Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BIOLOGI DASAR
“KATABOLISME”

Oleh:
Kelompok 3B
Audrey Ambun Palisungan D071231062
Ahmad Susilo Takdir D071231074
Andity Tenri Cella D071231084

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2024
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Makanan dicerna oleh alat pencernaan menjadi sari-sari makanan, kemudian diserap oleh
tubuh melalui pembuluh darah ke sel-sel tubuh. Di dalam mitokondria sel, zat makanan
tersebut akan diurai untuk menghasilkan energi agar dapat beraktivitas dengan baik. Proses
ini disebut proses penguraian atau katabolisme. Katabolisme merupakan salah satu proses
metabolisme sel.
Makhluk multiseluler, baik manusia, hewan maupun tumbuhan tersusun atas jutaan sel.
Tiap sel memiliki fungsi tertentu untuk kelangsungan hidup suatu organisme,. Untuk
menjalankan fungsinya, sel melakukan proses metabolism. Metabolisme adalah reaksi-reaksi
kimia yang terjadi di dalam sel. Reaksi kimia ini akan mengubah suatu zat menjadi zat lain.
Metabolisme sel dapat dibagi menjadi dua, yaitu katabolisme dan anabolisme. Umumnya,
dalam proses metabolic melibatkan aktivitas katalis biologic yang disebut enzim yang
melibatkan ATP. Metabolisme merupakan rangkaian reaksi kimia yang diawali dengan
substrat yang diakhiri dengan produk. Reaksi dalam sel tidak terjadi bolak-balik, melainkan
berjalan ke satu arah. Tiap produk akan menjadi reaktan bagi reaksi selanjutnya. Reaksi ini
bertujuan sampai produk akhir, membentuk suatu jalur metabolisme.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagi berikut.
1. Apakah pengertian dari katabolisme?
2. Apa fungsi katabolisme karbohidrat, lemak dan protein?
3. Bagaimana proses dan tempat berlangsungnya katabolisme karbohidrat, lemak dan
protein?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian katabolisme
2. Dapat mengetahui tujuan dan fungsi katabolisme karbohidrat, lemak dan protein
3. Untuk mengetahui proses dan tempat berlangsungnya katabolisme karbohidrat, lemak
dan protein

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Katabolisme

Menurut Lehninger (2005: 10), katabolisme merupakan base metabolism yang bersifat
mneguraikan, yang menyebabkan molekul organic nutrient seperti karbohidrat, lipid, dan protein
yang dating dari lingkungan atau dari cadangan makanan sel itu sendiri terurai di dalam reaksi-
reaksi bertahap menjadi produk akhir yang lebih kecil dan sederhana, seperti asam laktat, CO2
dan ammonia. Jadi, katabolisme adalah proses penguraian ikatan kimia kompleks menjadi ikatan
kimia sederhana atau proses penguraian senyawa organic menjadi zat-zat anorganik yang
bertujuan untuk menghasilkan energi dan memerlukan panas (eksergonik). Selain menghasilkan
energi, proses katabolisme juga bisa menghasilkan produk sampingan seperti air, karbon
dioksida, dan urea.

Katabolisme diikuti oleh pelepasan energi bebas yang telah tersimpan di dalamstruktur
kompleks molekul organik yang lebih besar tersebut.Pada tahap-tahap tertentu didalam lintas
katabolik, banyak dari energi bebas ini yang disimpan melalui reaksi-reaksienzimatik yang saling
berkaitan, di dalam bentuk molekul pembawa energi adenosinetrifosfat (ATP).Sejumlah energi
mungkin tersimpan di dalam atom hidrogen berenergi tinggiyang dibawa oleh koenzim
nikotinamida adenine dinukleotida fosfat dalam bentuktereduksinya, yaitu NAHPD.

2.2 Fungsi Katabolisme

1. Penghasilan Energi
Salah satu fungsis utama katabolisme adalah menghasilkan energi yang dibutuhkan oleh sel dan
organisme untuk menjalankan berbagai proses kehidupan. Selama proses katabolisme, molekul-
molekul kompleks seperti glukosa, lemak, dan protein diuraikan menjadi molekul-molekul
sederhana, seperti asam amino, asam lemak, dan glukosa.

Kemudian, molekul-molekul sederhana ini dipecah lebih lanjut melalui reaksi kimia,
menghasilkan energi dalam bentuk ATP (Adenosin Trifosfat). ATP adalah sumber energi utama
dalam sel yang digunakan untuk mendukung reaksi-reaksi kimia, kontraksi otot, transportasi zat,
dan fungsi-fungsi seluler lainnya.

2. Sumber Bahan Baku

Selain menghasilkan energi, katabolisme juga berfungsi sebagai penyedia bahan baku bagi
proses anabolisme. Produk-produk katabolisme, seperti asam amino, glukosa, dan asam lemak,
dapat digunakan sebagai bahan baku untuk membangun molekul-molekul kompleks dalam
proses anabolisme.
Misalnya, asam amino yang dihasilkan dari katabolisme protein dapat digunakan untuk sintesis
protein baru yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perbaikan jaringan.

3. Menjaga Keseimbangan Tubuh

Katabolisme juga berperan penting dalam menjaga keseimbangan internal atau homeostatis
dalam tubuh. Ketika tubuh membutuhkan energi, proses katabolisme akan meningkat untuk
menguraikan cadangan energi, seperti glikogen dan lemak, guna memenuhi kebutuhan energi.

4. Detoksifikasi

Beberapa molekul yang dipecah selama katabolisme dapat mengandung zat-zat berbahaya atau
toksin. Selama proses katabolisme, zat-zat tersebut akan diubah menjadi bentuk yang lebih aman
atau dieliminasi dari tubuh. Ini membantu melindungi sel dan organisme dari keracunan dan
membantu menjaga kesehatan secara keseluruhan.

5. Sumber Panas
Selain energi kimia dalam bentuk ATP, Katabolisme juga menghasilkan energi panas. Energi
panas ini membantu menjaga suhu tubuh agar tetap stabil dan sesuai untuk menjalankan berbagai
reaksi kimia dan fungsi biologis.

6. Regulasi Genetik

Beberapa molekul hasil katabolisme juga berperan sebagai sinyal regulasi genetic, mengatur
ekspresi gen dalam sel. Ini mempengaruhi berbagai proses biologis, termasuk pertumbuhan,
perkembangan, dan respons terhadap lingkungan.

2.3 Katabolisme Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama dan sumber serat utama. Karbohidrat mempunyai
tiga unsur, yaqitu karbon, hydrogen dan oksigen. Jenis-jenis karbohidrat sangat beragam.
Karbohidrat dibedakan satu dengan yang lain berdasarkan atom-atomnya, Panjang pendeknya
rantai serta jenis ikatan.

Dari kompleksitas strukturnya karbohidrat dibedakan menjadi karbohidrat sederhana


(monosakarida dan disakarida) dan karbohidrat dengan struktur yang kompleks (polisakarida).
Selain kelompok tersebut juga masih ada oligosakarida yang memiliki monosakarida lebih
pendek dari polisakarida, contohnya adalah satkiosa, rafinosa, fruktooligosakarida dan
galaktooligosakarida. Fungsi karbohidrat antara lain yaitu :

 Simpanan energi, bahan bakar dan senyawa antara metabolism


 Bagian dari kerangka structural dari pembentuk RNA dan DNA
 Merupakan elemen structural dari dinding sel tanaman maupun bakteri
 Identitas sel, berikatan dengan protein atau lipid dan berfungsi dalam proses pengena;an
antar sel

Katabolisme karbohidrat adalah reaksi penguraian atau pemecahan molekul glukosa


(C6H12O6) menjadi unit molekul yang lebih sederhana serta menghasilkan energi. Tahapan
reaksi tersebut adalah sebagai berikut :

C6H12O6 + 6O2 -> 6CO2 + 6H2O + ATP


Katabolisme karbohidrat terjadi melalui proses respirasi yaitu respirasi aerob dan respirasi
anaerob.

1. Respirasi Aerob
Respirasi aerob adalah peristiwa pembakaran zat makanan menggunakan oksigen dari
pernapasan untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Selanjutnya, ATP digunakan
untuk memenuhi proses hidup yang selalu memerlukan energi.
Respirasi aerob disebut juga pernapasan, dan terjadi di paru-paru. Sedangkan, pada
Tingkat sel respirasi terjadi pada organel mitokondria. Secara sederhana reaksi respirasi
adalah senyawa organic + oksigen -> Karbondioksida + air + energi. Apabila bahan
baku respirasi aerob berupa glukosa (heksosa) maka reaksi keseluruhan respirasi adalah:
C6H12O6 + 6O2 -> 6H2O + 6CO2 + 686 kal.
Secara umum, reaksi respirasi aerobic dibedakan menjadi tiga tahapan yaitu glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs dan transpor electron.

a. Glikolisis
Glikolisis adalah rangkaian reaksi kimia penguraian glukosa ( yang memiliki 6
atom C) menjadi asam piruvat (senyawa yang memiliki 3 atom C), NADH dan
ATP. (NADH (Nikotinamida Adenina Dinukleotida Hidrogen) adalah koenzim
yang mengikat electron (H), sehingga disebut sumber electron berenergi tinggi.
ATP (adenosin trifosfat) merupakan senyawa berenrgi tingi. Setiap pelepasan
gugus fosfatnya menghasilkan energi.
Pada proses glikolisis, setiap 1 molekul glukosa diubah menjadi 2 molekul asam
piruvat, 2 NADH, dan 2 ATP. Glikolisis memiliki sifat-sifat, antara lain: glikolisis
dapat berlangsung secara aerob maupun anaerob, glikolisis melibatkan enzim ATP
dan ADP, serta peranan ATP dan ADP pada glikolisis adalah memindahkan
(mentransfer) fosfat dari molekul yang sat uke molekul yang lain.
Pada sel eukariotik, glikolisis terjadi di sitoplasma (sitosol). Glikolisis terjadi
melalui 10 tahapan yang terdiri dari 5 tahapan penggunaan energi dan 5 tahapan
pelepasan energi. Berikut ini reaksi glikolisis secara lengkap:
1). Tahap Penggunaan Energi
 Penambahan gugus fosfat pada molekul glukosa dengan bantuan enzim
heksokinase, sehingga terbentuk glukosa 6-fosfat;
 Glukosa 6-fosfat diubah menjadi isomer nya yaitu fruktosa 6-fosfat;
 Fosfofruktokinase mentransfer gugus fosfat dari ATP ke fruktosa 6-fosfat
fruktosa 1,6-bisfosfat;
 Aldolase membagi molekul gula (fruktosa- 1,6-bisfosfat) menjadi 2
molekul gula yang berbeda dan merupakan isomernya;
 Dua molekul gliseraldehid postat masing-masong akan masuk pada
tahapan glikolisis selanjutnya.

2). Tahap Pelepasan Energi


 Triosafosfat dehydrogenase mengakatalisis pemindahan electron dan H+
dari substrat (gliseraldehid fosfat) ke NAD+ membentuk NADH;
 Glikolisis menghasilkan ATP. Gula telah diubah menjadi senyawa asam
organic oleh fosfogliserokinase;
 Gugus fosfat dipindahkan sehingga menjadi 2-fosfogliserat oleh
fosfogliseromutase;
 2-fosfogliserat melepaskan molekul H2O sehingga membentuk fosfoenol
piruvat kinase oleh enolase;
 Piruvat kinase mentransfer gugus fosfat sehingga menghasilkn 2 ATP lagi.

Dari skema tahapan glikolisis menunjukkan bahwa energi yang dibutuhkan


pada tahap penggunaan energi adalah 2 ATP. Sementara itu, energi yang
dihasilakn pada tahap pelepasan energi adalah 4 ATP dan 2 NADH. Dengan
demikian, selidih energi atau hasil akhir glikolisis adalah 2 ATP + 2 NADH.
Keseluruhan reaksi glikolisis dapat dibuat persamaan reaksi sebagai berikut:
Glukosa + 2 ADP + 2Pi + 2NAD+ -> 2 Piruvat + 2H2O + 2ATP + 2NADH +
2H+.

b. Dekarboksilasi Oksidatif
Senyawa hasil dari tahapan glikolisis akan masuk ke tahapan
dekarboksilasi oksidatif, yaitu tahapan pembentukan CO2 melalui reaksi oksidasi
reduksi (redoks) dengan O2 sebagai penerima elektronnya. Dekarboksilasi
oksidatif ini terjadi di dalam mitokondria sebelum masuk ke tahapan siklus krebs.
Oleh karena itu, tahapan ini disebut sebagai tahapan sambungan (junction) antara
glikolisis dengan siklus krebs.
Pada tahapan ini, asam piruvat (3 atom C) hasil glikolisis dari sitosol
diubah menjadi asetil koenzim A (2 atom C) di dalam mitokondria. Pada tahap 1,
molekul piruvat (3 atom) melepaskan electron (oksidasi) membentuk CO2
(piruvat dipecah menjadi CO2 dan molekul berkarbon 2). Pada tahap 2, NAD+
direduksi (menerima electron) menjadi NADH + H+. Pada tahap 3, molekul
berkarbon 2dioksidasi dan mengikat Ko-A (koenzim A) sehingga terbentuk aseyil
Ko-A. Hasil akhir tahapan ini adalah asetik koenzim A, CO2 dan 2NADH.

c. Siklus Krebs
Asetil-KoA yang telah terbentuk akan menjadi bahan baku pada siklus
selanjutnya, yaitu siklus Krebs. Oleh karena itu, Asetikl Ko-A disebut senyawa
intermediate atau senyawa antara. Siklus Krebs terjadi di matriks mitokondria dan
disebut juga siklus asam trikarboksilat. Hal ini disebabkan siklus Krebs tersebut
menghasilkan senyawa yang mempunyai 3 gugus karboksil, seperti asam sitrat
dan asam isositrat. Asetil Ko-A hasil dekarboksilasi oksidatif memasuki matriks
mitokondria untuk bergabung dengan asam oksaloasetat dalam siklus Krebs,
membentuk asam sitrat. Demikian seterusnya, asam sitrat membentuk bermacam-
macam zat dan akhirnya membentuk asam oksaloasetat lagi.
Berikut ini tahapan-tahapan dari satu kali siklus krebs:
 Asetil Ko-A 92 atom C) menambahkan atom C pada oksaloasetat
(4 atom C) sehingga dihasilkan asam sitrat (6 atom C);
 Sitrat menjadi isositrat (6 atom C) menambahkan atom C pada
oksaloasetat (4 atom C) ssehingga dihasilkan asam sitrat (6 atom
C);
 Sitrat menjadi isositrat (6 atom C) dengan melepas H2O dan
menerima H2O Kembali;
 Isositrat melepaskan CO2 sehingga terbentuk – ketoglitarat (5
atom C)
 A- ketoglutarate melepaskan CO2 NAD+ sebagai askseptor atau
penerima electron) untuk membentuk NADH dan menghasilkan
suksinil Ko-A (4 atom C);
 Terjadi fosforilasi Tingkat substrat pada pembenetukan GTP
(guanosin trifosfat) dan terbentuk suksinat (4 atom C);
 Pembentukan fumarate (4 atom C) melalui pelepasan FADH2;
 Fumarat terhidrolisis (mengikat 1 molekul H2O) sehingga
membentuk malat (4 atom C);
 Pembentukan oksaloasetat (a atom C) melalui pelepasan NADH.

Siklus Krebs tersbut hanya untuk satu molekul piruvat saja.


Sementara itu, hasil glikolisis menghasilkan 2 molekul piruvat (untuk
1 molekul glukosa). Oleh karena itu, hasil akhir total dari siklus Krebs
tersebut adalah 2 kalinya. Dengan demikian, diperoleh hasil sebanyak
6 NADH, 2FADH2, ATP. Jumlah ini untuk katabolisme setiap 1
molekul glukosa.

d. Transpor Elektron
Sistem transport electron terjadi di membrane dalam mitokondria. Pada
tahap ini, electron-elektron yang dibawa oleh produk glikolisis dan siklus krebs
(NADH dan FADH2) dipindahkan melewati beberapa molekul yang sebagian
besar berupa protein. Transportasi electron menghasilkan 90% ATP dari
keseluruhan ATP hasil respirasi aerobik sel. Pembentukan ATP pada tahap ini
terjadi melalui transfer electron dengan penerima electron terakhir yaitu oksigen,
sehingga disebut fosforilasi oksidatif
Pada system transpor electron, NADH dan FADH2 masing-masing
menghasilkan rata-rata 3 ATP dan 2 ATP. Sebanyak 2 NADH hasil glikolisis dan 2
NADH hasil dekarboksilasi oksidatif masing-masing menghasilkan 6 ATP.
Sementara itu, 6 NADH dan 2 FADH2 hasil siklus Krebs masing-masing
menghasilkan 18 ATP dan 4 ATP. Jadi, system transpor electron menghasilkan 34
ATP.
2. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan reaksi pemecahan karbohidrat untuk mendapatkan energi
tanpa menggunakan oksigen. Sel jamur dan bakteri tertentu dapat melakukan respirasi
anaerob. Ketika kita berlari, sel-sel jaringan otot kita juga melakukan respirasi anaerob.
Proses penguraian pada respirasi anaerob disebut fermentasi. Fermentasi dibedakan
menjadi dua, yaitu fermentasi alkohol dan fermentasi asam laktat.
a. Fermentasi Alkohol
Pada fermentasi alcohol, piruvat hasil glikolisis akan mengalami dekarboksilasi
(melepas CO2) sehingga membentuk asetaldehid. Glikolisis memerlukan NAD untuk
diubah menjadi NADH. Pada fermentasi alkohol ini, NADH yang dihasilkan tersebut
digunakan untuk mereduksi asetaldehid menjadi etanol. Beberapa contoh fermentasi
alcohol, antara lain: pada pembuatan tape singkong atau tape ketan, bir dan minuman
anggur. Berikut adasalh reaksi dari fermentasi alkohol.
C6H12O6 -> 2C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi
b. Fermentasi Asam Laktat
Pada fermentasi asam laktat, piruvat tidak dikarboksilasi terlebih dahulu menjadi
asetaldehid melainkan langsung direduksi oleh NADH menjadi asam laktat. Dengan
demikia, piruvat merupakan senyawa organic sebagai penerima hydrogen terakhir
pada fermentasi asam laktat. Asam laktat tersebut mengalami ionisasi membentuk
laktat. Hasil akhir dari fermentasi adalah asam laktat atau asam susu. Kelelahan yang
terjadi pada manusia karena bergerak melebihi kemampuan, sehingga terbentuk asam
laktatt sebagai akhir dari fermentasi pada tubuh. Berikut adalah reaksinya.
C6H12O6 -> 2 C2H5COOH + Energi
Energi yang terbentuk dari glikolisis akan menghasilkan asam piruvat, selanjutnya
asam piruvat menjadi asam laktat:
8ATP – 2NADH2 = 8-2(3ATP) = 2ATP
2.4 Katabolisme Lemak
Katabolisme lemak adalah proses metabolism seluler yang berfokus pada peemcahan
molekul-molekul lemak menjadi asam lemak dan gliserol yang lebih sederhana. Proses
katabolisme lemak tejadi dalam dua tahap utama:
1. Lipolisis
Lipolisis adalah tahap awal katabolisme lemak, Dimana molekul-molekul lemak,
seperti trigliserida, dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Proses ini terjadi
terutama dalam jaringan adiposa atau sel-sel lemak.
2. Oksidasi Asam Lemak
Selanjutnya, asam lemak yang dihasilkan dari lipolysis akan masuk ke dalam
mitokondria sel untuk mengalami oksidasi. Oksidasi asam lemak menghasilkan
energi dalam bentuk ATP melalui proses beta-oksidasi. Energi ini kemudian
digunakan oleh sel untuk berbagai fungsi biologis.
Hasil akhir dari katabolisme lemak adalah produksi energi yang digunakan oleh
sel dan tubuh. Katabolisme lemak adalah mekanisme penting untuk mendukung
kebutuhan energi saat tubuh kekurangan pasokan glukosa, seperti pada saat puasa
atau aktivitas fisik yang intens.
Selain itu, katabolisme lemak juga berperan dalam penyimpnan energi bentuk
lemak sebagai cadangan enerrgi jangka Panjang dalam tubuh.

2.5 Katabolisme Protein


Katabolisme protein adalah proses metabolism seluler yang berfokus pada
peemcahan molekul-molekul protein menjadi asam amino yang lebih sederhana.
Katabolisme protein dimulai dengan pemecahan protein dibantu oleh enzim.
Proses ini disebut hidrolisis, di mana enzim-enzim khusus membantu memecah
ikatan-ikatan antara asam amino dalam protein. Hasil dari hidrolisis ini adalah
peptide-peptida yang lebih pendek dan akhirnya asam amino Tunggal.
Tahap awal metabolism asam amino melibatkan pelepasan gugus amino,
kemudian baru perubahan kerangka karbon pada molekul asam amino. Dua proses
utama pelepasan gugus amino, yaitu:
1. Transaminasi, yaitu proses katabolisme asam amino yang melibatkan gugus
amino dari satu asam amino kepada asam amino lain
2. Deaminasi oksidatif yang menggunakan enzim dehydrogenase sebagai katalis
Katabolisme protein menghasilkan beberapa hal:
1. Asam Amino
Proses katabolisme protein menghasilkan asam amino Tunggal sebagai
produk akhir. Asam amino ini akan digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk
sintesis protein baru atau untuk menghasilkan energi melalui proses metabolism
lainnya.
2. Energi
Sebagian besar asam amino yang dihasilkan dari katabolisme protein akan
masuk ke jalur metabolism, seperti glikolisis dan siklus asam sitrat, untuk
menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Energi ini sangat penting untuk
mendukung berbagai proses biologis dalam sel dan tubuh.
3. Urea
Selama katabolisme protein, juga dihasilkan produk sampingan berupa
urea. Urea ini berperan dalam mengeluarkan sisa nitrogen dari tubuh. Nitrogen
merupakan bagian dari struktur asam amino, dan pengeluaran urea membantu
menjaga keseimbangan nitrogen dalam tubuh.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Katabolisme adalah penguraian ikatan kimia kompleks (senyawa organik)
menjadi ikatan kimia sederhana (senyawa anorganik).
2. Katabolisme berfungsi untuk menyediakan bahan baku untuk sintesis molekul
lain dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan
aktivitas sel, serta membantu proses pencernaan makanan dan penyerapan
nutrisi dengan mengubah senyawa-senyawa makanan menjadi energi yang
dapat berguna bagi makhluk hidup.
3. Katabolisme karbohidrat, khususnya glukosa terdiri atas tahap glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, siklus Krebs, dan transpor electron pada kondisi
aerob. Sedangkan pada kondisi anaerob, katabolisme glukosa berupa
fermentasi,
4. Katabolisme lemak dimulai dengan pemecahan lemak menjadi gliserol dan
asam lemak. Gliserol dirubah menjadi gliseral dehid 3-fosfat dan selanjutnya
mengikuti jalur glikolisis sehingga terbentuk piruvat. Sedangkan asam lemak
dapat dipecah menjadi molekul-molekul dengan 2 atom C. Molekul dengan 2
atom C ini kemmudian diubah menjadi asetil koenzim A.
5. Katabolisme protein diawali dengan tarnsaminasi dan deaminasi oksidatif.
Setelah gugus amino dari asam amino dilepas, beberapa asam amino diubah
menjadi sam piruvat dan ada juga diubah menjadi asel koenzim A. Gugus
amino yang dilepas dari asam amino dibawa ke hati untuk diubah menjadi
amoniak (NH3) dan dibuang lewat urine.

Anda mungkin juga menyukai