yang terbentuk dan ulangi
percobaan ini dengan menggunakan 3-4 tetes gliserol sebagai ganti minya kelapa.
4. Emulsi
Masukan air masing-masing 2 ml kedalam 2 tabung reaksi yang bersih.
Kemudian tambahkan 2 tetes bahan percobaan, kocok kuat-kuat (1-2 menit ), diamkan
sebentar amati apa yang terlihat. Selanjutnya pada tabung pertama di tambahkan 2 ml
larutan albumin encer dan pada tabung kedua di tambahkan 1 ml larutan Natrium
karbonat 0,5%, kocok lagi. Perhatikan pengaruh albumin dan natrium karbonat
terhadap kestabilan emulsi.
Uji Libermann-Burchard
2 ml larutan cholesterol 0,05% dalam kloroform dicampur dengan 10 tetes
asam asetat anhidrida. Ke dalam campuran itu ditambahkan 2-3 tetes asam
sulfat pekat. Kocoklah hati-hati dan perhatikanlah warna-warna yang timbul.
Warna yang timbul tidaklah tetap sifatnya. Perlu di perhatikan waktu yang di
perlukan untuk perubahan-perubahan dari warna merah, biru dan hijau.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
2. Emulsi
3. Penyabunan
4. Reaksi Akrolein
Jenis test
Bahan percobaan Uji salkowski Uji Libermann-
Birchard
Larutan kolestrol 0,05% dalam Fluorisensi hijau muda Fluorisensi cincin bening
khloroform kehijauan
4.2.Pembahasan
Emulsi
Dari hasil percobaan di atas, setelah petambahan Na2CO3 0,5 % dan albumin
encer yang terjadi adalah setelahterjadi emulsi pada minyak kelapa dan
gliserol, setelah penambahan natrium karbohidrat albumin cair yang terjadi
pada emulsi minyak kelapa adalah stabil dan gliserol menjadi terlarut.
Penyabunan
Dari hasil percobaan di atas reaksi yang terjadi adalah sbb:
Seteiah larutan NaOH + air suling + alkohol di campur larutan
berwarna bening dengan larutan lemak berwarna kuning pekat (tanpa
busa).
Setelah di aduk larutan NaOH + air suling + alkohol berubah menjadi
sedikit keruh dengan warna air suling dan alkohol sedikit keruh dan
gumpalan minyak tidak pekat.
Reaksi akrolein
Dari hasil percobaan minyak kelapa memiliki bau yang menyengat daripada
bau gliserol hal itu terjadi karena pemanasan terlalu lama dan seharusnya yang
lebih menyengat adalah gliserol. Zat tersebuat bau karena mengandung
flatogliserol dan membentuk trigliserol sehingga akrolein berbentuk.
Pemanasan reaksinnya adalah :
CH-OH
CH2 OH CH H2O
CHO
akrolein
Asam lemak tak jenuh
Dari hasil percobaan di atas warna Yod Hubl hilang karena yod hubl akan
mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya
menjadi berikatan tunggal karena yang hilang menunjukana asam lemak tak
jenuh mereduksi reaksi yod hubl.Ketidakjenuhan pada lemak di tunjukan
dengan kepudaran warna iodium. semakin pudar warna iodium atau yod hubl
maka semakin tidak jenuh
5.1. Kesimpulan
Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi dapat
diekstraksi dengan pelarut non polar seperti khloroform, eter, benzena,
alcohol, aseton, dan karbondisulfid.
Lipida dapat di golongkan menjadi 3 golongan yaitu sbb :
- Lipida sederhana
- Lipida majemuk
- Derivat lipida
Ada 6 percobaan lipida adalah sbb :
- Daya larut lemak
- Emulsi
- Penyabunan
- Reaksi akrolein
- Asam lemak tak jenuh
- Percobaan-percobaan dengan cholesterol
5.2. Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum kita harus lebih waspada lagi agar bahan
yang di gunakan tidak tercampur dengan bahan yang tidak di gunakan.
3. PROTEIN DAN ASAM-ASAM AMINO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Asam amino adalah senyawa organic yang merupakan satuan penyusun protein yang
mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino mempunyai sifat-
sifat asam maupun basa. Asam amino bersifat tidak seperti senyawa-senyawa organic,
tetapi mirip dengan garam-garam organic. Pada umumnya asam amino larut dalam air,
tetapi hanya larut sebagian didalam pelarut organic. Titik leleh asam-asam amino sangat
tinggi untuk senyawa-senyawa organic dengan massa molekul relative rendah dan
kebanyakan lebih besar dari 200oC. hal ini dapat dijelaskan karena asam amino didalam
larutan netral akan membentuk zwitter ion atau ion yang bermuatan ganda. Titik leleh
yang tinggi dapat pula dijelaskan dalam hubungannya dengan energy yang di butuhkan
untuk memecah ikatan-ikatan ionic dalam kisi kristalnya.
Beberapa asam amino mengandung gugus terionisasi pada rantai samping R, hal ini
mempengaruhi karakteristik apakah asam amino tersebut bebas di dalam larutan atau
bergabung dengan asam amino yang lain. pada kenyataannya, sifat muatan dari protein
banyaknya gugus yang terionisasi pada rantai samping asam amino. Dalam protein, asam
amino satu dengan asam amino yang lain bergabung melalui ikatan peptida [-CO – NH-].
Ikatan peptida dibentuk dengan kondensasi gugus R–COOH dari asam amino yang satu
dengan gugus -NH2 dari asam amino yang lain.
Protein merupakan polimer dari asam amino dimana struktur dari protein ada 4
macam yaitu : stuktur primer; sekunder; tersier; an kuartener. Struktur primer protein
ditentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan membentuk
ikatan peptide. Struktur sekuner terjadi karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus
karbonil dengan atom H dari gugus amina dalam suatu rantai polipeptida membentuk
konfirmasi spiral yang disebut struktur helix. Bila ikatan hydrogen terjadi antara dua
rantai polipeptida maka membentuk rantai parallel dengan bentuk berkelok-kelok yang
disebut konfirmasi β. Struktur tersier terbentuk karena terjadinya pelipatan [folding]
rantai α-helix, konfirmasi β maupun gulungan suatu polipeptida membentuk protein
globular. Sebagian besar protein berbentuk globular yang mempunyai berat molekul >
50.000 merupakan suatu oligomer yang terjadi dari beberapa rantai polipeptida yang
terpisah. Rantai polipeptida ini mengadakan interaksi memebentuk struktur kuartener dari
protein oligomer. Protein merupakan bahan pembentuk makhluk hidup, katalisator
organic atau biasa disebut enzim, dan bagian penting dari nucleoprotein.
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
- kita dapat mengetahui tentang apa itu protein
- kita dapat mengetahui tentang apa itu asam amino
- kita dapat mengetahui senyawa-senyawa yang menentukan asam amino secara
kuantitatif.
BAB II
Tinjaun pustaka
Protein ialah polimer alami yang terdiri dari sejumlah unit asam amino (amino
acid) yang berikatan satu dengan lainnya lewat ikatan amina (atau peptida). Jaring laba-laba,
bulu hewan dan otot, putih telur, dan hemoglobin(molekul yang mengangkut oksigen dalam
tubuh ke tempat yanag memerlukan ) ialah protein. Peptida ialah oligomer dari asam amino
yang memainkan peran penting dalam banyak proses biologis. Contohnya, peptide hormone
insulin mengatur kadar gula darah, bradikinin mengatur tekanan darah, dan oksitosin
meregulasi kontraksi uterus dan laktasi. Jadi, protein, pepetida, dan asam amino merupakan
bahan yang penting bagi struktur, fungsi, dan reproduksi makhluk hidup.
Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk ) protein asam amino
adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus
karboksil. Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang berdekatan dengan
gugus karboksil (C-α) atau dapat dikatakan juga bahwa gugus amina dan gugus karboksil
struktur sel daripada makhluk hidup termasuk manusia. Protein adalah polimer dari asam-
asam amino yang tersambung melalu ikatan peptida, oleh karenanya dapat juga disebut
sebagai polipeptida. Hal yang menarik bahwa protein pada semua bentuk kehidupan
ragam makhluk hidupyang tak terhingga banyaknya. Glisin merupakan asam amino paling
sederhana dan pertama didisolasi dari hidrolosis protein. Sebagai contoh, hampir setengah
molekul asam amino yang diperoleh bila sutra diisolasi adalah glisin.
Treonin adalah asam amino pembentuk protein yang paling akhir dapat diisolasi yaitu dari
hidrolisis fibrin.
Beberapa asam amino tidak dapat disintesis dalam tubuh manusia oleh karenanya
asam-asam amino tertentu harus diperoleh secara tertentu dari makanan atau minuman yang
dikenal sebagai asam amino esensial. Tergolong sebagai asam-asam amino esensial adalah:
Arginin, Lisin, Triptofan, Histidin, Metionin, Valin, Isoleusin, Lensin, Finilalanin, Treonin,
Arginin, dan Fenilanin sangat dibutuhkan oleh bayi yang sedang dalam petumbuhan.
Protein terdapat dalam semua jaringan hidup baik tumbuhan maupun hewan.
Jaringan biji-bijian, daging tak berlemak, organ vital, dam kulit mengadung protein dalam
hydrogen, dan oksigen. Banyak juga yang mengandung belerang dan fosforus, dan beberapa
mengandung besi, mangan, tembaga dan iod. Molekul protein sangat besar, bobot
Bila protein didihkan dalam asam atau basa encer atau bila mereka dikenal kerja
asam amino. Oleh karena itu protein serupa dengan pati dan selulosa, dalam arti molekul-
molekul mereka terdiri dari satuan berulang dari molekul yang lebih sederhana. Satuan
Asam amino merupakan senyawa amfoter, yakni memiliki gugus asam dan juga
gugus basa.Karena itu, asam amino dapat membawa muatan listrik total yang tergantung pada
sifat larutannya.
Muatan yang dibawa suatu molekul mempengaruhi interaksinya dengan molekul lain. Sifat
ini dimanfaatkan untuk isolasi dan pemurnian asam amino maupun protein.
Air merupakan pelarut biologis utama. Sifat asam-basa molekul terlarut berkaitan
erat dengan disosiasi air. Air merupakan elektrolit lemah yang yang bisa terdisosiasi menjadi
proton dan ion hidroksil. Dalam proses dsosisasi air, proton berikatan dengan molekul air
lainnya yang berikatan (ikatan hydrogen) sehingga membentuk ion hydronium (H3O+).
Asam karboksilat dan gugus fungsi amina secara bersamaan berada dalam asam
amino, dan kita dapat mempertanyakan apakah keduanya dapat bersesuaian, sebab satu gugus
Gugus amino diprotonasi dan hadir sebagai ion ammonium, sedangkan gugus
karboksil kehilangan protonnya dan hadir sebagai anion karboksilat. Struktur dipolar ini
konsisten dengan sifat asam amino yang seperti garam, yang memiliki titik leleh agak tinggi (
bahkan yang paling sederhana, glisina, meleleh pada suhu 233o ) dan kelarutennya dalam
mendonasikan proton pada basa kuat, atau dapt juga berperilaku sebagai asam dan
mendonasikan proton pada basa kuat, atau dapat juga berperilaku sebagi basa dan menerima
Banyak molekul biologis ynag memiliki lebih dari satu gugus yang bisa
lainnya untuk terdisosiasi. Ahal ini terjadi pada asam amino yang memiliki gugus karboksil
dan gugus amino. Dalam air, gugus karboksil cenderung melepaskan proton sedangkan gugus
amino mengikat proton. Kedua reaksi tersebut dapat terjadi tanpa terbentuknya H3O+ maupun
OH+.
Hasilnya, asam amino membawa muatan negative dan juga muatan ppositif di dalam larutan
yang Ph-nya mendekati netra. Dalam keadaan ini, senyawa tersebut disebut sebagai
zwitterion.
Asam amino merupakan biomolekul kecil (berat molekul rata-rata sekitar 135)
R merupakan suatu rantai samping. Semua asam amino–α merupakan asam organic (α-
COOH) mengandung suatu gugusan amino (NH2) dan atom hydrogen yang berikatan dengan
α-karbon. Mereka berbeda satu sama lain melaluui komposisi kimiawi dari gugus R (rantai
samping). Gugusan α-COOH dan α-NH2 terionisasi dalam larutanpada Ph fisiologi , dengan
gugusan karboksil deprotonasi yang bersangkut paut dengan suatu muatan negative resonansi
terstabilisasi dan suatu muatan positif gugusan asam amino berprotonasi. Suatu asam aamino
dalam keadaa dipolardisebut zwitterion. Gugusan α-COOH dan α-NH3+ yang terdisosiasi
Ionisasi asam amino alanine dijelaskan bahwa pada nilai pH rrendah, molekul
alanine bermuatan netto +1 karena kedua gugusan fungsional terprotonasi , contohnya pada
ionisaisi dari gugusan karboksil menciptakan muatanmolekulat netto sebesar nol. Pada nilai
pH alkali, gugusan NH3+ mendonasikan protonnya dan muatan netto menjadi -1. Pada pH
11,69, 99persen dari molekul alanine bermuatan negative. pH dimana muatan netto rata-rata
adalah nol ( disebut titik isoionik atau pl) adalah 6,02 yang terletak diantaradua nilai pKa.
Tiga macam penyangga pH tinggi dipakai untuk mengelusi asam amino pada
kolom kromatografi. Urutan pengelusian tergantung pada muatan asam amino . Asam amino
basa( lisin, histidin, arginine) paling kuat mengikat muatan negative resin penukar ion.
Teknik ini memungkinkan penentuan asam amino apa saja yang terdapat dalam protein
tertentu. Kelimpahan relative asam-asam amino juga bisa ditentukan dengan mengukur
konsentrasi tiap asam amino. Senyawa ninhidrin bereaksi dengan asam amino membentuk
warna ungu. Larutan berwarna ungu ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 570
Reaksi asam amino dengan ninhidrin: Asam amino prolin tidak memberikan warna ungu
ketika direaksikan dengan ninhidrin, melainkan warna kuning muda yang juga dapat
dikuantisasi.
Percobaan protein
1. Susunan elementer
Protein adalah senyawa organik kompleks yang berbobot molekul tinggi yang
merupakan polimer dari monomer asam amino yang di hubungkan dengan satu sama
lain dengan ikatan peptida. Protein mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan
pembuluh darah yaitu dengan menibulkan tekatan osmotik koloid yang dapat menarik
4. Reaksi warna
- Reaksi biuret
memanaskan urea. Reaksi ini merupakan test umum terhadap protein. Warna yang
timbul/terbentuk di duga berasal dari kompleks koordinasi antara ion Cu2+ dengan
biuret).
- Reaksi xanthoprotein
Reaksi ini berdasarkan nitrasi inti benzena yang terdapat didalam molekul protein
(tirosin, fenil alanin, triptofon) tambahkan asam nitrat pekat. Reaksi ini
menghasilkan turunan nitro benzena, senyawa nitro yang berbentuk ini berwarna
kuning dan dalam lingkungan alkalis ia terionisasi dengan bebas dan wrnanya
lebih tua.
- Reksi millon
Reaksi ini derivat-derivat untuk monofenol seperti tirosi. Preaksi yang dipakai
adalah campuran Hg-nitrat di dalam larutan asam mitrat pekat, yang menimbulkan
warna merah ion-ion anorganik seperti CI- dan NH+4dapat menggangu percobaan
ini.
- Reaksi heller
Reaksi asam nitrat dengan protein merupakan dasar dari test heller.
BAB III
REAKSI,BAHAN,ALAT,PREAKSI DAN PROSEDUR KERJA
3.1. Reaksi
- Merupakan reaksi analisis
3.2. Bahan
- Serbuk albumin, serbuk kasein
- Larutan albumin
- Larutan albumin 2 %, larutan casein, larutan pepton
- Larutan gelatin, larutan fenol, larutan fenol 2 %
- Larutan albumin encer
3.3. Alat
- Tabung reaksi
- Alat pemanas dengan kelengkapannya
- Cawan porselin
- Kertas saring dan kertas lakmus
- Pipet
- Pipet tetes
- Penjepit tabung
3.4. Preaksi
- NaOH pada HCL pekat, larutan BaCl2, larutan Pb Asetat
- Aquadest, NaOH 10%, Na-karbonat 0,5%, HCL 0,2, Pb asetat
- HCL pekat, H2SO4 pekat, HNO3
- Larutan NaOH 10%, Larutan CuSO4 0,1 %
- Larutan HNO3 pekat atau larutan NH4OH/NaOH pekat
- Preaksi millon (merkuri/merkuro dalam asam nitrat/nitrit)
- Asam nitrat (HNO3) pekat.
4. Reaksi warna
Reaksi biuret
1. Campurkan 2 ml lautan albumin 2 % dengan 2 ml NaOH 10%dan
tambahkan larutan CuSO4 0,1 %. Campurlah dengan baik, bila belum
terbentuk warna merah atu lembayung, tambahkan lagi setetes larutan
CuSO4 0,1 % ( hingga maksimum 10 tetes ). Ulangi test ini terhadap
larutan kasein dan peptone.
2. Isilah sebuah tabung reaksi dengan sedikit urea, panaskan diatas api
kecil sehingga zat tersebut mencair dan terbentuk gelembung-
gelembung gas (hati-hati jangan sampai terbentuk arang). Perhatikan
bau gas yang terbentuk. Larutkan isi tabung dengan air dan lakukan
test biuret.
Reaksi Xanthoprotein
Campurkan 2 ml larutan albumin dengan 1 ml HNO3 pekat. Perhatikan
terbentuknyaendapan berwarna putih. Panaskan hati-hati endapan akan
larut kembali dan larutan akan berubah menjadi kuning. Dinginkan di
bawah air keran dan dengan hati-hati (tetes demi tetes) tambahkan larutan
NaOH pekat atau NH4OH pekat dan perhatikan apa yang terjadi.
Reaksi millon
Tambahkan beberapa tetes preaksi millon pada 2 ml larutan albumin.
Endapan putih akan terlihat.
Test Heller
Istilah sebuah tabung reaksi dengan 2 ml asam nitrat pekat lalu tambahkan
dengan hati-hati larutan albumin sehingga keduannya tidak bercampur.
Pada kedua perbatasan cairan terbentuk presipitas/endapan berwarna putih.
Ujilah kepekaan test ini dengan memakai larutan albumin yang lebih encer
kira-kira 50 kali dari kepekaan larutan semula. Test ini tidak spesifik
terhadap protein tetapi bila positif merupakan indikasi untuk pemeriksaan
lebih lanjut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. HASIL
1. Susunan Elementer
4. Reaksi warna
4.2 Pembahasan
Susunan Elemeyer
Dari hasil percobaan di atas semua jenis protein tersusun atas unsur-unsur carbon
(c),hidrogen (h), oksigen (o) dan nitrogen (n) ada pula protein yang mengandung
sedikit belerang (s) atau pospor (p). Serbuk albumin + NaOH ( 2 kali serbuk albumin)
bau seperti rambut terbakar. Uap yang terbentuk dengan terbentuk dengan kertas
lakmus merah yang di basahi berubah menjadi biru. Serbuk albumin + 5 ml NaOH 10
% didinginkan + 10 tts Pb asetat larutan coklat endapan coklat +HCL pekat larutan
putih berbusa endapan putih pekat.
Daya larut albumin
Dari percobaan di atas albumin memiliki daya larut yang berbeda terhadap air, asam
dan basa karena dapat di pengaruh oleh konsentrasi garam dari masing-masing bahan.
Pengaruh ada mineral kuat
Dari hasil percobaan di atas pada ketiga reaksi ini larutan albumin akan membentuk
endapan karena di sebabkan adanya gugus hidropolilik polar (yang memiliki gugus
non polar) di dalam molekul protein dan menghasilkan protein dipol dan larutan keruh
karena PH ketiga larutan yang bersifat asam dan merupakan titik isoelekrik
merupakan PH di mana kelarutan protein minimal karena jumlah ion positif dan ion
negatif sama sehingga penambahan cairan tersebut bersifat non polar ( muatan=nol)
menurunkan kelarutan protein.
Reaksi warna
- Dari hari percobaan di atas: pada test biuret mengetahui ada tidaknnya kandungan
protein dalam makanan. Pada uji biuret akan berbentuk warna unggu. Dan yang
mengadung pretein yaitu putih telur. Pada gelatin warna ungu tua mendominasi
bagian atas.
- Dari hasil percobaan di atas: pada test xantoprotein yaitu untuk mengetahui ada
tidaknya inti bezena. Dari percobaan diatas gelatin berubah menjadi warna kuning
jingga dan mengandung cincin bezena.
- Dari hasil percobaan di atas : pada test millon ; albumin 2 %, casein, pepton, dan
gelatin menimbulkan warna merah akibat pemanasan. Tirosin memberikan hasil
positif karena mengandung gugus fenol.
- Dari hasil percobaan di atas ; pada test heller
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
- Asam amino adalah senyawa organic yang merupakan satuan penyusun protein yang
mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino mempunyai
sifat-sifat asam maupun basa.
- Protein ialah polimer alami yang terdiri dari sejumlah unit asam amino (amino acid)
yang berikatan satu dengan lainnya lewat ikatan amina (atau peptida).
- Pada protein dan asam amino terdapat 4 percobaan yaitu sbb :
Susunan elementer
Daya larut albumin
Pengaruh asam mineral kuat
Reaksi warna
Test biuret
Test xantoprotein
Reaksi millon
Reaksi heller
5.2. Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum kita harus lebih waspada lagi agar bahan
yang di gunakan tidak tercampur dengan bahan yang tidak di gunakan.
DAFTAR PUSTAKA
erikunib.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-biokimia...
mhadhicahyadi.blogspot.com/2014/12/laporan-praktikum-identifikasi.html
lasinrangaditia.blogspot.com/2015/04/laporan-lengkap-praktikum...
020793ashima.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-biokimia...
izzahmubarokah.blogspot.com/2014/11/laporan-biokimia-asam-amino...