Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BIOLOGI

“KATABOLISME”

DISUSUN OLEH :

1. Baiti Jannati (07)


2. Intan Dwi Cahyani (19)
3. Muhammad Alifatul F. (22)
4. Nur Azizah (29)
5. Satrio Keanu (32)
6. Zhifa Azzahraa Banyu Bening (36)

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 14 KOTA BEKASI

TAHUN PELAJARAN 2020/2021


Jl. Ceri Raya Alinda Kencana Permai, Kaliabang Tengah, Kota Bekasi
Telp. (021) 88882062
Email : sman14kbekasi@gmail.com Website : https://www.sman14bekasi.sch.id
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyanyang. Kami
panjatkan puji syukur kehadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya kepada
kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah tugas kelompok dengan judul “Makalah
Biologi Katabolisme”.

Di samping itu kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan sekalian yang sudah
menyempatkan waktunya untuk bekerja sama menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa pula kami
ucapkan terima kasih kepada Ibu Ceni Liswati, S. Pd. yang telah membimbing kami dalam
menyusun makalah ini.

Bekasi, 19 September 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………….……………………………ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………..iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………1

B. Tujuan…………………………………………………………………………………………..1

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Katabolisme…………………………………………..…………………..………..2

B. Respirasi Aerob……………………………………………………..………………………….2

C. Respirasi Anaerob……………………………….……………………………………………..3

D. Hormon-Hormon yang Terlibat dalam Reaksi Katabolisme…………………………………..4

E. Reaksi Katabolime dalam Tubuh………………………………………………………………5

F. Latihan Olahraga Katabolisme untuk Tingkatkan Kesehatan………………………………….5

G. Penyebab Katabolisme Berjalan Lambat………………………………………………………6

BAB III

A. Kesimpulan………………………………………………………………………………….....8

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………..9

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di dalam tubuh, makanan tersebut akan mengalami katabolisme sehingga dihasilkan


energi. Katabolisme merupakan salah satu bagian dari metabolisme yang menghasilkan energi.
Katabolisme merupakan reaksi pemecahan atau penguraian senyawa kompleks (organik)
menjadi senyawa yang lebih sederhana (anorganik) untuk menghasilkan energi (ATP).

Salah satu reaksi katabolisme di dalam tubuh adalah respirasi. Proses respirasi bisa
berlangsung dengan membutuhkan oksigen bebas (aerobik) maupun tanpa adanya oksigen
(anaerob).

B. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian katabolisme

b. Untuk mengetahui macam-macam respirasi

c. Untuk mengetahui hormon-hormon yang terlibat dalam reaksi katabolisme

d. Untuk mengetahui latihan olahraga katabolime untuk meningkatkan kesehatan

e. Untuk mengetahui penyebab katabolisme berjalan lambat

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Katabolisme
Katabolisme adalah suatu reaksi pemecahan senyawa senyawa yang kompleks menjadi
senyawa-senyawa yang sederhana. Katabolisme adalah terjadinya pelepasan energi
(eksergonik). Contohnya adalah peristiwa respirasi aerob dan anaerob.

B. Respirasi Aerob
Respirasi aerob memiliki 4 tahapan, yaitu:
1. Glikolisis
Tempat terjadinya di Matriks sitoplasma. Terjadinya pemecahan glokosa (C6)
menjadi asam piruvat (C3) di sitoplasma. Akseptor hydrogen nya adalah NADH.
Menghasilkan porduk 2 asam privat,
2. Dekarboksilasi Oksidatif (DO)
Tempat terjadinya di Matriks mitokondria. Terjadinya pemecahan asam piruvat (C3)
menjadi asetil ko-A (C2) di matriks mitokondria. Akseptor hidrogennya adalah
NADH. Menghasilkan produk 2 asetil ko-A, 2 NADH, dan 2 CO2.
3. Siklus Krebs
Tempat terjadinya di matriks mitokondria. Asetil ko-A + asam oksaloasetat → asam
sitrat di matriks mitokondria. Akseptor hydrogen nya adalah NADH, FADH2.
Menghasilkan produk 6 NADH,2 FADH2, 4CO2, 2 ATP.
4. Rantai Transport Electron (System Sitokrom)
Tempat terjadinya di krista mitokondria. Terjadinya reaksi pengubahan NADH,
FADH2, dari 3 proses sebelumnya menjadi ATP dan H2O di krista mitokondria.
Akseptor hidrogennya adalah O2. Hasil produknya adalah :
• 10 NADH = 30 ATP
2FADH2 = 4 ATP (total 34 ATP)
Aturan

2
1 NADH = 3 ATP
1 FADH2 = 2 ATP
• H2 dari NADH dan FADH2 bereaksi dengan O2 menjadi H2O
• Jadi produk T.E adalah 34 ATP dan H2O

Reaksinya : C6H12O6 + 6CO2 → 6H2O + ATP

C. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob tidak melibatkan oksigen dan terjadi di dalam sitoplasma (sitosol).
Contohnya adalah fermentasi alkohol maupun asam laktat.
• Fermentasi Alkohol
Fermentasi alkohol banyak dilakukan oleh ragi. Asam piruvat hasil dari glikolisis
selanjutnya didekarboksilasi dengan bantuan enzim piruvat dekarboksilase yang
memacah ikatan karbon dioksida dan gugus karbonat sehingga terbentuk asetaldehid.
Asetaldehid kemudian direduksi menjadi etanol. Oleh karena itu, fermentasi alkohol
menghasilkan 2 ATP, 2 etanol, dan 2 CO2 yang dihasilkan dari fermentasi alkohol
akan membuat roti mengembang.
• Fermentasi Asam Laktat
Fermentasi asam laktat banyak dilakukan oleh bakteri, contohnya pada proses
pembuatan yoghurt. Yoghurt adalah produk fermentasi berbahan dasar susu yang
difermentasi dengan bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus
thermophilus. Bakteri asam laktat mengubah laktosa pada susu menjadi asam laktat
melalui reduksi asam piruvat hasil glikolisis oleh NADH. Asam laktat yang
dihasilkan dapat menggumpalkan susu, sehingga tekstur yoghurt kental. Asam laktat
juga terbentuk pada otot manusia. Pada saat berlari, otot membutuhkan banyak
oksigen agar diperoleh banyak energi untuk berlari. Jika otot kekurangan oksigen
maka otot akan memperoleh energi melalui jalur fermentasi asam laktat.
Terbentuknya asam laktat ini akan membuat otot terasa pegal-pegal.

3
D. Hormon-Hormon yang Terlibat dalam Reaksi Katabolisme
Dalam proses katabolisme, tubuh membutuhkan bantuan hormon dan zat tertentu. Berikut
ini adalah sejumlah hormon yang berperan dalam proses katabolisme :
1. Kortisol
Hormon ini berperan dalam mengatur metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
Hormon yang dikenal sebagai hormon ‘stres’ ini dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
2. Sitokin
Hormon ini mengatur interaksi antarsel dan berperan dalam mengatur sistem
kekebalan tubuh. Beberapa jenis sitokin berfungsi untuk merangsang sistem imun,
sedangkan beberapa jenis sitokin lainnya berfungsi dalam menekan aktivitas sistem
imun.
3. Glukagon
Hormon ini dihasilkan oleh pankreas dan bersama insulin berfungsi untuk menjaga
kadar gula dalam darah.
4. Adrenalin
Hormon yang dikenal sebagai epinefrin ini dapat meningkatkan detak jantung,
menguatkan kontraksi jantung, dan meningkatkan aliran darah ke otot.

Proses katabolisme sangat penting bagi tubuh dalam menghasilkan energi. Dengan
energi, jantung bisa berdetak sehingga seluruh jaringan tubuh pun mendapat suplai darah.
Berbagai organ tubuh lain, seperti paru-paru, ginjal, dan saluran pencernaan, juga dapat
berfungsi secara optimal.
Bila Anda mengalami masalah dengan kesehatan atau gangguan hormon yang dapat
memengaruhi proses katabolisme, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter. Selain
itu, terapkan pola hidup sehat dengan berolahraga secara rutin, mengonsumsi makanan
bergizi, dan beristirahat yang cukup.

4
E. Reaksi Katabolisme di Tubuh
Makanan dan minuman yang sudah dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh, akan
dipecah oleh enzim yang ada di dalam sistem pencernaan. Melalui reaksi katabolisme,
protein dipecah menjadi asam amino. Asam amino bisa digunakan sebagai sumber energi
ketika tubuh membutuhkannya. Senyawa ini juga bisa didaur ulang untuk membuat
protein atau menjadi urea melalui proses oksidasi.
Selain memecah protein, katabolisme juga bisa memecah glikogen menjadi
glukosa. Karbohidrat sederhana ini kemudian akan melalui proses oksidasi yang
dinamakan glikolisis. Dari reaksi inilah energi dihasilkan. Sementara, lemak juga akan
melalui proses pemecahan yang disebut hidrolisis. Proses ini menghasilkan asam lemak
dan gliserol, yang selanjutnya akan melalui reaksi glikolisis dan reaksi biokimiawi
lainnya sehingga terbentuklah energi.
Energi yang dihasilkan dari berbagai proses di atas akan disimpan sebagai
molekul adenosine triphospate (ATP). Banyak aspek dari metabolisme, baik anabolisme
maupun katabolisme, berkaitan erat dengan produksi dan konsumsi ATP sebagai sumber
energi, yang juga berperan sebagai bahan bakar dalam seluruh proses metabolisme.

F. Latihan Olahraga Katabolisme untuk Tingkatkan Kesehatan


Olahraga dapat membantu proses katabolisme berjalan dengan baik. Olahraga
yang dapat meningkatkan proses katabolisme disebut dengan olahraga katabolik.
Olahraga katabolik diketahui dapat mengurangi berat badan dengan membakar lemak
lebih banyak serta membangun massa otot yang lebih banyak pula.
Olahraga katabolik, seperti bersepeda, renang, dan berlari bisa menjadi latihan
yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh, terutama jantung. Latihan katabolik dipercaya
dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Dengan begitu, paru-paru dan
jantung juga akan menjadi lebih sehat.

5
G. Penyebab Katabolisme Berjalan Lambat
1. Kurang Beraktivitas
Katabolisme adalah proses menghasilkan energi. Olahraga membantu proses itu
berjalan dengan lebih cepat. Ketika tidak banyak bergerak, tubuh akan lebih sedikit
(atau lebih lambat) dalam membakar karbohidrat sehingga energi yang tercipta pun
akan lebih sedikit.
2. Kekurangan Kalori
Membatasi jumlah asupan sering kali dipilih sebagai salah satu cara menurunkan
berat badan. Padahal, makan terlalu sedikit dapat membuat proses katabolik dan
anabolik menurun. Akibatnya, tubuh tidak bisa menghasilkan energi seperti
semestinya. Saat menurunkan total asupan kalori menjadi sangat sedikit dari
biasanya, tubuh akan menganggap seseorang sedang kelaparan. Dalam kondisi itu,
tubuh akan memperlambat pembakaran kalori dalam tubuh.
3. Kurang Tidur
Kurang tidur dapat meningkatkan risiko terhadap berbagai macam penyakit dan juga
kelelahan di keesokan harinya. Selain itu, beberapa penelitian juga telah
menunjukkan bahwa kurang tidur dapat memperlambat metabolisme dan dapat
menyebabkan kenaikan berat badan. Penelitian juga membuktikan bahwa kurang
tidur dapat menurunkan tingkat metabolisme istirahat orang dewasa sehat pada pagi
hari. Kurang tidur dapat membuat metabolisme karbohidrat dalam tubuh terganggu
sehingga saat bangun tidur tubuh masih mempunyai kadar gula darah yang tinggi.
Kadar gula darah yang tinggi menunjukkan bahwa glukosa yang seharusnya dipecah
menjadi energi dalam tubuh tetap mengalir bebas dalam aliran darah.
4. Stres
Stres dapat meningkatkan produksi hormon kortisol. Hal ini kemudian membuat
nafsu makan meningkat. Jika hal ini terjadi terus-menerus, kamu akan mengalami
kenaikan berat badan karena karbohidrat yang tak dipecah menjadi energi disimpan
sebagai lemak. Kenaikan berat badan ini pada akhirnya dapat menyebabkan
metabolisme tubuh yang menurun.

6
5. Konsumsi Obat-Obatan Tertentu
Obat-obatan tertentu juga dapat memperlambat metabolisme dalam tubuh. Beberapa
di antaranya adalah antidepresan, obat diabetes, steroid, dan terapi hormon. Jika
merasa mengalami kenaikan berat badan setelah mengonsumsi obat tersebut,
mungkin obat tersebut mempunyai dampak terhadap metabolisme tubuh.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Katabolisme adalah suatu reaksi pemecahan senyawa senyawa yang kompleks menjadi
senyawa-senyawa yang sederhana. Katabolisme adalah terjadinya pelepasan energi
(eksergonik). Contohnya adalah peristiwa respirasi aerob dan anaerob. Repirasi aerob
memiliki empat tahapan, yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan rantai
transport electron. Contoh dari respirasi anaerob yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam
laktat.

Sejumlah hormon yang berperan dalam proses katabolisme yaitu kortisol, sitokin,
glukagon, dan adrenalin. Penyebab katabolisme berjalan lambat yaitu kurangnya beraktivitas,
kekurangan kalori, kurang tidur, stres, dan konsumsi obat-obatan tertentu.

8
DAFTAR PUSTAKA

Atap. 2021. “Katabolisme: Pengertian, Proses, Hormon, dan Tahap Katabolisme”,


https://www.gramedia.com/literasi/katabolisme/, diakses pada 19 September 2022
pukul 13:19

Anda mungkin juga menyukai