Anda di halaman 1dari 42

METABOLISME KARBOHIDRAT

DISUSUN OLEH :

AZIZAH NURSEHA (14040004)

DINNI FAJRIANINGSIH (140400

EVA MURNIYATI (14040016)

ISNA SUMIATI (14040023)

KURNIA NOVIYANTI (14040029)

MIA MUNAIYAH (14040035)

OKTIA NUR FALUPY (14040041)

SITI ROHMAH (14040047)

YUNIAR DIAN SANUSI (140400

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH TANGERANG

Jl. Raya Pemda Tigaraksa, Matagara

Km 4 No. 13 Kab. Tangerang

2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb

Segala puji bagi Allah SWT yang Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana
yang telah memberi petunjuk agama yang lurus kepada hamba-Nya. Sholawat
serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang membimbing
umat-Nya dengan suri tauladan-Nya yang baik.
Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Diana Sel Aziz
Setiawan S.Farm.,M.Sc.,Apt selaku dosen mata kuliah
Immunologi dan Serologi atas bimbingannya.
Sistematika makalah ini dimulai dari pengantar yang merupakan apersepsi
atas materi yang telah dan akan dibahas dalam bab tersebut. Selanjutnya, pembaca
akan masuk pada inti pembahasan dan di akhiri dengan kesimpulan makalah ini.
Diharapkan pembaca dapat mengkaji berbagai permasalahan tentang
Metabolisme Karbohidrat. Akhirnya, kami penulis mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu proses pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih belum sempurna untuk menjadi
lebih sempurna lagi kami membutuhkan kritik dan saran dari pihak lain untuk
membagikannya kepada kami demi memperbaiki kekurangan pada makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi anda semua. Terima kasih

Wassalamualaikum Wr.Wb

Tangerang, 20 April 2016

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang
terjadi di dalam sel makhluk hidup, mulai dari makhluk bersel
satu yang sangat sederhana (bakteri, protozoa) sampai
makhluk bersel banyak seperti manusia. Metabolisme di
dalam tubuh terdiri dari dua proses yaitu anabolisme dan
katabolisme. Anabolisme (proses penyusunan/sintesis)
merupakan proses penyusunan senyawa anorganik (senyawa
sederhana) menjadi senyawa organik (komplek) yang
membutuhkan energi biasanya berupa energi ATP, misalnya
proses fotosintesis dan kemosintesis. Sedangkan katabolisme
(penguraian/pembongkaran) merupakan proses penguraian
senyawa organik (komplek) menjadi senyawa anorganik
(sederhana) yang menghasilkan energi berupa ATP, misalnya
pada proses respirasi dan fermentasi.
Karbohidrat adalah komponen dalam makanan yang
merupakan sumber energi yang utama bagi organisme hidup.
Dalam makanan kita, Karbohidrat terdapat sebagai
polisaakarida yang dibuat dalam tumbuhan dengan cara
fotosintesis. Tumbuhan merupakan gudang yang menyimpan
karbohidrat dalam bentuk amilum dan selulosa. Amilum
digunakan oleh hewan dan manusia apabila ada kebutuhan
untuk memproduksi energi. Disamping dalam tumbuhan,
dalam tubuh hewan dan manusia juga terdapat karbohidrat
yang merupakan sumber energi, yaitu Glikogen.
Dalam sel-sel tubuh, karbohidrat mengalami berbagai
proses kimia. Proses inilah yang mempunyai peranan penting
dalam tubuh kita. Reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam sel
ini tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling
mempengaruhi. Sebagai contoh apabila banyak glukosa yang
teroksidasi untuk memproduksi energi, maka glikogen dalam
hati akan mengalami proses hidrolisis untuk membentuk
glukosa. Sebaiknya apabila suaatu reaksi tertentu
menghasilkan produk yang berlebihan, maka ada reaksi lain
yang dapat menghambat produksi tersebut. Dalam hubungan
antar reaksi-reaksi ini enzim-enzim mempunyai peranan
sebagai pengatur atau pengendali. Proses kimia yang terjadi
dalam sel ini disebut metabolisme. Jadi metabolisme
karbohidrat mencakup reaaksi-reaksi monosakarida, terutama
glukosa.
Glikolisis adalah proses pengubahan glukosa menjadi
asam piruvat,dan berlangsung di sitosol, jalur ini merupakn
jalur katabolisme karbohidrat yang universal tidak hanya
berlangsung di dalam tubuh manusia dan hewan-hewan
tingkat tinggi, tetapi juga pada tumbuhan dan hampir semua
mikroorganisme.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan katabolisme?
2. Apa yang dimaksud dengan anabolisme?
3. Apa yang dimaksud dengan gikolisis?
4. Bagaimana proses terjadinya glikolisis?
5. Apa saja yang menjadi tinjauan energi pada proses
glikolisis?

C. Tujuan
1. Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang katabolisme.
2. Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang anabolisme.
3. Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang glikolisis.
4. Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang proses
terjadinya glikolisis.
5. Untuk menambah ilmu pengetahuan tentang tinjauan
energi pada proses glikolisis.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Metabolisme karbohidrat


Metabolisme adalah keseluruhan proses kimiawi dalam
tubuh organisme yang melibatkan energi dan enzim, diawali
dengan substrat awal dan diakhiri produk akhir. Metabolisme
dapat digolongkan menjadi dua, yakni proses penyusunan
yang disebut anabolisme dan proses pembongkaran yang
disebut katabolisme.
Karbohidrat merupakan komponen pangan yang
menjadi sumber energi utama dan sumber serat makanan.
Komponen ini disusun oleh 3 unsur utama, yaitu karbon (C),
hidrogen (H) dan oksigen (O). Jenis-jenis karbohidrat sangat
beragam dan mereka dibedakan satu dengan yang lain
berdasarkan susunan atom-atomnya, panjang/pendeknya
rantai serta jenis ikatan akan membedakan karbohidrat yang
satu dengan lain. Dari kompleksitas strukturnya dikenal
kelompok karbohidrat sederhana (seperti monosakarida dan
disakarida) dan karbohidrat dengan struktur yang kompleks
atau polisakarida (seperti pati, glikogen, selulosa dan
hemiselulosa). Di samping itu, terdapat oligosakarida
(stakiosa, rafinosa, fruktooligosakarida, galaktooligosakarida)
dan dekstrin yang memiliki rantai monosakarida yang lebih
pendek dari polisakarida.
Metabolisme karbohidrat merupakan sintesis
(anabolisme) dan penguraian (katabolisme) molekul organik
kompleks. Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-
tahapan yang melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai
jalur metabolisme. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak
dapat bertahan hidup.

B. Pengertian Katabolisme
Menurut Lehninger (2005: 10), katabolisme merupakan
fase metabolisme yang bersifat menguraikan, yang
menyebabkan molekul organik nutrien seperti karbohidrat,
lipid, dan protein yang datang dari lingkungan atau dari
cadangan makanan sel itu sendiri terurai di dalam reaksi-
reaksi bertahap menjadi produk akhir yang lebih kecil dan
sederhana, seperti asam laktat, CO2, dan amonia.
Katabolisme diikuti oleh pelepasan energi bebas yang
telah tersimpan di dalam struktur kompleks molekul organik
yang lebih besar tersebut.Pada tahap-tahap tertentu di dalam
lintas katabolik, banyak dari energi bebas ini yang disimpan
melalui reaksi-reaksi enzimatik yang saling berkaitan, di
dalam bentuk molekul pembawa energi adenosine trifosfat
(ATP).Sejumlah energi mungkin tersimpan di dalam atom
hidrogen berenergi tinggi yang dibawa oleh koenzim
nikotinamida adenine dinukleotida fosfat dalam bentuk
tereduksinya, yaitu NAHPD. Katabolisme disebut pula
desimilasi (Pratiwi, 2006: 15).

C. Katabolisme Karbohidrat
Walaupun karbohidrat, lemak, dan protein semuanya
dapat diproses dan dikonsumsi sebagai bahan bakar, kita
terbiasa untuk mempelajari langkah-langkah respirasi seluler
dengan menelusuri perombakan gula glukosa (C6H12O6).
Pembakaran glukosa memerlukan oksigen. Tetapi beberapa
sel harus hidup dimana tidak ada atau tidak selalu terdapat
oksigen. Sebagai contoh, sel-sel ragi di dalam botol yang
tertutup tidak mendapat oksigen. Akan tetapi, semua sel
mempunyai peralatan enzimatik untuk mengkatabolis
glukosa tanpa bantuan oksigen. Perombakan anarobik (tanpa
oksigen) disebut fermentasi. Sedangkan perombakan secara
aerobik (menggunakan oksigen) disebut respirasi sel.
Respirasi sel dibagi menjadi dua , yaitu repirasi aerob dan
anaerob. Saya akan membahas repirasi aerob karena
katabolisme karbohiodrat termasuk dalam respirasi aerob.
Berikut tahap tahap respirasi aerob :
Respirasi aerob adalah reaksi katabolisme yang
membutuhkan suasana aerob sehingga dibutuhkan oksigen,
dan reaksi ini menghasilkan energi dalam jumlah besar.
Respirasi Aerob juga diartikan sebagai proses pembebasan
energi yang terkandung dalam makanan menjadi energi ATP
yang dibutuhkan oleh tubuh kita untuk melaksanakan
kinerjanya.
1. Tahap Respirasi Aerob Glikolisis berlangsung pada
Sitosol
Tahap pertama respirasi aerob adalah glikolisis dengan
pemecahan molekul glukosa (6C) membentuk senyawa
berupa Phosfogliseraldehid (PGAL), yaitu senyawa beratom
C-6 yang mendapat tambahan fosfat yang memerlukan
energy dari 2 molekul ATP.
Selanjutnya respirasi aerob dimana molekul PGAL
kemudian akan membelah membentuk 2 senyawa 3 rantai
karbon dan 1 fosfat yang disebut 3GP atau 3-
Phospoglycerade. Kemudian masing-masing 3GP akan
berubah menjadi asam piruvat dengan melepaskan energi
sebanyak 1 molekul ATP dan pelepasan 1 atom hidrogen
yang berpotensi energi tinggi, dimana selanjutnya hidrogen
yang dilepaskan ini akan ditangkap oleh kofaktor berupa
NAD+ dan membentuk senyawa 2NADH. Hasil dari tahap
glikolisis adalah 2 molekul asam piruvat, 2 molekul ATP,
dan 2 molekul NADH. Selanjutnya senyawa asam piruvat
memasuki membran mitokondria untuk tahap berikutnya.

2. Tahap Respirasi Aerob Dekarboksilasi Oksidatif


Sebelum masuk ke tahap respirasi aerob selanjutnya
dalam mitokondria, asam piruvat terlebih dahulu akan
diubah menjadi senyawa Asetil Co-A dan berlangsung
dalam membran mitokondria. Senyawa asam piruvat yang
mengandung 3 atom karbon, dioksidasi dengan bantuan
enzim piruvat dehidrogenase untuk melepas 1 atom
karbonnya dan mengubahnya menjadi CO2. Bersamaan
dengan terbentuknya CO2, NAD+ akan direduksi dan
membentuk NADH. Selanjutnya proses Respirasi Aerob ini
dengan terbentuknya senyawa dengan 2 atom karbon yang
disebut asetil group, yang kemudian akan ditambahkan
dengan koenzim A membentuk Asetil Koenzim-A.
3. Tahap Respirasi Aerob Siklus Krebs berlangsung
dalam matriks mitokondria
Respirasi aerob siklus krebs diawali dengan masuknya
Asetil CoA (beratom C2) yang bereaksi dengan asam
oksaloasetat (beratom C4) menghasilkan Asam Sitrat
(beratom C6). Secara bertahap Asam sitrat melepaskan
satu per satu atom C nya hingga akhirnya kembali menjadi
asam oksaloasetat (beratom C4), peristiwa ini diikuti
dengan respirasi aerob oleh reaksi reduksi (pelepasan
elektron & ion hidrogen) oleh NAD+ dan FAD+
menghasilkan 2 molekul NADH, 2 molekul FADH2, dan 2
molekul ATP. Dari seluruh rangkaian peristiwa respirasi
aerob siklus krebs dihasilkan : 4 molekul CO2, 6 molekul
NADH , 2 molekul FADH2, dan 2 molekul ATP.

4. Tahap Respirasi Aerob Transport Elektron


Sebanyak 10 molekul NADH2 dan 2 molekul FADH2
dihasilkan selama tahap glikosis dan siklus kreb.
Seluruhnya akan memasuki reaksi redoks pada sistem
transport elektron. Mula-mula molekul NADH memasuki
reaksi dan dihidrolisis oleh enzim dehidrogenase kembali
menjadi ion NAD+ diikuti pelepasan 3 ATP, kemudian diikuti
molekul FADH2 yang dihidrolisis oleh enzim flavoprotein
kembali menjadi ion FAD+ dan menghasilkan 2 molekul
ATP, keduanya juga melepaskan ion Hidrogen diikuti
elektron, elektron ini akan ditangkap oleh Fe sebagai
akseptor elektron.Hasil akhir dari respirasi aerob sistem
transpor elektron ini adalah 34 molekul ATP.

D. Anabolisme Karbohidrat
Seperti yang telah Anda pelajari sebelumnya,
anabolisme adalah proses pembentukan atau penyusunan
senyawa organik sederhana menjadi senyawa organik
kompleks. Senyawa kompleks tersebut dapat berupa
karbohidrat, lemak, dan protein. Senyawa kompleks tersebut
merupakan zat makanan yang diperlukan makhluk hidup.
Anabolisme dapat terjadi melalui fotosintesis dan
kemosintesis.
1. Fotosintesis
Fotosintesis adalah proses pembentukan karbohidrat
dari karbon dioksida (CO2 ) dan air (H2 O) pada kloroplas
dengan bantuan cahaya matahari. Fotosintesis dapat
dilakukan oleh tumbuhan, alga, dan bakteri yang memiliki
kloroplas. Hasil dari fotosintesis adalah molekul glukosa
yang disimpan dalam bentuk pati, amilum, atau tepung.
Secara garis besar, reaksi fotosintesis dapat dituliskan
sebagai berikut:

Pada beberapa aspek, proses fotosintesis dapat


dikatakan sebagai kebalikan proses respirasi seluler.
Fotosintesis membentuk glukosa dan menggunakan
energi matahari, sedangkan respirasi memecah glukosa
untuk menghasilkan energi.

ilustrasi hubungan fotosintesis dan respirasi sel.


Fotosintesis terjadi dikloroplast dan menghasilkan
karbohidrat. Adapun respirasi sel terjadi dimitokondria
untuk menghasilkan energi.

a. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk
energi. Mata manusia dapat melihat cahaya tampak
dengan panjang gelombang 400 nm (ungu) hingga
730 nm (merah). Cahaya matahari sebenarnya
merupakan campuran panjang gelombang yang
berbeda dan cahaya tampak hanyalah sebagian kecil
gelombang yang dipancarkan matahari. Cahaya
tampak terdiri atas warna pelangi dari ungu hingga
merah.

Berbagai gelombang cahaya dari matahari.


Hanya cahaya tampak yang dapat dilihat
mata manusia.

Permukaan benda akan tampak hitam jika


menyerap semua panjanggelombang cahaya tampak.
Adapun benda yang tampak putih memantulkan
semua panjang gelombang cahaya tampak. Benda
yang berwarna menyerap sebagian warna dan
memantulkan warna yang terlihat mata. Jika benda
berwarna merah, ia memantulkan cahaya merah dan
menyerap cahaya lainnya. Bagaimana dengan daun
yang berwarna hijau?

b. Pigmen Fotosintesis
Pada sel eukariot, proses fotosintesis terjadi
dalam organel yang disebut kloroplas. Organel ini
memiliki dua lapis membran luar. Di dalam kloroplas
terdapat tumpukan membran yang disebut tilakoid.
Tilakoid merupakan membran yang mirip kantung dan
pada beberapa bagian tersusun bertumpuk
membentuk grana. Bagian matriks dari kloroplas
disebut stroma (Gambar 2.18).

Letak kloroplas pada tumbuhan dan strukturnya

Membran tilakoid memiliki protein penting dan


berperan sebagai pembawa elektron. Akan tetapi,
fungsi penting dari membran ini dalam fotosintesis
adalah kandungan pigmen yang terdapat di dalamnya,
yakni pigmen klorofil.

Klorofil adalah pigmen yang menyerap cahaya


dengan efisiensi tinggi. Seperti pigmen lainnya, klorofil
hanya dapat menyerap sebagian cahaya tampak.
Klorofil dapat menyerap cahaya merah dan biru
sangat baik, sedangkan cahaya hijau sangat sedikit
diserap. Oleh karena itulah, tumbuhan yang
mengandung klorofil terlihat berwarna hijau oleh mata
kita karena cahaya hijau lebih banyak dipantulkan.

Tumbuhan juga memiliki pigmen lain, terutama


karotenoid. Pigmen karotenoid termasuk karoten dan
xantofil. Pigmen warna kuning, jingga, merah, dan
ungu ini menyebabkan bakteri, tomat dan daun
memiliki warna beraneka ragam.

Terdapat beberapa jenis klorofil, yaitu klorofil a,


b, c, dan d. Klorofil a merupakan jenis klorofil yang
paling penting dalam fotosintesis. Klorofil ini terdapat
pada semua makhluk hidup yang dapat
berfotosintesis. Klorofil a dapat menyerap cahaya
maksimal dengan panjang gelombang 430 nm dan
662 nm. Klorofil b juga berperan dalam fotosintesis.
Klorofil b menyerap cahaya maksimal dengan panjang
gelombang 453 dan 642 nm. Perhatikan gambar
berikut.
Penyerapan cahaya oleh klorofil a dan b

c. Mekanisme Fotosintesis
Pada awal abad ke-20, para ilmuwan menyadari
bahwa fotosintesis dapat dibedakan menjadi dua
proses reaksi yang memerlukan cahaya dan reaksi
yang tidak memerlukan cahaya. Reaksi yang
memerlukan cahaya disebut juga reaksi terang. Reaksi
ini secara langsung berhubungan dengan pigmen dan
tilakoid di kloroplas. Adapun reaksi yang tidak
memerlukan cahaya disebut juga reaksi gelap, terjadi
di stroma dan matriks klorofil.
Reaksi terang dan reaksi gelap pada kloroplas

1) Reaksi Terang
Proses dari reaksi terang adalah pusat
fotosintesis. Pusat reaksi tersusun atas molekul
klorofil yang dikelilingi oleh molekul lain yang
mampu menerima elektron. Pusat reaksi terang
disebut fotosistem yang terdiri atas kompleks
protein, klorofil, dan pigmen lain yang menyerap
cahaya. Fotosistem ini terdapat di membran
tilakoid.
Pada tumbuhan dan alga terdapat dua pusat
reaksi yang bekerja secara teratur. Pusat reaksi ini
ditemukan karena memiliki penyerapan panjang
gelombang cahaya yang berbeda. Fotosistem I
memiliki penyerapan cahaya maksimum 700 nm,
karena pada fotosistem I terdapat pigmen yang
dapat menyerap panjang gelombang maksimum
700 nm (p700). Fotosistem II memiliki penyerapan
cahaya maksimum 680 nm dengan pigmen yang
dapat menyerap panjang gelombang maksimum
680 nm (p680). Meskipun fotosistem I ditemukan
lebih dahulu, reaksi transfer elektron berawal dari
fotosistem II. Elektron bergerak dari fotosistem II
ke fotosistem I.
Ketika cahaya matahari (foton) mengenai
fososistem II, akan menyebabkan elektronnya
tereksitasi (keluar). Elektron ini akan digantikan
oleh elektron hasil hidrolisis dari molekul air.
Peristiwa pemecahan molekul air pada fotosintesis
ini disebut fotolisis

Dapat Anda lihat bahwa fotolisis menyediakan


elektron (e). Selain itu juga, proses ini
menghasilkan oksigen (O2 ) dan pasangan proton
bebas (H+) di dalam tilakoid. Pada reaksi inilah
sumber oksigen di bumi dihasilkan.

Bagaimanakah proses fotosintesis selanjutnya?


Elektron yang dihasilkan akan memasuki sistem
transfer elektron. Reaksi transfer elektron ini
dapat dibedakan menjadi reaksi nonsiklik dan
reaksi siklik

a) Reaksi nonsiklik
Elektron yang tereksitasi dari fotosistem II
bergerak melalui rangkaian akseptor elektron,
seperti plastoquinon, sitokrom f, dan
plastosianin. Pada proses tersebut dilepaskan
energi yang ditangkap oleh ADP menjadi ATP.

Selanjutnya elektron mencapai fotosistem I.


Seperti fotosistem II, fotosistem I merupakan
molekul kompleks yang dapat melepaskan
elektron yang dipicu oleh cahaya matahari.
Elektron yang terlepas dari fotosistem I segera
digantikan oleh elektron dari fotosistem II.

Elektron berenergi tinggi yang dilepaskan


fotosistem I akan bergerak melalui rangkaian
akseptor elektron baru. Pada akhirnya, elektron
tersebut digunakan untuk mereduksi NADP
(Nicotinamide Adenine Dinucleotide Phosphate)
menjadi NADPH.

Reaksi nonsiklik yang terjadi pada membran


tilakoid

Pada reaksi ini, elektron yang dilepas


fotosistem I tidak kembali lagi ke fotosistem I.
Pembentukan ATP dari reaksi nonsiklik ini
disebut juga fotofosforilasi nonsiklik.

b) Reaksi siklik
Pada beberapa kasus, terjadi pola
pergerakan elektron yang berbeda. Pola ini
disebut reaksi siklik, karena elektron yang
dilepaskan fotosistem I selalu kembali pada
fotosistem I. Ketika elektron melalui beberapa
akseptor elektron, energi yang dilepaskan
digunakan untuk membentuk ADP menjadi ATP

Reaksi siklik

Pembentukan ATP melalui reaksi siklik


disebut juga fotofosforilasi siklik. Reaksi ini
dilakukan jika ATP yang dibuat kurang dan
banyak terjadi pada bakteri fotoautototrof.

2) Reaksi Gelap
Reaksi gelap merupakan langkah selanjutnya
setelah reaksi terang. Reaksi ini terjadi di stroma
kloroplas. Reaksi terang telah menyediakan energi
kimia pada stroma kloroplas dalam bentuk ATP
dan NADPH. Energi ini akan digunakan untuk
menghasilkan glukosa, yaitu hasil akhir reaksi
fotosintesis.
Reaksi gelap memerlukan ATP, NADPH, CO2 ,
rangkaian enzim, serta kofaktor yang dapat
ditemukan pada stroma kloroplas. Reaksi ini
dijelaskan pertama kali oleh Melvin Calvin dan
Andrew Benson. Oleh karena itu, reaksi ini disebut
juga siklus Calvin-Benson. Perhatikan gambar
berikut.
Siklus Calvin-Benson

a) Fase fiksasi
Berdasarkan gambar tersebut, langkah
pertama siklus Calvin-Benson adalah fiksasi CO2
dari udara oleh ribulosa bifosfat (RuBP) dengan
bantuan enzim rubisko. Fiksasi ini membentuk
senyawa beratom C6. Hasil yang tidak stabil
tersebut dipecah menjadi 2 senyawa C3 (3-
fosfogliserat). Oleh karena itu, setiap 3 molekul
CO2 yang masuk akan menghasilkan enam
molekul 3-fosfogliserat.
b) Fase reduksi
Pada fase reduksi, NADPH mereduksi 3-
fosfogliserat menjadi 3-fosfogliseraldehid (G3P)
dengan bantuan ATP. Untuk membuat 1 molekul
G3P, siklus tersebut memerlukan atom karbon
dari tiga molekul CO2 . Sebenarnya siklus ini
mengambil satu karbon setiap satu siklusnya.
Namun pada awal reaksi, digunakan 3 molekul
CO2 sehingga satu siklus reaksi ini
menghasilkan 1 molekul G3P utuh.
c) Pelepasan satu molekul G3P
Lima molekul G3P dari langkah kedua tetap
berada dalam siklus. Satu molekul G3P yang
dilepaskan dari siklus merupakan hasil bersih
fotosintesis. Sel tumbuhan menggunakan dua
molekul G3P untuk membentuk satu molekul
glukosa.
d) Fase regenerasi RuBP
Rangkaian reaksi kimia menggunakan energi
ATP untuk menyusun kembali atom pada lima
molekul G3P (total 15 atom C). Hal tersebut
untuk membentuk tiga molekul RuBP yang akan
digunakan kembali dalam siklus Calvin-Benson.
Berapa banyak molekul CO2 yang harus
digunakan untuk membentuk satu molekul
glukosa dalam siklus Calvin- Benson.

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis


Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
fotosintesis pada tumbuhan. Faktor tersebut dapat
dikelompokkan menjadi faktor genetis dan faktor
lingkungan. Faktor genetis menentukan sifat dasar
fotosintesis suatu tumbuhan. Faktor genetis mengatur
lebar daun, jumlah daun, serta konsentrasi klorofil suatu
tumbuhan. Faktor lingkungan mempengaruhi fotosintesis
suatu tumbuhan sehingga daun tumbuhan dari spesies
yang sama dapat memiliki laju fotosintesis yang
berbeda. Faktor lingkungan dapat mempengaruhi
fotosintesis tumbuhan, di antaranya sebagai berikut.
1) Faktor cahaya, sangat mempengarui fotosintesis. Jika
tidak terdapat cahaya, fotosintesis tidak terjadi.
Ketika cahaya mulai tampak dan intensitasnya
semakin naik, fotosintesis pun mulai terjadi dan
lajunya naik seiring intensitas cahaya. Laju intensitas
maksimum umumnya terjadi mendekati tengah hari.
Ketika cahaya matahari bersinar sangat terang.
2) Faktor suhu, mempengaruhi fotosintesis dengan
adanya rentang suhu optimal bagi fotosintesis. Suhu
optimal tersebut berkisar antara 2830C. Fotosintesis
umumnya tidak dapat berlangsung pada suhu di
bawah 5C dan di atas 50C. Mengapa?
3) Konsentrasi CO2 , pada tingkat di bawah 0,15 % dapat
meningkatkan laju fotosintesis. Akan tetapi, jika
konsentrasi CO2 0,15% atau lebih, stomata akan
menutup dan fotosintesis terhenti. Bahkan pada
beberapa tumbuhan, konsentrasi CO2 di atas normal
(0,04%) tidak lagi meningkatkan laju fotosintesis.
4) Ketersediaan air berperan dalam fotosintesis.
Fotosintesis dapat terhenti jika tidak tersedia air yang
menyebabkan stomata menutup dan menghentikan
laju fotosintesis.
5) Ketersediaan nutrisi, berhubungan dengan
pembentukan klorofil serta kofaktor enzim-enzim
fotosintesis. Jika nutrisi tersebut tidak tersedia dapat
menghambat fotosintesis

2. Kemosintesis
Kemosintesis terjadi pada organisme autotrof,
tepatnya kemo-autotrof, yang mampu menghasilkan
senyawa organik yang dibutuhkan dari zat-zat anorganik
dengan bantuan energi kimia. Yang dimaksud dengan
energi kimia di sini adalah energi yang diperoleh dari
suatu reaksi kimia yang berasal dari reaksi oksidasi.
Kemampuan mengadakan kemosintesis ini, terdapat pada
mikroorganisme dan bakteri autotrof. Bakteri Sulfur yang
tidak berwarna memperoleh energi dari proses oksidasi
senyawa H2S. Jangan disamakan dengan bakteri sulfur
yang berwarna kelabu-keunguan yang mampu
mengadakan fotosintesis karena memiliki klorofil, dengan
reaksi sebagai berikut:

H2S +

Tidak semua tumbuhan dapat melakukan asimilasi C


menggunakan cahaya sebagai sumber energi. Beberapa
macam bakteri yang tidak mempunyai klorofil dapat
mengadakan asimilasi C dengan menggunakan energi
yang berasal dan reaksi-reaksi kimia, misalnya bakteri
sulfur, bakteri nitrat, bakteri nitrit, bakteri besi dan lain-
lain. Bakteri-bakteri tersebut memperoleh energi dari hasil
oksidasi senyawa-senyawa tertentu. Bakteri besi
memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe2+
(ferro) menjadi Fe3+ (ferri). Bakteri Nitrosomonas dan
Nitrosococcus memperoleh energi dengan cara
mengoksidasi NH3, tepatnya Amonium Karbonat menjadi
asam nitrit dengan reaksi:

Nitrosomonas

(NH4)2CO3 + 3 O2 > 2 HNO2 + CO2 + 3 H20


+ Energi

Nitrosococcus
Reaksi anabolisme menghasilkan senyawa-senyawa
yang sangat dibutuhkan oleh banyak organisme, baik
organisme produsen (tumbuhan) maupun organisme
konsumen (hewan, manusia). Beberapa contoh hasil
anabolisme adalah glikogen, lemak, dan protein berguna
sebagai bahan bakar cadangan untuk katabolisme, serta
molekul protein, protein-karbohidrat, dan protein lipid yang
merupakan komponen struktural yang esensial dari
organisme, baik ekstrasel maupun intrasel.

E. Pengertian Glikolisis
Glikolisis berasal kata Yunani, Glycos yang berarti gula
atau manis dan lisis yang berarti pelarutan atau degradasi.
Glikolisis adalah jalur metabolik yang merupakan urutan dari
10 reaksi yang dikatalisis enzim. Urutan reaksi ini mengubah
glukosa menjadi piruvat. Selama proses metabolisme ini
senyawa energi tinggi ATP (Adenosin trifosfat) dan NADH
(nicotinamide adenin dinukleotida). Proses ini merupakan
reaksi anaerobik, ada atau tidak adanya oksigen tidak
mengubah reaksi. Proses glikolisis terjadi di bagian
extramitochondrial sel. Hal ini sering disebut sebagai jalur
EMP, sebagai skema yang diberikan oleh Gustav Embden,
Otto Meyerhof, dan J. Parnas. Glukosa mengalami oksidasi
parsial untuk menghasilkan dua molekul asam piruvat.
Glikolisis adalah proses pengubahan glukosa menjadi
asam piruvat,dan berlangsung di sitosol, jalur ini merupakn
jalur katabolisme karbohidrat yang universal, tidak hanya
berlangsung di dalam tubuh manusia dan hewan-hewan
tingkat tinggi, tetapi juga pada tumbuhan dan hamper semu
mikroorganisme. (biokimia dasar, prof.Dr ernawati sinaga,
MS,Apt)
1. Tahap glikolisis
Urutan reaksi glikolisis dipisahkan menjadi dua fase fase
persiapan dan fase panen.
a. Tahap persiapan
Tahap persiapan adalah tahap di mana ada
konsumsi ATP dan juga dikenal sebagai fase investasi.
Fase panen adalah di mana ATP dihasilkan. Lima
langkah pertama dari reaksi glikolisis dikenal sebagai
fase persiapan atau investasi. Tahap ini mengkonsumsi
energi untuk mengubah molekul glukosa menjadi dua
molekul molekul gula tiga-karbon.
1) Langkah 1
Langkah satu dalam glikolisis adalah fosforilasi.
Langkah ini Glukosa terfosforilasi oleh enzim
heksokinase. Dalam proses ini, molekul ATP
dikonsumsi. Sebuah gugus fosfat dari ATP ditransfer
ke molekul glukosa untuk menghasilkan glukosa-6-
fosfat.
Glukosa (C6H12O6) + Heksokinase + ATP Glukosa-
6-fosfat (C6H11O6P1) + ADP

Langkah 1 glikolisis

2) Langkah 2
Tahap kedua dari glikolisis merupakan reaksi
isomerisasi. Dalam reaksi ini glukosa-6-fosfat diatur
ulang menjadi fruktosa-6-fosfat oleh isomerase
fosfat enzim glukosa. Ini adalah reaksi reversibel
dalam kondisi normal sel.
Glukosa-6-fosfat (C6H11O6P1) +
Phosphoglucoisomerase Fruktosa-6-fosfat
(C6H11O6P1)

Langkah 2 glikolisis

3) Langkah 3
Pada langkah ketiga glikolisis adalah reaksi
fosforilasi. Pada langkah ini enzim fosfofruktokinase
yang mentransfer gugus fosfat untuk membentuk
fruktosa 1,6-bifosfat. Molekul ATP lain yang
digunakan dalam langkah ini.
Fruktosa 6-fosfat (C6H11O6P1) + + ATP
fosfofruktokinase Fruktosa 1,6-bifosfat (C6H10O6P2)
+ ADP

Gambar?????. Langkah 3 glikolisis

4) Langkah 4
Langkah ini dalam glikolisis adalah langkah
destabilisasi, di mana aksi enzim aldolase memecah
fruktosa 1,6-bifosfat menjadi dua gula. Gula ini
isomer satu sama lain, mereka adalah
dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehida fosfat.
Fruktosa 1,6-bifosfat (C6H10O6P2) + aldolase
Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1) + gliseraldehida
fosfat (C3H5O3P1)
5) Langkah 5
Langkah 5 glikolisis merupakan reaksi
interkonversi. Di sini, enzim triose isomerase fosfat
interkonversi molekul fosfat dihidroksiaseton dan
gliseraldehida fosfat.
Dihidroksiaseton fosfat (C3H5O3P1)
gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1)

Langkah ini menandai akhir dari persiapan atau fase


investasi glikolisis. Jadi pada akhir di sini, molekul
glukosa 6-karbon dibagi menjadi dua molekul tiga
karbon dengan mengorbankan molekul ATP.

Langkah 4 dan 5 glikolisis

b. Tahap panen
Tahap kedua glikolisis dikenal sebagai fase panen
dari glikolisis. Fase ini ditandai dengan keuntungan dari
molekul yang kaya energi ATP dan NADH.

1) Langkah 6
Langkah glikolisis Ini merupakan langkah
dehidrogenasi. Enzim triose fosfat dehidrogenase,
dehydrogenates gliseraldehida 3-fosfat dan
menambahkan fosfat anorganik untuk membentuk
1,3- bifosfogliserat. Pertama, aksi enzim mentransfer
sebuah H (hidrogen) dari gliseraldehida fosfat ke +
NAD yang merupakan agen pengoksidasi untuk
membentuk NADH. Enzim juga menambahkan fosfat
anorganik dari sitosol ke gliseraldehida fosfat untuk
membentuk 1,3- bifosfogliserat. Reaksi ini terjadi
dengan kedua molekul yang dihasilkan pada langkah
sebelumnya.
2 gliseraldehida fosfat (C3H5O3P1) + triose fosfat
dehidrogenase + 2H- + 2P + 2NAD + dua 1,3-
+
bifosfogliserat (C3H4O4P2) + 2H + 2NADH

Langkah 6 glikolisis

2) Langkah 7
Langkah 7 glikolisis adalah langkah fosforilasi
tingkat substrat, di mana enzim
phosphoglycerokinase mentransfer gugus fosfat dari
1,3- bifosfogliserat. Fosfat ditransfer ke ADP untuk
membentuk ATP. Proses ini menghasilkan dua
molekul molekul 3-fosfogliserat dan dua molekul ATP.
Ada dua molekul ATP yang disintesis dalam langkah
glikolisis ini.
2 molekul 1,3 bifosfogliserat (C3H4O4P2) +
phosphoglycerokinase + 2 ADP 2 molekul 3-
fosfogliserat (C3H5O4P1) + 2 ATP

Langkah 7 glikolisis

3) Langkah 8
Langkah glikolisis Ini merupakan langkah
mutase, terjadi di hadapan enzim mutase
fosfogliserat. Enzim ini merelokasi fosfat dari posisi
karbon ketiga 3-fosfogliserat molekul ke posisi karbon
kedua, hasil dalam pembentukan ini 2-fosfogliserat.
2 molekul 3-fosfogliserat (C3H5O4P1) +
fosfogliseratmutase 2 molekul 2- fosfogliserat
(C3H5O4P1)

Langkah 8 glikolisis

4) Langkah 9
Langkah glikolisis Ini adalah reaksi liase, yang
terjadi dengan adanya enzim enolase. Dalam reaksi
ini enzim menghilangkan molekul air dari 2-
fosfogliserat untuk membentuk asam
fosfoenolpiruvat (PEP)
2 molekul 2-fosfogliserat (C3H5O4P1) + enolase 2
molekul asam fosfoenolpiruvat (PEP) (C3H3O3P1) +
H2O

Langkah 9 glikolisis

5) Langkah 10
Ini adalah tahap akhir dari glikolisis yang
merupakan langkah fosforilasi tingkat-substrat.
Dalam kehadiran kinase enzim piruvat, ada transfer
molekul fosfat bentuk molekul fosfoenolpiruvat
anorganik ke ADP untuk membentuk asam piruvat
dan ATP. Reaksi ini menghasilkan 2 molekul asam
piruvat dan dua molekul ATP.
2 molekul PEP (C3H3O3P1) + piruvat kinase + 2 ADP
2 molekul asam piruvat (C3H4O3) + 2 ATP
Reaksi ini menandai akhir dari glikolisis, dengan
ini menghasilkan dua molekul ATP per molekul
glukosa.

Langkah 10 glikolisis

Gambar jalur glikolisis


2. Enzim glikolitik
Enzim yang terlibat dalam glikolisis adalah sebagai berikut:
a. Heksokinase: Heksokinase adalah enzim fosforilasi, ia
bertindak pada gula 6-karbon seperti glalcatose.
fruktosa mannose, glukosa. Enzim ini membawa reaksi
pada langkah pertama glikolisis. Dalam aksi glukosa
enzim ini diubah menjadi glukosa-6-fosfat.

b. Phoshphoglucoisomerase: Ini adalah enzim isomerisasi


aldosa-ketose. Enzim phshpoglucoisomerase adalah
enzim mengkatalisis reaksi isomerisasi pada langkah
kedua glikolisis, di mana glukosa 6-fosfat diubah
menjadi fruktosa 6-fosfat.

c. Phsophofructokinase: Enzim phsophorylates ini F ^ P


menjadi fruktosa 1,6-bifosfat di langkah ketiga glikolisis.
Reaksi ini terjadi dengan mengorbankan molekul ATP.

d. Aldolase: Ini enzim mengkatalisis langkah keempat jalur


glikolisis. Enzim aldolase membagi fruktosa 1,6
bispohsphate menjadi perantara dua molekul karbon,
gliseraldehida 3-fosfat dan dihidroksiaseton fosfat.

e. Triose Phsophate Isomerase: Ini adalah enzim


isomerisasi. Enzim ini mengkatalisis langkah kelima
glikolisis dimana DHAP yang isomerised ke
gliseraldehida 3-fosfat.

f. gliseraldehida dehidrogenase 3-fosfat: Enzim ini


mengkatalisis langkah 6 glikolisis, di mana G3P yang
terfosforilasi dan teroksidasi menjadi 1,3 bifosfogliserat
dan NAD + direduksi menjadi NADH.
g. fosfogliserat kinase: enzim ini mengkatalisis reaksi
fosforilasi tingkat substrat. Dalam reaksi ini kinase
enzim fosfogliserat memfosforilasi ADP untuk
menghasilkan 3-fosfogliserat dan ATP.

h. fosfogliserat mutase: Enzim ini mengkatalisis langkah


kedelapan glikolisis. Ini adalah reaksi mutasi di mana
enzim mendukung pembentukan 3-fosfogliserat menjadi
2-fosfogliserat.

i. Enolase: Enzim ini membawa reaksi dehidrasi


sederhana. Molekul 2-fosfogliserat mengalami dehidrasi
untuk membentuk fosfoenolpiruvat.

j. Kinase piruvat: Enzim ini mengkatalisis langkah terakhir


dari glikolisis. Ini adalah reaksi fosforilasi tingkat
substrat di mana gugus fosfat dari fosfoenolpiruvat
ditransfer ke molekul ADP menghasilkan ATP kedua dari
glikolisis dan piruvat.

3. Regulasi Glikolisis
Regulasi Glikolisis dilakukan dengan memperlambat
atau mempercepat langkah-langkah dalam jalur glikolitik.
Regulasi tersebut dilakukan dengan enzim yang terlibat,
yang menghambat atau mengaktifkan enzim. Dalam
proses glikolisis ada lebih dari satu titik regulasi yang
menunjukkan perantara dalam antara titik-titik regulasi
masuk dan keluar jalur glikolisis. Ketiga enzim regulasi
heksokinase, fosfofruktokinase dan piruvat kinase. Tingkat
diatur dalam hati untuk memenuhi kebutuhan selular
utama. Ketika ada penurunan kadar gula darah, glikolisis
dihentikan untuk memungkinkan proses glukoneogenesis
sebaliknya. Pada sebagian besar organisme, reaksi
dikatalisis oleh heksokinase, fosfofruktokinase dan piruvat
kinase yang ireversibel.
Heksokinase mengkatalisis langkah 1 pada glikolisis.
Enzim Hekokinase dihambat oleh glukosa-6-fosfat. Produk
dari reaksi pertama menghambat reaksi pertama glikolisis.
Glukosa dan ATP tidak berkomitmen untuk glikolisis kecuali
terjadi kebutuhan akan glikolisis.
Fosfofruktokinase, enzim ini mengkatalisis reaksi 3
glikolisis. Ini adalah titik kontrol utama untuk proses
glikolisis. PFK dihambat oleh ATP dan sitrat dan diaktifkan
oleh AMP, ADP dan fruktosa 2,6-bifosfat. Gerakan karbon
adalah melalui dihambat di PFK, ini terjadi ketika sel
mengandung cukup toko ATP dan teroksidasi substrat.
Juga, PFK diaktifkan oleh kehadiran AMP dan ADP, karena
kehadiran mereka menunjukkan rendahnya tingkat ATP
dalam sel. Fruktosa 2,6-bifosfat adalah penggerak utama
PFK karena timbal balik menghambat fruktosa 1,6-bifosfat.
Fruktosa 1,6-bifosfat adalah enzim gluconeogenic, itu
mengkatalisis pembalikan langkah ini.

4. Fungsi Glikolisis
Fungsi glikolisis adalah untuk memecah glukosa:
a. Untuk membentuk NADH dan ATP sebagai sumber
energi untuk sel.
b. Sebagai bagian dari respirasi aerobik piruvat dibuat
tersedia untuk siklus asam sitrat.
c. Proses ini menghasilkan senyawa antara, yang dapat
digunakan pada berbagai langkah untuk tujuan seluler
lainnya

F. Tinjauan Energi Proses Glikolisis


Proses glikolisis dimulai dengan molekul glukosa dan
diakhiri dengan terbentuknya asam laktat. Serangkaian
reaksi-reaksi dalam proses glikolisis tersebut dinamakan juga
jalur Embden-Mayerhof. Untuk memperoleh gambaran
keseluruhan proses glikolisis perlu dipelajari bagan reaksi
glikolisis berikut ini. Reaksi-reaksi yang berlangsung pada
proses glikolisis dapat dibagi dalam 2 fase. Pada fase
pertama, glukosa diubah menjadi Triosafosfat dengan proses
fosforilasi. Fase kedua dimulai dari reaksi oksidasi Triosafosfat
hingga terbentuk asam laktat. Perbedaan antara kedua fase
ini terletak pada aspek energi yang berkaitan dengan reaksi-
reaksi dalam kedua fase tersebut.
Dalam proses glikolisis satu mol glukosa diubah menjadi
dua mol asam laktat. Fase pertama dalam proses glikolisis
melibatkan dua mol ATP yang diubah menjadi ADP. Jadi fase
pertama ini menggunakan energi yang tersimpan dalam
molekul ATP. Fase kedua mengubah dua molekul Triosa yang
terbentuk pada fase pertama menjadi dua mol asam laktat,
dan dapat menghasilkan 4 mol ATP. Jadi fase kedua ini
menghasilkan energi. Apabila ditinjau secara keseluruhan
proses glikolisis ini menggunakan dua mol ATP dan
menghasilkan empat mol ATP sehingga masih ada sisa dua
mol ATP yang ekuivalen dengan energi sebesar 14.000 kalori.
Energi tersebut tersimpan dan dapat digunakan oleh otot
dalam energi mekanik. Oleh karena energi yang dibebaskan
untuk reaksi glukosa menjadi asam laktat adalah 56.000
kalori, maka dapat dihitung bahwa efisiensi proses glikolisis
ialah 14.000 / 56.000 X 100 % =25%. Suatu tingkat efisien
yang cukup tinggi. Berikut ini diberikan skema umum secara
garis besar untuk memberikan gambaran yang lebih jelas
tentang produksi ATP pada proses glikolisis.
Gambar 10-1. Bagan reaksi glikolisis.
Dalam skema tersebut tampak pula bahwa dua mol
+ +
NAD digunakan tetapi pada reaksi akhir dua mol NAD
dihasilkan kembali, sehingga jumlah NAD+ dalam sel selalu
tetap. Pembentukan asam 1,3 difosfogliserat membutuhkan
NAD+ kembali. Dari reaksi-reaksi yang terjadi pada tahap-
tahap tersebut dimuka, maka reaksi glikolisis secara
keseluruhan ialah:

Glukosa + 2 Fosfat + 2 ADP 2 Laktat + 2 ATP + 2H2O

Proses glikolisis tidak hanya melibatkan glukosa saja,


tetapi juga monosakarida lain, misalnya Fruktosa , galaktosa,
dan maltose. Monosakaridatersebut diserap melalui dinding
khusus dibawa kehati.

Gambar 10-2. Reaksi monosakarida dalam hati. Huruf P berarti


fosfat.

Disini beberapa monosakarida dan juga glikogen


mengalami beberapa reaksi perubahan menjadi glukosa 6-
fosfat dan selanjutnya masuk kedalam proses glikolisis,
seperti halnya dengan glukosa. Enzim galaktokinase
merupakan katalis pada reaksi pembentukan galaktosa- 1
fosfat dari galaktosa. Kemudian galaktosa-1-fosfat dirubah
menjadi uridin difosfat galaktosa (UDP- Galaktosa) oleh enzim
UDP galaktosapirofosforilase yang terdapat dalam hati orang
dewasa. Selanjutnya UDP galatosa diubah menjadi UDP
glukosa oleh enzim UDP glukosa epimerase.

Akhirnya UDP glukosa bereaksi dengan pirofosfat dan


membentuk UTP dan glukosa-1-fosfat. Reaksi ini berlangsung
dengan adanya enzim UDP glukosapirofosforilase sebagai
katalis. Pada hati bayi atau anak-anak, terdapat enzim
fosfogalatosa uridil transforase. Enzim ini dapat mengubah
galatosa-1-fosfat menjadi glukosa 1 fosfat.

Disamping monosakarida, gliserol juga ikut serta dalam


prosese glikolisis. Gliserol sebagai hasil hidrolisis lemak dapat
diubah menjadi gliserol-3-fosfat oleh enzim gliserolkinase.

Gliserol -3-fosfat yang terbentuk kemudian diubah


menjadi hodroksiaseton fosfat oleh enzim
gliserilfosfatdehdrogenase.
Dihidroksiaseton fosfat terdapat dalam keadaan
seimbang dengan gliseraldehida-3-fosfat yang merupakan
salah satu hasil antara dalam proses glikolisis.

BAB III

KESIMPULAN

1. Metabolisme karbohidrat merupakan sintesis (anabolisme)


dan penguraian (katabolisme) molekul organik kompleks.
Metabolisme biasanya terdiri atas tahapan-tahapan yang
melibatkan enzim, yang dikenal pula sebagai jalur
metabolisme. Tanpa metabolisme, makhluk hidup tidak dapat
bertahan hidup.
2. Menurut Lehninger (2005: 10), katabolisme merupakan
fase metabolisme yang bersifat menguraikan, yang
menyebabkan molekul organik nutrien seperti karbohidrat,
lipid, dan protein yang datang dari lingkungan atau dari
cadangan makanan sel itu sendiri terurai di dalam reaksi-
reaksi bertahap menjadi produk akhir yang lebih kecil dan
sederhana, seperti asam laktat, CO2, dan amonia.
3. Katabolisme karbohidrat meliputi respirasi sel :
a. Respirasi Aerob
b. Respirasi Anaerob
4. Anabolisme adalah proses pembentukan atau penyusunan
senyawa organik sederhana menjadi senyawa organik
kompleks. Senyawa kompleks tersebut dapat berupa
karbohidrat, lemak, dan protein.
5. Anabolisme karbohidrat meliputi:
a. Fotosintesis
b. Kemosintesis
6. Glikolisis berasal kata Yunani, Glycos yang berarti gula atau
manis dan lisis yang berarti pelarutan atau degradasi.
Glikolisis adalah jalur metabolik yang merupakan urutan dari
10 reaksi yang dikatalisis enzim. Urutan reaksi ini mengubah
glukosa menjadi piruvat.
7. Pada sebuah proses glikolisis, proses yang diawali dari
suatu molekul glukosa dan diakhiri dengan terbentuknya
asam laktat. melalui beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap persiapan: Tahap persiapan adalah tahap di
mana ada konsumsi ATP dan juga dikenal sebagai
fase investasi.
b. Tahap panen: Tahap kedua glikolisis dikenal sebagai
fase panen dari glikolisis. Fase ini ditandai dengan
keuntungan dari molekul yang kaya energi ATP dan
NADH
8. Enzim yang terlibat dalam glikolisis, yaitu: heksokinase,
phoshphoglucoisomerase, phsophofructokinase, aldolase,
triose phsophate isomerase, gliseraldehida dehidrogenase
3-fosfa, fosfogliserat kinase, fosfogliserat mutase, enolase,
kinase piruvat.
9. Regulasi Glikolisis dilakukan dengan memperlambat atau
mempercepat langkah-langkah dalam jalur glikolitik. Regulasi
tersebut dilakukan dengan enzim yang terlibat sehingga dapat
menghambat atau mengaktifkan enzim.
10. Fungsi glikolisis adalah untuk memecah glukosa:
a. Untuk membentuk NADH dan ATP sebagai sumber
energi untuk sel.
b. Sebagai bagian dari respirasi aerobik piruvat dibuat
tersedia untuk siklus asam sitrat.
c. Proses ini menghasilkan senyawa antara, yang dapat
digunakan pada berbagai langkah untuk tujuan seluler
lainnya
11. Tinjauan energi proses glikolisis yaitu menggunakan 2 mol
ATP yang ekuivalen dengan energi sebesar 14.000 kalori.
Oleh karena itu, energi yang dibebaskan untuk reaksi glukosa
menjadi asam laktat adalah 56.000 kalori sehingga dapat
ditotalkan bahwa efisiensi proses glikolisis ialah sebesar 25%.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2012.http://biologi.budisma.net/pengertian-glikolisis-dan-
10-langkah-glikolisis.html

biokimia dasar,prof.Dr ernawati sinaga, MS,Apt

Arbianto, Purwo.1993.Biokimia Konsep-Konsep


Dasar.Bandung:ITB
Marks, Dawn B.dkk.2000.Biokimia Kedokteran Dasar.Jakarta:EGC
Murray, Robert K.dkk.2003.Biokimia Harper.Jakarta:EGC
Ngili, Yohanis.2009.Biokimia Metabolisme dan
Bioenergitika.Yogyakarta: Graha ilmu
Stryer, Lubert.2000.Biokimia.Jakarta:EGC
http://debbyaguztin.blogspot.co.id/2015/12/makalah-biokimia-
katabolisme.html

http://www.biologi-sel.com/2012/06/katabolisme-karbohidrat-
protein-lemak.htm.diakses tanggal 20 april 2016

Anda mungkin juga menyukai