Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TENTANG
METABOLISME

DOSEN PENGAMPUH :
ARASTI, M.PD

DISUSUN OLEH: KELOMPOK VI


1. HADIJAH

2. MISBAH

3. RAHMAWATI

4. IIS BUNGA LESTARI

5. NURHAYATI

6. LINA KARLINA

7. PUTRI WAHYUNINGSIH

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YAHYA BIMA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah kepada hamba-
hamba-Nya yang senantiasa tunduk dan patuh dalam melaksanakan apa yang diperintahkan-Nya dan
menjauhi segala larangan-Nya. Allah Maha Rahman dan Rahim, atas segala petunjuk-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan Makalah ini. Adapun maksud dan tujuan penulis menyusun Makalah ini adalah
untuk melengkapi tugas dalam kegiatan belajar mengajar.

Penulis menyadari bahwa tiada sesuatu pun buatan manusia yang sempurna, karena itu
dengan segala kerendahan hati penulis mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan Makalah
ini. Penulis berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dapat di jadikan
wacana bagi khalayak umum.

Bima, 13 januari 2023

Penyusun.

i
DAFTAR PUSTAKA

LATAR BELAKANG.................................................................................................................i

DAFTAR ISI...............................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG......................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................1

C. TUJUAN ..........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. METABOLISME KARBOHIDRAT................................................................2

B. METABOLISME PROTEIN............................................................................6

BAB III PENUTUP

A. SARAN............................................................................................................. 13

B. KESIMPULAN.................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................14

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Makhluk hidup pasti melakukan metabolisme dalam hidupnya. Siklus metabolisme ini terdiri
atas pembentukan ataupun penguraian. Pembentukan senyawa yang sederhana menjadi senyawa yang
lebih kompleks dengan menggunakan energi disebut sebagai anabolisme, sedangkan mtabolisme yang
merombak zat simpan (karbohidrat) dan menghasilkan energi untuk melakukan aktifitas disebut
dengan katabolisme. Fotosintesis adalah suatu proses biokimia dimana terjadi proses pembentukan zat
makanan atau energi simpanan yaitu glukosa yang dilakukan oleh tumbuhan, alga, dan beberapa jenis
bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi
cahaya matahari. Sedangkan respirasi adalah bagian tak terpisahkan dalam siklus metabolisme
makhluk hidup. Respirasi merupakan suatu proses dimana energi yang disimpan dalam bentuk
karbohidrat, lemak dan protein diubah menjadi energi ATP untuk dapat melakukan kegiatan misalkan
dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang bersangkutan. Bila fotosintesis dan
respirasi terganggu maka itu artinya seluruh siklus metabolisme tidak akan terjadi dengan baik.
Apabila respirasi tidak berlangsung maka tidak akan terjadi pertumbuhan, selain itu energi juga tidak
dihasilkan untuk dapat mengadakan pembentukan zat simpan misalkan pada fotosintesis. Mengingat
pada pentingnya peran keduanya berkaitan dengan metabolisme pada tanaman budidaya, maka kita
harus terus mengembangkan pembahasan terkait fotosintesis dan respirasi. Dengan harapan akan
ditemukan cara untuk meningkatkan efisiensi dari metabolisme sehingga dengan substrat yang sedikit
dapat menghasilkan energi yang maksimal dan mendukung pertumbuhan tanaman budidaya dengan
baik.

B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah Dalam Makalah Ini Adalah

1. Metabolisme Karbohidrat

2. Metabolisme Lemak

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui metabolism karbohidrat

2. Untuk mengetahui metabolism lemak.

1
2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metabolisme Karbohidrat

Karbohidrat adalah senyawa yang tersusun atas unsur-unsur C, H, dan O dan memiliki rumus
umum Cn(H2O)nCnH2nOn .Karbohidrat di perlukan untuk menyediakan tenaga dan membuat tubuh
tetap semangat . sekitar 65% dari makanan yang di konsumsi harus berbentuk karbohidrat kompleks
seperti buah-buahan dan sayur-sayuran.

Proses –proses metabolism karbohidrat sebagai berikut:

1. Glikolisis
Glikolisis berasal dari dua kata yaitu “glukosa” yang berarti gula, dan “lisis” yang berarti
pemecahan glukosa. Dilansir dari Britannica encyclopedia, glukosa atau gugus gula enam karbon
(C6H12O6) adalah sumber energi terpenting untuk tubuh. Glikolisis adalah proses pemecahan gula
yang berlangsung dalam sitoplasma sel. Proses glikolisis memecah gula menjadi asam piruvat,
NADH, dan energi dalam bentuk ATP.

a. Pengertian

Glikolisis adalah serangkaian reaksi yang membantu mengekstrak energi dari glukosa. Ini
merupakan jalur metabolisme kuno yang ditemukan di sebagian besar organisme yang hidup saat ini.
Glikolisis juga merupakan respirasi seluler aerobik dan anaerobik, yang terjadi di sitosol sel dan
merupakan dasar dari respirasi seluler aerobik dan anaerobik. Proses glikosis cukup rumit dan
kompleks, namun dapat dipisahkan menjadi dua fase besar, yakni fase yang membutuhkan energi dan
fase pelepasan energi.

b. Fungsi Glikolisis
Fungsi utama glikolisis adalah untuk memanen energi siap pakai (ATP) dan energi pereduksi
(NADH), serta prekursor beberapa jalur metabolisme dan biosintesis molekul-molekul yang
dibutuhkan oleh sel mikroorganisme.Misalnya Glukosa-6-fosfat dapat digunakan sebagai substrat
lintasan pentosa fosfat, fosfogliserat sebagai prekursor biosintesis asam amino, asam piruvat sebagai
substrat siklus krebs dan prekursor asam amino, dll.

c. Langkah- langkah proses glikolisis


Langkah 1 : Enzim heksokinase phosphorylates menambahkan gugus fosfat untuk glukosa dalam
sitoplasma sel. Dalam proses ini, gugus fosfat dari ATP ditransfer ke glukosa menghasilkan glukosa
6-fosfat.
Glukosa (C6H12O6) + heksokinase + ATP → ADP + Glukosa 6-fosfat (C6H11O6P1)
Langkah 2 : Enzim phosphoglucoisomerase mengubah glukosa 6-fosfat menjadi isomer-nya fruktosa
6-fosfat. Isomer memiliki rumus molekul yang sama, tetapi atom-atom dari setiap molekul disusun
berbeda.
Glukosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + Phosphoglucoisomerase → Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1)

1
Langkah 3 : Enzim fosfofruktokinase menggunakan molekul ATP lain untuk mentransfer gugus fos-
fat menjadi fruktosa 6-fosfat untuk membentuk fruktosa 1, 6-bifosfat.
Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + fosfofruktokinase + ATP → ADP + Fruktosa 1, 6-bifosfat
(C6H10O6P2)
Langkah 4 : Enzim aldolase membagi fruktosa 1, 6-bifosfat menjadi dua gula yang isomer satu sama
lain. Kedua gula adalah dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehida fosfat.
Fruktosa 1, 6-bifosfat (C6H10O6P2) + aldolase → Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1) + gliseralde-
hida fosfat (C3H5O3P1)
Langkah 5 : Enzim triose isomerase fosfat secara cepat antara-mengkonversi molekul dihidroksiase-
ton fosfat dan gliseraldehida fosfat. Gliseraldehida fosfat akan dihapus segera setelah dibentuk untuk
digunakan pada langkah berikutnya glikolisis.
Dihydroxyacetone fosfat (C3H5O3P1) → gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)
Hasil bersih untuk langkah 4 dan 5: Fruktosa 1, 6-bifosfat (C 6H10O6P2) ↔ 2 molekul gliseraldehida
fosfat (C3H5O3P1)
Langkah 6 : Enzim triose fosfat dehidrogenase memiliki dua fungsi dalam langkah ini. Pertama en -
zim transfer hidrogen (H-) dari gliseraldehida fosfat ke agen pengoksidasi nicotinamide adenine dinu -
cleotide (NAD +) untuk membentuk NADH. Berikutnya fosfat dehidrogenase triose menambahkan
fosfat (P) dari sitosol ke gliseraldehida teroksidasi fosfat untuk membentuk 1, 3-bisphosphoglycerate.
Hal ini terjadi untuk kedua molekul gliseraldehida fosfat diproduksi di langkah 5.
triose fosfat dehidrogenase + 2 H–+ 2 NAD+→ 2 NADH + 2 H+

triose fosfat dehidrogenase + 2P + 2 gliseraldehida fosfat (C 3H5O3P1) → 2 molekul 1,3-bisphospho-


glycerate (C3H4O4P2)

Langkah 7 : Enzim phosphoglycerokinase memindahkan P dari 1,3-bisphosphoglycerate ke molekul


ADP untuk membentuk ATP. Hal ini terjadi untuk setiap molekul dari 1,3-bisphosphoglycerate.
Proses ini menghasilkan dua molekul 3-phosphoglycerate dan dua molekul ATP.
2 molekul 1,3-bisphoshoglycerate (C3H4O4P2) + phosphoglycerokinase + 2 ADP → 2 molekul 3-
phosphoglycerate (C3H5O4P1) + 2 ATP
Langkah 8 :Enzim phosphoglyceromutase merelokasi P dari 3-phosphoglycerate dari karbon ketiga
ke karbon kedua untuk membentuk 2-phosphoglycerate.
2 molekul 3-phosphoglycerate (C3H5O4P1) + phosphoglyceromutase → 2 molekul 2-phosphoglycerate
(C3H5O4P1)
Langkah 9 : Enzim enolase menghilangkan sebuah molekul air dari 2-phosphoglycerate untuk mem-
bentuk asam phosphoenolpyruvic (PEP). Hal ini terjadi untuk setiap molekul 2-phosphoglycerate.
2 molekul 2-phosphoglycerate (C3H5O4P1) + enolase → 2 molekul asam phosphoenolpyruvic (PEP)
(C3H3O3P1)

Langkah 10 : Enzim piruvat kinase memindahkan P dari PEP ke ADP untuk membentuk asam piru-
vat dan ATP. Hal ini terjadi untuk setiap molekul PEP. Reaksi ini menghasilkan 2 molekul asam piru -
vat dan 2 molekul ATP.

2
2 molekul PEP (C3H3O3P1) + kinase piruvat 2 ADP+ → 2 molekul asam piruvat (C3H4O3) + 2 ATP

Ringkasan Proses Glikolisis

Singkatnya, sebuah molekul glukosa tunggal dalam glikolisis menghasilkan total 2 molekul asam
piruvat, 2 molekul ATP, 2 molekul NADH dan 2 molekul air.

Meskipun 2 molekul ATP digunakan dalam langkah 1-3, 2 molekul ATP yang dihasilkan pada
langkah 7 dan 2 lagi pada langkah 10. Hal ini memberikan total 4 ATP molekul yang diproduksi. Jika
Anda mengurangi 2 molekul ATP digunakan dalam langkah 1-3 dari 4 dihasilkan pada akhir langkah
10, akhirnya Anda dengan total nilai bersih dari 2 molekul ATP diproduksi.

2. Glikoneogenesis

Glikogenesis adalah rute anabolik dimana sintesis glikogen terjadi dari prekursor yang lebih
sederhana, glukosa-6-fosfat. Ini terjadi terutama di hati, dan pada tingkat yang lebih rendah di otot.
Glikogen dibentuk oleh penggabungan berulang unit glukosa, yang ditawarkan ke sistem bentuk
UDP-Glukosa kepada benih glikogen yang sudah ada sebelumnya (glikogenin), yang tidak kurang
dari 4 molekul glukosa yang dihubungkan bersama. Satu-satunya makanan di jalur glikogenik (gliko-
genesis) adalah glukosa-6-fosfat.

a. Pengertian Glikogenesis

Glikogenesis adalah proses biologis pembentukan glikogen dari glukosa, gula seluler paling
sederhana. Tubuh menciptakan glikogen melalui proses glikogenesis untuk menyimpan molekul ini
untuk digunakan nanti, ketika tubuh tidak memiliki glukosa yang tersedia.
3
Glikogen tidak sama dengan lemak, yang disimpan untuk energi jangka panjang. Penyimpanan-
penyimpanan glikogen sering terpaksa antara waktu makan, ketika konsentrasi glukosa darah telah
menurun. Dalam hal ini, sel-sel tubuh menggunakan simpanan glikogennya, menjalani proses
kebalikan dari glikogenesis. Proses ini disebut glikogenolisis.

b. Fungsi Glikogenesis

Glikogenesis digunakan untuk membuat glikogen dari glukosa, menyimpan energi dalam ikatan
untuk digunakan di masa depan. Glukosa itu sendiri tidak dapat disimpan karena sejumlah alasan.
Pertama dan terutama, enzim dalam sel cenderung aktif menggunakan glukosa secepat mungkin.
Untuk menghemat energi saat tidak ada asupan makanan, organisme harus memiliki sumber
cadangan. Ketika sel-sel telah menghabiskan semua glukosa mereka dan tidak menerima lebih banyak
dari tubuh, mereka dapat beralih ke simpanan glikogen mereka.

c. Tahapan Glikogenesis

Glukosa diubah menjadi glukosa-6-fosfat oleh reaksi ireversibel dikatalisis oleh glukokinase atau
heksokinase tergantung pada jaringan yang bersangkutan. glukosa + ATP → glukosa-6-P + ADP.

Glukosa-6-fosfat dikonversi menjadi glukosa-1-fosfat oleh aksi Phosphoglucomutase, melalui


pembentukan paksa senyawa antara, glukosa-1,6-bisphosphatase. glukosa-6-P ← → glukosa-1-P

 Glukosa-1-fosfat dikonversi menjadi UDP-glukosa oleh aksi UDP-glukosa pirofosforilase


(juga disebut uridyl transferase). glukosa-1-P + UTP → UDP-glukosa + PPi

 Molekul glukosa adalah rantai yang digabungkan oleh glikogen sintase, langkah ini harus
dilakukan pada glikogen yang sudah ada sebelumnya, yaitu glikogen sintase bertindak dengan
membentuk perpanjangan linear dari cabang yang sudah ada, hanya membentuk
persimpangan α1-4 yang memungkinkan pengikatan glukosa untuk glikogen yang sudah ada
sebelumnya.

 Cabang diproduksi oleh enzim percabangan glikogen (amil (1,4 -> 1,6) -transglukosidase),
yang mentransfer 6 hingga 8 unit fragmen dari ujung yang tidak mereduksi dan mengikatnya
menjadi glukosa melalui ikatan α -1.6. Hal ini memungkinkan kedua rantai untuk melanjutkan
pemanjangan dengan α-1,4 glukan serikat sampai cabang baru dapat diproduksi.

4
Regulasi Glikogenesis

1) Epinefrin

Epinefrin, juga disebut adrenalin, adalah hormon yang dilepaskan dalam respons melawan-atau-lari.
Dengan kata lain, itu adalah bahan kimia yang dilepaskan ketika tubuh Anda ketakutan atau stres.
Epinefrin secara negatif mengatur glikogenesis, dengan mengganggu protein yang diperlukan untuk
proses tersebut. Selama respons terbang-atau-bertarung, tubuh menginginkan semua energi yang
tersedia siap untuk dibuang oleh sel. Dengan demikian, ia menghentikan glikogenesis, memulai
glikogenolisis, dan mulai mengubah glukosa menjadi energi. Sel-sel akan membutuhkan banyak ATP
untuk mengatasi ancaman yang disajikan.

2) Insulin

Ketika tubuh menerima makanan besar dan kadar glukosa darah naik, pankreas melepaskan insulin,
hormon yang memerintahkan sel untuk mengambil dan menyimpan glukosa. Ini merangsang proses
glikogenesis, menyebabkan sel untuk menyimpan glikogen dan mengurangi hadir gula dalam darah.
Banyak glikogen disimpan di hati, yang kemudian dapat melepaskannya sebagai glukosa kembali ke
aliran darah di antara waktu makan untuk menjaga glukosa darah pada tingkat yang dapat ditoleransi.

3. Siklus krebs

Siklus krebs merupakan rangkaian reaksi metabolisme respirasi aerob pada sel yang menghasilkan
energi. Hans Adolf Krebs dan William Arthur Johnson ketika berada di Universitas Sheffield
menemukan siklus asam sitrat yang akhirnya disebut siklus krebs. Simak berikut ini penjelasan
mengenai siklus krebs.
a. Pengertian
Pada buku Enzim dalam Siklus Krebs oleh Mazdania Zurairah Ansari, siklus
krebs merupakan rangkaian reaksi metabolisme respirasi aerob pada sel yang
menghasilkan energi. Siklus ini adalah serangkaian reaksi kimia untuk melepas
energi melalui oksidasi asetil-KoA yang berasal dari karbohidrat, lemak, dan
protein.
Pada intinya, siklus krebs dilakukan organisme bernapas untuk menghasilkan

5
energi. Siklus krebs dikenal juga sebagai asam sitrat (CAC), atau siklus TCA
(siklus asam trikarboksilat).
b. Proses terjadinya Siklus Krebs
Berikut skema dari siklus krebs. Siklus Krebs diawali dengan masuknya
Asetil CoA (beratom C2) yang bereaksi dengan asam oksaloasetat (beratom C4)
menghasilkan Asam Sitrat (beratom C6).
Secara bertahap Asam sitrat melepaskan 2 atom C nya sehingga kembali menjadi
asam oksaloasetat (beratom C4), peristiwa ini diikuti dengan reaksi reduksi
(pelepasan elektron & ion hidrogen) oleh NAD+dan FAD+ menghasilkan 2
molekul NADH2, 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP. Dari seluruh
rangkaian peristiwa siklus Krebs dihasilkan: 4 molekul CO2, 6 molekul NADH2
, 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP.

Langkah-langkah proses siklus krebs secara lengkap dan singkat sebagai berikut:

1. Penggabungan molekul asetil-KoA dengan oksaloasetat dan membentuk asam


sitrat. Enzim yang digunakan dalam reaksi ini adalah enzim asam sitrat sintetase.

2. Tahap kedua yang disebut isomerase sitrat dibantu oleh enzim akonitase yang
menghasilkan isositrat.

3. Enzim isositrat dehidrogenase mengubah isositrat menjadi alfa-ketoglutarat


dengan bantuan NADH. Setiap satu reaksi melepaskan satu molekul karbon
dioksida.

4. Alfa ketoglutarat diubah menjadi suksinil-CoA. Reaksi dikatalisasi oleh enzim


alfaketoglutarat dehidrogenase.

5. Suksinil-CoA diubah menjadi suksinat dengan mengubah GDP + Pi menjadi


GTP. GTP digunakan untuk membentuk ATP.

6. Suksinat yang dihasilkan dari proses sebelumnya akan didehidrogenasi


menjadi fumarat dengan bantuan enzim suksinat dehidrogenase.

7. Terjadi hidrasi yaitu penambahan atom hidrogen pada ikatan karbon ganda
(C=C) yang ada pada fumarat sehingga menghasilkan malat.

8. Enzim malat dehidrogenase mengubah malat menjadi oksaloasetat.


Oksaloasetat yang dihasilkan berfungsi untuk menangkap asetil-CoA, sehingga
siklus Krebs akan terus berlangsung. Pada tahap ini juga dihasilkan NADH
ketiga dari NAD+.

6
c. Fungsi,

yakni menghasilkan sebagian besar karbondioksida (CO2), sebagai penghasil koenzim


tereduksi yang menggerakan rantai pernapasan untuk produksi ATP dan mengonversi energi dan zat
berlebih untuk digunakan dalam sintesis asam lemak sebelum pembentukan trigliserida.

B. METABOLISME LEMAK
Lemak adalah salah satu kelompok yang termasuk pada golongan lipid, yaitu senyawa organik
yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut organik non-polar.

Lemak terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Lemak
hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung
fitostersol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair

1. Oksidasi Asam Lemak

Oksidasi asam lemak adalah proses multistep dimana asam lemak dipecah oleh berbagai jaringan
untuk menghasilkan energi. Asam lemak memasuki sel terutama melalui pengangkut atau transporter
asam lemak pada permukaan sel.

a. Asam lemak jenuh

Pada tahun 1904, Franz Knoop menerangkan bahwa asam lemak itu dipecahmelalui oksidasi pada
karbon –β. Kemudian padatahun 1949 Eugene Kennedy dan Lehninger menerangkan bahwa
terjadinya oksidasi asam lemak di mitokondria. Di manaasam lemak sebelum memasuki mitokondria
mengalami aktivasi . adenosin trifosfat (ATP ) memacu pembentukan ikatan tioester antara gugus
karboksil asam lemak dengangugus sulfhidril pada KoA.
Reaksi pengaktifan iniberlangsung di luar mitokondria dandikatalisis oleh enzim asil KoA
sintetase ( tiokinase asam lemak )Paul Berg membuktikan bahwa aktivasi asam lemak terjadi dalam
duatahap.Pertama, asam lemak bereaksi dengan ATP membentuk asil adenilat. Dalam bentuk anhidra

7
campuran ini, gugus karboksilat asam lemak diikatkan dengan gugusfosforil AMP. Dua gugus fosforil
lainnya dari ATP dibebaskan sebagai pirofosfat.
Gugus sulfhidril dari KoA kemudian bereaksi dengan asila adenilat yang berikatan kuatdengan
enzim membentuk asil KoA dan AMP.Asam lemak diaktifkan di luar membran mitokondria, proses
oksidasi terjadi didalam matriks mitokondria. Molekul asil KoA rantai panjang tidak dapat
melintasimembran mitokondria, sehingga diperlukan suatu mekanisme transport khusus.Asamlemak
rantai panjang aktif melintasi membran dalam mitokondria dengan caramengkonjugasinya dengan
karnitin, suatu senyawa yang terbentuk dari lisin.Gugus asildipindahkan dari atom sulfur pada KoA ke
gugus hidroksil pada karnitin danmembentuk asil karnitin. Reaksi ini dikatalisis oleh karnitin
transferase I, yang terikat pada membran di luar mitokondria.Selanjtunya, asil karnitin melintasi
membran dalam mitokondria oleh suatutranslokase.
Gugus asil dipindahkan lagi ke KoA pada sisi matriks dari membran yangdikatalisis oleh
karnitin asil transferase II. Akhirnya karnitin dikembalikan ke sisisitosol oleh translokase
menggantikan masuknya asil karnitin yang masuk.Molekul asilKoA dari sedang dan rantai pendek
dapat menembus mitokondria tanpa adanyakarnitin.Kelainan pada transferase atau translokase atau
defisiensi karnitin dapatmenyebabkan gangguan oksidasi asam lemak rantai panjang, Kelainan
tersebut diatasditemukan pada kembar identik yang menderita kejang otot disertai rasa nyeri
yangdialami sejak masa kanak-kanak.. Rasa nyeri diperberat oleh puasa, latihan fisik.

b. Asam lemak tak jenuh


Oksidasi asam lemak tak jenuh reaksinya sama seperti reaksi oksidasi asam lemak Jenuh. Hanya
diperlukan tambahan dua enzim lagi yaitu isomerase dan reduktase untuk Memecah asam-asam lemak
tak jenuh. Oksidasi asam palmitoleat atau asam lemak C16 yang memiliki ikatan rangkap antara C- 9
dan C – 10 ini diaktifkan dan diangkut melintasi membran dalam mitokondria dengan Cara yang sama
dengan asam lemak jenuh.

8
Selanjutnya palmitoleil KoA mengalami tiga kali Pemecahan dengan enzim-enzim yang sama
seperti BBMoksidasi asam lemak jenuh. Enoil KoA – Sis - ∆3 Yang terbentuk pada ketiga kali jalur
oksidasi bukanlah substrat bagi asil KoA Dehidrogenase. Adanya ikatan rangkap antara C-3 dan C-4
menghalangi pembentukan ikatan rangkap lainnya antar C – 2 dan C – 3. Kendala ini dapat diatasi
oleh suatu reaksi yang Mengubah posisi dan konfigurasi dari ikatan rangkap sis - ∆3. Suatu isomerase
mengubah Ikatan rangkap ini menjadi ikatan rangkap trans - ∆2. Reaksi- reaksi berikutnya mengikuti
Reaksi oksidasi asam lemak jenuh saat enoil KoA – urans - ∆2 Merupakan substrat yang Reguler.
β-Oksidasi asam lemak tak jenuh menimbulkan masalah karena lokasi ikatan cis dapat mencegah
pembentukan ikatan trans-Δ 2 . Situasi ini ditangani oleh dua enzim tambahan, Enoyl CoA
isomerase atau 2,4 Dienoyl CoA reduktase .

Oksidasi beta lengkap asam linoleat (asam lemak tak jenuh).

Apapun konformasi rantai hidrokarbon, β-oksidasi terjadi secara normal sampai asil KoA (karena
adanya ikatan rangkap) bukan merupakan substrat yang tepat untuk asil KoA dehidrogenase ,
atau enoil KoA hidratase :
 Jika asil CoA mengandung ikatan cis-Δ 3 , maka cis-Δ 3 - Enoyl CoA isomerase akan
mengubah ikatan menjadi trans-Δ 2 , yang merupakan substrat biasa.
 Jika asil KoA mengandung ikatan rangkap cis- Δ4
, maka dehidrogenasinya menghasilkan zat
antara 2,4-dienoil, yang bukan merupakan substrat untuk enoil KoA hidratase. Namun,
enzim 2,4 Dienoyl CoA reduktase mereduksi perantara, menggunakan NADPH,
menjadi trans-Δ 3 - enoyl CoA. Seperti dalam kasus di atas, senyawa ini diubah menjadi zat
antara yang sesuai dengan 3,2-Enoyl CoA isomerase.
2. Sintesis asam lemak

9
Sintesis de novo adalah pembentukan asam lemak (palmitat) dari asetil KoA Asetil-KoA ini
berasal dari glikolisis dan dari katabolisme asam-asam amino. Sintesis de novo terjadi terutama di
dalam hati untuk kemudian sebagian besar diangkut dan disimpan dalam jaringan lemak dalam bentuk
trigliserida.

Sintesis asam lemak tejadi pada eukarotik dan prokariotik (sama). Biosintesis terdiri dari tiga
langkah yaitu, biosintesis asam lemak dari asetil CoA (di sitosol), pemanjangan rantai asam lemak (di
mitokdria dan ER), desaturasi (di ER).
Biosintesis asam lemak yaitu,membutuhkan malonil Co A sebagai substrat diperlukan ATP reaksi
biosintesis asam palmitat dari 8 asetil CoA diperlukan 7 ATP + NA DPH enzim untuk sintesis asam
lemak : komplek fatty acid synthase.

3. Biosintesis
Biosintesis adalah suatu proses banyak-tahap, yang dikatalisis-enzim di mana substrat diubah
menjadi produk yang lebih kompleks dalam organisme hidup. Dalam biosintesis, senyawa
dimodifikasi, diubah menjadi senyawa lain, atau digabungkan bersama untuk membentuk
makromolekul.

Karena irama laju asupan karbohidrat yang cukup tinggi bagi makhluk hidup dan puri mirip
hanoman, maka asupan tersebut harus segera diolah oleh tubuh, dijadikan energi maupun disimpan
sbg glikogen. Asupan yang adun terjadi pada saat energi yang terkandung dalam karbohidrat setara
dengan energi yang diperlukan oleh tubuh, dan sangat sulit bagi menggapai keseimbangan ini. Ketika
asupan karbohidrat dijadikan berlebih, maka kelebihan itu akan diubah dijadikan lemak. Metabolisme
yang terjadi dimulai dari:

1) Asupan karbohidrat, diantaranya berupa sakarida, fruktosa, galaktosa pada aliran


pencernaan diserap masuk ke dalam sirkulasi darah dijadikan glukosa/gula darah.
Konsentrasi glukosa pada plasma darah diatur oleh tiga hormon,
yaitu glukagon, insulin dan adrenalin.
2) Insulin akan menaikkan laju sirkulasi glukosa ke seluruh jaringan tubuh. Pada
jaringan adiposa, adiposit akan mengubah glukosa dijadikan glukosa 6-fosfat dan
gliserol fosfat, masing-masing dengan bantuan satu molekul ATP.
3) Jaringan adiposit ini yang sering dikonsumsi kita sbg lemak.
4) Glukosa 6-fosfat kesudahan dikonversi oleh hati dan jaringan otot dijadikan glikogen.
Bagian ini dikenal sbg glikogenesis, dalam kewenangan insulin.
5) Pada saat rasio glukosa dalam plasma darah turun, hormon glukagon dan adrenalin
akan dikeluarkan bagi memulai bagian glikogenolisis yang mengubah kembali
glikogen dijadikan glukosa.
6) Ketika tubuh memerlukan energi, glukosa akan dikonversi melalui
bagian glikolisis bagi dijadikan asam piruvat dan adenosin trifosfat.
7) Asam piruvat kesudahan dikonversi dijadikan asetil-KoA, kesudahan dijadikan asam
sitrat dan masuk ke dalam siklus asam sitrat.
8) Pada saat otot berkontraksi, asam piruvat tidak dikonversi dijadikan asetil-KoA,
melainkan dijadikan asam laktat. Setelah otot beristirahat,
bagian glukoneogenesis akan berlanjut manfaat mengkonversi asam laktat kembali
dijadikan asam piruvat.
10
9) lemak yang terkandung di dalam bahan makanan juga dicerna dengan asam
empedu dijadikan misel.
10) Misel akan diproses oleh enzim lipase yang disekresi pankreas dijadikan asam
lemak, gliserol, kesudahan masuk melewati celah membran intestin.
11) Setelah melewati dinding usus, asam lemak dan gliserol ditangkap oleh kilomikron
dan disimpan di dalam vesikel. Pada vesikel ini terjadi reaksi esterifikasi dan konversi
dijadikan lipoprotein. Kelebihan lemak darah, akan disimpan di dalam jaringan
adiposa, sementara yang lain akan terkonversi dijadikan trigliserida, HDL dan LDL.
Lemak darah merupakan sebuah istilah ambiguitas yang merujuk pada trigliserida sbg
lemak hasil bagian pencernaan, sama seperti penggunaan istilah gula darah walaupun:
12) trigliserida terjadi karena bagian ester di dalam vesikel kilomikron
13) lemak yang dihasilkan oleh bagian pencernaan merupakan berbagai jenis asam lemak
dan gliserol.
14) Ketika tubuh memerlukan energi, adun trigliserida, HDL dan LDL akan diurai
dalam sitoplasma melalui bagian dehidrogenasi kembali dijadikan gliserol dan asam
lemak. Reaksi yang terjadi mirip seperti reaksi redoks atau reaksi Brønsted–Lowry;
asam + basa --> garam + air; dan kebalikannya garam + cairan --> asam + basa
15) Bagian ini terjadi di dalam hati dan disebut lipolisis. Sejumlah hormon yang
antagonis dengan insulin disekresi pada bagian ini menuju ke dalam hati, selang lain:
 Glukagon, sekresi dari kelenjar pankreas
 ACTH, GH, sekresi dari kelenjar hipofisis
 Adrenalin, sekresi dari kelenjar adrenal
 TH, sekresi dari kelenjar tiroid
 Lemak di dalam darah yang berlebih akan
disimpan di dalam jaringan adiposa.
 Semakin lanjut gliserol dikonversi dijadikan dihidroksiaketon, kesudahan dijadikan
dihidroksiaketon fosfat dan masuk ke dalam bagian glikolisis.
 Sedangkan asam lemak akan dikonversi di dalam mitokondria dengan
bagian oksidasi, dengan bantuan asetil-KoA dijadikan adenosin
trifosfat, karbondioksida dan cairan.

4. Pembentukan senyawa keton

11
Pembentukan Senyawa Keton di Hati dan Oksidasinya pada Organ Lain. Asam lemak rantai
panjang yang ada pada komponen pangan akan melalui reaksi oksidasi beta asam lemak menghasilkan
asetil Koa.

Metabolisme lanjut asetil Koa dapat melalui dua jalur yakni:

1) melalui oksidasi asam sitrat dan

2) pembentukan asetoasetat dan d-beta-hidroksibetabutirat.aseton (dalam hal ini merupakan


senyawa keton) yang diangkut oleh darah ke jaringan periferi, baru kemudian masuk ke dalam siklus
asam sitrat.

Tahap pertama: Pembentukan Asetoasetat dalam Hati

Pada tahap ini terjadi kondensasi (lawan dari reaksi hidrolisis) secara enzimatik antara dua
molekul asetil Koa oleh bantuan enzim tiolase. Asetil Koa + asetil Koa = asetoasetil-s-koa + Koa-SH.
Setelah reaksi seperti di atas maka asetoasetil-S-Koa bereaksi dengan air menjadi asetoasetat dan
Koa-SH. Asetoasetat merupakan molekul yang tidak stabil yakni mudah kehilangan gugus
karboksilnya (spontan maupun karena enzim). Asetoasetat yang telah kehilangan gugus karboksil
akan menjadi aseton. Aseton mudah menguap dan terdapat dalam jumlah banyak dalam darah
penderita diabetes. Selain itu aseton juga menyebabkan bau manis yang khas.

Jika tidak menjadi aseton, asetoasetat bersama dengan d-beta-hidroksibutirat akan berdifusi
keluar sel hati menuju aliran darah dan bermuara ke periferi.

Hal ini penting karena organ utama oksidasi lemak dan metabolisme lanjut asetil koa adalah
pada organ hati melalui jalur 1, atau dengan senyawa keton melalui jalur 2 ketika sebagian asetil Koa
dalam bentuk keton ini dapat dikirim ke jaringan lain/periferi.

Lintas kedua ini merupakan lintasan yang melimpah. Biasanya konsentrasi keton dalam darah
sangat rendah, kecuali pada orang yang sedang berpuasa dan penderita diabetes melitus. Ketika
berpuasa atau ketika terserang penyakit diabetes melitus, kecepatan pembentukan senyawa keton oleh
hati melebihi kapasitas jaringan periferi untuk memanfaatkannya. Khusus pada penderita diabetes,
jaringan tidak dapat memanfaatkan glukosa dari darah, akibatnya hati mencoba mengatasi dengan
menguraikan/mengoksidasi asam lemak lebih banyak sebagai bahan bakar tetapi hal ini menyebabkan
kelebihan produksi senyawa keton oleh hati yang melebihi kemampuan jaringan periferi tubuh untuk
mengoksidasinya

12
5. Proses Ketogenesis.
Asetil KoA yang terbentuk pada oksidasi asam lemak akan memasuki daur asam sitrat
Hanya jika pemecahan lemak dan karbohidrat terjadi secara berimbang. Karena masuknya asetil KoA
ke dalam daur asam sitrat tergantung pada tersedianya oksaloasetat untuk pembentukan sitrat. Tetapi
konsentrasi oksaloasetat akan menurun jika karbohidrat tidak tersedia atau penggunaannya tidak
sebagaimana mestinya. Oksaloasetat dalam keadaan normal dibentuk dari piruvat.
Pada puasa atau diabetes, oksaloasetat dipakai untuk membentuk glukosa pada jalur
glukoneogenesis dan demikian tidak tersedia untuk kondensasi dengan asetil KoA.
Pada Keadaan ini asetil KoA dialihkan kepembentukan asetoasetat dan D-3hidroksibutirat.
Asetoasetat, D- 3- hidroksibutirat dan Aseton disebut dengan zat ketosis Asetoasetat dibentuk dari
asetil KoA dalam tiga tahap. Dua molekul asetil KoA. Berkondensasi membentuk asetoasetil KoA.
Reaksi yang dikatalisis oleh tiolase ini merupakan kebalikan dari tahap tiolisis pada oksidasi asam
lemak. Selanjutnya astoasetil KoA bereaksi dengan asetil KoA dan air untuk menghasilkan 3 –
hidroksi- 3 – metilglutaril KoA ( HMG – KoA ) dan KoA.
Kondensasi ini mirip dengan kondensasi yang dikatalisis.
Oleh sitrat sintase.Keseimbangan yang tidak menguntungkan bagi pembentukan asetoasetil
KoA diimbangi oleh reaksi ini, yang keseimbangannya menguntungkan karena hidrolisis Iaktan
tioester. 3 – Hidroksi – 3 – metilglutaril KoA kemudian terpecah menjadi asetil KoA Dan asetoasetat.
Hasil dari keseluruhan reaksi adalah 2 Asetil KoA + H20 Æ Asetoasetat +2 KoA H+ 3 –
Hidroksibutirat terbentuk melalui reduksi asetoasetat di matriks mitokondria.
Rasio hidroksibutirat terhadap astoasetat tergantung pada rasio NADH / NAD+ di dalam
Mitokondria. Karena merupakan asam keto – β, asetasetat secara lambat mengalami Oksidasi β
(Beta)Saat tubuh dalam keadaan lapar/puasa dan tidak ada Asupan makanan, tubuh mampu
menggunakan lemak sebagai Sumber energi menggantikan karbohidrat. Lemak-lemak di Dalam tubuh
akan dipecah menjadi asam lemak yang Selanjutnya akan didegradasi melalui oksidasi α (alfa) dan
Oksidasi β (beta). Oksidasi α akan memecah asam lemak Menjadi molekul dengan 1 atom C,
sedangkan oksidasi β Memecah asam lemak menjadi molekul dengan 2 atom C.
13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Karbohidrat, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh makhluk hidup. Sebagai sumber
energi, lemak dan protein dapat diubah menjadi karbohidrat. Demikian pula karbohidrat dapat diubah
menjadi lemak, namun sebagai sumber energi utama adalah karbohidrat.

B. Saran
Dengan dibuatnya makalah ini,penulis menyarankan bagi para pembaca untuk lebih
memahami tentang proses metabolisme karbohidrat,lemak.

14
DAFTAR PUSTAKA

Sediaoetomo,Djaeni Achmad Dr Prof.2006.jilid 2.ilmu gizi untuk mahasiswa dan profesi.Jakarta:Dian


rakyat

Junaidi,Iskandar dr.Ensiklopedia vitamin,mineral,zat berkhasiat lainnya.Jakarta Barat:PT Bhuana


ilmu populer

Almatsier,Sunita.2002.Prinsip dasar ilmu gizi.Jakarta:Gramedia Pustaka utama

Smith,Marks.Biokimia kedokteran dasar.Jakarta:EGC

Colby, 1992, Ringkasan Biokimia Harper, Alih Bahasa: Adji Dharma, Jakarta, EGC

Wirahadikusumah, 1985, Metabolisme Energi, Karbohidrat dan Lipid, Bandung, ITB

Harjasasmita, 1996, Ikhtisar Biokimia dasar B, Jakarta, FKUI

Toha, 2001, Biokimia, Metabolisme Biomolekul, Bandung, Alfabeta

15

Anda mungkin juga menyukai