Pengertian Metabolisme
Kata “metabolisme” berasal dari bahasa Yunani metabolismos yang
berarti ‘perubahan’. Secara istilah metaboisme merupkan proses kompleks
yang melibatkan berbagai jalur lintasan reaksi (Syahrizal, Puspita, &
Marisa, 2020).
Dalam ilmu kimia, metabolisme mencoba menjelaskan semua
perubahan zat kimia dalam tubuh. Reaksi kimia dalam tubuh terus
berlangsung di dalam sel untuk menjamin kelangsungan hidup sel.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa metabolisme
merupakan suatu proses reaksi kimia yang terjadi dari tingkat terkecil
hingga tingkat terbesar (seluler). Secara umum sel mempunyai empat
fungsi metabolisme, yaitu:
1. Menghasilkan energi kimia dari energi matahari atau pemecahan
nutrisi dari lingkungan ekstraseluler
2. Mengubah nutrisi menjadi senyawa yang dibutuhkan oleh sel
3. Pembentukan senyawa makromolekul dari senyawa mikromolekul
4. Sintesis dan pembelahan biomolekul yang diperlukan untuk kinerja
fungsi seluler
2. Jalur Metabolisme
Berdasarkan penjelasan sebelumnya, metabolisme merupakan suatu proses
kompleks yang melibatkan serangkaian reaksi kimia. Rantai reaksi ini
disebut jalur metabolisme. Jalur metabolisme dibagi menjadi tiga
kelompok, yaitu:
1. Anabolisme yaitu pembentukan senyawa kompleks dari reaksi
kimia yang melibatkan senyawa sederhana. Anabolisme
menghasilkan senyawa baru yang digunakan untuk proses penting
dalam tubuh. Reaksi ini memerlukan pasokan energi (ATP),
sehingga bersifat endotermik. Contoh reaksi anabolik adalah
sintesis protein dari asam amino dan proses fotosintesis.
2. Katabolisme yaitu pemecahan suatu senyawa kompleks menjadi
senyawa yang lebih sederhana dengan melepaskan sejumlah energi
tertentu, misalnya ATP. Reaksi ini disebut reaksi eksotermik.
Contoh reaksi katabolik adalah pemecahan karbohidrat untuk
menghasilkan energi.
3. Reaksi amfibolik merupakan jalur atau jembatan antara jalur
anabolisme dan katabolisme. Contoh reaksi ini adalah siklus asam
sitrat
Metabolisme Lemak(Lipid)
Lemak atau lipid adalah senyawa yang tidak larut di dalam air tetapi larut di
dalam pelarut-pelarut organic seperti:eter,kloroform, dan benzol. Lemak
disusun atas senyawa heterogen yang memiliki perbedaan satu sama lain. Hal
inilah yang membedakan lemak dengan karbohidrat (Syahrizal, Puspita, &
Marisa, 2020). Fungsi fisiologis dari lemakada enam, yaitu :
b) Lipolisis
Lipolisis adalah pemecahan lemak kompleks menjadi senyawa lemak
yang lebih sederhana. Proses lipolisis sepenuhnya membutuhkan enzim
lipase yang dapat mengkatalisis reaksi hidrolisis rantai tiga molekul asam
lemak dengan molekul gliserol.
Contoh lipolisis adalah proses hidrolisis molekul trigliserida. Molekul
trigliserida dihidrolisis menjadi diacylgliserol melalui aksi lipase
trigliserida lemak, yang melepaskan satu molekul asam lemak yang tidak
teresterifikasi. Lipase sensitif hormon menghidrolisis diacylgliserol
menjadi monoagliserol, yang melepaskan molekul asam lemak non-
esterifikasi lainnya. Monoagliserol dihidrolisis menjadi gliserol dan asam
lemak non-esterifikasi oleh monoagliserol lipase dengan hidrolisis
lengkap molekul trigliserida. Molekul asam lemak bebas dan gliserol
dilepaskan ke dalam darah.
2. Lintasan anabolisme
a) Lemak biosintetik
Biosintesis lemak adalah konversi asetil-Ko-A menjadi asam
lemak. Hal ini terjadi ketika terdapat terlalu banyak glukosa dalam
tubuh manusia. Dalam kondisi ini, asetil-KoA, yang tidak
teroksidasi dalam siklus Kreb, digunakan untuk sintesis asam
lemak. Proses pengubahan asetil-Ko-A menjadi asam lemak
terjadi di sitoplasma sel hati. Proses biosintesis lemak diawali
dengan adanya molekul pembawa yang disebut protein pembawa
asil (ACP). ACP memfasilitasi konversi asetil-Co-A menjadi
malonil-Co-A dan palmitat.
1. Kondensasi, mengubah asetil-Ko-A menjadi ketoasil-ACP
2. Pengurangan ketoasil-ACP, konversi menjadi D-3-
hidroksiasil-ACP
3. dehidrasi, konversi D-3-hidroksiasil-ACP menjadi enoil-
ACP
4. Reduksi, trans-enoil-ACP diubah menjadi butil-ACP
5. Butil-ACP diubah menjadi asli (c6)-S-ACP
b) Lipogenesis
Lipogenesis adalah proses pembentukan lemak (anabolisme).
Proses ini melibatkan konversi asetil-KoA menjadi trigliserida,
yang kemudian disimpan dalam jaringan adiposa.
Syahrizal, D., Puspita, N. A., & Marisa. (2020). Metabolisme dan Bioenergetika.
Banda Aceh: Syiah Kuala Press.
Metabolisme protein
Kurang lebih tiga perempat bagian tubuh yang padat adalah protein. Protein ini
meliputi protein struktural, enzim, nukleoprotein, protein yang mengangkut oksigen,
protein otot yang menimbulkan kontraksiotot, dan banyak jenis lainnya yang
melaksanakan fungsi intrasel dan ekstrasel yang spesifik di seluruh tubuh.
SIFAT PROTEIN
Asam amino adalah unsur dasar yang membentuk protein, terdapat 20 jenis
asam amino yang cukup melimpah dalam tubuh. Rumus kimia dari 20 asam
amino ini terdapat pada Gambar 69-1. Semua asam amino memiliki dua
karakteristik umum, yaitu gugus asam (—COOH) dan atom nitrogen yang terikat
pada molekul, biasanya dalam bentuk gugus amino (—NH2). Saat terbentuknya
ikatan peptida, satu radikal amino kehilangan satu atom hidrogen dan satu radikal
karboksil kehilangan satu ion hidroksil, menghasilkan molekul air. Pada molekul
yang lebih panjang setelah pembentukan ikatan peptida, satu radikal amino dan
satu radikal karboksil tetap berada di ujung berlawanan. Keduanya memiliki
kemampuan untuk menggabungkan asam amino tambahan sehingga membentuk
rantai peptida. Beberapa molekul protein kompleks terdiri dari ribuan asam amino
yang terhubung oleh ikatan peptida, bahkan pada molekul protein yang paling
sederhana pun biasanya terdapat lebih dari 20 asam amino yang dihubungkan oleh
ikatan peptida. Rata-rata, molekul protein mengandung sekitar 400 asam amino.
Ikatan Peptida dan Rantai Peptida Ikatan lainnya dalam molekul protein