Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PROSES METABOLISME

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1

1. AYU SUYENTRI F0G022037


2. DEVI ANGGRAINI F0G022060
3. CUHADA PUBEL SIPA F0G022047
4. LALA PIANA PITALOKA F0G022062
5. METRISNA F0G022059

Dosen Pengampu : Fitri Ramadhaniati, S.ST., M.Keb

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah swt. yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolonganNya tentunya saya tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik. Sholawat serta salam semoga terlimpah kepada baginda tercinta
kita Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Saya tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak
kesalahan pada makalah ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Bengkulu, November 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 2
C. Tujuan................................................................................................... 2
BAB III PEMBAHASAN
A. Katabolisme dan Anabolisme.............................................................. 3
B. Keseimbangan Energi.......................................................................... 7
C. Kalori Yang Terkandung Dalam Karbohidrat, Protein dan Lemak..... 9
D. Metabolikrate dan Bassal Metabolik Rate pada Wanita Hamil,
Bersalin dan Menyusui........................................................................ 11
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.......................................................................................... 14
B. Saran.................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metabolisme merupakan proses kimia yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup (sel). Berdasarkan prosesnya, metabolisme dibedakan menjadi
dua, yaitu anabolisme dan katabolisme. Anabolisme adalah proses
penyusunan molekul kompleks dari molekul sederhana dengan menggunakan
energi tinggi. Sedangkan Katabolisme adalah proses penguraian zat untuk
membebaskan energi kimia yang tersimpan dalam senyawa organik.
Pada setiap arah metabolisme, reaksi kimiawi melibatkan sejumlah
substrat yang berinteraksi dengan enzim pada jenjang-jenjang reaksi guna
menghasilkan senyawa intermediat yang lazim disebut dengan metabolit, yang
merupakan substrat pada jenjang reaksi berikutnya. Keseluruhan pereaksi
kimia yang terlibat pada suatu jenjang reaksi disebut metabolom. Semua ini
dipelajari pada suatu cabang ilmu biologi yang disebut metabolomika.
Keseluruhan reaksi kimia di dalam tubuh organisme yang melibatkan
perubahan energi disebut metabolisme. Sebagai makhluk hidup, energi dapat
dihasilkan dari sebuah proses, atau suatu proses justru memerlukan energi.
Pada umumnya, energi dilepaskan ketika tubuh organisme mencerna molekul
kompleks menjadi molekul yang sederhana. Proses tersebut dinamakan
katabolisme. Adapun proses pembentukan senyawa kompleks dari unsur-
unsur penyusunnya dan reaksi tersebut memerlukan energi dinamakan
anabolisme.
Makhluk hidup di muka bumi ini selalu memerlukan energi dalam
kehidupannya sehari-hari. Dalam proses penyediaan energi baik pada
tumbuhan maupun manusia, selalu melalui berbagai rentetan reaksi kimia.
Seluruh proses kimia atau reaksi kimia yang terjadi di dalam sel yang berupa
reaksi penyusunan energi dan reaksi penggunaan energi biasa kita disebut
dengan Metabolisme. Energi yang ada dalam tubuh manusia haruslah
seimbang sesuai yang dibutuhkan oleh tubuhnya jika seseorang kekurangan
energi maka ia akan mengalami ketidakseimbangan dalam tubuhnya. Oleh

1
karena itu kita harus mengetahui bagaimana cara mengontrol keseimbangan
energi dalam tubuh kita. Agar aktifitas yang kita lakukan sehari- hari ini dapat
berjalan dengan baik. Kita juga harus mengetahui apa-apa saja faktor yang
dapat mempengaruhi kecepatan metabolisme kita.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Katabolisme dan Anabolisme?
2. Bagaimana Keseimbangan Energi?
3. Bagaimana Kalori Yang Terkandung Dalam Karbohidrat, Protein dan
Lemak?
4. Bagaimana Metabolikrate dan Bassal Metabolik Rate pada Wanita Hamil,
Bersalin dan Menyusui?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Katabolisme dan Anabolisme
2. Untuk mengetahui Keseimbangan Energi
3. Untuk mengetahui Kalori Yang Terkandung Dalam Karbohidrat, Protein
dan Lemak
4. Untuk mengetahui Metabolikrate dan Bassal Metabolik Rate pada Wanita
Hamil, Bersalin dan Menyusui
5.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Katabolisme dan Anabolisme


1. Katabolisme
Di dalam proses respirasi sel, yang menjadi bahan bakar adalah gula
heksosa. Pembakaran tersebut memerlukan oksigen bebas, sehingga reaksi
keseluruhan dapat ditulis sebagai berikut :
C6H12O6 + 6 O2             6 CO2 + 6 H2O + 675 kkal
Pengubahan glukosa menjadi CO2dan H2O dapat dibagi menjadi
empat tahap, yaitu glikolisis, reaksi antara (dekarboksilasi oksidatif/
oksidasi piruvat), siklus Krebs, dan transpor elektron.
a. Glikolisis
Glikolisis yaitu proses degradasi 1 molekul glukosa (C6)
menjadi 2 molekulpiruvat (C3) yang terjadi dalam serangkaian reaksi
enzimatisyang menghasilkan energi bebas dalam bentuk ATP dan
NADH.
Sifat-sifat glikolisis ialah:
1) Dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob
2) Dalam glikolisis terdapat kegiatan enzimatis, ATP
(Adenosin  Trifosfat), dan ADP (Adenosin    Difosfat)
3) ADP dan ATP berperan dalam pemindahan fosfat dari molekul
satu            ke molekul yang lain. 
Proses glikolisis terdiri dari 10 langkah reaksi yang terbagimenjadi 2
Fase, yaitu:
1) 5 langkah pertama yang disebut fase preparatory.
2) 5 langkah terakhir yang disebut fase payoff.
b. Dekarboksilasi Oksidatif
Glikolisis menghasilkan asam piruvat. Asam piruvat ini akan
dioksidasi dan menghilangkan 1 dari 3 karbon pada asam piruvat
(karbon hilang dalam bentuk CO2). Reaksi ini menghasilkan fragmen
berkarbon 2 yang disebut kelompok asetil dan mengubah

3
NAD+ menjadi NADH. Reaksinya kompleks, melibatka 3 tahap reaksi
antara. Diakhir reaksi, kelompok asetil (fragmen berkarbon 2)
bergabung dengan kofaktor koenzim A (KoA) sehingga membentuk
senyawa asetil KoA.
c. Siklus Krebs           
Siklus Krebs adalah tahapan selanjutnya dari respirasi
seluler.Siklus Krebs berlangsung di matriks mitokondria.Siklus
Krebsadalah reaksi antara asetil ko-A dengan asam oksaloasetat, yang
kemudian membentukasam sitrat. Siklus Krebs disebut juga dengan
siklus asam sitrat, karenamenggambarkan langkah pertama dari siklus
tersebut, yaitu penyatuan asetil ko-Adengan asam oksaloasetat untuk
membentuk asam sitrat.
d. Transport  Elektron
 Pada dasarnya, transpor elektron merupakan peristiwa
pemindahan elektron dan ion hidrogen (H+). Elektron tersebut dibawa
oleh NADH dan FADH dari satu substrat ke substrat lain secara
berantai disertai dengan [pembentukan ATP melalui proses fosforilasi
oksidatif. Fosforilasi oksidatif merupakan proses penambahan gugus
fosfat anorganik ke molekul ADP. Pada proses transpor elektron,
oksigen berperan sebagai penerima elektron terakhir yang berasal dari
2 ion hidrogen (H+) sehingga membentuk molekul air (H2O). Air
merupakan salah satu produk akhir dari respirasi selular.
2. Anabolisme
Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana
menjadi senyawa kompleks, nama lain dari anabolisme adalah peristiwa
sintesis atau penyusunan. Anabolisme memerlukan energi, misalnya :
energi cahaya untuk fotosintesis, energi kimia untuk kemosintesis.
1. Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat
makanan atau energi yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga,
dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara,
karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya

4
matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energi yang
dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat
penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa
menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat di atmosfer bumi.
Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos
berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah
satu cara asimilasi karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari
CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan
energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi
karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah
bakteri belerang.
Daun tempat berlangsungnya fotosintesis. Proses fotosintesis
tidak dapat berlangsung pada setiap sel, tetapi hanya pada sel yang
mengandung pigmen fotosintetik. Sel yang tidak mempunyai pigmen
fotosintetik ini tidak mampu melakukan proses fotosintesis. Pada
percobaan Jan Ingenhousz, dapat diketahui bahwa intensitas cahaya
mempengaruhi laju fotosintesis pada tumbuhan. Hal ini dapat terjadi
karena perbedaan energi yang dihasilkan oleh setiap spektrum cahaya.
Di samping adanya perbedaan energi tersebut, faktor lain yang
menjadi pembeda adalah kemampuan daun dalam menyerap berbagai
spektrum cahaya yang berbeda tersebut. Perbedaan kemampuan daun
dalam menyerap berbagai spektrum cahaya tersebut disebabkan
adanya perbedaan jenis pigmen yang terkandung pada jaringan daun.
Di dalam daun terdapat mesofil yang terdiri atas jaringan bunga
karang dan jaringan pagar. Pada kedua jaringan ini, terdapat kloroplas
yang mengandung pigmen hijau klorofil. Pigmen ini merupakan salah
satu dari pigmen fotosintesis yang berperan penting dalam menyerap
energi matahari. Kloroplas terdapat pada semua bagian tumbuhan yang
berwarna hijau, termasuk batang dan buah yang belum matang. Di
dalam kloroplas terdapat pigmen klorofil yang berperan dalam proses
fotosintesis. Kloroplas mempunyai bentuk seperti cakram dengan
ruang yang disebut stroma. Stroma ini dibungkus oleh dua lapisan

5
membran. Membran stroma ini disebut tilakoid, yang didalamnya
terdapat ruang-ruang antar membran yang disebut lokuli.
Di dalam stroma juga terdapat lamela-lamela yang bertumpuk-
tumpuk membentuk grana (kumpulan granum). Granum sendiri terdiri
atas membran tilakoid yang merupakan tempat terjadinya reaksi terang
dan ruang tilakoid yang merupakan ruang di antara membran tilakoid.
Bila sebuah granum disayat maka akan dijumpai beberapa komponen
seperti protein, klorofil a, klorofil b, karetonoid, dan lipid. Secara
keseluruhan, stroma berisi protein, enzim, DNA, RNA, gula fosfat,
ribosom, vitamin-vitamin, dan juga ion-ion logam seperti mangan
(Mn), besi (Fe), maupun perak (Cu). Pigmen fotosintetik terdapat pada
membran tilakoid. Sedangkan, pengubahan energi cahaya menjadi
energi kimia berlangsung dalam tilakoid dengan produk akhir berupa
glukosa yang dibentuk di dalam stroma. Klorofil sendiri sebenarnya
hanya merupakan sebagian dari perangkat dalam fotosintesis yang
dikenal sebagai fotosistem.
Tempat berlangsungnya fotosintesis, tepatnya pada bagian
stroma. Hasil fotosintesis (disebut fotosintat) biasanya dikirim ke
jaringan-jaringan terdekat terlebih dahulu. Pada dasarnya, rangkaian
reaksi fotosintesis dapat dibagi menjadi dua bagian utama: reaksi
terang (karena memerlukan cahaya) dan reaksi gelap (tidak
memerlukan cahaya tetapi memerlukan karbon dioksida).
2. Kemosintesis
Kemosintesis adalah proses asimilasi karbon yang energinya
berasal dari reaksi-reaksi kimia, dan tidak diperlukan klorofil.
Umumnya dilakukan oleh mikroorganisme, misalnya bakteri.
Organisme disebut kemoautotrof. Bakteri kemoautotrof ini akan
mengoksidasi senyawa-senyawa tertentu dan energi yang timbul
digunakan untuk asimilasi karbon.
contoh, bakteri nitrit : Nitrosomonas, Nitrosococcus

                        2NH3  + 3O2              2 HNO2  + 2H2 O  +Energi

contoh, Bakteri nitrat : Nitrobacter

6
                         2 HNO2 +  O2                 2HNO3   + Energi

contoh, Bakteri belerang : Thiobacillus, Bagiatoa

Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C


menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Beberapa macam bakteri
yang tidak mempunyai klorofil dapat mengadakan asimilasi C dengan
menggunakan energi yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya
bakteri sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-lain.
Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil oksidasi
senyawa-senyawa tertentu.
a. Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi
Fe2+ (ferro) menjadi Fe3+ (ferri), misalnya ferrobacillus.
b. Bakteri nitrifikasimelakukan oksidasi NH3 yang dihasilkan dari
protein oleh bakteri heterotrof dari hasil perombakan menjadi
nitrat. Nitrat yang dihasilkan menyediakan keperluan nitrogen bagi
tumbuhan, misalnya Nitrosomonas, Nitrosococcus , Nitrobacter.
c. Bakteri belerangyang kemoautotrop mengoksidasi H2S di tempat
tinggalnya (mata air belerang) sehingga menghasilkan energi,
misalnya Thiobacillus, Beggiatoa.

B. Keseimbangan Energi
Keseimbangan energi di perlukan dalam tubuh manusia. Energi yang
ada di dalam tubuh kita di katakan seimbang apabila energi yang masuk
melalui makanan yang di makan sama besar dengan energi yang dikeluarkan
oleh tubuh untuk kelangsungan hidup. Keadaan energi yang seimbang
didalam tubuh ini akan menghasilkan berat badan ideal atau normal.

7
Ada cara untuk menentukan berat badan ideal orang dewasa adalah
dengan mengukur Indeks Masa Tubuh (IMT) (Body Mass Index/BMI). 

Keterangan: 
BB = Berat badan (kg) 
TB = Tinggi badan (m) 
 
Nilai IMT didapat dihubungkan dengan risiko terhadap penyakit. Berikut
hubungan antara keduanya:

IMT Risiko terhadap penyakit


20-25 Sangat rendah
25-30 Rendah
30-35 Sedang
35-40 Tinggi
   >40 Sangat tinggi

8
Adapun klasifikasi Indeks Masa Tubuh di Indonesia dapat dilihat di
bawah ini:

Kategori IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 – 18,5
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat ringan >27,0

C. Kalori Yang Terkandung Dalam Karbohidrat, Protein dan Lemak


1. Metabolisme Karbohidrat
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena
merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya
relatif murah. Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui
fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu
membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan
air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah klarbohidrat
sederhana glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di
udara.
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang
mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna
penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana inmi kemudian
mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida. Ada dua jenis
polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati. Pati adalah bentuk
simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa yang dihubungkan dengan
ikatan glikosidik (ikatan antara gugus hidroksil atom C nomor 1 pada
molekul glukosa dengan gugus hiodroksil atom nomor 4 pada molekul
glukosa lain dengan melepas 1 mol air). Polisakarida nonpati membentuk
struktur dinding sel yang tidak larut dalam air. Struktur polisakarida
nonpati mirip pati, tapi tidak mengandung ikatan glikosidik. Serelia,
seperti beras, gandum, dan jagung serta umbi-umbian merupakan sumber
pati utama di dunia. Polisakarida nonpati merupakan komponen utama
serat makanan.

9
2. Metabolisme Protein dan Asam Amino
Asam amino adalah sembarang senyawa organik yang memiliki
gugus fungsional karboksil (-COOH) dan amina (biasanya -NH2). Dalam
biokimia seringkali pengertiannya dipersempit: keduanya terikat pada satu
atom karbon (C) yang sama (disebut atom C "alfa" atau a). Gugus
karboksil memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa.
Dalam bentuk larutan, asam amino bersifat amfoterik: cenderung menjadi
asam pada larutan basa dan menjadi basa pada larutan asam. Perilaku ini
terjadi karena asam amino mampu menjadi zwitter-ion. Asam amino
termasuk golongan senyawa yang paling banyak dipelajari karena salah
satu fungsinya sangat penting dalam organisme, yaitu sebagai penyusun
protein.
Protein tersusun dari berbagai asam amino yang masing-masing
dihubungkan dengan ikatan peptida. Meskipun demikian, pada awal
pembentukannya protein hanya tersusun dari 20 asam amino yang dikenal
sebagai asam amino dasar atau asam amino baku atau asam amino
penyusun protein (proteinogenik). Asam-asam amino inilah yang disandi
oleh DNA/RNA sebagai kode genetik.
3. Metabolisme Lipid
Lipid adalah molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air
tetapi larut di dalam pelarut-pelarut organik. Secara umum senyawa yang
disebut lipid biasanya diartikan sebagai suatu senyawa yang dalam pelarut
tidak larut dalam air, namun larut organik.Contohnya benzena, eter, dan
kloroform. Suatu lipid suatu lipid tersusun atas asam lemak dan gliserol.
Berbagai kelas lipid dihubungkan satu sama lain berdasarkan komponen
dasarnya, sumber penghasilnya, kandungan asam lemaknya, maupun sifat-
sifat kimianya. Kebanyakan lipid ditemukan dalam kombinasi dengan
senyawa sederhana lainnya (seperti ester lilin, trigliserida, steril ester dan
fosfolipid), kombinasi dengan karbohidrat (glikolipid), kombinasi dengan
protein (lipoprotein). lipid yang sangat bervariasi struktur dan
fungsinya,mulai dari volatile sex pheromones sampai ke karet alam.

10
Secara ringkas, hasil akhir dari pemecahan lipid dari makanan
adalah asam lemak dan gliserol. Jika sumber energi dari karbohidrat telah
mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu membentuk
ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka
panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat
barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet maupun jika
harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan
trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan
menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil
metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan
masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi. Di sisi lain,
jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil KoA dapat mengalami
lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat disimpan sebagai
trigliserida.
Beberapa lipid non gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA
mengalami kolesterogenesis menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol
mengalami steroidogenesis membentuk steroid. Asetil KoA sebagai hasil
oksidasi asam lemak juga berpotensi menghasilkan badan-badan keton
(aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton). Proses ini dinamakan
ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini
dapat menyebabkan kematian.

D. Metabolikrate dan Bassal Metabolik Rate pada Wanita Hamil, Bersalin


dan Menyusui
Pada wanita hamil normal terjadi banyak perubahan hormonal dan
metabolik, yang dipengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. Pada
kehamilan normal, kadar glukosa plasma ibu menjadi lebih rendah secara
bermakna, karena:
1. Ambilan glukosa oleh aliran darah plasenta meningkat
2. Produksi glukosa dari hati menurun

11
3. Produksi alanin (salah satu prekursor glukoneogenesi menurun)
4. Efektifitas ekskresi ginjal meningkat
5. Efek hormon-hormon gestasional(human plasental lactogen, hormon-
hormon plasenta lainnya, hormon-hormon ovarium, hormon pankreas
dan adrenal, growth factor dan sebagainya)
Dalam kehamilan, terjadi perubahan metabolisme endokrin dan
karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan
untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada
janin, sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah
ibu. Insulin ibu dapat mencapai janin, sehingga kadar gula darah ibu
mempengaruhi kadar gula darah janin.
Pengendalian kadar gula darah terutama dipengaruhi oleh insulin, di
samping hormon estrogen, steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya
resorbsi makanan, terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini
menyebabkan kebutuhan insulin meningkat. Menjelang aterm kebutuhan
insulin meningkat hingga 3 kali dari keadaaan normal. Hal ini disebut tekanan
diabetojenik dalam kehamilan. Secara fisiologis, telah terjadi resistensi
insulin. Yang menjadi masalah, bila seorang ibu tidak mampu meningkatkan
insulin, sehingga ia relatif hipoinsulin yang mengakibatkan hiperglikemia atau
diabets kehamilan.
Glukosa yang tidak masuk sel tubuh, akan tertimbun di dalam darah.
Setelah mencapai kadar tertentu, glukosa tersebut juga akan muncul dalam air
seni. Jika terdapat dalam air seni, glukosa akan menarik lebih banyak air
bersamanaya . Dengan demikian, menyebabkan bertambahnya volume air
seni. Karena terjadi pengeluaran air seni yang berlebihan, tubuh kehilangan
banyak cairan sehingga terjadi rasa haus yang berlebihan.
Ketika dalam sel tidak terdapat cukup glukosa karena kurangnya jumlah
insulin, meski sebenarnya dalam darah terdapat glukosa berlebihan, sel-sel ini
jadi 'kelaparan'. Hal ini menyebabkan peningkatan nafsu makan, sehingga
penderita DM (diabetes melitus) ingin makan lebih banyak.
Untuk mendapatkan energi yang dibutuhkan, sel yang "kelaparan" mulai
memecahkan lemak dan protein yang ada di dalam tubuh. Hal ini

12
mengakibatkan turunnya berat badan dan rasa lelah. Jika kadar glukosa dalam
darah sangat tinggi, beberapa orang menjadi mudah tersinggung. Selain itu,
tubuh menjadi rentan terhadap infeksi.
Tidak semua penderita diabetes mengalami gejala ini. Beberapa orang
bahkan tidak mengalami gejala apapun ; pada keadaan ini. Diketahui bahwa
mereka ternyata menderita penyakit DM lewat pemeriksaan laboratorium.
Resistensi insulin juga dapat di sebabkan adanya hormon estrogen,
progesteron, kortisol, prolaktin dan plasenta laktogen. Hormon tersebut
mempengaruhi reseptor insulin pada sel, sehingga mengurangi afinitas insulin.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Basal metabolisme atau sering disebut dengan Energi Pengeluaran Basal
(Basal Energy Expenditure [BEE]) merupakan jumlah keseluruhan aktivitas
metabolisme dalam keadaan istirahat fisik dan mental. Kecepatan
metabolisme bergantung pada kegiatan seseorang, ketegangan saraf juga
merupakan faktor penting yang mempengaruhi pernapasan dan kerja jantung.
Ada beberapa penyakit kelainan tiroid, kegiatan kelenjar tiroid yang
berlebihan menaikkan kecepatan metabolisme, misalnya penyakit
hipertiroidisme. Pada penyakit kreatinisme dan miksedema, kecepatan
metabolisme akan menurun. Kecepatan metabolisme dipengaruhi oleh banyak
faktor yaitu Ukuran tubuh dan Berat Tubuh, umur suhu lingkungan yang
tinggi atau rendah, jenis kelamin, iklim, tidur , pengerahan otot selama atau
sebelum pengukuran, hormon dll.

B. Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, hal
ini disebabkan karena keterbatasan ilmu yang melekat dalam diri kami. Oleh
karena itu saran dan kritikan akan makalah dari pembaca sangat membantu
dalam penyempurnaan makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Baraas F. 2006. Kardiologi Molekuler. Jakarta: Yayasan Kardia Iqratama


Barus, Pina. 2005. Studi Penentuan Kandungan Karbohidrat, Protein, dan Mineral
dalam Air Rebusan Beras Sebagai Minuman Pengganti Susu. Jurnal Sains
Kimia (Suplemen). Vol.9 No.3:15-16.
Budianto A K. 2009. Pangan, Gizi, dan Pembangunan Manusia Indonesia:
Dasar- Dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press.
Diliana. 2014. Biokimia Pangan Dasar. Sleman: Budi Utama.
Kimball. W. John. 2013. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Manitto, Paulo. 2012. Biosintesis Produk Alami. Semarang: IKIP Semarang Press.
Wirahadikusumah, M. 2015. Biokimia: Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan
Lipid. Bandung: ITB Bandung.

15

Anda mungkin juga menyukai