Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nyalah laporan akhir praktikum fisiologi ini dapat terselesaikan.
Adapun isi dari laporan praktikum ini adalah Hemolisis, dan Fragilitas Eritrosit.
Laporan praktikum ini dibuat dengan sedemikian rupa dengan tujuan agar mudah mempelajari
dan memahami praktikum yang ada di dalamnya. Dan penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan praktikum ini, dan yang
telah memberikan banyak saran, petunjuk dan dorongan dalam menyelesaikan laporan
praktikum ini. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan bimbingan yang lurus dari
Tuhan Yang Maha Kuasa.
Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan praktikum ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi pembuatan dan
penyempurnaan selanjutnya. Sekian dan terima kasih.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 01
DAFTAR ISI. 02
BAB I PENDAHULUAN 03
1.1 LATAR BELAKANG. 03
1.2 TUJUAN 03
1.3 MANFAAT.. 03
BAB V PENUTUP. 12
5.1 KESIMPULAN. 12
DAFTAR PUSTAKA.. 13
2
PRAKTIKUM I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Darah merupakan jaringan pengikat dengan sel-sel nya terendam dalam cairan matriks
(Plasma Darah) yang terdiri dari senyawa organic dan anorganik. Suatu contoh, darah dapat
memberikan gambaran tentang keadaan darah pada waktu di peroleh, namun apabila di ambil
berulang-ulang dalam waktu tertentu akan memperlihatkan gambaran perubahan faali atau
patologis. Ilmu yang mempelajari tentang darah di sebut Hematologi.
Darah mempunyai fungsi sebagai transportasi yaitu membawa zat-zat makanan dan
oksigen ke seluruh sel dalam tubuh, pembawa karbon dioksida dan zat sisa metabolism atau zat
yang berbahaya lainnya untuk di buang ,mempertahan kan lingkungan asam basa,
mempertahankan homeostatis,serta sebagai pertahanan tubuh dengan cara menghancurkan
mikro orgasnisme (antigen) melalui fagositosis dan aktifitas antibodi.
1.2 TUJUAN
Untuk mempelajari proses-proses hemolisis yang terjadi dalam darah yang diberi
larutan hipotonis dan larutan yang menurunkan tegangan permukaan membrane sel darah
merah.
Selain itu, tujuan praktikum ini juga untuk mengukur ketahanan eritrosit terhadap
penurunan tekanan osmotik dalam darah (Erythrocyte Fragility Test = Tes fragilitas sel darah
merah)
1.3 MANFAAT
Manfaat praktikum ini adalah :
- Sebagai penuntun untuk mahasiswa dalam melakukan praktikum di lab
- Agar mahasiswa mampu memahami hemolisis dan fragilitas dari eritrosit.
3
BAB II
DASAR TEORI
Hemolisisdari bahasa Yunani (aima, haema, hemo-) berarti "darah"
dan (lusis, lysis, -lysis) berarti "lepas", "menjadi bebas" atau "mengeluarkan".
4
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 WAKTU DAN TEMPAT.
- Mikroskop
- Darah sapi + antikoagulans
- Gelas obyek
- Larutan NaCl 5%, 3%, dan 0,9%
- Gelas arloji
- Larutan ureum 1,8% dalam NaCl 0,9%
- Tabung-tabung reaksi dan raknya
- Spuit atau pipet
- Larutan ureum 1,8% dalam Aquadest
- Alcohol dan kapas
Pada satu seri tabung reaksi yang bersih diberikan nomor dari 1-6.
Kedalam tabung-tabung tersebut berturut-turut dimasukkan larutan NaCl 5% sebanyak
0,8 ; 0,7 ; 0,6 ; 0,5 ; 0,4 ; 0,3 cc.
Kemudian pada tiap-tiap tabung ditambahkan aquadest sehingga jumlah disemua
tabung dari seluruh larutan menjadi masing-masing 5 cc dan campur dengan baik
(jangan dikocok, cukup dibolak-balik saja).
Kemudian kadar NaCl dalam setiap tabung dihitung dan dicatat.
Lalu kedalam tabung dimasukkan darah sapi yang sudah dicampur antikoagulans
sebanyak 2 tetes.
Setelah 1 jam,lalu mencatat tabung nomor berapa yang mulai terjadi hemolisis (ditandai
dengan adanya warna diatas endapan eritrosit).
5
B. Hemolisis dan Keriput
6
BAB IV
5
= 0,7%
Jadi kadar NaCl = 0,7 %
5
= 0,6%
Jadi kadar NaCl = 0,6%
5
= 0,5%
Jadi kadar NaCl = 0,5%
7
5. 0,4cc NaCl 5% + 4,6cc N1V1 = N2V2 Warna : merah bening
Aquades + 2 tetes darah 0,4 X 5 = N2 X 5 Endapan : tidak ada
N2 = 5 X 0,4 Tidak ada gelembung
5
= 0,4%
Jadi kadar NaCl = 0,4%
5
= 0,3%
Jadi kadar NaCl = 0,3%
PEMBAHASAN :
Pada hasil percobaan diatas, eritrosit tidak mengalami hemolisis pada tabung 1 yaitu,
darah yang diberi NaCl dengan kadar 0,8%. Sedangkan eritrosit yang mengalami hemolisis
sempurna adalah tabung 6 yaitu, darah yang diberi NaCl dengan kadar 0,3%, Jika darah diberi
NaCl eritrosit menggembung sedangkan jika diberi Aquades eritrosit pecah. Hal tersebut terjadi
karena NaCl adalah larutan hipotonis dan aquades adalah larutan hipertonis. Dan dari
percobaan diatas diketahui bahwa eritrosit yang pecah tidak dapat kembali lagi seperti semula.
8
4.2 HEMOLISIS DAN KERIPUT.
9
2cc NaCl 3% Warna coklat Tulisan Darah encer,
dan terlihat tetap berwarna
bintik-bintik terlihat. merah muda
kecil yang dan tidak
pekat.
bergabung
sehingga
menyerupai
garis dan
koloni.
3. 1cc darah Warna kuning dan ada Tulisan Warna darah
putih. tidak merah pekat.
Terdapat bulatan- terlihat.
bulatan kecil.
10
5. 2cc darah + 2cc Warna kuning. Tulisan Encer dan
Ureum 1,8% dalam Terdapat bintik-bintik terlihat warna merah
NaCl 0,9%. coklat. Keriput. tapi tidak muda.
terlalu
jelas.
PEMBAHASAN :
1. Pada percobaan pertama, darah yang dicampur NaCl 3% yang diteteskan digelas arloji
dan diletakkan pada kertas putih yang berisi tulisan, tulisan tersebut tidak terlihat. Hal
itu dikarenakan darah tersebut tidak mengalami hemolisis. Mengapa tidak terjadi
hemolisis? Karena apabila darah dicampur dengan NaCl 3%, maka darah tersebut akan
menggembung, sehingga tidak mengalami hemolisis.
2. Pada percobaan kedua, darah yang dicampur Aquadest yang diteteskan digelas arloji
dan diletakkan pada kertas putih yang berisi tulisan, tulisan tersebut terlihat. Hal itu
dikarenakan darah tersebut mengalami hemolisis sempurna . Mengapa terjadi
hemolisis? Karena apabila darah dicampur dengan Aquadest maka eritrosit tersebut
akan pecah, sehingga mengalami hemolisis.
3. Pada percobaan ketiga, darah yang tidak dicampur dengan zat apapun yang diteteskan
digelas arloji dan diletakkan pada kertas putih yang berisi tulisan, tulisan tersebut tidak
terlihat. Hal itu dikarenakan darah tersebut tidak mengalami hemolisis. Mengapa tidak
terjadi hemolisis? Karena darah tersebut tidak dicampur dengan zat apapun, sehingga
darah tersebut bentuk dan volumenya tetap.
4. Pada percobaan keempat, darah yang dicampur Ureum 1,8% dalam Aquadest yang
diteteskan digelas arloji dan diletakkan pada kertas putih yang berisi tulisan, tulisan
tersebut akan terlihat. Hal itu dikarenakan darah tersebut mengalami hemolisis.
5. Pada percobaan kelima, darah yang dicampur Ureum 1,8% dalam NaCl 3% yang
diteteskan digelas arloji dan diletakkan pada kertas putih yang berisi tulisan, tulisan
tersebut terlihat namun tidak terlalu jelas. Mengapa demikian? Karena darah tersebut
dicampur dengan Ureum 1,8% dalam NaCl 3% sehingga terjadi hemolisis parsial.
11
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
12
DAFTAR PUSTAKA
Dharmawan, N.S. 2002. Pengantar Patologi Klinik Veteriner Hematologi Klinik
Yupardhi, I Wayan Sayang. dkk. 2017. Penuntun Praktikum Fisiologi Ternak. Denpasar : Fakultas
Peternakan Unud
http://gufranamir96.blogspot.co.id/2015/05/laporan-praktikum-fisiologi-darah.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Hemolisis
13