0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan4 halaman
Tugas akhir ini membahas metabolisme energi, yaitu proses pembentukan dan pemecahan senyawa untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP yang digunakan sel untuk bertahan hidup. Metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak menghasilkan glukosa, asam amino, dan asam lemak yang kemudian diubah menjadi ATP melalui fosforilasi oksidatif di mitokondria. Diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan efek negatif karena me
Tugas akhir ini membahas metabolisme energi, yaitu proses pembentukan dan pemecahan senyawa untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP yang digunakan sel untuk bertahan hidup. Metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak menghasilkan glukosa, asam amino, dan asam lemak yang kemudian diubah menjadi ATP melalui fosforilasi oksidatif di mitokondria. Diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan efek negatif karena me
Tugas akhir ini membahas metabolisme energi, yaitu proses pembentukan dan pemecahan senyawa untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP yang digunakan sel untuk bertahan hidup. Metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak menghasilkan glukosa, asam amino, dan asam lemak yang kemudian diubah menjadi ATP melalui fosforilasi oksidatif di mitokondria. Diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan efek negatif karena me
Mempelajari energy metabolisme membuat pemahaman tentang sebenarnya
apa itu energy menjadi lebih jelas. Energy tidak lain adalah perpidahan elektron dari 1 tempat ke tempat yang lain-nya sehingga terbentuk gradien energy dari satu tempat ke tempat lain-nya. Hal ini juga sesuai dengan hukum kekekalan energi, yaitu energi tidak dapat diciptakan atau dihilangkan, tetapi berubah dari 1 bentuk ke bentuk lain-nya. Misal energi yang kita makan dari pati/ tepung yang berasal dari tanaman kemudian kita gunakkan untuk membentuk gula darah melalui serangkaian proses enzymatik, yang nanti-nya hasil dari metabolisme-nya menghasilkan bentuk energi gerak dan panas. Kita mendapatkan energi yang tidak henti-henti-nya dari sistem tata surya kita yaitu matahari. Metabolisme karbohidrat misal-nya dimana pati/ tepung akan diubah menjadi glukosa, fruktosa dan galaktosa, tetapi didalam tubuh bisa terjadi interkonversi, yang mana glukosa adalah sebagai bentuk karbohidrat yang paling siap pakai untuk energi sel. Untuk metabolisme protein, protein dalam makanan kita akan dibuat oleh enzym peptidase untuk dirubah menjadi asam amino. Selanjutnya lemak yang ada dalam makanan kita akan diendapkan oleh garam empedu kemudian dicerna oleh enzym lipase menjadi free fatty acid dan monogliserol sehingga bisa kita absorbsi di usus halus, dari usus halus akan dibawa oleh vena porta ke liver dengan chylomicron yang selanjutnya bisa didistrubusikan otot/ jaringan tubuh yang memerlukkan dan kelebihan-nya disimpan di adiposit / sel lemak. Sel lemak bisa dipecah lagi melalui jalur beta-oksidasi menjadi free fatty acid jika ada jaringan tubuh kekurangan energi untuk metabolisme-nya. Apa itu metabolisme? Metabolisme terdiri dari anabolisme (pembentukkan) dan katabolisme (pemecahan) yang bertujuan menghasilkan energi bertahan hidup pada mahluk hidup. Energi disini yang dimaksud adalah ATP, suatu molekul kecil yang penuh energi yang bisa digunakkan oleh sel untuk menjalankan aktivitas sehari-hari-nya demi bertahan hidup. Didalam organel mitokondria-lah energi itu dihasilkan dalam serangkaian proses peristiwa yang disebut fosforilasi oksidatif/ rantai respirasi yang kompleks. Saat proses pernafasan tingkat sel (fosforilasi oksidatif) terjadi proses perpindahan elektron yang mana ada 1 tahap terbentuk radikal bebas. Radikal bebas adalah suatu molekul yang reaktif tidak stabil yang bisa menimbulkan kersakan sel/ penuaan. Sehingga memang secara alami tubuh kita didesain untuk menjadi tua. Radikal bebas ternyata diketahui berfungsi pada jalur survival (bertahan hidup) sel. Misalnya NO untuk relaksasi otot polos. Pada dosis rendah ROS mengaktifkan jalur apoptosis p66SHC (SH-2, Src Homology domain 2). Pada saat kita kenyang / cukup makan. Karbohidrat, lemak, protein akan diserap usus. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein dalam bentuk asam amino. Kemudian absorbs ini masuk melalui Vv. mesenterica usus ke V. porta lalu ke liver. Bila energi tubuh sudah cukup maka kelebihan glukosa akan disimpan dalam bentuk cadangan glukosa di liver (glikogen) yang mana hari dapat menampung maksimal 200-300 gram dan dapat juga disimpan di jaringan adiposa, yang mana jaringan adiposa ini dapat menampung secara tidak terbatas sehingga timbul obesitas. Liver dapat mensintesis trigliserida, tetapi penyimpanannya tidak diliver, melainkan di jaringan lemak (adiposa). Trigliserida yang ada di liver bisa kejaringan adiposa seluruh tubuh dengan cara dikemas dulu dalam bentuk lipoprotein (utamanya VLDL, Very Light Density Lipoprotein), disekresikan kedalam darah kemudian masuk ke jaringan adiposa atau bisa juga digunakkan sebagai energi (free fatty acid yang ada dalam VLDL). Jadi VLDL ini dapat dianalogikan seperti transporter/ pengangkut free fatty acid, karena free fatty acid bersifat hidrofob, sehingga tidak bisa masuk ke dalam darah yang mana sifat darah hidrofilik. Liporotein mempunyai sifat hidrofilik. VLDL inilah yang disebut sebagai lemak jahat karena berisiko untuk sebabkan plak arterosklerotik sehinga memicu penyakit penyakit kardiovaskular. Untuk glukosa yang ada diliver disebar ke seluruh jaringan digunakkan sebagai energi. Hormon insulin diperlukkan agar glukosa bisa masuk ke dalam sel (otot, lemak, jaringan). Untuk sel otak dan saraf. Hanya bisa memetabolisme glukosa. Pada kondisi normal/ cukup makan maka glukosa menjadi bahan bakarnya. Kebutuhan glukosa unutk otak adalah 150 gram/hari. Jika kurang akan timbul gejala yang paling ringan pusing kepala/ gliyeng, dan yang paling berat adalah koma sampai dengan kematian. Dari course energi metabolisme ini saya juga baru mengetahui bahwa seldarah merah tidak punya inti, mitokondria dan organel organel (organ sel) lain-nya sehingga proses untuk mendapatkan energi (ATP) terjadi di sitosol (sitoplasma sel), dimana energi-nya ini dipakai untuk mempertahankan bentuk sel yang bikonkaf (double cekung) sebagai pertukaran O2 dan CO2. Perubahan glikogen menjadi glukosa oleh proses glikogenolisis. Masuknya glukosa kedalam sel dan pembentukkan cadangan glukosa (glikogen) diatur oleh insulin. Bila insulin tinggi glukosa akan banyak masuk kedalam sel sehingga glikogenesis meningkat. Glikogen disimpan ditubuh di otot dan liver. Pada jaringan adiposa, masuknya glukosa dipengaruhi Insulin, dimana jika ada hormon Insulin glukosa baru bisa masuk ke dalam jaringan adiposa. Pada jaringan lemak, glukosa selain dipakai untuk membentuk energi (ATP), juga akan diubah 4 menjadi gliserol (jika energi sudah cukup) untuk kemudian diubah jadi cadangan energi dijaringan lemak dalam bentuk trigliserida. Untuk mengangkut trigliserida dari usus ke hati memakai chylomicron, sedangkan dari hati ke seluruh tubuh memakai VLDL. Didalam pembuluh darah, chylomicron dan lipoprotein VLDL dipecah oleh enzim lipoprotein lipase (LPL) sehingga terbentuk asam lemak/ free fatty acid dan gliserol. Free fatty acid bisa masuk jaringan adiposa/lemak untuk membentuk trigilserida adiposa, sedangkan gliserol dapat dipakai oleh sel sel yang punya enzim gliserol kinase untuk dipakai sebagai sumber energi (bahan bakar metabolisme). Hasil pemecahan chylomicron oleh enzim LPL yang masih sisa disebut chylomicron remnants yang akan disimpan di liver. Jalur asam amino, amino acid/ asam amino yang diabsorbsi usus masuk V.porta ke liver. Di liver asam amino ini diubah menjadi protein. Ada juga asam amino yang dipakai jaringan untuk membentuk protein struktur sel dan protein lain lain, ada yang dimetabolisme menjadi energi (ATP), dengan cara molekul asam aminonya diubah jadi glukosa dulu baru dimetabolisme menjadi energi/ ATP (disebut asam amino glukogenik). Metabolisme pasca absorbtif (setelah makan kurang dari 12 jam). Beberapa jam setelah makan tubuh akan kurang makan, hal ini ditandai dengan glukosa darah turun, insulin (hormon yang memasukkan glukosa kedalam sel) turun, dan glukagon naik (hormon yang memecah glikogen menjadi glukosa). Pada kondisi ini jaringan adiposa akan memecah triacyl-gliserol menjadi asam lemak/ fatty acid yang akan bisa dipakai sel (terutama otot) untuk menjadi energi ATP. Free fatty acid akan masuk kedalam TCA cycle/ Siklus Krebs untuk membentuk asetil Ko-A dan gliserol. Kemudian asetil Ko-A ini dibawa ke hati sebagai bahan baku untuk proses glukoneogenesis (pembentukkan glukosa baru). Pada fase ini asetil-Ko A hasil pemecahan free-fatty acid akan digunakkan liver untuk membentuk glukoneogenesis sehingga metabolisme akhir-nya adalah benda keton. Metabolisme saat puasa lanjut (puasa>12 jam/ starvation/kelaparan). Sama seperti puasa pasca absorbtif, tetapi lemak sekarang menjadi sumber energi utama. Cadangan cadangan glukosa dalam bentuk glikogen di hati dan otot telah habis. Namun sel darah merah dan otak tetap perlu glukosa sebagai sumber energi. Liver akan mengerahkan seluruh bahan yang tersisa untuk memproduksi benda keton, yang mana akan digunakkan untuk metabolisme energi di otak. Pada kondisi ini otak akan beradaptasi memakai benda keton sebagai sumber energi utama. Kemudian lebih lanjut lagi protein di otot akan dipecah untuk membentuk asam amino lebih banyak agar pada liver bisa diubah menjadi glukosa untuk metabolisme sel darah merah sehingga jaringan lemak dan otot akan berkurang. Metabolisme pasien diabetes. Glukosa terutama berasal dari pemecahan protein di otot+ trigliserida untuk membentuk asam amino + asam lemak+ gliserol yang mana di liver akan diubah menjadi glukosa. Absorbsi dari usus glukosa + asam amino tetap, tetapi chylomicron meningkat. Karena insulin tidak ada akibatnya glukosa darah akan tetap tinggi, sehingga pada diabetes glukosa dan fatty acid/kholesterol bisa sangat tinggi. Kita tidak boleh diet keto/ rendah/ nol karbohidrat karena pada saat melakukkan diet rendah karbohidrat, amak tubuh akan dipaksa seperti metabolisme starvation/ puasa lanjut> 12 jam, dimana lemak sekarang menjadi sumber energi utama. Cadangan cadangan glukosa dalam bentuk glikogen di hati dan otot telah habis. Namun sel darah merah dan otak tetap perlu glukosa sebagai sumber energi. Liver akan mengerahkan seluruh bahan yang tersisa untuk memproduksi benda keton, yang mana akan digunakkan untuk metabolisme energi di otak. Pada kondisi ini otak akan dipaksa memakai benda keton sebagai sumber energi utama. Kemudian lebih lanjut lagi protein di otot akan dipecah untuk membentuk asam amino lebih banyak agar pada liver bisa diubah menjadi glukosa untuk metabolisme sel darah merah. Sehingga jaringan lemak dan otot akan berkurang. Lemak yang terlalu banyak dalam pembuluh darah dapat meningkatkan resiko kardiovaskular event sehingga dapat berakibat fatal/kematian dalam jangka panjang. Laktat yang banyak dalam darah juga bisa membuat otot otot kramp dan mudah lelah (otot mengecil. Untuk saran dalam melakukkan diet harus memperhatikkan energi balans / keseimbangan energi. Jika BB mau turun harus energi balans negatif, begitupula jika BB mau naik harus energi balans positif. Kesetimbangan ini diwakili oleh persamaan rumus berikut EI (Energi Intake) = EO (Energi Output). Energi output = TEE (Total Energy Expenditure) = BMR (Basal Metabolisme Rate) + Physical activity+ Diet Thermic of Food. Untuk perhitungan BMR dapat menggunakkan Harris Benedict atau menggunakkan patokan umum yaitu 1 kkal/kgBB/jam pada pria dan 0,9 kkal/kgBB/jam pada wanita. Kegemukkan bukan hanya disebabkan banyak makan untuk memenuhi kebutuhan biologis saja, tetapi lebih banyak untuk memenuhi hawa nafsu /hedonisme yang ada dimasyarakat. Misal makan saat sudah kenyang karena diajak teman, stress, atau tradisi tradisi adat lain-nya, yang mana kita akan tetap makan walau sudah kenyang. Jadi pendekatan secara sosial juga diperlukkan. Mencegah obesitas lebih mudah jika harus mengobati-nya. Kegemukkan saat ini tidak dipandang sebagai estetik saja tetapi juga sebagai suatu penyakit. Banyak penyakit penyakit akibat kegemukkan yaitu penyakit degeneratif. Proses penuaan menyebabkan perubahan komposisi tubuh (body composition) berkurangnya massa otot dan bertambah-nya massa lemak, sehingga orang tua akan cenderung gemuk secara alamiah. Misal pada saat umur 17 tahun makan banyak (misal 3000 kalori) tidak gemuk karena komposisi tubuh-nya sebagian besar adalah otot/ sel otot dan aktivitas fisik tinggi. Seiring bertambahnya usia terjadi perubahan komposisi tubuh otot berkurang, lemak bertambah, dan perubahan gaya hidup menjadi sedentary life style sehingga kebutuhan energi-nya sebetulnya berkurang (menjadi misalnya 2500 kal). Jika gagal mengurangi energi intake-nya (dari 3000 kal --> 2000 kal) akibatnya terjadi surplus energi balans 1000 kal, sehingga orang tersebut menjadi gendut. Setelah gendut energi balans nya tercapai kesetimbangan baru di level 3000 kal. Ketika orang tersebut disuruh untuk membuat seimbang energi balans dengan mengeluarkan energi 3000 kal sudah tidak bisa karena badan- nya sudah gendut. Sehingga pengobatan obesitas menjadi sulit. Dengan berakhir-nya course ini banyak wawasan yang bisa ditransferkan ke masyarakat mengenai pengetahuan yang benar dalam menjaga kesehatan dan energi balans untuk mencegah penyakit obesitas dan lain lain penyakit yang menjadi komplikasi penyakit obesitas secara benar.