TENTANG: KATABOLISME
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK R.A KARTINI
ANGGOTA:
CHALIZA SHABINA PULUNGAN
GITA RISMAYANI
INA ANHAR
JUNAIDA NASUTION
NADIA DWI AYU KUSUMA
SINDI WAHYUNI GINTING
ULFA YASHIKA MARPAUNG
KELAS:
XII PMIPA 2
MATA PELAJARAN:
BIOLOGI
MAN TANJUNGBALAI
Melalui reaksi katabolisme, Makanan yang sudah dikonsumsi dan masuk ke organ
pencernaan akan dipecah oleh enzim yang ada di dalam sistem pencernaan kita. Protein dipecah
menjadi asam amino. Asam amino ini bisa digunakan sebagai sumber energi ketika tubuh
membutuhkannya. Asam amino juga bisa didaur ulang untuk membuat protein atau dioksidasi
menjadi urea. Selain memecah protein, katabolisme juga bisa memecah glikogen menjadi glukosa.
Karbohidrat sederhana ini kemudian akan melalui proses oksidasi yang dinamakan glikolisis. Dari
reaksi inilah energi dihasilkan. Sedangkan lemak akan melalui proses pemecahan yang disebut
hidrolisis.
Proses ini menghasilkan asam lemak dan gliserol, yang selanjutnya akan melalui reaksi
glikolisis dan reaksi biokimiawi lainnya hingga terbentuklah energi. Energi yang dihasilkan dari
proses-proses di atas disimpan sebagai molekul adenosine triphospate (ATP). Banyak aspek dari
metabolisme sel, baik anabolisme maupun katabolisme, berkaitan erat dengan produksi dan
konsumsi ATP sebagai sumber energi, yang juga berperan sebagai bahan bakar dalam seluruh
proses metabolisme.
1. KATABOLISME KABOHIDRAT
Pada saat perombakan karbohidrat ini akan dihasilkan energi. Energi tersebut akan digunakan
untuk berbagai keperluan hidup sel seperti untuk bergerak, pembelahan, transportasi zat juga
penyusunan molekul organik yang besar.
Katabolisme bisa terjadi melalui respirasi selular, yaitu proses menghasilkan ATP dengan
menggunakan oksigen akhir akseptor elektronnya. Berdasarkan keterlibatan oksigen dalam
prosesnya, ada dua jenis respirasi seluler yaitu:
• Respirasi aerob, yaitu respirasi yang membutuhkan oksigen (02) dan melepaskan
karbondioksida (CO2) yang akan menghasilkan glukosa.
• Respirasi anaerob (fermentasi), yaitu respirasi yang tidak memerlukan oksigen bebas untuk
membentuk glukosa dan energi.
2. KATABOLISME LEMAK DAN KATABOLISME PROTEIN
Selain karbohidrat, lemak dan protein juga dapat dirombak untuk mendapatkan energi.
Energi yang dihasilkan katabolisme protein lebih sedikit dibandingkan melalui katabolisme
karbohidrat, sedangkan katabolisme lemak menghasilkan energi dua kali lebih banyak perunit
massa.
Lemak menjadi salah satu sumber energi bagi tubuh, bahkan kandungan energinya paling
tinggi diantara sumber energi lain, yaitu sebesar 9 kkal/gram. Perombakan lemak dimulai ketika
lemak berada didalam sistem pencernaan makanan. Lemak akan dirombak menjadi asam lemak
dan gliserol. Gliserol tersebut merupakan suatu senyawa yang mempunyai 3 atom C adalah hasil
pemecahan lemak kemudian diubah menjadi gliseraldehid 3-fosfat, selanjutnya gliseraldehid 3-
fosfat mengikuti jalur glikolisis akan menjadi piruvat. Asam lemak sendiri akan pecah menjadi
molekul-molekul yang mempunyai 2 atom C, selanjutnya akan diubah lagi menjadi asetil koenzim
A.
Dengan demikian, satu molekul glukosa akan menghasilkan 2 asetil koenzim A dan 1
molekul lemak yang memiliki C sejumlah 18 dapat menghasilkan 10 asetil koenzim A, sehingga
diketahui bahwa selama dalam proses katabolisme, energi yang dihasilkan lemak jauh lebih besar
dibandingkan dengan energi yang dihasilkan karbohidrat. Perlu diingat bahwa 1 gram karbohidrat
dapat menghasilkan energi sebesar 4,1 kalori, sedangkan 1 gram lemak bisa menghasilkan energi
sebesar 9 kalori.
Sedangkan, protein adalah biomolekul yang tersusun daru asam-asam amino. Meski
protein bukan sumber energi utama bagi tubuh, oksidasi asam amino bisa memberikan sekitar 10%
dari total energi yang diperlukan tubuh. Didalam sistem pecernaan makanan, protein dapat
dirombak oleh enzim protease menjadi peptida yang lebih sederhana, yaitu asam amino .
Kemudian, asam amino tersebut mengalami deaminasi, yaitu pemutusan gugus amino dari asam
amino.
Olahraga seperti berlari, berenang, dan bersepeda adalah jenis kegiatan yang merupakan
latihan katabolis atau kardio. Ketika melakukan aktivitas ini, detak jantung, tekanan darah, dan
pernapasan akan meningkat. Proses katabolisme sendiri berperan penting, dengan energi yang
dihasilkan, jantung bisa berdetak sehingga seluruh jaringan tubuh mendapat suplai darah. Fungsi
paru-paru, ginjal, pencernaan, dan metabolisme sel juga akan bekerja dengan optimal, untuk
memelihara kelangsungan hidup dan kesehatan tubuh. Hormon-hormon yang berperan dalam
proses katabolisme, diantaranya:
• Kortisol – Hormon ini membantu mengatur metabolisme protein, lemak dan karbohidrat.
Hormon yang dikenal sebagai hormon ‘stres’ ini dihasilkan oleh kelenjar adrenal.
• Sitokin – Ini adalah zat yang mengatur interaksi antar sel dan berperan dalam mengatur sistem
kekebalan tubuh. Beberapa Jenis Sitokin berfungsi merangsang sistem kekebalan tubuh,
sedangkan beberapa jenis sitokin lainnya berfungsi dalam menekan aktivitas sistem kekebalan
tubuh.
• Glukagon – Hormon ini dihasilkan oleh pankreas, dan bersama dengan insulin berfungsi
menjaga kadar gula dalam darah.
• Adrenalin – Hormon yang dikenal sebagai epinefrin ini dapat meningkatkan detak jantung,
menguatkan kontraksi jantung, dan meningkatkan aliran darah ke otot.
D. TAHAP KATABOLISME
Contoh proses katabolisme sama seperti halnya karbohidrat dari nasi yang masuk ke dalam
tubuh. Karbohidrat kemudian diubah menjadi disakarida dan dipecah lagi menjadi monosakarida
(glukosa). Adapun penyebab katabolisme berjalan lambat adalah kurang gerak dan beraktivitas,
kurangnya kalori yang diasup oleh tubuh, kurang tidur, stress dan mengkonsumsi obat-obat
tertentu.
Dalam proses katabolisme terdapat proses respirasi selular atau respirasi sel. Respirasi sel
melakukan proses perombakan molekul organik kompleks yang kaya akan energi potensial
menjadi produk limbah yang berenergi lebih rendah pada tingkat selular. Respirasi sel memiliki
empat tahapan yaitu glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs dan peralihan elektron.
Katabolisme adalah bagian dari metabolisme tubuh yaitu proses penguraian molekul-
molekul kompleks menjadi molekul-molekul yang lebih kecil untuk mendapatkan energi.
Katabolisme terjadi pada proses pencernaan makanan. Sel-sel makhluk hidup melakukan
katabolisme untuk mendapatkan energi agar bisa bergerak, menghangatkan tubuh, dan juga
berpikir. Katabolisme pada makhluk hidup terjadi dalam beberapa tahapan yaitu glikolisis,
dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs, dan rantai transport elektron.
1. GLIKOLISIS
Glikolisis berasal dari dua kata yaitu “glukosa” yang berarti gula, dan “lisis” yang berarti
pemecahan glukosa. Dilansir dari Britannica encyclopedia, glukosa atau gugus gula enam karbon
(C6H12O6) adalah sumber energi terpenting untuk tubuh. Glikolisis adalah proses pemecahan
gula yang berlangsung dalam sitoplasma sel. Proses glikolisis memecah gula menjadi asam
piruvat, NADH, dan energi dalam bentuk ATP.
Proses glikolisis dapat diringkas dalam reaksi kimia:
2. DEKARBOKSILASI OKSIDATIF
Dekarboksilasi oksidatif adalah tahapan dari katabolisme setelah glikolisis. Dilansir dari
Britannica encyclopedia, asam piruvat hasil glikolisis dioksidari oleh kompleks enzim piruvat
dehydrogenase (PDC) untuk menghasilkan asetil koenzim A dan karbon dioksida. NAD diubah
menjadi bentuk energi yang lebih tinggi yaitu NADH.
Dekarboksilasi oksidatif merubah asam piruvat untuk dapat diproses kembali dalam siklus
krebs, inilah mengapa dekarboksilasi oksidasi disebut dengan reaksi transisi. Reaksi transisi ini
berlangsung didalam mitokondria sel makhluk hidup.
3. SIKLUS KREBS
4. RANTAI TRANSPOR
Rantai transport elektron adalah rangkaian kompleks protein dan molekul pembawa
elektron dalam mitokondria hingga. Rantai transport elektron bertujuan untuk memproduksi energi
dari NADH dan FADH. Rantai transpor elektron berlangsung dalam setiap tahap katabolisme
sehingga energi yang dihasilkan adalah akumulasi dari semua proses katabolisme yaitu 30-32
ATP.
E. CONTOH KATABOLISME
1. RESPIRASI AEROB
Respirasi aerob adalah sebuah reaksi katabolisme yang memerlukan suasana aerobic dengan
proses keberadaan oksigen (O2) sangat dibutuhkan yang menghasilkan energi dengan jumlah yang
besar. Energi tersebut dikenal dengan kode ATP. Energi ATP digunakan oleh sel dalam tubuh
makhluk hidup untuk menunjang pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi dan kegiatan yang
lainnya. Rumus aerob digambarkan secara sederhana yaitu C6H12+6O2=6HCO2+6H2O.
Respirasi anaerob adalah proses respirasi yang tidak memerlukan oksigen atau O2.
Respirasi anaerob terjadi di bagian sitoplasma yang bertujuan mengurangi senyawa organik. Hasil
dari respirasi tanpa oksigen ini adalah sejumlah energi yang lebih kecil yaitu 2 ATP.
Contoh dari respirasi anaerob, yaitu:
2) Fermentasi Alkohol
Proses fermentasi alkohol berlangsung dalam kondisi anaerob sehingga asam piruvat yang
terbentuk pada akhir glikolisis tidak berubah menjadi asetil koenzim A. Asam piruvat akan
mengalami dekarboksilasi menjadiasetaldehid dengan dikatalis oleh enzim piruvat dehidrogenase.
asetaldehid kemudian mengalami reduksi menjadi alkohol dengan bantuan enzim alkohol
dehidrogenase.