Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

BIOKIMIA

Oleh :

Putu Indah Sari Rahayu

(1603511072)

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2016
1
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
rahmat beliau lah penulis dapat menyelesaikan “Laporan Akhir Praktikum Biokimia” dengan
baik .
Adapun isi dari laporan praktikum ini adalah materi praktikum karbohidrat, lipida, dan
protein dan asam amino.

Semoga laporan akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Laporan akhir ini dibuat
dengan sedemikian rupa dengan tujuan agar mudah mempelajari dan memahami pelajaran yang
ada di dalamnya. Dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu terselesaikannya tugas ini, dan yang telah memberikan banyak saran, petunjuk dan
dorongan dalam menyelesaikan tugas ini. Semoga segala yang telah kita kerjakan merupakan
bimbingan yang lurus dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
Penulis menyadari bahwa penyusunan lapporan akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, kritik dan saran sangat berguna bagi pembuatan dan penyempurnaan
selanjutnya. Sekian dan terima kasih.

Denpasar , 15 Mei 2017

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………………………2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..3

1. KARBOHIDRAT
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………...6
1.2 Tujuan ………………………………………………………………………...7
1.3 Manfaat………………………………………………………………………..7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………….7

BAB III METODE PRAKTIKUM……………………………………………………….8

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum………………………………………………...8

3.2 Alat, Bahan dan Pereaksi

3.1.1. Tes Molisch…………………………………………………………8

3.1.2. Tes Benedict………………………………………………………...9

3.1.3. Tes Seliwanoff……………………………………………………...9

3.1.4. Fermentasi / Peragian……………………………………………….9

3.1.5. Hidrolisis Sukrosa………………………………………………....10

3.1.6. Tes Yodium………………………………………………………..10

3.1.7. Hidrolisis Pati……………………………………………………..10

3.3 Cara Kerja……………………………………………………………………11

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil………………………………………………………………………….13

4.2 Pembahasan…………………………………………………………………..14

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..16

5.2 Saran…………………………………………………………………………16

2. LIPIDA
3
BAB I PENDAHULUAN
2.1 Latar Belakang……………………………………………………………….17
2.2 Tujuan ……………………………………………………………………….17
2.3 Manfaat………………………………………………………………………17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………...17

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum……………………………………………….18

3.2 Alat, Bahan dan Pereaksi…………………………………………………….18

3.2.1. Daya Larut Lemak / Uji Kelarutan………………………………..18

3.2.2. Emulsi……………………………………………………………..19

3.2.3. Penyabunan………………………………………………………..19

3.2.4. Reaksi Akrolein…………………………………………………...19

3.2.5. Asam Lemak Tak Jenuh…………………………………………...20

3.2.6. Percobaan dengan Kolesterol……………………………………...20

A. Uji Salkowski

B. Uji Libermann – Burchard

3.3 Cara Kerja……………………………………………………………………21

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil………………………………………………………………………….22

4.2 Pembahasan…………………………………………………………………..23

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..26

5.2 Saran…………………………………………………………………………26
3. PROTEIN DAN ASAM AMINO
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Latar Belakang……………………………………………………………….27
3.2 Tujuan ……………………………………………………………………….27
3.3 Manfaat………………………………………………………………………27

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA………………………………………………………...27

BAB III METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat Praktikum……………………………………………….29

3.2 Alat, Bahan dan Pereaksi…………………………………………………….29

3.2.1. Susunan Elementer………………………………………………...29

3.2.2. Daya Larut Albumin………………………………………………29

3.2.3. Pengaruh Asam Mineral Kuat……………………………………..30

3.2.4. Reaksi Warna……………………………………………………...30

A. Reaksi Biuret………………………………………………….30

B. Reaksi Xanthoprotein…………………………………………30

C. Reaksi Millon…………………………………………………31

D. Tes Heller……………………………………………………..31

3.3 Cara Kerja……………………………………………………………………32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil………………………………………………………………………….34

4.2 Pembahasan…………………………………………………………………..35

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..36

5.2 Saran…………………………………………………………………………36

5
1.KARBOHIDRAT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Karbohidrat adalah polihidroksildehida dan keton polihidroksil atau turunannya. selian
itu, ia juga disusn oleh dua sampai delapan monosakarida yang dirujuk sebagai oligosakarida.
Karbohidrat mempunyai rumus umum Cn(H2O)n. Rumus itu membuat para ahli kimia
zaman dahulu menganggap karbohidrat adalah hidrat dari karbon. Karbohidrat, berdasarkan
massa, merupakan kelas biomolekul yang paling melimpah di alam. Rumus empiris
karbohidrat dapat dituliskan sebagai berikut: Cm(H2O)n atau (CH2O). Tetapi ada juga
karbohidrat yang mempunyai rumus empiris tidak seperti rumus diatas, yaitu deoksiribosa,
deoksiheksosa dan lain- lain Semua jenis karbohidrat terdiri atas unsur-unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan Oksigen (O). Perbandingan antara hydrogen dan oksigen pada umumnya
adalah 2:1 seperti halnya dalam air; oleh karena itu diberi nama karbohidrat. Dalam bentuk
sederhana, formula umum karbohidrat adalah CnH2nOn. Hanya heksosa (6-atom karbon),
serta pentosa (5-atom karbon), dan polimernya memegang perana penting
dalamilmugizi.Lebih lazimnya dikenal sebagai gula.
Karbohidrat merupakan produk akhir utama penggabungan fotosintetik dari karbon
anorganik (CO2) ke dalam zat hidup. Karbohidrat bertindak sebagai sumber karbon untuk
sintesis biomolekul lain dan sebagai bentuk cadangan polimerik dari energi. Karbohidrat juga
dapat didefinisan sebagai polihidroksialdehid atau polihidroksiketon dan derivatnya. Suatu
karbohidtrat merupakan suatu aldehid (-CHO) jika oksigen karbonil berkaitan dengan suatu
atom karbon terminal, dan suatu keton (=C=O) jika olsigen karbonil berikatan sengan suatu
karbon terminal. Dalam alam, karbohidrat terdapat dalam monosakarida, oligosakarida dan
polisakarida. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Sedangkan dalam tubuh,
karbohidrat berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang
berlebihan, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan
protein.
Kedudukan karbohidrat sangatlah penting pada manusia dan hewan tingkat tinggi
lainnya, yaitu sebagai sumber kalori. Karbohidrat juga mempunyai fungsi biologi lainnya
yang tak kalah penting bagi beberapa makhluk hidup tingkat rendah,ragi misalnya,
mengubah karbohidrat (glukosa) menjadi alkohol dan karbon dioksida untuk menghasilkan
energi C6H12O6 ——> 2C2H5OH + 2CO2 + energi Beberapa turunan karbohidrat yang
penting adalah glulosa, fruktosa dan Deosiribosa.
Glukosa disebut juga gula anggur karena terdapat dalam buah anggur, gula darah karena
terdapat dalam darah atau dekstrosa karena memutarkan bidang polarisasi kekanan. Glukosa
merupakan monomer dari polisakarida terpenting yaitu amilum, selulosa dan glikogen.
6
Glukosa merupakan senyawa organik terbanyak. terdapat pada hidrolisis amilum, sukrosa,
maltosa, dan laktosa.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengenal dan mengetahui karbohidrat dengan
uji kelarutannya.

1.3 Manfaat
Kita dapat mengetahui tentang kerbohidrat dan percobaan karbohidrat.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tes Molisch

Reaksi ini berlaku uintuk segala jenis karbohidrat baik dalam bentuk bebas maupun
terikat. Dasarnya adalah pembentukan furfural atau turunan–turunannya dari karbohidrat yang
disebabkan daya dehidrasi asam pekat terhadap karbohidrat. Dengan alpha naftol, maka furfural
akan membentuk senyawa yang berwarna ungu. Reaksi ini tidak spesifik terhadap karbohidrat,
akan tetapi hasil reaksi yang negative menunjukan bahwa larutan yang diperiksa tidak
mengandung karbohidrat.

Tes Benedict

Larutan tembaga alkalis akan direduksi oleh gula yang mempunyai gugus aldehida atau
keton, dengan membentuk cupro–oksida suatu endapan yang berwarna merah bata. Larutan
Benedict terdiri dari kupri–sulfat, natrium karbonat, dan natrium citrat.

Tes Seliwanoff

Pada umumnya reaksi ini spesifik untuk ketosa. Dasarnya adalah pembentukan 4 hidroksi
methyl furfural yang bereaksi dengan resorlsinol (1,3–hidroksi benzene), membentuk suatu
senyawa berwarna merah. Glukosa dapat memberi warna merah muda pada pemanasan yang
lama.

Fermentasi / Peragian

Dengan suatu enzim tertentu yang ada dalam ragi (yeast) pada suasana anaerob,
karbohidrat dapat dipecah menjadi bagianbagian yang lebih sederhana. Misalnya : enzim
maltase memecah maltose menjadi glukosa. Dan dengan enzim zimase glukosa dipecah menjadi
etil alcohol (C2H5OH) dan gas karbondioksida (CO2)

7
Hidrolisis Sukrosa

Hidrolisis karbohidrat dapat dilakukan dengan enzim atau dengan asam kuat. Hidrolisis
dengan asam kuat prosesnya lebih cepat.

Tes Yodium

Pada umumnya polisakarida dengan larutan yodium akan membentuik ikatan yang
berwarna. Misalnya zat pati ditambahkan larutan yodium akan membentuk ikatan yodamilum
berwarna biru.

Hidrolisis Pati

Zat pati dengan asam pekat dipecah menjadi bagianbagian yang lebih sederhana.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah :

Hari / tanggal : Kamis, 9, 16, 23 Maret 2017

Pukul : 11.00 – 13.00 WITA

Tempat : Laboratorium Biokimia, Lantai I Gedung Agrokopleks Fakultas Peternakan,


Universitas Udayana, Denpasar.

3.2 Alat, Bahan dan Pereaksi

3.2.2. Tes Molisch

Alat : a. Tabung Reaksi

b. pipet tetes

Bahan :

- Larutan glukosa 0,1 M


- Larutan frukrosa 0,1 M
- Larutan sukrosa 0,1 M

8
- Larutan maltosa 0,1 M
- Larutan arabinosa 0,1 M
- Larutan kanji 1 %
Pereaksi: a. Asam sulfat pekat

b. Pereaksi Molisch ( larutan 5 % alpha naftol dalam alkohol 95 % )

3.2.2. Tes Benedict

Alat :

- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Alat penangas atau waterbath
Bahan :
- Larutan glukosa 0,1 M
- Larutan frukrosa 0,1 M
- Larutan sukrosa 0,1 M
- Larutan maltosa 0,1 M
- Larutan kanji 1%
3.2.3. Tes Seliwanoff
Alat :
- Tabung reaksi
- Alat pemanas (kompor listrik/penangas air)
- Pipet Tetes
Bahan :
- Larutan glukosa 0,1 M
- Larutan frukrosa 0,1 M
- Larutan sukrosa 0,1 M
- Larutan maltosa 0,1 M
- Larutan kanji 1%
Pereaksi:
- Larutan Seliwanoff.
3.2.4. Fermentasi/Peragian
Alat :
- Mortar (lumpang)
- Tabung fermentasi atau tabung peragian

9
- Beaker glass serta gelas pengaduk
Bahan :
- Larutan glukosa 0,1 M
- Larutan frukrosa 0,1 M
- Larutan sukrosa 0,1 M
- Larutan maltosa 0,1 M
- Larutan kanji 1%
Pereaksi:
- Ragi
3.2.5. Hidrolisis Sukrosa
Alat :
- Beaker glass serta gelas pengaduk
- Alat pemanas air atau penangas air
- Pipet tetes
Bahan :
- Larutan sukrosa 0,1 M
Pereaksi:
- HCl pekat, reagent Benedict, reagent Seliwanoff, reagent Barfoed
3.2.6. Tes Yodium
Alat :
- Piring gelas atau cawan porselin
- Pipet tetes
Bahan :
- Larutan pati
- Larutan dekstrin
- Larutan agaragar
- Larutan gum Arabic
Pereaksi:
- Larutan Yodium
3.2.7. Hidrolisis Pati
Alat :
- Tabung reaksi

10
- Beaker glass
- Alat pemanas atau penangas air (waterbath)
- Pipet tetes
- Pengaduk gelas
- Piring tetes atau cawan porselin
Bahan :
- Larutan zat pati atau amilum
Pereaksi:
- HCl pekat
- Larutan yodium encer
- Larutan NaOH 10 %
- Kertas lakmus
- Reagen Benedict, reagen Seliwanoff encer

3.4 Prosedur Kerja


a) Test molisch
Dua ml larutan yang akan di periksa di masukan kedalam tabung reaksi. Tambahkan
2 tetes preksi molisch dan campur baik-baik. Miringkan tabung reaksi tadi dan
tambahkan dengan hati-hati 2 ml larutan asam sulfat pekat melalui dinding tabung tetes
demi tetes. Perhatikan larutan, jangan di kocok dan jangan di aduk. Reaksi positif di
tandai oleh terbentuknya suatu cincin atau gelang yang berwarna ungu pada batas antara
kedua lapisan larutan.

b) Test benedict
Masukan 2,5 larutan benedict kedalam tabung reaksi. Tambahkan 4 tetes larutan
yang di periksa. Campur dan didihkan selama 5 menit. Dinginkan perlahan-lahan.
Perhatikan apakah ada endapan dan bagaimana warnannya ? apakan endapan warna
hijau, kuning atau merah menandakan reaksi positif. Perubahan warna larutan saja tidak
berarti reaksi positif.

c) Test seliwanoff
Masukan 0,5 ml larutan yang akan di periksa ke dalam tabung reksi. Tambahkan 5
ml preksi seliwanoff campur dan didihkan selama 30 detik tetap atau panaskna di
penangas air mendidih selama 60 deti dan perhatikan warna yang terjadi.

d) Fermentasi / peragian
Masukan dalam sebuah mortar ( lumpang ) kira-kira 2 gram ragi roti dengan 20 ml
larutan karbohidrat percobaan sehingga di dapatkan suspensi rata. Pindahkan kedalam

11
tabung pragian dan balikkan tabung tersebut begitu rupa sehingga ujung yang tertutup
terisi penuh dengan cairan. Kembalikan tabung pada kedudukan semula dengan ujung
yang tertutup rapat penuh terisi. Setelah 1,5 jam hasil pragian dapat di periksa. Gas yang
terbentuk akan terkumpul pada ujung yang tertutup. Apa bila telah ada gas yang
terbentuk, maka untuk membuktikan bahwa gas itu CO2 kedalam tabung di tambahkan
NaOH 10% sampai memenuhi ujung yang terbuka. Tutup ujung tabung yang terbuka
dengan ibu jari dan sambil di bolak balikan beberapa kali. Lalu perhatikan apakah ada
penyedotan dan mengapa demikian.

e) Test yodium
Letakan sejumlah kecil atau beberapa ml larutan percobaan pada suatu piring gelas.
Lalu tamnahkan setetes larutan yodium encer dan kemudian perhatikan warna yang
terbentuk pada setiap jenis bahan percobaan tersebut.

f) Hidrolisis sukrosa
25 ml larutan sukrosa 0,1 M di masukan kedalam beaker gelas 100 ml. Lalu
tambahkan 1 ml HCl pekat dan panaskan pada penangas air mendidih selama 45 menit.
Lalu di dinginkan dan setelah dingin segera netralkan dengan NaOH 10%(tambahkan
tetes demi tetes NaOH 10% sampai memberi warna merh mudah pada indikator
Phenolptalein atau warna merah netral pada kertas lakmus). Lalu setelah netral betul
larutan tadi di encerkan sampai volumenya menjadi 50 ml. Periksalah larutan larutan
dengan test benedict, seliwanoff, dan barfoed.

g) Hidrolisis pati

 Masukan 10 ml larutan pati ke dalam tabung reaksi. Tambahkan 6 tetes HCl


pekat dan panaskan di penangas air. Setiap 3 menit ambil beberapa tetes larutan
yang di panaskan tersebut lalu test dengan larutan yodium pada piring tetes.
Volume larutan semulla di pertahankan dengan menambahkan air bila perlu.
Teruskan pemanasan sampai tidak ada lagi warna yang terbentuk dengan yodium.
Dinginkan dan netralkan larutan tadi dengan NaOH yang encer sampai larutan
bereaksi asam terhadap lakmus atau timbul warna merah mudah terhadap
indikarot PP. Test sebagian larutan dengan benedict dan seliwanoff.
 Ke dalam tabung reaksi masukan masing-masing 5 ml larutan pati. Lalu
tambahkan beberapa tetes larutan yodium kedalam masing-masing tabung. Lalu
pansakan tabung yang satu perlahan-lahan. Perhatikan hilangnya warna.
Dinginkan kembali dan perhatikan warnanya. Kedalam tabung yang lain
tambahkan larutan Na-thiosulfat tetes demi tetes sehingga warna biru hilang

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

1) Test Molisch
No. Nama karbohidrat Warna yang terjadi +/-
1 Larutan glukosa 0,1, M Cincin ungu +
2 Larutan fruktosa 0,1 M Cincin ungu +
3 Larutan sukrosa 0,1 M Cincin ungu +
4 Larutan maltosa 0,1 M Cincin ungu +
5 Larutan kanji 1 % Cincin ungu +

2) Test benedict
No Nama karbohidrat Warna Endapan +/-
1 Larutan glukosa 0,1 M Biru Tidak ada -
2 Larutan fruktosa 0,1 M Hijau Ada +
3 Larutan sukrosa 0,1 M Biru Tidak ada -
4 Larutan maltosa 0,1 M Biru Tidak ada -
5 Larutan pati 1% Biru Tidak ada -

3) Test seliwanoff

No Nama karbohidrat Warna yang terjadi +/-


1 Larutan glukosa 0,1 M Bening -
2 Larutan fruktosa 0,1 M Merah +
3 Larutan sukrosa 0,1 M Merah +
4 Larutan maltosa 0,1 M Bening -
5 Larutan paji 1 % Bening -

4) Fermentasi / peragian

Panjang (tinggi)/isi gas CO2


Bahan Percobaan
Setelah 30 menit Setelah 1 jam
Glukosa 0,1 M Turun 15 ml (25 menit)
Fruktosa 0,1 M Turun 15 ml (20 menit)
Laktosa 0,1 M Turun 1,5 ml (30 menit) 7,4 ml (60 menit)
Maltosa 0,1 M Turun 10 ml (30 menit) 15 ml selama 47 menit
Kanji Turun 1 ml (30 menit) Turun 6,8 (60 menit)

13
5) Test yodium

Bahan percobaan Test yodium (warna yang terbentuk)


Tepung terigu Ungu (ada endapn hitam)
Larutan pati Hijau tua (ada endapan hitam)
Larutan agar-agar Kuning (ada endapan coklat)
Larutan dekstrim Merah kecoklatan (ada endapan coklat)
Larutan gum Arabic Bening(tidak ada endapan)

6) Hidrolisis sukrosa

Jenis / nama test Hasil hidrolisis sukrosa 0,1 M


(endapan/warna yang terjadi)
Benedict Warna hijau (+)
Seliwanoff Warna merah (+)

7) Hidrolisis pati

Jenis test Hasil hidrolisis pati (warna yang terjadi)


Benedict Biru (+)
Seliwanoff Bening (-)

Bahan percobaan Penambahan yodium Penambahan Na-thiosulfat


(warna) (warna)
Larutan pati Biru kehitaman Bening

Bahan percoban Penambahan Di panaskan Diinginkan


yodium (warna) (warna)
Larutan pati Biru kehitaman

4.2. Pembahasan

- Test molisch
Dari hasil perobaan di atas memperoleh semua larutan yang di uji dari larutan
glukosa, fruktosa, sukrosa, maltosa dan pati mengalami perubahan yaitu terbentuknya
cincin yang berwarna ungu.

14
Uji molisch adalah ujih yang tidak spesifik terhadap karbohidrat karena terdapat
cincin yang berwarna ungu untuk menguji karbohidrat secara umum.
- Test benedict
Dari hasil percobaan di atas memperoleh tidak semua larutan yang di uji memiiki
karbohidrat yang positif karena test benedict khusus untuk menguji gugus keton dan
gugus aldehid dan juga semua larutan yang di uji berwarna biru kecuali larutan
fruktosa yang berwarna hijau.
- Test seliwanoff
Dari hasil percobaan di atas memperoleh tidak semua larutan yang di uji memiliki
karbohidrat yang positif karena test seliwanoff hanya untuk menguji gugus keton dan
juga larutan yang di uji yang mengalami senyawa berwarna merah adalah larutan
fruktosa dan sukrosa.
- Fermentasi / peragian
Dari hasil percobaan di atas karbohidrat yang mudah di fermentasi adalah sukrosa
0,1 karena berlangsung aksi anaerob dan karbohidrat yang susah di fermentasi adalah
larutan kanji. Pada ibu jari akan terjadi penyedotan dengan penambahan NaOH 1 %.
Hal ini terjadi karena proses an aerob yang menyebabkan O2 tidak masuk kedalam
tabung fermentasi sehingga ibu jari tertarik ke mulut tabung fermentasi.
- Test yodium
Dari hasil percobaan di ats tepung terigu berwarna ungu karena kandungan
aluminiumnya tinggi, pati berwarna hijau tua karena aluminiumnya tinggi, agar-agar
berwarna kuning karena kadar aluminium rendah, dekstrim berwarna merah
kecoklatan karena kadar aluminiumnya rendah, sedangkan gum arabic berwarna
bening menandakan tidak adannya aluminium.
- Hidrolisis sukrosa
Dari hasil percobaan di atas zat yang terbentuk pada hidrolisis sukrosa adalah
glukosa dan fruktosa, dan juga dari hasil percobaan tersebut benedict dan seliwanoff
mengalami perubahan yaitu terjadi endapan yang pada benedict berwarna hijau
sedangkan pada seliwanoff berwarna merah bata. Hidrolisis sukrosa menghasilkan
glukosa dan fruktosa karena sukrosa merupakan oligosakarida yang berupa sukrosa
dan fruktosa.

- Hidrolisis pati
Dari hasil percobaan di atas adalah untuk mengetahui keadaan aluminium dengan
mereaksi pati dan yodium yang akan membentuk ikatan berwarna biru,sedangkan pati
yang tidak terlarut akan membentuk ikatan berwarna bening yang di sebut
amilofektin.Perubahan yang terjadi pada percobaan ini adalah Larutan pati di tambah
yodium berubah menjadi warna biru kehitaman karena pada pati terdapat unit glukosa
yang membentuk rantai helick karena adanya ikatan dengan konfigurasi tiap unit
glukosa.

15
BAB IV
PENUTUP
5.1. Kesimpulan

Karbohidrat merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen yang terdapat dalam alam.
Banyak karbohidrat mempunyai rumus empiris CH2O. Karbohidrat sebenarnya adalah
polisakarida aldehida dan keton atau turunan mereka.
Ada 7 percobaan karbohidrat adalah sbb :
 Test molisch
 Test benedict
 Test seliwanoff
 Fermentasi / peragian
 Test yodium
 Hidrolisis sukrosa
 Hidrolisis pati.

5.2. Saran

Saran yang dapat diberikan adalah mengikuti langkah-langkah praktikum dengan


baik dan akurat agar hasil data lebih benar.

16
2.LIPIDA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lipid merupakan senyawa ester asam lemak dengan gliserol yang terdiri atas atom
karbon, hidrogen, dan oksigen. Lipid ini merupakan senyawa organik yang tidak larut dalam
air, tetapi larut dalam pelarut organik seperti aseton, alkohol, kloroform, eter, dan benzena.
Lipid memilki peranan penting dalam tubuh, yaitu berperan sebagai pelarut vitamin yang
tidak larut air, sebagai sumber energi yang efisien, serta sebagai sumber asam lemak esensial.
Jenis lipid yang paling banyak terdapat di alam ialah lemak atau triasilgliserol yang bersifat
hidrofobik nonpolar (Lehninger, 2004).
Oleh karena banyaknya jenis lipid, untuk mengidentifikasi lipid tersebut, perlu dibahas
bagaimana caranya dan mempraktekannya agar dapat membedakan berbagai jenis lipid ini.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara mengindentifikasikan lipida
dengan berbagai uji coba.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini agar dapat mengenal lipida dengan baik dan memanfaatkan zat
ini untuk membantu kehidupan sehari-hari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Daya Larut Lemak (Uji Kelarutan)

Lipida adalah golongan senyawa organic yang terdapat di alam dan mempunyai
sifatsifat tidak larut dalam air namun larut dalam ether, kloroform, alcohol panas dan benzena.
Derajat kelarutan lemak/minyak dapat diketahui atau ditentukan dengan pengamatan secara
langsung tergantung pada bahan pelarut yang dipakai.

Emulsi

Minyak/lemak tidak dapat larut dalam air tetapi dpaat membentuk emulsi yang stabil bila
ada bahan lain yang berfungsi sebagai emulgator.

17
Penyabunan

Alkali bila bergabung dengan asam lemak akan membentuk garam alkali yang disebut
sabun yang dapat berfungsi sebagai emulgator.

Reaksi Akrolein

Kalium Hidrosulfat (KHSO4) adalah zat padat yang bersifat dapat menarik molekul air
dari senyawa. Misalnya : gliserol yang ditambahkan KHSO4, akan membentuk akrolein, karena
keluarnya molekul air pada senyawa itu.

Asam Lemak Tak Jenuh

Ikatan tak jenuh mudah sekali mengadakan ikatan dengan unsur lain.

PercobaanPercobaan dengan Kolesterol

Kolesterol dengan asam sulfat pekat, menimbulkan reaksi warna. Kita mengetahui bahwa
asam sulfat pekat dapat menarik air dari senyawa lain.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah :

Hari / tanggal : Kamis, 30 Maret dan 20 April 2017

Pukul : 11.00 – 13.00 WITA

Tempat : Laboratorium Biokimia, Lantai I Gedung Agrokopleks Fakultas


Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

3.2 Alat, Bahan dan Pereaksi

3.2.1. Daya Larut Lemak (Uji Kelarutan)

Alat :

- Tabung reaksi
- Alat pemanas
- Penangas air (waterbath)
- Pipet tetes

18
- Kertas saring

Bahan :

- Lemak sapi/lemak padat, minyak kelapa, asam palmitat, gliserol, margarin dan
keju.

Pereaksi:

- Alkohol, ether, kloroform, dan air (sebagai pelarut)


- Larutan NaOH encer
- Larutan Na2CO3

3.2.2. Emulsi

Alat :

- Tabung reaksi
- Pipet tetes

Bahan :

- Minyak kelapa dan gliserol

Pereaksi:

- Na2CO3 0,5%
- Larutan albumin encer

3.2.3. Penyabunan

Alat :

- Tabung reaksi
- Pipet tetes

Bahan :

- Minyak kelapa dan lemak padat

Pereaksi:

- NaOH beralkohol, KOH beralkohol, air suling

3.2.4. Reaksi Akrolein

Alat :

19
- Tabung reaksi
- Alat pembakar atau pemanas
- Pipet tetes

Bahan :

- Minyak kelapa, gliserol

Pereaksi:

- Kalium Hidrosulfat (KHSO4)

3.2.5. Asam Lemak Tak Jenuh

Alat :

- Tabung reaksi
- Pipet tetes

Bahan :

- Minyak kelapa
- Lemak hewan
- Asam palmitat
- Asam oleat
- Margarin
- Keju

Pereaksi:

- Khloroform, larutan Iodine Hubl

3.2.6. PercobaanPercobaan dengan Kolesterol

Alat :

- Tabung reaksi
- Pipet tetes (harus kering)

Bahan :

- Larutan Kolesterol dalam chloroform

Pereaksi:

- Asam asetat anhidrida dan asam sulfat pekat.

20
3.4. Prosedur Kerja

1. Daya Larut Lemak ( uji kelarutan )


Masukan 2 ml prekasi /pe;arut kedalam tabung reaksi yang bersih. Bubuhkan
sedikit bahan percobaan kedalam tabung sudah berisi bahan pearut kemudian kocok kuat-
kuat, dan lihat hasilnya. Bila kedua bahan terlihat berpisah berarti tidak larut, bila tidak
terlihat ambillah setetes larutan kemudian teteska pada kertas saring, uapkan bila perlu di
bawah sinar matahari. Bila terdapat residu (berupa bercak) berarti ada bahan yang
terlarut. Jumlah residu menunjukan derajat kelarutan bahan yang di uji.

2. Penyabunan
 Masukan 4-5 tetes bahan percobaan kedalam tabung reaksi yang bersih.
Kemudian tambahkan 3 ml air suling dan 1 ml NaOH beralkohol. Panaskan
campuran tersebut sampai mendidih selama 1-2 menit. Setelah dingin kocok dan
perhatikan pembentukan busa.
 Ulangi percobaan sebelumnya, tetapi larutan NaOH beralkohol di ganti dengan
KOH beralkohol dan bandingkan hasilnya.

3. Reaksi Akreolein
Kedalam sebuah tabung reaksi di masukan bubuk halus KHSO4, padat sampai
kira-kira setinggi 1 cm. Kemudian 3-4 tetes minyak kelapa diteteskan ke dalam tabung
reaksi itu. Lalu panaskan dengan hati-hati di atas nyala api. Kemudian pemanasan
dilakukan lebih kuat . perhatikan akrolein yang terbentuk dan ulangi percobaan ini
dengan menggunakan 3-4 tetes gliserol sebagai ganti minya kelapa.

4. Emulsi
Masukan air masing-masing 2 ml kedalam 2 tabung reaksi yang bersih. Kemudian
tambahkan 2 tetes bahan percobaan, kocok kuat-kuat (1-2 menit ), diamkan sebentar
amati apa yang terlihat. Selanjutnya pada tabung pertama di tambahkan 2 ml larutan
albumin encer dan pada tabung kedua di tambahkan 1 ml larutan Natrium karbonat 0,5%,
kocok lagi. Perhatikan pengaruh albumin dan natrium karbonat terhadap kestabilan
emulsi.

5. Asam Lemak Tak Jenuh


Ambil 3 buah tabung reaksi yang kering. Kedalam tabung pertama masukan
sedikit minyak kelapa, kedalam tabung kedua masukan sedikit margarine, dan kedalam
tabung ketiga lemak hewani, sedemikian rupa sehingga tiap-tiap zat mengisi bagian
bulat/bawah tabung. Ke dalam tiap tabung di tambahkan kloroform dalam jumlah yang

21
sama. Kemudian teteskan dalam tiap tabung larutan iodine hubl. Goyangkan tabung
reaksi pada tiap penambahan iodium, dan lihat apa yang terjadi.

6. Percobaan dengan Cholesterol

 Uji Salkowski
1 ml larutan cholesterol 0,05% dalam kloroform dicampur hati-hati dengan asam
suslfat pekat. Setelah kedua lapisan cairan berpisah lagiakan timbul berturut-turut
warna merah, biru,ungu dalam lapisan khloroform. Selain dari pada itu dalam
lapisan asam akan tampak fluorisensi kuning.

 Uji Libermann-Burchard
2 ml larutan cholesterol 0,05% dalam kloroform dicampur dengan 10 tetes asam
asetat anhidrida. Ke dalam campuran itu ditambahkan 2-3 tetes asam sulfat pekat.
Kocoklah hati-hati dan perhatikanlah warna-warna yang timbul. Warna yang timbul
tidaklah tetap sifatnya. Perlu di perhatikan waktu yang di perlukan untuk perubahan-
perubahan dari warna merah, biru dan hijau.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil

1. Daya Larut Lemak

Bahan Larut/tidak larut,ada /tidak ada


percobaan Air Alkohol Alkohol Ether Khloroform
dingin panas
Minyak kelapa Tidak ada Ada (L) Ada (L) Ada (L) Ada (L)
Margarin Tidak ada Tidak ada Ada (L) Ada (L) Ada (L)
Keju Tidak ada Tidak ada Ada (L) Ada (L) Ada (L)
Gliserol Ada (L) Ada (L) Ada (L) Tidak ada Tidak ada

2. Emulsi

Bahan percobaan Di kocok Setelah penambahan


emulsi(ada/tidak) NaCO30,5% Albumin encer
Minyak kelapa Ada Stabil Stabil

22
Gliserol Ada terlarut Terlarut

3. Penyabunan

Bahan percobaan Penambahan NaOH Penambahan KOH


(terbentuk busa / tidak) (terbentuk busa / tidak)
Minyak kelapa Ada sedikit busa Ada banyak busa

4. Reaksi Akrolein

Bahan percobaan Penambahan KHSO4 (dipanaskan)


Ada bau akrolein Tidak ada
bau akrolein
Minya kelapa Ada, berbau walang -
sengit
Gliserol Ada, berbau manis -
kegosongan

5. Asam lemak tak jenuh

Bahan percobaan Yod Hubl


Warna +/-
Minyak kelapa Mening +
Margarin Merah bata +
Keju Merah +

6. Percobaan dengan kolestrol


Uji salkowski dan uji Liebermann-Burchard

Jenis test
Bahan percobaan Uji salkowski Uji Libermann-
Birchard
Larutan kolestrol 0,05% dalam Fluorisensi hijau muda Fluorisensi cincin bening
chloroform kehijauan

4.2. Pembahasan

 Daya larut lemak


Dari hasil percobaan di atas pelarut yang terbaik adalah gliserol. Pada percobaaan
ini juga terdapat noda lemak. Tapi bedannya noda lemak dan gliserol itu adalah
noda gliserol berbentuk bulat-bulat yang di tandai dengan gelembung. Pada kertas

23
saring noda lemak dan pada kertas saring juga berbentuk bulat besar dan semi
trasfurasi. Sedangkan bedanya daya larut dan noda margarine dan keju adalah
susah laryt dan berbentuk gumpalan-gumpalan kecil pada margarine mudah larut
dan berbentu tidak beraturan pada keju.

 Emulsi
Dari hasil percobaan di atas, setelah petambahan Na2CO3 0,5 % dan albumin
encer yang terjadi adalah setelahterjadi emulsi pada minyak kelapa dan gliserol,
setelah penambahan natrium karbohidrat albumin cair yang terjadi pada emulsi
minyak kelapa adalah stabil dan gliserol menjadi terlarut.

 Penyabunan
Dari hasil percobaan di atas reaksi yang terjadi adalah sbb:
 Seteiah larutan NaOH + air suling + alkohol di campur larutan berwarna
bening dengan larutan lemak berwarna kuning pekat (tanpa busa).
 Setelah di aduk larutan NaOH + air suling + alkohol berubah menjadi
sedikit keruh dengan warna air suling dan alkohol sedikit keruh dan
gumpalan minyak tidak pekat.

 Sebelum larutan KOH + air suling + alkohol dipanskan dan di aduk


larutannya menjadi warna bening pekat dan ada gelembung.
 Setelah di panaskan di aduk berubah menjadi keruh dan banyak busa.
Dan reksi kimiannya dari percobaan ini adalah :

H2C – O – C – R H2C – OH R1 – C – O – Na

HC – O – C 3 NaOH atau KOH HC – OH R2 – C – O – Na

H2C – O – C – R3(basa) H2C – OH R3 – C – O – Na

(gliserol) ( sabun )

 Reaksi akrolein
Dari hasil percobaan minyak kelapa memiliki bau yang menyengat daripada bau
gliserol hal itu terjadi karena pemanasan terlalu lama dan seharusnya yang lebih

24
menyengat adalah gliserol. Zat tersebuat bau karena mengandung flatogliserol dan
membentuk trigliserol sehingga akrolein berbentuk.
Pemanasan reaksinnya adalah :

CH-OH

OH OH KHSO4 KALSIUM SULFAT CH2

Panas

CH2 OH CH H2O

CHO
akrolein
 Asam lemak tak jenuh
Dari hasil percobaan di atas warna Yod Hubl hilang karena yod hubl akan
mengoksidasi asam lemak yang mempunyai ikatan rangkap pada molekulnya
menjadi berikatan tunggal karena yang hilang menunjukana asam lemak tak jenuh
mereduksi reaksi yod hubl.Ketidakjenuhan pada lemak di tunjukan dengan
kepudaran warna iodium. semakin pudar warna iodium atau yod hubl maka
semakin tidak jenuh

 Percobaan dengan kolesterol


Uji salkowski dan uji Liebermann-Burchard
Dari hasil percobaan di atas uji salkowski dari warna biru-hijau membutuhkan
waktu 5menit dan cairan bawah membentuk gumpalan hitam. Sedangkan pada uji
Liebermann-Burchard dari warna biru-hijau membutuhkan waktu 3 menit.

25
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan

 Lipida adalah senyawa organik yang tidak larut dalam air tapi dapat diekstraksi
dengan pelarut non polar seperti khloroform, eter, benzena, alcohol, aseton, dan
karbondisulfid.
 Lipida dapat di golongkan menjadi 3 golongan yaitu sbb :
- Lipida sederhana
- Lipida majemuk
- Derivat lipida
 Ada 6 percobaan lipida adalah sbb :
- Daya larut lemak
- Emulsi
- Penyabunan
- Reaksi akrolein
- Asam lemak tak jenuh
- Percobaan-percobaan dengan cholesterol
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah mengikuti langkah-langkah praktikum dengan
baik dan akurat agar hasil data lebih benar.

26
3.PROTEIN DAN ASAM AMINO
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Protein adalah suatu senyawa organik yang mempunyai berat molekul besar antara ribuan
hingga jutaan satuan(g/mol). Protein tersusun dari atom-atom C,H,O dan N ditambah
beberapa unsur lainnya seperti P dan S. Atom-atom itu membentuk unit-unit asam amino.
Urutan asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan yang
lain, menentukan sifat biologis suatu protein. (Girinda, 1986).
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang tidak
dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor belerang, dan
ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.(Winarnno, 1984).
Kunci ribuan protein yang berbeda strukturnya adalah gugus pada molekul unit
pembangunan protein yang relatif sederhana dibangun dari rangkaian dasar yang sama, dari
20 asam amino mempunyai rantai samping yang khusus, yang berikatan kovalen dalam
urutan yang khas. Karena masing-masing asam amino mempunyai rantai samping yang
khusus yang memberikan sifat kimia masing-masing individu, kelompok 20 unit
pembangunan ini dapat dianggap sebagai abjad struktur protein.(Lehninger, 1982).

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui cara mengindentifikasikan protein
dengan berbagai uji coba.
1.3 Manfaat
Manfaat dari praktikum ini agar dapat mengenal protein dengan baik dan memanfaatkan zat
ini untuk membantu kehidupan sehari-hari.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Susunan elementer

Protein adalah senyawa organik kompleks yang berbobot molekul tinggi yang merupakan

polimer dari monomer asam amino yang di hubungkan dengan satu sama lain dengan

ikatan peptida. Protein mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh

27
darah yaitu dengan menimbulkan tekatan osmotik koloid yang dapat menarik cairan dari

jaringan kedalam pembuluh darah.

2. Daya larut albumin

Albumin tergolong protein sederhana yang mudah larut dalam air.

3. Pengaruh asam mineral kuat

Protein dengan asam-asam kuat akan membentuk endapan (presipitasi).

4. Reaksi warna

- Reaksi biuret

Sesungguhnya biuret adalah senyawa organik yang di peroleh dengan cara

memanaskan urea. Reaksi ini merupakan test umum terhadap protein. Warna yang

timbul/terbentuk di duga berasal dari kompleks koordinasi antara ion Cu2+ dengan

gugus CO dan NH ikatan peptida dalam larutan alkalis (kompleks tembaga-Na-

biuret).

- Reaksi xanthoprotein

Reaksi ini berdasarkan nitrasi inti benzena yang terdapat didalam molekul protein

(tirosin, fenil alanin, triptofon) tambahkan asam nitrat pekat. Reaksi ini menghasilkan

turunan nitro benzena, senyawa nitro yang berbentuk ini berwarna kuning dan dalam

lingkungan alkalis ia terionisasi dengan bebas dan wrnanya lebih tua.

- Reksi millon

Reaksi ini derivat-derivat untuk monofenol seperti tirosi. Preaksi yang dipakai adalah

campuran Hg-nitrat di dalam larutan asam mitrat pekat, yang menimbulkan warna

merah ion-ion anorganik seperti CI- dan NH+4dapat menggangu percobaan ini.

- Reaksi heller

28
Reaksi asam nitrat dengan protein merupakan dasar dari test heller.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat Praktikum

Adapun waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini adalah :

Hari / tanggal : Kamis, 27 April dan 4 Mei 2017

Pukul : 11.00 – 13.00 WITA

Tempat : Laboratorium Biokimia, Lantai I Gedung Agrokopleks Fakultas


Peternakan, Universitas Udayana, Denpasar.

3.2 Alat, Bahan dan Pereaksi

3.2.1. Susunan Elementer

Alat :

- Tabung reaksi
- Alat pemanas dengan kelengkapannya
- Cawan porselin

Bahan :

- Serbuk albumin
- Serbuk kasein

Pereaksi:

- NaOH padat, HCl pekat, larutan BaCl2, Larutan Pb Asetat

3.2.2. Daya Larut Albumin

Alat :

- Tabung reaksi
- Pipet

Bahan :

29
- Larutan albumin

Pereaksi:

- Aquades, NaOH 10%, Nakabonat 0,5%, HCl 0,2%, Pb asetat

3.2.3. Pengaruh Asam Mineral Kuat

Alat :

- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Alat pemanas
- Kertas saring

Bahan :

- Larutan albumin 2%

Pereaksi:

- HCl pekat, H2SO4 pekat, HNO3

3.2.4. Reaksi Warna

A. Reaksi Biuret

Alat :

- Tabung reaksi
- Pipet tetes
Bahan :
- Larutan albumin 2%, larutan casein, larutan pepton

Pereaksi:

- Larutan NaOH 10%, larutan CuSO4 0,1%

B. Reaksi Xanthoprotein

Alat :

- Tabung reaksi

30
- Alat pemanas
- Pipet tetes
- Penjepit tabung

Bahan :

- Larutan albumin 2%, Larutan gelatin, larutan kasein, larutan fenol

Pereaksi:

- Larutan HNO3 pekat atau larutan NH4OH/NaOH pekat

C. Reaksi Millon

Alat :

- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Penjepit tabung
- Alat pemanas

Bahan :

- Larutan albumin 2%
- Larutan gelatin
- Larutan kasein
- Larutan fenol 2%

Pereaksi:

- Pereaksi Millon (merkuri/merkuro dalam asam nitrat/nitrit)

D. Test Heller

Alat :

- Tabung reaksi
- Pipet tetes

31
Bahan :

- Larutan albumin 2%, larutan albumin encer

Pereaksi:

- Asam nitrat (HNO3) pekat

3.3 Prosedur Kerja

1. Susunan elementer
 Maukan sedikit serbuk albumin kedalam sebuah tabung reaksi yang bersih dan
kering, lalu panaskan perlahan-lahan sehingga tercium bau rambut terbakar. Bau
ini khas untuk senyawa-senyawa nitrogen. Pengarang mengatakan adanya karbon
sedangkan pengembunan pada bagian ats tabung reaksi menyatakan hidrogen dan
oksigen.
 Pada sebuah tabung reaksi masukkan sedikit serbuk albumin. Tambahkan
serbuk/kristal NaOH sebanyak 2 kali jumlah albumin.

 Panaskan perlahan-lahan. Perhatikan bau ammonia dan pengaruh uap yang


terbentuk terhadap kertas lakmus merah yang di basahi. Ini menyatakan adanya
nitrogen dan hidrogen.
 Isilah sebuah tabung reaksi dengan serbuk albumin dan 5 ml larutan NaOH 10%.
Dinginkan lalu tambahkan 10 tetes larutan Pb asetat. Terlihat larutan tersebut
menghitam, tambahkan dengan hati-hati HCL pekat dan perhatikan bau khas yang
berasal dari belerang 8yang tak teroksidasi.

2. Daya larut albumin


Kedalam 4 buah tabung reaksi yang masing-masing berisi larutan albumin 2 %
kira-kira 3 ml. Tabung pertama tambahkan 3 ml air/aquadest. Tabung kedua
tambahkan NaOH 10 %. Tabung ketiga tambahkan Na-karbonat 0,5 %. Tabung ke
empat tambahkan HCL 0,2 %. Lalu perhatikan apakah terbentuk presipitasi atau
tidak.

3. Pengaruh asam mineral kuat


Kedalam 5 ml albumin 2 % yang sudah di saring tambahkan beberapa tetes HCL
pekat. Campur baik-baik perhatikan apakah ada endapan yang berbentuk?
Selanjutnya tambahkan lebih banyak, setetes tiap kali dan amati apakah endapan yang
terbentik melarut dalam penambahan asam tersebut ( ulangi percobaan dengan
menggunakan asam sulfat pekat dan HNO3 pekat).

4. Reaksi warna

32
 Reaksi biuret
1. Campurkan 2 ml lautan albumin 2 % dengan 2 ml NaOH 10%dan
tambahkan larutan CuSO4 0,1 %. Campurlah dengan baik, bila belum
terbentuk warna merah atu lembayung, tambahkan lagi setetes larutan
CuSO4 0,1 % ( hingga maksimum 10 tetes ). Ulangi test ini terhadap
larutan kasein dan peptone.
2. Isilah sebuah tabung reaksi dengan sedikit urea, panaskan diatas api kecil
sehingga zat tersebut mencair dan terbentuk gelembung-gelembung gas
(hati-hati jangan sampai terbentuk arang). Perhatikan bau gas yang
terbentuk. Larutkan isi tabung dengan air dan lakukan test biuret.
 Reaksi Xanthoprotein
Campurkan 2 ml larutan albumin dengan 1 ml HNO3 pekat. Perhatikan
terbentuknyaendapan berwarna putih. Panaskan hati-hati endapan akan larut
kembali dan larutan akan berubah menjadi kuning. Dinginkan di bawah air
keran dan dengan hati-hati (tetes demi tetes) tambahkan larutan NaOH pekat
atau NH4OH pekat dan perhatikan apa yang terjadi.
 Reaksi millon
Tambahkan beberapa tetes preaksi millon pada 2 ml larutan albumin.
Endapan putih akan terlihat.
Panaskan hati-hati. Timbulkan warna merah menandakan hasil positif. Bila
belum terbentuk warna tambahkan lagi 2-3 tetes preaksi millon dan panaskan
lagi. Ulangi percobaan ini terhadap larutan casein dan gelatin. Larutan pula
dengan larutan fenol 2 %.

 Test Heller

Istilah sebuah tabung reaksi dengan 2 ml asam nitrat pekat lalu tambahkan
dengan hati-hati larutan albumin sehingga keduannya tidak bercampur. Pada
kedua perbatasan cairan terbentuk presipitas/endapan berwarna putih. Ujilah
kepekaan test ini dengan memakai larutan albumin yang lebih encer kira-kira
50 kali dari kepekaan larutan semula. Test ini tidak spesifik terhadap protein
tetapi bila positif merupakan indikasi untuk pemeriksaan lebih lanjut.

33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
1. Susunan Elementer

Bahan Di panaskan
percobaan Bau rambut Pengarangan Pengembunan
terbakar (+/-) (+/-)
Serbuk almubin Ada + +
Serbuk casein Ada - +

2. Daya larut albumin

Preaksi Ada / tidak presipitasi


Larutan albumin 2 %
Aquadest -
NaOH 10% -
NaCO3 0,5 % -
HCL 0,2 % Ada

3. Pengaruh asam mineral kuat

Preksi Larutan albumin 2 %


Larut/ mengendap Penambahan
preaksi lebih
HCL Pekat Mengendap Endapan padat
berwarna putih
H2SO4 Pekat Mengendap Endapan padat
berwarna putih
HNO3 Pekat Mengendap Endapan padat
berwarna putih

4. Reaksi warna

Bahan Nama test warna (+/- warna )


percobaan Biuret Xantoprotein Millon Heller
Albumin 2 % Ungu (+) Kuning (+) Merah bata (+) Kuning pekat
(+)
Casein Kuning (+) Kuning (+) Merah (+) Kuning
keputihan (+)
Pepton Ungu (+) Kuning (+) Merah (+) Kuning (+)
Urea Biru (+) Bening (-) Bening (-) Bening (-)
34
Gelatina Ungun tua Kuning jingga Pink merah Tidak ada (-)
(+) (+) mudah (+)

4.2 Pembahasan

Susunan Elemeyer
Dari hasil percobaan di atas semua jenis protein tersusun atas unsur-unsur carbon
(c),hidrogen (h), oksigen (o) dan nitrogen (n) ada pula protein yang mengandung sedikit
belerang (s) atau pospor (p). Serbuk albumin + NaOH ( 2 kali serbuk albumin) bau
seperti rambut terbakar. Uap yang terbentuk dengan terbentuk dengan kertas lakmus
merah yang di basahi berubah menjadi biru. Serbuk albumin + 5 ml NaOH 10 %
didinginkan + 10 tts Pb asetat larutan coklat endapan coklat +HCL pekat larutan putih
berbusa endapan putih pekat.
Daya larut albumin
Dari percobaan di atas albumin memiliki daya larut yang berbeda terhadap air, asam dan
basa karena dapat di pengaruh oleh konsentrasi garam dari masing-masing bahan.
Pengaruh ada mineral kuat
Dari hasil percobaan di atas pada ketiga reaksi ini larutan albumin akan membentuk
endapan karena di sebabkan adanya gugus hidropolilik polar (yang memiliki gugus non
polar) di dalam molekul protein dan menghasilkan protein dipol dan larutan keruh karena
PH ketiga larutan yang bersifat asam dan merupakan titik isoelekrik merupakan PH di
mana kelarutan protein minimal karena jumlah ion positif dan ion negatif sama sehingga
penambahan cairan tersebut bersifat non polar ( muatan=nol) menurunkan kelarutan
protein.
Reaksi warna
- Dari hari percobaan di atas: pada test biuret mengetahui ada tidaknnya kandungan
protein dalam makanan. Pada uji biuret akan berbentuk warna unggu. Dan yang
mengadung pretein yaitu putih telur. Pada gelatin warna ungu tua mendominasi
bagian atas.
- Dari hasil percobaan di atas: pada test xantoprotein yaitu untuk mengetahui ada
tidaknya inti bezena. Dari percobaan diatas gelatin berubah menjadi warna kuning
jingga dan mengandung cincin bezena.
- Dari hasil percobaan di atas : pada test millon ; albumin 2 %, casein, pepton, dan
gelatin menimbulkan warna merah akibat pemanasan. Tirosin memberikan hasil
positif karena mengandung gugus fenol.
- Dari hasil percobaan di atas ; pada test heller.

35
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

- Asam amino adalah senyawa organic yang merupakan satuan penyusun protein yang
mempunyai gugus amino dan karboksilat. Oleh karena itu asam amino mempunyai sifat-
sifat asam maupun basa.
- Protein ialah polimer alami yang terdiri dari sejumlah unit asam amino (amino acid) yang
berikatan satu dengan lainnya lewat ikatan amina (atau peptida).
- Pada protein dan asam amino terdapat 4 percobaan yaitu sbb :
 Susunan elementer
 Daya larut albumin
 Pengaruh asam mineral kuat
 Reaksi warna
 Test biuret
 Test xantoprotein
 Reaksi millon
 Reaksi heller

5.2 Saran

Saran yang dapat diberikan adalah mengikuti langkah-langkah praktikum dengan baik
dan akurat agar hasil data lebih benar.

36

Anda mungkin juga menyukai