Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

BIOKIMIA

Oleh :
Putu Indah Sari Rahayu
(1603511072)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS UDAYANA
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan Rahmad-
Nyalah laporan akhir praktikum biokimia ini dapat terselesaikan.
Adapun isi dari laporan praktikum ini adalah karbohidrat, lipida, protein dan asam
amino, pencernaan,dan urine.
Saya sadar bahwa laporan praktikun ini jauh dari kata sempurna dengan segala
kerendahan hati saya mengharapkan kritik dan saran lebih sempurnanaya laporan akhir
praktikun ini.
Mudah-mudahan laporan akhir praktikum biokimia ini dapat memberikan kita semua
banyak manfaat.
Atas perhatian dan semua pihak yang membantu penulisan saya ini , saya ucapkan
terima kasih.

Denpasar, Mei 2017


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. KARBOHIDRAT
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Tujuan
1.3. Manfaat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3. ALAT,BAHAN.PREAKSI DAN PROSEDUR KERJA

3.1. Alat
3.2. Bahan
3.3. Preaksi
3.4. prosedur kerja
BAB 4. HASI DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

2. LIPIDA
BAB1. PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
1.2.Tujuan
1.3.Manfaat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3. ALAT, BAHAN. PREAKSI DAN PROSEDUR KERJA
1.1.Alat
1.2.Bahan
1.3.Preaksi
1.4.Prosedur kerja
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
4.2.Pembahasan
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

3. PROTEIN DAN ASAM AMINO


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3. REAKSI, ALAT, BAHAN, PREAKSI DAN PROSEDUR KERJA
3.1. Reaksi
3.2. Alat
3.3. Bahan
3.4. Preaksi
3.5. Prosedur kerja
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
4.2. Pembahasan
BAB 5. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran

DAFTAR PUSTAKA

1. KARBOHIDRAT
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Karbohidrat sangat akrab dengan kehidupan manusia. Karena ia adalah sumber
energi utama manusia. Contoh makanan sehari-hari yang mengandung karbohidrat adalah
pada tepung, gandum, jagung, beras, kentang, sayur-sayuran dan lain sebagainya.
Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya.
selian itu, ia juga disusn oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai
oligosakarida. Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para
ahli kimia zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon. Karbohidrat,
berdasarkan massa, merupakan kelas biomolekul yang paling melimpah di alam. Rumus
empiris karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: Cm(H2O)n atau (CH2O). Tetapi ada
juga karbohidrat yang mempunyai rumus empiris tidak seperti rumus diatas, yaitu
deoksiribosa, deoksiheksosa dan lain- lain Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur
karbon (C), hidrogen (H), dan Oksigen (O). Perbandingan antara hydrogen dan oksigen pada
umumnya adalah 2:1 seperti halnya dalam air; oleh karena itu diberi nama karbohidrat.
Dalam bentuk sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn. Hanya heksosa (6-
atom karbon), serta pentosa (5-atom karbon), dan polimernya memegang perana penting
dalamilmugizi.Lebih lazimnya dikenal sebagai gula.
Karbohidrat merupakan produk akhir utama penggabungan fotosintetik dari karbon
anorganik (CO2) ke dalam zat hidup. Karbohidrat bertindak sebagai sumber karbon untuk
sintesis biomolekul lain dan sebagai bentuk cadangan polimerik dari energi. Karbohidrat juga
dapat didefinisan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan derivatnya. Suatu
karbohidtrat merupakan suatu aldehid (-CHO) jika oksigen karbonil berkaitan dengan suatu
atom karbon terminal, dan suatu keton (=C=O) jika olsigen karbonil berikatan sengan suatu
karbon terminal. Dalam alam, karbohidrat terdapat dalam monosakarida, oligosakarida dan
polisakarida. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan
makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat
berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan,
kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi
lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya
yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah,ragi misalnya, mengubah
karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan
energi C6H12O6 ——> 2C2H5OH + 2CO2 + energi Beberapa turunan karbohidrat yang
penting adalah glulosa, fruktosa dan Deosiribosa.
Glukosa disebut juga gula anggur karena terdapat dalam buah anggur, gula darah
karena terdapat dalam darah atau dekstrosa karena memutarkan bidang polarisasi kekanan.
Glukosa merupakan monomer dari polisakarida terpenting yaitu amilum, selulosa dan
glikogen. Glukosa merupakan senyawa organik terbanyak. terdapat pada hidrolisis amilum,
sukrosa, maltosa, dan laktosa.
1.2. Tujuan praktikum
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengenal dan mengetahui karbohidrat dengan
uji kelarutannya.
1.3. Manfaat
Kita dapat mengetahui tentang kerbohidrat dan percobaan karbohidrat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam.
Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah polisakarida
aldehida dan keton atau turunan mereka. Salah satu perbedaan utama antara berbagai tipe-tipe
karbohidrat ialah ukurannya. Monosakarida adalah satuan karbohidrat yang tersederhana, mereka
tidak dapat dihidrolisis enjadi molekul karbohidrat yang lebih kecil. Monosakarida dapat diikat
bersama-sama membentuk dimer, trimer dan sebagainya dan akhirnya polimer.. Sedangkan
monosakarida yang mengandung gugus aldehid disebut aldosa. Glukosa, galaktosa, ribose, dan
deoksiribosa semuanya adalah aldosa. Monosakarida seperti fruktosa dengan gugus keton disebut
ketosa. Karbohidrat tersusun dari dua atau delapan satuan monosakarida dirujuk sebagai
oligosakarida. Karbohidrat dapat di bagi dalam 3 kelompok yaitu Monosakarida , Olisakarida, dan
polisakarida.
Menurut Poedjiadi, berdasarkan sifat-sifatnya terhadap zat-zat penghidrolisis
karbohidrat dibagi dalam 4 kelompok utama yaitu:
1. Monosakarida yaitu karbohidrat yang tidak dapat dihidrolisa menjadi senyawa
yang lebih sederhana terdiri dari satu gugus cincin. Contoh dari monosakarida
yang terdapat di dalam tubuh ialah glukosa, fruktosa, dan galaktosa.
2. Disakarida senyawa yang terbentuk dari gabungan dua molekul atau lebih
monosakarida. Contoh disakarida ialah sukrosa, maltosa dan laktosa.
3. Glikosida yaitu senyawa yang terdiri dari gabungan molekul gula & molekul non
gula.
4. Polisakarida yaitu polimer yang tersusun oleh lebih dari lima belas monomer
gula. Dibedakan menjadi dua yaitu homopolisakarida dan heteropolisakarida.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi tubuh manusia, yang menyediakan
4 kalori (kilojoule) energi pangan per gram. Karbohidrat juga mempunyai peranan penting
dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya: rasa, warna, tekstur, dan lain-
lain. Sedangkan dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketois,
pemecahan tubuh protein yang berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu
metabolisme lemak dan protein
Karbohidrat adalah sumber kalori terbesar dalam makanan sehari-hari dan biasanya
merupakan 40-45% dari asupan kalori kita. Selain menjadi sumber energi utama makhluk
hidup, karbohidrat juga menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam serat
(fiber), seperti selulosa, pektin serta lignin.Ada dua macam karbohidrat yaitu karbohidrat
kompleks dan karbohidrat simpleks. Karbohidrat kompleks misalnya nasi, biji-bijian,
kentang, dan jagung, sedangkan contoh Karbohidrat simpleks adalah gula dan pemanis
lainnyaNama lain dari karbohidrat adalah sakarida, berasal dari bahasa Arab "sakkar" yang
artinya gula. Melihat struktur molekulnya, karbohidrat lebih tepat didefenisikan sebagai
polihidroksialdehid atau polihidroksiketon.
Dalam tubuh manusia karbohidrat dapat dibentuk dari beberapa asam amino dan
sebagian lemak. Tetapi sebagian besar karbohidrat diperoleh dari bahan makanan yang
dimakan sehari-hari, terutama bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Pada
tanaman karbohidrat dibentuk dari reaksi CO2 dan H2O dengan bantuan sinar matahari
melalui proses fotosintesis dalam sel tanaman yang berklorofil.
1. Uji kelarutan dari percobaan molish (Monosakarida)
Uji Molisch adalah uji umum untuk karbohidrat. Pereaksi molisch yang terdiri dari α-
naftol dalam alkohol akan bereaksi dengan furfural tersebut membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat
terhadap karbohidrat.
2. Uji Benedict
Prinsip dari uji ini yaitu bila larutan tembaga yang basa direduksi oleh karbohidrat
yang mempunyai gugus aldehid atau keton bebas akan membentuk cupro oksida
(Cu2O) yang berwarna kuning sampai merah. Adanya perubahan warna hijau, kuning,
jingga atau merah menunjukkan reaksi positif.
3. Uji seliwanoff
Karbohidrat adalah senyawa organik yang terdiri dari unsur karbon, hidrogen, dan
oksigen. Terdiri dari unsur C, H, O, dengan perbandingan 1: 2 : 1. Karbohidrat
banyak terdapat pada tumbuhan dan binatang yang berperan struktural dan metabolik,
sedangkan pada tumbuhan untuk sintesis CO2 + H2O yang akan menghasilkan amilum
dan selulosa, melalui proses fotosintesis, sedangkan binatang tidak dapat
menghasilkan karbohidrat sehingga tergantung pada tumbuhan (Suhara, 2008).
Karbohidrat terdiri dari dua golongan yaitu aldosa merupakan karbohidrat yang
memiliki gugus aldehid, dan ketosa yaitu karbohidrat yang memiliki gugus keton.
Ketosa didehidrasi lebih cepat daripada aldosa memberikan turunan (furfural), yang
selanjutnya berkondensasi dengan recorcinol (1,3-dihidroksi benzena) memberikan
warna merah kompleks.
4. Fermentasi / peragian
Dengan suatu enzim tertentu yang ada dalam ragi pada suasana anaero, karbohidrat
dapat di pecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana. Misalnya : enzim maltase
memecah maltosa menjadi glukosa. Dan dengan enzim zimase glukosa dipecah
menjadi etil alcohol (C2H5OH) dan gas karbonioksida (CO2).
5. Test yodium
Pada umumnya polisakarida dengan larutan yodium akan membentuk ikatan yang
berwarna.Misalnya zat pati di tambahkan larutan yodium akan membentuk ikatan
yod-amilum berwarna biru.
6. Hidrolisis sukrosa
Hidrolisis kabohidrat akan di lakukan dengan enzim atau dengan asam kuat.
Hidrolisis dengan asam kuat prosesnya akan lebih cepat. Hidrolisis sukrosa akan
menghasilkan glukosa dan selulosa. Jika hasilnya + berarti sempurna.
7. Hidrolisis pati
Zat pati dengan asam pekat di pecah menjadi bagian-bagian yang lebih sederhana.
BAB III
ALAT, BAHAN, PREKSI DAN PROSEDUR KERJA

3.1. Alat yang di gunakan


Alat yang di gunakan adalah sbb :
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Alat penangas atau waterbath
- Alat pemanas (kompor listrik/penangas air)
- Mortar (lumpang)
- Tabung fermentasi / tabung peragian
- Beaker gelas serta gelas pengaduk
- Piring gelas atau cawan porselin
3.2. Preaksi
Preaksi yang di gunakan adalah sbb :
- Asam sulfat pekat
- Preaksi molisch ( larutan 5 % alpha naftol dalam alkohol 95 % )
- Larutan benedict
- larutan seliwanoff
- Ragi / yeast
- Larutan yodium
- HCL pekat, reagent benedict, reagent seliwanoff, reagent barfoed
- HCL pekat
- Larutan yodium encer
- Larutan NaOH 10%
- Kertas lakmus
- Reagent benedic, reagen seliwanoff encer
3.3. Bahan Yang Di Gunakan
Bahan percobaan
- Larutan glukosa 0,1 M
- Larutan frukrosa 0,1 M
- Larutan sukrosa 0,1 M
- Larutan maltosa 0,1 M
- Larutan arabinosa 0,1 M
- Larutan kanji 1 %
- Larutan pati
- Larutan dekstrim
- Larutan agar-agar
- Larutan gum arabic
- Tepung terigu
- Larutan sukrosa o,1 M
- Larutan zat pati / amilum

3.4. Prosedur Kerja


a) Test molisch
Dua ml larutan yang akan di periksa di masukan kedalam tabung reaksi. Tambahkan 2 tetes
preksi molisch dan campur baik-baik. Miringkan tabung reaksi tadi dan tambahkan dengan
hati-hati 2 ml larutan asam sulfat pekat melalui dinding tabung tetes demi tetes. Perhatikan
larutan, jangan di kocok dan jangan di aduk. Reaksi positif di tandai oleh terbentuknya suatu
cincin atau gelang yang berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan larutan.
b) Test benedict
Masukan 2,5 larutan benedict kedalam tabung reaksi. Tambahkan 4 tetes larutan yang di
periksa. Campur dan didihkan selama 5 menit. Dinginkan perlahan-lahan. Perhatikan apakah
ada endapan dan bagaimana warnannya ? apakan endapan warna hijau, kuning atau merah
menandakan reaksi positif. Perubahan warna larutan saja tidak berarti reaksi positif.
c) Test seliwanoff
Masukan 0,5 ml larutan yang akan di periksa ke dalam tabung reksi. Tambahkan 5 ml
preksi seliwanoff campur dan didihkan selama 30 detik tetap atau panaskna di
penangas air mendidih selama 60 deti dan perhatikan warna yang terjadi.

d) Fermentasi / peragian
Masukan dalam sebuah mortar ( lumpang ) kira-kira 2 gram ragi roti dengan 20 ml
larutan karbohidrat percobaan sehingga di dapatkan suspensi rata. Pindahkan kedalam
tabung pragian dan balikkan tabung tersebut begitu rupa sehingga ujung yang tertutup
terisi penuh dengan cairan. Kembalikan tabung pada kedudukan semula dengan ujung
yang tertutup rapat penuh terisi. Setelah 1,5 jam hasil pragian dapat di periksa. Gas
yang terbentuk akan terkumpul pada ujung yang tertutup. Apa bila telah ada gas yang
terbentuk, maka untuk membuktikan bahwa gas itu CO2 kedalam tabung di
tambahkan NaOH 10% sampai memenuhi ujung yang terbuka. Tutup ujung tabung
yang terbuka dengan ibu jari dan sambil di bolak balikan beberapa kali. Lalu
perhatikan apakah ada penyedotan dan mengapa demikian.
e) Test yodium
Letakan sejumlah kecil atau beberapa ml larutan percobaan pada suatu piring gelas.
Lalu tamnahkan setetes larutan yodium encer dan kemudian perhatikan warna yang
terbentuk pada setiap jenis bahan percobaan tersebut.

f) Hidrolisis sukrosa
25 ml larutan sukrosa 0,1 M di masukan kedalam beaker gelas 100 ml. Lalu
tambahkan 1 ml HCL pekat dan panaskan pada penangas air mendidih selama 45
menit. Lalu di dinginkan dan setelah dingin segera netralkan dengan NaOH
10%(tambahkan tetes demi tetes NaOH 10% sampai memberi warna merh mudah
pada indikator Phenolptalein atau warna merah netral pada kertas lakmus). Lalu
setelah netral betul larutan tadi di encerkan sampai volumenya menjadi 50 ml.
Periksalah larutan larutan dengan test benedict, seliwanoff, dan barfoed.

g) Hidrolisis pati
 Masukan 10 ml larutan pati ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 6 tetes HCL
pekat dan panaskan di penangas air. Setiap 3 menit ambil beberapa tetes
larutan yang di panaskan tersebut lalu test dengan larutan yodium pada piring
tetes. Volume larutan semulla di pertahankan dengan menambahkan air bila
perlu. Teruskan pemanasan sampai tidak ada lagi warna yang terbentuk
dengan yodium. Dinginkan dan netralkan larutan tadi dengan NaOH yang
encer sampai larutan bereaksi asam terhadap lakmus atau timbul warna merah
mudah terhadap indikarot PP. Test sebagian larutan dengan benedict dan
seliwanoff.
 Ke dalam tabung reaksi masukan masing-masing 5 ml larutan pati. Lalu
tambahkan beberapa tetes larutan yodium kedalam masing-masing tabung.
Lalu pansakan tabung yang satu perlahan-lahan. Perhatikan hilangnya warna.
Dinginkan kembali dan perhatikan warnanya. Kedalam tabung yang lain
tambahkan larutan Na-thiosulfat tetes demi tetes sehingga warna biru hilang.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


1) Test Molisch
No. Nama karbohidrat Warna yang terjadi +/-
1 Larutan glukosa 0,1, M Cincin ungu +
2 Larutan fruktosa 0,1 M Cincin ungu +
3 Larutan sukrosa 0,1 M Cincin ungu +
4 Larutan maltosa 0,1 M Cincin ungu +
5 Larutan kanji 1 % Cincin ungu +

2) Test benedict
No Nama karbohidrat Warna Endapan +/-
1 Larutan glukosa 0,1 M Biru Tidak ada -
2 Larutan fruktosa 0,1 M Hijau Ada +
3 Larutan sukrosa 0,1 M Biru Tidak ada -
4 Larutan maltosa 0,1 M Biru Tidak ada -
5 Larutan pati 1% Biru Tidak ada -

3) Test seliwanoff

No Nama karbohidrat Warna yang terjadi +/-


1 Larutan glukosa 0,1 M Bening -
2 Larutan fruktosa 0,1 M Merah +
3 Larutan sukrosa 0,1 M Merah +
4 Larutan maltosa 0,1 M Bening -
5 Larutan paji 1 % Bening -

4) Fermentasi / peragian

Panjang (tinggi)/isi gas CO2


Bahan Percobaan
Setelah 30 menit Setelah 1 jam
Glukosa 0,1 M Turun 15 ml (25 menit)
Fruktosa 0,1 M Turun 15 ml (20 menit)
Laktosa 0,1 M Turun 1,5 ml (30 menit) 7,4 ml (60 menit)
Maltosa 0,1 M Turun 10 ml (30 menit) 15 ml selama 47 menit
Kanji Turun 1 ml (30 menit) Turun 6,8 (60 menit)
5) Test yodium

Bahan percobaan Test yodium (warna yang terbentuk)


Tepung terigu Ungu (ada endapn hitam)
Larutan pati Hijau tua (ada endapan hitam)
Larutan agar-agar Kuning (ada endapan coklat)
Larutan dekstrim Merah kecoklatan (ada endapan coklat)
Larutan gum arabic Bening(tidak ada endapan)

6) Hidrolisis sukrosa

Jenis / nama test Hasil hidrolisis sukrosa 0,1 M (endapan/warna yang terjadi)
Benedict Warna hijau (+)
Seliwanoff Warna merah (+)

7) Hidrolisis pati

Jenis test Hasil hidrolisis pati (warna yang terjadi)


Benedict Biru (+)
Seliwanoff Bening (-)

Bahan percobaan Penambahan yodium Penambahan Na-thiosulfat


(warna) (warna)
Larutan pati Biru kehitaman Bening

Bahan percoban Penambahan Di panaskan Diinginkan


yodium (warna) (warna)
Larutan pati Biru kehitaman

4.2. Pembahasan
- Test molisch
Dari hasil perobaan di atas memperoleh semua larutan yang di uji dari larutan
glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan pati mengalami perubahan yaitu
terbentuknya cincin yang berwarna ungu.
Uji molisch adalah ujih yang tidak spesifik terhadap karbohidrat karena terdapat
cincin yang berwarna ungu untuk menguji karbohidrat secara umum.
- Test benedict
Dari hasil percobaan di atas memperoleh tidak semua larutan yang di uji memiiki
karbohidrat yang positif karena test benedict khusus untuk menguji gugus keton
dan gugus aldehid dan juga semua larutan yang di uji berwarna biru kecuali
larutan fruktosa yang berwarna hijau.
- Test seliwanoff
Dari hasil percobaan di atas memperoleh tidak semua larutan yang di uji memiliki
karbohidrat yang positif karena test seliwanoff hanya untuk menguji gugus keton
dan juga larutan yang di uji yang mengalami senyawa berwarna merah adalah
larutan fruktosa dan sukrosa.
- Fermentasi / peragian
Dari hasil percobaan di atas karbohidrat yang mudah di fermentasi adalah sukrosa
0,1 karena berlangsung aksi anaerob dan karbohidrat yang susah di fermentasi
adalah larutan kanji. Pada ibu jari akan terjadi penyedotan dengan penambahan
NaOH 1 %. Hal ini terjadi karena proses an aerob yang menyebabkan O2 tidak
masuk kedalam tabung fermentasi sehingga ibu jari tertarik ke mulut tabung
fermentasi.
- Test yodium
Dari hasil percobaan di ats tepung terigu berwarna ungu karena kandungan
aluminiumnya tinggi, pati berwarna hijau tua karena aluminiumnya tinggi, agar-
agar berwarna kuning karena kadar aluminium rendah, dekstrim berwarna merah
kecoklatan karena kadar aluminiumnya rendah, sedangkan gum arabic berwarna
bening menandakan tidak adannya aluminium.
- Hidrolisis sukrosa
Dari hasil percobaan di atas zat yang terbentuk pada hidrolisis sukrosa adalah
glukosa dan fruktosa, dan juga dari hasil percobaan tersebut benedict dan
seliwanoff mengalami perubahan yaitu terjadi endapan yang pada benedict
berwarna hijau sedangkan pada seliwanoff berwarna merah bata. Hidrolisis
sukrosa menghasilkan glukosa dan fruktosa karena sukrosa merupakan
oligosakarida yang berupa sukrosa dan fruktosa.

- Hidrolisis pati
Dari hasil percobaan di atas adalah untuk mengetahui keadaan aluminium dengan
mereaksi pati dan yodium yang akan membentuk ikatan berwarna biru,sedangkan
pati yang tidak terlarut akan membentuk ikatan berwarna bening yang di sebut
amilofektin.Perubahan yang terjadi pada percobaan ini adalah Larutan pati di
tambah yodium berubah menjadi warna biru kehitaman karena pada pati terdapat
unit glukosa yang membentuk rantai helick karena adanya ikatan dengan
konfigurasi tiap unit glukosa.
BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam.
Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah
polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka.
Ada 7 percobaan karbohidrat adalah sbb :
 Test molisch
 Test benedict
 Test seliwanoff
 Fermentasi / peragian
 Test yodium
 Hidrolisis sukrosa
 Hidrolisis pati.
4.2 SARAN
Sebaiknya dalam melakukan praktikum harus memperhatikan alat-alat yang di
gunakan agar hasilnya akurat.

2. LIPIDA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lipida merupakan senyawa yang banyak dijumpai di alam. Senyawa ini dapt diperoleh
dengan jalan mengekstraksi bahan-bahan alam baik tumbuh-tumbuhan maupun hewan
dengan pelarut non polar seperti petroleum eter, benzena, kloroform, dan lain-lain. Dilihat
dari strukturnya senyawa lipid ini tidak larut dalam air. Senyawa lipid diberi nama
berdasarkan sifat fisiknya ( kelarutan ) dari pada secara struktur kimianya. Secara umum lipid
dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu “lipid sederhana” dan“lipid komplek”.Termasuk
golongan lipid sederhana adalah senyawa-senyawa yang tidak mempunyai gugus ester dan
tidak dapat dihidrolisis. Golongan ini meliputi steroid. Golongan lipid komplek tersusun oleh
senyawa-senyawa yang mempunyai gugus ester dan dapat dihidrolisis. Golongan ini meiputi
minyak, lemak, dan lilin.
Lipid berasal dari kata Yunani yang berarti lemak. Secara bahasa lipid merupakan lemak,
sedangkan kalau dilihat dari stukturnya, lipid merupakan senyawa trimester yang dibentuk
dari senyawa gliserol dan berbagai asam karboksilat rantai panjang. Jadi lemak disusun dari
dua jenis molekul yang lebih kecil yaitu gliserol dan asam lemak. Gliserol adalah sejenis
alkohol yang memiliki tiga karbon yang masing-masing mengandung sebuah gugus hidroksil.
Asam lemak memiliki kerangka karbon yang panjang, umumnya 16 sampai 18 atom karbon,
panjangnya salah satu ujung asam lemak itu adalah kepala yang terdiri atas suatu gugus
karboksil dan gugus fungsional yang menyebabkan molekul ini disebut asam lemak, yang
berikatan dengan gugus karboksilat itu adalah hidrokarbon panjang yang disebut ekor.
Sifat dari lemak adalah sbb :
a) Hidrofobik (sulit untuk larut dalam air).
b) Hanya larut dalam larutan non-polar seperti klorofom, eter, dan benzene.
c) 1 gram lemak menghasilkan 39.06 kjoule atau 9,3 kcal.
d) Lemak terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen.
Fungsi utama lemak: sebagai penyekat, bantalan dan cadangan energi. Fungsi
penyekat tampak jelas pada membran sel. Seluruh sel mahluk hidup dibungkus oleh membran
yang antara lain terdiri dari molekul-molekul lemak yang tersusun sedemikian rupa sehingga
isi sel terpisah dari dunia luar. Fungsi penyekat tampak jelas pula pada sel-sel syaraf. Baik sel
syaraf maupun serat syaraf diliputi oleh sarung pembungkus yang disebut MIELIN, yang
terutama terdiri atas lemak.
Fungsi sebagai bantalan tampak misalnya pada jaringan bawah kulit, yang menebal
ditempat-tempat tertentu dan juga disekitar berbagai alat didalam rongga tubuh dan
dibelakang bola mata. Lemak juga merupakan bentuk cadangan energi bagi tubuh. Senyawa
ini dibentuk bila tubuh kelebihan makanan dan dipecah bila tubuh kekurangan energi. Secara
kasar tampak dalam bentuk perubahan berat badan atau dalam bentuk gemuk dan kurus.

1.2. Tujuan

Ada pun tujuan dari laporan praktikum tentang lipida adalah untuk mengidentifikasi
senyawa-senyawa lipida dan lemak secara kuantitaf dan kualitatif.

1.3. Manfaat
- kita dapat mengetahui apa itu lipida
- kita dapat mengetahui sifat dari lemak
- kita juga dapat mengetahui faktor yang menyebabkan ketengikan lemak
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi dapat diekstraksi
dengan pelarut non polar seperti khloroform, eter, benzena, alcohol, aseton, dan
karbondisulfid. Lipid juga merupakan kelompok senyawa beraneka ragam. Lemak dikenal
merupakan salah satu dari senyawa lipid. Adapun yang termasuk senyawa lipid antara lain
kolesterol, steroid, dan terpenoid.
Senyawa organik ini terdapat dalam semua sel dan berfungsi sebagai :
1. Penyimpan energi dan transpor
2. Struktur membran
3. Kulit pelindung, komponen dinding sel
4. Penyampai kimia
Beberapa senyawa lipida mempunyai aktivitas biologis yang sangat penting dalam
tubuh, diantaranya vitamin dan hormon. Ditinjau dari sudut nutrisi, lemak merupakan sumber
kalori penting disamping berperan sebagai pelarut berbagai vitamin.
a) LipidTerhidrolisis
Lipid terhidrolisis merupakan ester dari gliserol dengan suatu asam lemak atau
asam fosfat yang mengikat etanolamin atau serin
b) Steroid
Steroid merupakan senyawa turunan (derivat) lipid yang tidak terhidrolisis.
Senyawa yang termasuk turunan steroid, misalnya kolesterol, ergosterol, dan
estrogen. Pada umumnya steroid berfungsi sebagai hormon. Steroid mempunyai
struktur inti. Perbedaan jenis steroid yang satu dengan steroid yang lain terletak
pada rantai samping (cabang) yang diikatnya.
c) Terpenoid
Seperti halnya steroid, terpenoid juga merupakan derivat dari lipid. Senyawa ini
umumnya terdapat pada minyak atsiri, misalnya sitral (minyak sereh), geraniol
(minyak mawar), limonen (jeruk), dan juga sebagai vita¬min A. Berikut ini
beberapa contoh senyawa terpena.
Secara Kimia, Lemak terbagi tiga , yaitu:
1) LemakSederhana
Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan alkohol, biasanya berupa
gliserol, serta menghasilkan asam lemak. Contoh yang paling banak ditemukan adalah
Triasilgliserol yang disebut juga Trigliserida (TG), yang ditemukan antara lain dalam
serum, dalam minyak kelapa dan dalam berbagai minya lain yang berasal dari mahluk
hidup.
Yang dimaksud dengan minyak adalah lemak yang dalam suhu ruang berada dalam
bentuk cair , lemak yang dalam suhu ruang masih berbentuk padat disebut lemak saja.
Biasanya minyak berasal dari tumbuhan dan lemak dari hewan. Konsistensi cair
atau padat pada suhu ruang ini biasanya ditentukan dari jumlah atom C yang
menyusun asam lemak dari TG. Makin panjang atom C, biasanya makin padat. Dilain
pihak, makin banyak ikatan rangkap, konsistensi semakin cair. Lemak yang banyak
mengandung ikatan rangkap ini disebut asam lemak essensial, yang harus ada dalam
makanan. Lemak tumbuhan berupa minyak karena jumlah atom C-nya lebih pendek
dan ikatan rangkapnya relatif lebih banyak.

2) LemakMajemuk
Lemak jenis ini bila dihidrolisis akan menghasilkan alkohol, asam lemak dan
senyawa lain seperti fosfat, asam amino, basa organik, sepert kolin atau betain.
Umumnya lemak majemuk mengandung listrik atau paling tidak mempunyai
pengkutuban muatan dalam molekulnya, sehingga menjadi lebih mudah berinteraksi
dengan air. Lemak Majemuk ini ikut menyusun membran sel dan juga selubung sel
dan serat syaraf.

3) TurunanLemak
Yaitu berbagai senyawa yang diperoleh dari hidrolisis atau pemecahan kedua jenis
lemak terdahulu. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah Gliserol dan berbagai
alkohol lain yang ikut menyusun lemak, asam lemak, dengan ikatan rangkap (ikatan
tak jenuh) dan asam lemak tanpa ikatan rangkap (jenuh), kolesterol dan berbagai
macam senyawa steroid seperti hormon steroid (kortisol, prednison, estrogen,
progesteron, testosteron, dan aldosteron).

Meskipun bukan termasuk lemak, perlu juga diketahui bahwa vitamin-vitamin A,


D, E dan K sangat memerlukan lemak untuk dapat diserap dan digunakan tubuh.
Karena vitamin-vitamin ini tidak larut dalam air dan hanya larut dalam lemak atau
pelarut lemak.

Lipida dapat dikelompokkan menurut sifat kimia dan sifat fisiknya. Bloor
membagi lipida sebagai berikut:

LipidaSederhana
Kelompok ini disebut juga homolipida yaitu suatu bentuk ester yang mengandung
karbon, hydrogen, dan oksigen. Jika dihidrolisis, lipida yang termasuk ini hanya
menghasilkan asam lemak dan alcohol. Lipida sederhana ini dapat dibagi kedalam
tiga golongan, yaitu:
 Lemak, ester asam lemak dan gliserol
 Lilin, ester asam lemak
LipidaMajemuk
Kelompok ini berupa ester asam lemak dengan alcohol yang mengandung gugus
lain, contohnya fosfolipida, serebrosida (glikolipida), sulfolipida, amino, lipida, dan
lipoprotein.

DerivatLipida
Derivat lipida merupakan hasil hidrolisis kelompok yang telah disebut terdahulu.
Termasuk ke dalam golongan ini ialah asam lemak, gliserol, steroid, alcohol,
aldehida, dan keton.
Banyak lipida yang mempunyai sifat fisik amfipatik. Istilah amfipatik yang semula
digunakan oleh Hartley pada tahun 1936, memberikan turunan hidrokarbon yang mempunyai
satu bagian (polar) “bersimpati” dengan suasana air dan satu bagian hidrokarbon (hidrofobik)
yang tidak bersimpati dengan suasana air.
Asam lemak jarang terdapat bebas di alam tetapi terdapat sebagai ester dalam
gabungan dengan fungsi alcohol. Kita dapat membuat beberapa penyamarataan mengenai
asam lemak, walaupun ada perkecualian seperti yang akan kita lihat.
1. Asam lemak pada umumnya adalah asam monokarboksilat berantai lurus.
2. Asam lemak pada umumnya mempunyai jumlah atom karbon genap.
3. Asam lemak dapat dijenuhkan atau dapat mempunyai satu atau lebih ikatan
rangkap.
Berdasarkan ada tidaknya ikatan rangkap, asam lemak terbagi menjadi asam lemak
jenuh dan asam lemak tidak jenuh. Hewan-hewan tingkat yang lebih tinggi dapat
mengadakan biosintesa asam-asam lemak jenuh dan yang mono tak jenuh dari sumber-
sumber lain seperti karbohidrat. Asam-asam linoleat dan linolenat dan asam-asam lemak poli
tak jenuh bertingkat lebih tinggi tidak dapat dihasilkan pada hewan bertingkat lebih tinggi
dan karena itu diistilahkan asam lemak essensial.
Garam asam lemak biasanya disebut sabun. Daya pembersih sabun bertumpu pada
sifat amfipatrik molekul sabun. Dengan ion Ca++ dan Mg++ sabun dapat membentuk garam
Ca atau Mg yang mengendap. Oleh karena itu, apabila dalam air terdapat ion-ion tersebut
atau yang disebut air sadah. Sabun mempunyai sifat dapat menurunkan tegangan permukaan
air. Hal ini tampak dari timbulnya busa apabila sabun dilarutkan dalam air dan diaduk.Asam
lemak tak jenuh mudah mengadakan reaksi pada ikatan rangkapnya. Dengan gas hidrogen
dan katalis Ni dapat terjadi reaksi hidrogenasi, yaitu pemecahan ikatan rangkap menjadi
ikatan tunggal.Proses hidrogenasi ini mempunyai arti penting karena dapat mengubah asam
lemak yang cair menjadi asam lemak padat. Ini adalah salah satu proses pada pembuatan
margarin dari minyak kepala sawit.Lemak netral disebut juga asil gliserol atau gliserida.
Lemak ini merupakan komponen utama lemak simpanan pada sel-sel hewan dan tumbuhan,
terutama pada jaringan adipose vertebrata. Sifat-sifat fisik lemak netral mencerminkan
susunan asam lemak dari lemak.
Sebagai dalil umum adalah titik lebur suatu asam lemak berkurang dengan bertambahnya
ketidakjenuhan dan berkurangnya bobot molekulernya.
Lemak hewan dan tumbuhan mempunyai susunan asam lemak yang terkandung
didalamnya diukur dengan bilangan iodium. Bilangan iodium adalah banyaknya gram iodium
yang dapat bereaksi dengan 100 gram asam lemak. Jadi, makin banyak ikatan rangkap, makin
besar bilangan iodium.
Dengan proses hidrolisis lemak akan terurai menjadi asam lemak gliserol. Proses ini
dapat berjalan dengan menggunakan asam, basa, atau enzim tertentu. Proses hidrolisis yang
menggunakan basa menghasilkan gliserol dan garam asam lemak atau sabun. Oleh karena itu,
proses hidrolisis yang menggunakan basa disebut proses penyabunan.
Oksidasi asam lemak tidak jenuh akan menghasilkan peroksida dan selanjutnya akan
terbentuk aldehida. Inilah yang menyebabkan terjadinya bau dan rasa yang tak enak atau
tengik. Kelembapan udara, cahaya, suhu tinggi dan adanya bakteri perusak adalah factor-
faktor yang menyebabkanterjadinya ketengikan lemak.
- Lilinadalah ester dariasamlemakberantaipanjangdengan alcohol monohidrat.
Terdapatsebagaipelidungkulitdanbulu, pelindungdaundanbuah,
atausebagaisekresiinsekta. Lilintaklarutdalam air.
- Fosfolipidaadalahsuatugliserida yang mengandungfosfordalambentuk ester
asamfosfat. Fosfolipidabanyakterdapatpadabakteri, jaringantumbuhandanhewan.
Fosfolipida yang
disebutfosfatidilkolinbiasanyadidapatpadamembrandanhanyasedikitsekalifosfolipi
dainiterdapatpadalemaksimpanan.
- Sfingolipidamerupakanlipida yang takmengandunggliserolamfipatik,
terutamaberlimpahdalamjaringanotakdansyaraf. Lipidainiditurunkandarisfingosin.
Sfingolipida yang paling berlimpahadalahsfingomyelin yang
terdapatdalamjaringanotakdansarafdandalambagianlipidadarah.
- Terpenadan steroid adalahlipida yang takdapatdisaponifikasikan yang
berartibahwahidrolisis alkali takmenghasilkansabun. Strukturumum yang
biasabagisemuasteroidaadalahkerangkasiklompentanoperhidropenantren. Steroid
banyakterdapat di alam. Diantaranyadalamjumlah yang
terbatastetapimempunyaiaktivitasbiologis yang pentingyaituasamempedu,
hormonseksbetinadanjantan, hormonkorteksadrevaldanbeberaparacun steroid yang
terdapatdalamjumlahlebihbanyakyaknigolongan sterol. Contohnyakolesterol,
lanosterol, fitosterol, danmikosterol.
Percobaan pada lipida
1. Daya larut lemak
Lipida adalah golongan senyawa organik yang terdapat di alam dan mempunyai sifat-
sifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam ether, kholoroform, alkohol panas dan
bezena. Derajat kelarutan lemak/ minyak dapt di ketahui atau di tentukan dengan
pengamatan secara langsung tergantung pada bahan pelarut yang di paksi.
2. Emulsi
Minyak/lemak tidak dapat larut dalam air tetapi dapat membentuk emulsi yang stabil
bila ada bahan yang berfungsi sebagai emulgator.
3. Penyabunan
Alkali bila bergabung dengan asam lemak akan membentuk garam alkali yang di
sebut sabun yang dapat berfungsi sebagai emulgator.
4. Reaksi Akrolein
Kalium hidrosulfat adalah zat padat yang bersifat dapat menarik molekul air dari
senyawa. Misalnya : gliserol yang di tambahkan KHSO4 akan membentuk akrolein,
karena keluarnya molekul air pada senyawa itu.
5. Asam lemak tak jenuh
Ikatan tak jenuh mudah sekali mengadakan ikatan dengan unsur lain.
6. Percobaan-percobaan dengan kolesterol
Kolesterol dengan asam sulfat pekat,menimbulkan reaksi warna. Kita dapat
mengetahui bahwa asam sulfat pekat dapat menarik air dari senyawa lain.
BAB III
ALAT, BAHAN, PREAKSI DAN PROSEDUR KERJA

3.1. Alat yang digunakan


Alat yang di gunakan adalah sebagai berikut :
- Tabung reaksi
- Alat pemanas
- Pipet tetes
- Kertas saring
- Alat pembakar atau pemanas
- Pipet tetes (harus kering benar)
3.2. Bahan
Adapun bahan yang di gunakan adalah sbb :
- Lemak sapi / lemak padat, minyak kelapa, asam palmitat gliserol, margarin dan
keju
- Minyak kelapa dan gliserol
- Minyak kelapa dan lemak padat
- Lemak hewan
- Asam palminat
- Asam oleat
- Margarin
- Keju
- Larutan kolesterol dalam khloroform
3.3. Preaksi
Preaksinya adalah sbb :
- Alkohol, ether, khloroform dan air (sebagai pelarut)
- Larutan NaOH
- Larutan Na2CO3
- Na2CO30,5%
- Larutan albumin encer
- NaOH beralkohol, KOH beralkohol, air suling
- Kalium hidrosulfat (KHSO4)
- Khloroform, larutan iodine hubl
- Asam asetat anhidrida dan asam sulfat pekat
3.4. Prosedur kerja

1. Daya Larut Lemak ( uji kelarutan )


Masukan 2 ml prekasi /pe;arut kedalam tabung reaksi yang bersih. Bubuhkan
sedikit bahan percobaan kedalam tabung sudah berisi bahan pearut kemudian kocok
kuat-kuat, dan lihat hasilnya. Bila kedua bahan terlihat berpisah berarti tidak larut,
bila tidak terlihat ambillah setetes larutan kemudian teteska pada kertas saring, uapkan
bila perlu di bawah sinar matahari. Bila terdapat residu (berupa bercak) berarti ada
bahan yang terlarut. Jumlah residu menunjukan derajat kelarutan bahan yang di uji.

2. Penyabunan
 Masukan 4-5 tetes bahan percobaan kedalam tabung reaksi yang bersih.
Kemudian tambahkan 3 ml air suling dan 1 ml NaOH beralkohol. Panaskan
campuran tersebut sampai mendidih selama 1-2 menit. Setelah dingin kocok
dan perhatikan pembentukan busa.
 Ulangi percobaan sebelumnya, tetapi larutan NaOH beralkohol di ganti
dengan KOH beralkohol dan bandingkan hasilnya.

3. Reaksi Akreolein
Kedalam sebuah tabung reaksi di masukan bubuk halus KHSO4, padat sampai
kira-kira setinggi 1 cm. Kemudian 3-4 tetes minyak kelapa diteteskan ke dalam
tabung reaksi itu. Lalu panaskan dengan hati-hati di atas nyala api. Kemudian
pemanasan dilakukan lebih kuat . perhatikan akrolein yang terbentuk dan ulangi
percobaan ini dengan menggunakan 3-4 tetes gliserol sebagai ganti minya kelapa.

4. Emulsi
Masukan air masing-masing 2 ml kedalam 2 tabung reaksi yang bersih.
Kemudian tambahkan 2 tetes bahan percobaan, kocok kuat-kuat (1-2 menit ), diamkan
sebentar amati apa yang terlihat. Selanjutnya pada tabung pertama di tambahkan 2 ml
larutan albumin encer dan pada tabung kedua di tambahkan 1 ml larutan Natrium
karbonat 0,5%, kocok lagi. Perhatikan pengaruh albumin dan natrium karbonat
terhadap kestabilan emulsi.

5. Asam Lemak Tak Jenuh


Ambil 3 buah tabung reaksi yang kering. Kedalam tabung pertama masukan
sedikit minyak kelapa, kedalam tabung kedua masukan sedikit margarine, dan
kedalam tabung ketiga lemak hewani, sedemikian rupa sehingga tiap-tiap zat mengisi
bagian bulat/bawah tabung. Ke dalam tiap tabung di tambahkan kloroform dalam
jumlah yang sama. Kemudian teteskan dalam tiap tabung larutan iodine hubl.
Goyangkan tabung reaksi pada tiap penambahan iodium, dan lihat apa yang terjadi.
6. Percobaan dengan Cholesterol
 Uji Salkowski
1 ml larutan cholesterol 0,05% dalam kloroform dicampur hati-hati dengan
asam suslfat pekat. Setelah kedua lapisan cairan berpisah lagiakan timbul
berturut-turut warna merah, biru,ungu dalam lapisan khloroform. Selain dari
pada itu dalam lapisan asam akan tampak fluorisensi kuning.

 Uji Libermann-Burchard
2 ml larutan cholesterol 0,05% dalam kloroform dicampur dengan 10 tetes
asam asetat anhidrida. Ke dalam campuran itu ditambahkan 2-3 tetes asam
sulfat pekat. Kocoklah hati-hati dan perhatikanlah warna-warna yang timbul.
Warna yang timbul tidaklah tetap sifatnya. Perlu di perhatikan waktu yang di
perlukan untuk perubahan-perubahan dari warna merah, biru dan hijau.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.Hasil

1. Daya Larut Lemak

Bahan percobaan Larut/tidak larut,ada /tidak ada


Air Alkohol Alkohol Ether Khloroform
dingin panas
Minyak kelapa Tidak ada Ada (L) Ada (L) Ada (L) Ada (L)
Margarin Tidak ada Tidak ada Ada (L) Ada (L) Ada (L)
Keju Tidak ada Tidak ada Ada (L) Ada (L) Ada (L)
Gliserol Ada (L) Ada (L) Ada (L) Tidak ada Tidak ada

2. Emulsi

Bahan percobaan Di kocok Setelah penambahan


emulsi(ada/tidak) NaCO30,5% Albumin encer
Minyak kelapa Ada Stabil Stabil
Gliserol Ada terlarut Terlarut

3. Penyabunan

Bahan percobaan Penambahan NaOH Penambahan KOH


(terbentuk busa / tidak) (terbentuk busa / tidak)
Minyak kelapa Ada sedikit busa Ada banyak busa

4. Reaksi Akrolein

Bahan percobaan Penambahan KHSO4 (dipanaskan)


Ada bau akrolein Tidak ada baua akrolein
Minya kelapa Ada, berbau walang -
sengit
Gliserol Ada, berbau manis -
kegosongan
5. Asam lemak tak jenuh

Bahan percobaan Yod Hubl


Warna +/-
Minyak kelapa Mening +
Margarin Merah bata +
Keju Merah +

6. Percobaan dengan kolestrol


Uji salkowski dan uji Liebermann-Burchard

Jenis test
Bahan percobaan Uji salkowski Uji Libermann-
Birchard
Larutan kolestrol 0,05% dalam Fluorisensi hijau muda Fluorisensi cincin bening
khloroform kehijauan

4.2.Pembahasan

 Daya larut lemak


Dari hasil percobaan di atas pelarut yang terbaik adalah gliserol. Pada
percobaaan ini juga terdapat noda lemak. Tapi bedannya noda lemak dan
gliserol itu adalah noda gliserol berbentuk bulat-bulat yang di tandai dengan
gelembung. Pada kertas saring noda lemak dan pada kertas saring juga
berbentuk bulat besar dan semi trasfurasi. Sedangkan bedanya daya larut dan
noda margarine dan keju adalah susah laryt dan berbentuk gumpalan-
gumpalan kecil pada margarine mudah larut dan berbentu tidak beraturan pada
keju.

 Emulsi
Dari hasil percobaan di atas, setelah petambahan Na2CO3 0,5 % dan albumin
encer yang terjadi adalah setelahterjadi emulsi pada minyak kelapa dan
gliserol, setelah penambahan natrium karbohidrat albumin cair yang terjadi
pada emulsi minyak kelapa adalah stabil dan gliserol menjadi terlarut.

 Penyabunan
Dari hasil percobaan di atas reaksi yang terjadi adalah sbb:
 Seteiah larutan NaOH + air suling + alkohol di campur larutan
berwarna bening dengan larutan lemak berwarna kuning pekat (tanpa
busa).
 Setelah di aduk larutan NaOH + air suling + alkohol berubah menjadi
sedikit keruh dengan warna air suling dan alkohol sedikit keruh dan
gumpalan minyak tidak pekat.

 Sebelum larutan KOH + air suling + alkohol dipanskan dan di aduk


larutannya menjadi warna bening pekat dan ada gelembung.

 Setelah di panaskan di aduk berubah menjadi keruh dan banyak busa.


Dan reksi kimiannya dari percobaan ini adalah :
O
H2C – O – C – R H2C – OH R1 – C – O – Na
O
HC – O – C 3 NaOH atau KOH HC – OH R2 – C – O – Na
O
H2C – O – C – R3(basa) H2C – OH R3 – C – O – Na
(gliserol) ( sabun )

 Reaksi akrolein
Dari hasil percobaan minyak kelapa memiliki bau yang menyengat daripada
bau gliserol hal itu terjadi karena pemanasan terlalu lama dan seharusnya yang
lebih menyengat adalah gliserol. Zat tersebuat bau karena mengandung
flatogliserol dan membentuk trigliserol sehingga akrolein berbentuk.
Pemanasan reaksinnya adalah :
CH-OH

OH OH KHSO4 KALSIUM SULFAT CH2


Panas

CH2 OH CH H2O

CHO
akrolein
 Asam lemak tak jenuh
Dari hasil percobaan di atas warna Yod Hubl hilang karena yod hubl akan
mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya
menjadi berikatan tunggal karena yang hilang menunjukana asam lemak tak
jenuh mereduksi reaksi yod hubl.Ketidakjenuhan pada lemak di tunjukan
dengan kepudaran warna iodium. semakin pudar warna iodium atau yod hubl
maka semakin tidak jenuh

 Percobaan dengan kolesterol


Uji salkowski dan uji Liebermann-Burchard
Dari hasil percobaan di atas uji salkowski dari warna biru-hijau membutuhkan
waktu 5menit dan cairan bawah membentuk gumpalan hitam. Sedangkan pada
uji Liebermann-Burchard dari warna biru-hijau membutuhkan waktu 3 menit.
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
 Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi dapat
diekstraksi dengan pelarut non polar seperti khloroform, eter, benzena,
alcohol, aseton, dan karbondisulfid.
 Lipida dapat di golongkan menjadi 3 golongan yaitu sbb :
- Lipida sederhana
- Lipida majemuk
- Derivat lipida
 Ada 6 percobaan lipida adalah sbb :
- Daya larut lemak
- Emulsi
- Penyabunan
- Reaksi akrolein
- Asam lemak tak jenuh
- Percobaan-percobaan dengan cholesterol

5.2. Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum kita harus lebih waspada lagi agar bahan
yang di gunakan tidak tercampur dengan bahan yang tidak di gunakan.
3. PROTEIN DAN ASAM-ASAM AMINO

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang
Asam amino adalah senyawa organic yang merupakan satuan penyusun protein yang
mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino mempunyai sifat-
sifat asam maupun basa. Asam amino bersifat tidak seperti senyawa-senyawa organic,
tetapi mirip dengan garam-garam organic. Pada umumnya asam amino larut dalam air,
tetapi hanya larut sebagian didalam pelarut organic. Titik leleh asam-asam amino sangat
tinggi untuk senyawa-senyawa organic dengan massa molekul relative rendah dan
kebanyakan lebih besar dari 200oC. hal ini dapat dijelaskan karena asam amino didalam
larutan netral akan membentuk zwitter ion atau ion yang bermuatan ganda. Titik leleh
yang tinggi dapat pula dijelaskan dalam hubungannya dengan energy yang di butuhkan
untuk memecah ikatan-ikatan ionic dalam kisi kristalnya.
Beberapa asam amino mengandung gugus terionisasi pada rantai samping R, hal ini
mempengaruhi karakteristik apakah asam amino tersebut bebas di dalam larutan atau
bergabung dengan asam amino yang lain. pada kenyataannya, sifat muatan dari protein
banyaknya gugus yang terionisasi pada rantai samping asam amino. Dalam protein, asam
amino satu dengan asam amino yang lain bergabung melalui ikatan peptida [-CO – NH-].
Ikatan peptida dibentuk dengan kondensasi gugus R–COOH dari asam amino yang satu
dengan gugus -NH2 dari asam amino yang lain.
Protein merupakan polimer dari asam amino dimana struktur dari protein ada 4
macam yaitu : stuktur primer; sekunder; tersier; an kuartener. Struktur primer protein
ditentukan oleh ikatan kovalen antara residu asam amino yang berurutan membentuk
ikatan peptide. Struktur sekuner terjadi karena ikatan hydrogen antara atom O dari gugus
karbonil dengan atom H dari gugus amina dalam suatu rantai polipeptida membentuk
konfirmasi spiral yang disebut struktur helix. Bila ikatan hydrogen terjadi antara dua
rantai polipeptida maka membentuk rantai parallel dengan bentuk berkelok-kelok yang
disebut konfirmasi β. Struktur tersier terbentuk karena terjadinya pelipatan [folding]
rantai α-helix, konfirmasi β maupun gulungan suatu polipeptida membentuk protein
globular. Sebagian besar protein berbentuk globular yang mempunyai berat molekul >
50.000 merupakan suatu oligomer yang terjadi dari beberapa rantai polipeptida yang
terpisah. Rantai polipeptida ini mengadakan interaksi memebentuk struktur kuartener dari
protein oligomer. Protein merupakan bahan pembentuk makhluk hidup, katalisator
organic atau biasa disebut enzim, dan bagian penting dari nucleoprotein.
1.2. Tujuan

- Mempelajari sifat-sifat reaksi asam amino


- Melakukan identifikasi asam amino dan protein
- Menentukan senyawa-senyawa asam amino secara kualitatif

1.3. Manfaat
- kita dapat mengetahui tentang apa itu protein
- kita dapat mengetahui tentang apa itu asam amino
- kita dapat mengetahui senyawa-senyawa yang menentukan asam amino secara
kuantitatif.
BAB II
Tinjaun pustaka

Protein ialah polimer alami yang terdiri dari sejumlah unit asam amino (amino

acid) yang berikatan satu dengan lainnya lewat ikatan amina (atau peptida). Jaring laba-laba,

bulu hewan dan otot, putih telur, dan hemoglobin(molekul yang mengangkut oksigen dalam

tubuh ke tempat yanag memerlukan ) ialah protein. Peptida ialah oligomer dari asam amino

yang memainkan peran penting dalam banyak proses biologis. Contohnya, peptide hormone

insulin mengatur kadar gula darah, bradikinin mengatur tekanan darah, dan oksitosin

meregulasi kontraksi uterus dan laktasi. Jadi, protein, pepetida, dan asam amino merupakan

bahan yang penting bagi struktur, fungsi, dan reproduksi makhluk hidup.

Asam amino yang merupakan monomer (satuan pembentuk ) protein asam amino

adalah suatu senyawa yang mempunyai dua gugus fungsi yaitu gugus amino dan gugus

karboksil. Pada asam amino, gugus amino terikat pada atom karbon yang berdekatan dengan

gugus karboksil (C-α) atau dapat dikatakan juga bahwa gugus amina dan gugus karboksil

dalam asam amino terikat pada atom karbon yang sama.

Protein adalah salah satu makrobiomolekular yang berfungsi sebagai pembentuk

struktur sel daripada makhluk hidup termasuk manusia. Protein adalah polimer dari asam-

asam amino yang tersambung melalu ikatan peptida, oleh karenanya dapat juga disebut

sebagai polipeptida. Hal yang menarik bahwa protein pada semua bentuk kehidupan

(organisme) mengandung hanya 20 jenis asam amino, namun interkoneksinya menghasilkan

ragam makhluk hidupyang tak terhingga banyaknya. Glisin merupakan asam amino paling

sederhana dan pertama didisolasi dari hidrolosis protein. Sebagai contoh, hampir setengah

molekul asam amino yang diperoleh bila sutra diisolasi adalah glisin.
Treonin adalah asam amino pembentuk protein yang paling akhir dapat diisolasi yaitu dari

hidrolisis fibrin.

Beberapa asam amino tidak dapat disintesis dalam tubuh manusia oleh karenanya

asam-asam amino tertentu harus diperoleh secara tertentu dari makanan atau minuman yang

dikenal sebagai asam amino esensial. Tergolong sebagai asam-asam amino esensial adalah:

Arginin, Lisin, Triptofan, Histidin, Metionin, Valin, Isoleusin, Lensin, Finilalanin, Treonin,

Arginin, dan Fenilanin sangat dibutuhkan oleh bayi yang sedang dalam petumbuhan.

Protein terdapat dalam semua jaringan hidup baik tumbuhan maupun hewan.

Jaringan biji-bijian, daging tak berlemak, organ vital, dam kulit mengadung protein dalam

jumlah yang lebih besar daripada jaringan-jaringan berlemak.

Semua molekul protein mengandung nitrogen dalam gabungan dengan karbon,

hydrogen, dan oksigen. Banyak juga yang mengandung belerang dan fosforus, dan beberapa

mengandung besi, mangan, tembaga dan iod. Molekul protein sangat besar, bobot

molekulnya berjangka dari 10.000 sampai beberapa juta sama.

Bila protein didihkan dalam asam atau basa encer atau bila mereka dikenal kerja

enzim-enzim spesifik dalam pencernaan, molekul-molekulnya dihidrolisis menjadi asam-

asam amino. Oleh karena itu protein serupa dengan pati dan selulosa, dalam arti molekul-

molekul mereka terdiri dari satuan berulang dari molekul yang lebih sederhana. Satuan

structural protein adalah asam amino.

Sifat Asam–basa Dari Asam Amino:

Asam amino merupakan senyawa amfoter, yakni memiliki gugus asam dan juga

gugus basa.Karena itu, asam amino dapat membawa muatan listrik total yang tergantung pada

sifat larutannya.
Muatan yang dibawa suatu molekul mempengaruhi interaksinya dengan molekul lain. Sifat

ini dimanfaatkan untuk isolasi dan pemurnian asam amino maupun protein.

Air merupakan pelarut biologis utama. Sifat asam-basa molekul terlarut berkaitan

erat dengan disosiasi air. Air merupakan elektrolit lemah yang yang bisa terdisosiasi menjadi

proton dan ion hidroksil. Dalam proses dsosisasi air, proton berikatan dengan molekul air

lainnya yang berikatan (ikatan hydrogen) sehingga membentuk ion hydronium (H3O+).

Asam karboksilat dan gugus fungsi amina secara bersamaan berada dalam asam

amino, dan kita dapat mempertanyakan apakah keduanya dapat bersesuaian, sebab satu gugus

bersifat asam dan lainnya basa.

Gugus amino diprotonasi dan hadir sebagai ion ammonium, sedangkan gugus

karboksil kehilangan protonnya dan hadir sebagai anion karboksilat. Struktur dipolar ini

konsisten dengan sifat asam amino yang seperti garam, yang memiliki titik leleh agak tinggi (

bahkan yang paling sederhana, glisina, meleleh pada suhu 233o ) dan kelarutennya dalam

pelarut organic relative rendah.

Asam amino bersifat amfoterik artinya berperilaku sebagai asam dan

mendonasikan proton pada basa kuat, atau dapt juga berperilaku sebagai asam dan

mendonasikan proton pada basa kuat, atau dapat juga berperilaku sebagi basa dan menerima

proton dari asam kuat.

Banyak molekul biologis ynag memiliki lebih dari satu gugus yang bisa

terdisosiasi. Disosiasi salah satu gugus dapat mempengaruhi kecenderungan gugus-gugus

lainnya untuk terdisosiasi. Ahal ini terjadi pada asam amino yang memiliki gugus karboksil

dan gugus amino. Dalam air, gugus karboksil cenderung melepaskan proton sedangkan gugus

amino mengikat proton. Kedua reaksi tersebut dapat terjadi tanpa terbentuknya H3O+ maupun

OH+.
Hasilnya, asam amino membawa muatan negative dan juga muatan ppositif di dalam larutan

yang Ph-nya mendekati netra. Dalam keadaan ini, senyawa tersebut disebut sebagai

zwitterion.

Asam amino merupakan biomolekul kecil (berat molekul rata-rata sekitar 135)

memiliki struktur umum yang dilukiskan sebagai suatu asam amino-α

R merupakan suatu rantai samping. Semua asam amino–α merupakan asam organic (α-

COOH) mengandung suatu gugusan amino (NH2) dan atom hydrogen yang berikatan dengan

α-karbon. Mereka berbeda satu sama lain melaluui komposisi kimiawi dari gugus R (rantai

samping). Gugusan α-COOH dan α-NH2 terionisasi dalam larutanpada Ph fisiologi , dengan

gugusan karboksil deprotonasi yang bersangkut paut dengan suatu muatan negative resonansi

terstabilisasi dan suatu muatan positif gugusan asam amino berprotonasi. Suatu asam aamino

dalam keadaa dipolardisebut zwitterion. Gugusan α-COOH dan α-NH3+ yang terdisosiasi

merupakan penyebab dari dua pKa karakteristik dari asam amino-α.

Ionisasi asam amino alanine dijelaskan bahwa pada nilai pH rrendah, molekul

alanine bermuatan netto +1 karena kedua gugusan fungsional terprotonasi , contohnya pada

pH 0,35 , 99 persen bermuatan positif. Dengan ditingkatkannya pH [ (H+) diturunkan ] terjadi

ionisaisi dari gugusan karboksil menciptakan muatanmolekulat netto sebesar nol. Pada nilai

pH alkali, gugusan NH3+ mendonasikan protonnya dan muatan netto menjadi -1. Pada pH

11,69, 99persen dari molekul alanine bermuatan negative. pH dimana muatan netto rata-rata

adalah nol ( disebut titik isoionik atau pl) adalah 6,02 yang terletak diantaradua nilai pKa.

Analisis Asam Amino:


Asam-asam amino hasil hidrolisis protein dapat dipisahkan satu sama lain dengan

menggunakan kromatografi penukar ion.

Tiga macam penyangga pH tinggi dipakai untuk mengelusi asam amino pada

kolom kromatografi. Urutan pengelusian tergantung pada muatan asam amino . Asam amino

basa( lisin, histidin, arginine) paling kuat mengikat muatan negative resin penukar ion.

Teknik ini memungkinkan penentuan asam amino apa saja yang terdapat dalam protein

tertentu. Kelimpahan relative asam-asam amino juga bisa ditentukan dengan mengukur

konsentrasi tiap asam amino. Senyawa ninhidrin bereaksi dengan asam amino membentuk

warna ungu. Larutan berwarna ungu ini diukur absorbansinya pada panjang gelombang 570

nm, lalu konsentrasi relative tiap asam amino dapat ditentukan.

Reaksi asam amino dengan ninhidrin: Asam amino prolin tidak memberikan warna ungu

ketika direaksikan dengan ninhidrin, melainkan warna kuning muda yang juga dapat

dikuantisasi.

Percobaan protein

1. Susunan elementer

Protein adalah senyawa organik kompleks yang berbobot molekul tinggi yang

merupakan polimer dari monomer asam amino yang di hubungkan dengan satu sama

lain dengan ikatan peptida. Protein mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan

pembuluh darah yaitu dengan menibulkan tekatan osmotik koloid yang dapat menarik

cairan dari jaringan kedalam pembuluh darah.

2. Daya larut albumin

Albumin tergolong protein sederhana yang mudah larut dalam air.


3. Pengaruh asam mineral kuat

Protein dengan asam-asam kuat akan membentuk endapan (presipitasi).

4. Reaksi warna

- Reaksi biuret

Sesungguhnya biuret adalah senyawa organik yang di peroleh dengan cara

memanaskan urea. Reaksi ini merupakan test umum terhadap protein. Warna yang

timbul/terbentuk di duga berasal dari kompleks koordinasi antara ion Cu2+ dengan

gugus CO dan NH ikatan peptida dalam larutan alkalis (kompleks tembaga-Na-

biuret).

- Reaksi xanthoprotein

Reaksi ini berdasarkan nitrasi inti benzena yang terdapat didalam molekul protein

(tirosin, fenil alanin, triptofon) tambahkan asam nitrat pekat. Reaksi ini

menghasilkan turunan nitro benzena, senyawa nitro yang berbentuk ini berwarna

kuning dan dalam lingkungan alkalis ia terionisasi dengan bebas dan wrnanya

lebih tua.

- Reksi millon

Reaksi ini derivat-derivat untuk monofenol seperti tirosi. Preaksi yang dipakai

adalah campuran Hg-nitrat di dalam larutan asam mitrat pekat, yang menimbulkan

warna merah ion-ion anorganik seperti CI- dan NH+4dapat menggangu percobaan

ini.

- Reaksi heller

Reaksi asam nitrat dengan protein merupakan dasar dari test heller.
BAB III
REAKSI,BAHAN,ALAT,PREAKSI DAN PROSEDUR KERJA

3.1. Reaksi
- Merupakan reaksi analisis

3.2. Bahan
- Serbuk albumin, serbuk kasein
- Larutan albumin
- Larutan albumin 2 %, larutan casein, larutan pepton
- Larutan gelatin, larutan fenol, larutan fenol 2 %
- Larutan albumin encer

3.3. Alat
- Tabung reaksi
- Alat pemanas dengan kelengkapannya
- Cawan porselin
- Kertas saring dan kertas lakmus
- Pipet
- Pipet tetes
- Penjepit tabung

3.4. Preaksi
- NaOH pada HCL pekat, larutan BaCl2, larutan Pb Asetat
- Aquadest, NaOH 10%, Na-karbonat 0,5%, HCL 0,2, Pb asetat
- HCL pekat, H2SO4 pekat, HNO3
- Larutan NaOH 10%, Larutan CuSO4 0,1 %
- Larutan HNO3 pekat atau larutan NH4OH/NaOH pekat
- Preaksi millon (merkuri/merkuro dalam asam nitrat/nitrit)
- Asam nitrat (HNO3) pekat.

3.5. Prosedur kerja


1. Susunan elementer
 Maukan sedikit serbuk albumin kedalam sebuah tabung reaksi yang bersih dan
kering, lalu panaskan perlahan-lahan sehingga tercium bau rambut terbakar.
Bau ini khas untuk senyawa-senyawa nitrogen. Pengarang mengatakan adanya
karbon sedangkan pengembunan pada bagian ats tabung reaksi menyatakan
hidrogen dan oksigen.
 Pada sebuah tabung reaksi masukkan sedikit serbuk albumin. Tambahkan
serbuk/kristal NaOH sebanyak 2 kali jumlah albumin.

 Panaskan perlahan-lahan. Perhatikan bau ammonia dan pengaruh uap yang


terbentuk terhadap kertas lakmus merah yang di basahi. Ini menyatakan
adanya nitrogen dan hidrogen.
 Isilah sebuah tabung reaksi dengan serbuk albumin dan 5 ml larutan NaOH
10%. Dinginkan lalu tambahkan 10 tetes larutan Pb asetat. Terlihat larutan
tersebut menghitam, tambahkan dengan hati-hati HCL pekat dan perhatikan
bau khas yang berasal dari belerang 8yang tak teroksidasi.

2. Daya larut albumin


Kedalam 4 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi larutan albumin 2 %
kira-kira 3 ml. Tabung pertama tambahkan 3 ml air/aquadest. Tabung kedua
tambahkan NaOH 10 %. Tabung ketiga tambahkan Na-karbonat 0,5 %. Tabung ke
empat tambahkan HCL 0,2 %. Lalu perhatikan apakah terbentuk presipitasi atau
tidak.

3. Pengaruh asam mineral kuat


kedalam 5 ml albumin 2 % yang sudah di saring tambahkan beberapa tetes HCL
pekat. Campur baik-baik perhatikan apakah ada endapan yang berbentuk?
Selanjutnya tambahkan lebih banyak, setetes tiap kali dan amati apakah endapan
yang terbentik melarut dalam penambahan asam tersebut ( ulangi percobaan
dengan menggunakan asam sulfat pekat dan HNO3 pekat).

4. Reaksi warna
 Reaksi biuret
1. Campurkan 2 ml lautan albumin 2 % dengan 2 ml NaOH 10%dan
tambahkan larutan CuSO4 0,1 %. Campurlah dengan baik, bila belum
terbentuk warna merah atu lembayung, tambahkan lagi setetes larutan
CuSO4 0,1 % ( hingga maksimum 10 tetes ). Ulangi test ini terhadap
larutan kasein dan peptone.
2. Isilah sebuah tabung reaksi dengan sedikit urea, panaskan diatas api
kecil sehingga zat tersebut mencair dan terbentuk gelembung-
gelembung gas (hati-hati jangan sampai terbentuk arang). Perhatikan
bau gas yang terbentuk. Larutkan isi tabung dengan air dan lakukan
test biuret.
 Reaksi Xanthoprotein
Campurkan 2 ml larutan albumin dengan 1 ml HNO3 pekat. Perhatikan
terbentuknyaendapan berwarna putih. Panaskan hati-hati endapan akan
larut kembali dan larutan akan berubah menjadi kuning. Dinginkan di
bawah air keran dan dengan hati-hati (tetes demi tetes) tambahkan larutan
NaOH pekat atau NH4OH pekat dan perhatikan apa yang terjadi.
 Reaksi millon
Tambahkan beberapa tetes preaksi millon pada 2 ml larutan albumin.
Endapan putih akan terlihat.

Panaskan hati-hati. Timbulkan warna merah menandakan hasil positif. Bila


belum terbentuk warna tambahkan lagi 2-3 tetes preaksi millon dan
panaskan lagi. Ulangi percobaan ini terhadap larutan casein dan gelatin.
Larutan pula dengan larutan fenol 2 %.

 Test Heller
Istilah sebuah tabung reaksi dengan 2 ml asam nitrat pekat lalu tambahkan
dengan hati-hati larutan albumin sehingga keduannya tidak bercampur.
Pada kedua perbatasan cairan terbentuk presipitas/endapan berwarna putih.
Ujilah kepekaan test ini dengan memakai larutan albumin yang lebih encer
kira-kira 50 kali dari kepekaan larutan semula. Test ini tidak spesifik
terhadap protein tetapi bila positif merupakan indikasi untuk pemeriksaan
lebih lanjut.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL
1. Susunan Elementer

Bahan percobaan Di panaskan


Bau rambut Pengarangan (+/-) Pengembunan
terbakar (+/-)
Serbuk almubin Ada + +
Serbuk casein Ada - +

2. Daya larut albumin

Preaksi Ada / tidak presipitasi


Larutan albumin 2 %
Aquadest -
NaOH 10% -
NaCO3 0,5 % -
HCL 0,2 % Ada

3. Pengaruh asam mineral kuat

Preksi Larutan albumin 2 %


Larut/ mengendap Penambahan preaksi lebih
HCL Pekat Mengendap Endapan padat berwarna putih
H2SO4 Pekat Mengendap Endapan padat berwarna putih
HNO3 Pekat Mengendap Endapan padat berwarna putih

4. Reaksi warna

Nama test warna (+/- warna )


Bahan percobaan
Biuret Xantoprotein Millon Heller
Albumin 2 % Ungu (+) Kuning (+) Merah bata Kuning pekat
(+) (+)
Casein Kuning (+) Kuning (+) Merah (+) Kuning
keputihan (+)
Pepton Ungu (+) Kuning (+) Merah (+) Kuning (+)
Urea Biru (+) Bening (-) Bening (-) Bening (-)
Gelatina Ungun tua Kuning Pink merah Tidak ada (-)
(+) jingga (+) mudah (+)

4.2 Pembahasan
Susunan Elemeyer
Dari hasil percobaan di atas semua jenis protein tersusun atas unsur-unsur carbon
(c),hidrogen (h), oksigen (o) dan nitrogen (n) ada pula protein yang mengandung
sedikit belerang (s) atau pospor (p). Serbuk albumin + NaOH ( 2 kali serbuk albumin)
bau seperti rambut terbakar. Uap yang terbentuk dengan terbentuk dengan kertas
lakmus merah yang di basahi berubah menjadi biru. Serbuk albumin + 5 ml NaOH 10
% didinginkan + 10 tts Pb asetat larutan coklat endapan coklat +HCL pekat larutan
putih berbusa endapan putih pekat.
Daya larut albumin
Dari percobaan di atas albumin memiliki daya larut yang berbeda terhadap air, asam
dan basa karena dapat di pengaruh oleh konsentrasi garam dari masing-masing bahan.
Pengaruh ada mineral kuat
Dari hasil percobaan di atas pada ketiga reaksi ini larutan albumin akan membentuk
endapan karena di sebabkan adanya gugus hidropolilik polar (yang memiliki gugus
non polar) di dalam molekul protein dan menghasilkan protein dipol dan larutan keruh
karena PH ketiga larutan yang bersifat asam dan merupakan titik isoelekrik
merupakan PH di mana kelarutan protein minimal karena jumlah ion positif dan ion
negatif sama sehingga penambahan cairan tersebut bersifat non polar ( muatan=nol)
menurunkan kelarutan protein.
Reaksi warna
- Dari hari percobaan di atas: pada test biuret mengetahui ada tidaknnya kandungan
protein dalam makanan. Pada uji biuret akan berbentuk warna unggu. Dan yang
mengadung pretein yaitu putih telur. Pada gelatin warna ungu tua mendominasi
bagian atas.
- Dari hasil percobaan di atas: pada test xantoprotein yaitu untuk mengetahui ada
tidaknya inti bezena. Dari percobaan diatas gelatin berubah menjadi warna kuning
jingga dan mengandung cincin bezena.
- Dari hasil percobaan di atas : pada test millon ; albumin 2 %, casein, pepton, dan
gelatin menimbulkan warna merah akibat pemanasan. Tirosin memberikan hasil
positif karena mengandung gugus fenol.
- Dari hasil percobaan di atas ; pada test heller
BAB V
PENUTUP

5.1. Kesimpulan
- Asam amino adalah senyawa organic yang merupakan satuan penyusun protein yang
mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino mempunyai
sifat-sifat asam maupun basa.
- Protein ialah polimer alami yang terdiri dari sejumlah unit asam amino (amino acid)
yang berikatan satu dengan lainnya lewat ikatan amina (atau peptida).
- Pada protein dan asam amino terdapat 4 percobaan yaitu sbb :
 Susunan elementer
 Daya larut albumin
 Pengaruh asam mineral kuat
 Reaksi warna
 Test biuret
 Test xantoprotein
 Reaksi millon
 Reaksi heller
5.2. Saran
Sebaiknya dalam melaksanakan praktikum kita harus lebih waspada lagi agar bahan
yang di gunakan tidak tercampur dengan bahan yang tidak di gunakan.
DAFTAR PUSTAKA

erikunib.blogspot.com/2012/05/laporan-praktikum-biokimia...
mhadhicahyadi.blogspot.com/2014/12/laporan-praktikum-identifikasi.html
lasinrangaditia.blogspot.com/2015/04/laporan-lengkap-praktikum...
020793ashima.blogspot.com/2013/04/laporan-praktikum-biokimia...
izzahmubarokah.blogspot.com/2014/11/laporan-biokimia-asam-amino...

Anda mungkin juga menyukai