Anda di halaman 1dari 6

METABOLISME LEMAK

A. Prinsip
Lemak yang dipecah menjadi komponennya (asam lemak dan gliserol) akan
mengalami metabolisme menjadi energi, dimana gliserol hasil hidrolisis TAG
diubah menjadi Dihidroksi Aceton Fosfat oleh enzim glycerol kinase dan enzim
glycerol phosphate dehydrogenase untuk masuk de dalam Siklus Krebs.

B. Proses yang Terjadi Pada Metabolisme Lemak


Dalam darah lemak diangkut dalam tiga bentuk, yaitu berbentuk kilomikron,
partikel lipoprotein yang sangat kecil dan bentuk asam lemak yang terikat dalam
albumin. Kilomikron yang menyebabkan darah tamapak keruh, terdiri atas lemak
81-82%, protein 2%, fosoflipid 7% dan kolesterol 9%. Kekeruhan akan hilang dan
darah menjadi jernih kembali apabila darah telah mengalir beberapa organ tubuh
atau jaringan-jaringan, karena terjadinya proses hidrolisis lemak oleh enzim
lipoprotein lipase. Lipoprotein lipase terdapat dalam sebagian jaringan dan terdapat
dalam jumlah banyak pada jaringan adiposa dan otot jantung. Sebagian besar lemak
yang diabsorpsi diangkut ke hati. Disini lemak diubah menjadi fosfolipid yang
kemudian diangkut ke organ-organ maupun jaringan-jaringan tubuh.

1) Metabolisme Lipoprotein
Lipoprotein mentranspor lemak hidrofobik dalam plasma. Lipoprotein utama yang
beredar dalam darah yaitu kilomikron, VLDL (very low density lipoprotein), LDL
(low-density lipoprotein), dan HDL (high- density lipoprotein). IDL (intermediate
density lipoprotein) diturunkan dari VLDL dalam pembentukan LDL. Asam lemak
merupakan bahan bakar sel yang penting, yang disimpan sebagai triasilgliserol
dalam jaringan adiposa. Asam lemak yang disimpan sebagai depot lemak ditranspor
kepada jaringan adiposa terutama sebagai triasilgliserol dalam kilomikron serta
VLDL. HDL adalah lipoprotein yang terus-menerus beredar. Molekul mengandung
enzim fosfatidilkolin, kolesterol asiltransferase (atau lesitin: kolesterol
asiltransferase, LCAT) yang mengubah kolesterol bebas menjadi kolesteril ester.
Kolesteril ester ditransfer keluar dari HDL oleh protein transfer kolesteril ester
(CEPT).
Asam linoleat adalah asam lemak yang paling banyak ditransfer dari
fosfatidilikon kepada kolesterol, membentuk suatu kolesteril ester yakni
linoleoilkolesterol. Reaksi enzim lipoprotein dalam jaringan adiposa membuat
kilomikron dan VLDL kehabisan triasilgliserolnya. Enzim ini diaktivasi oleh
apolipoprotein C, yang berinteraksi secara spesifik dengan enzim tersebut pada
permukaan kilomikron dan VLDL. Lipoprotein lipase merupakan enzim ekstrasel
yang menghidrolisis triasilgliserol menjadi 2-monoasilgliserol dan dua asam lemak.
Asam lemak ini kemudian memasuki sel secara pasif dengan menuruni gradien
konsentrasi.
Dalam jaringan adiposa, triasilgliserol disintesis kembali dari asam lemak dan
disimpan dalam tetesan lemak besar, memenuhi 96% ruang seluler dalam suatu sel
lemak. Lipoprotein lipase juga terdapat sebagai suatu enzim ekstrasel di dalam
jaringan dan asam lemak yang diperoleh dari hidrolisis lipoprotein trigliserida
berperan sebagai bahan bakar sel atau bisa disimpan sebagai trigliserida.
Ketika LDL melimpah dalam peredaran darah, molekul ini menyediakan
sumber kolesterol eksogen bagi jaringan. LDL mengikat secara spesifik pada
reseptor lipoprotein dipermukaan daerah. Protein dan lipase lisosom mengkatalis
hidrolisis kompleks LDL-reseptor. Reseptor LDL baru disintesis pada membran
retikulum endoplasma (RE) dan selanjutnya masuk ke dalam membran plasma.
Kolesterol dimasukkan dalam jumlah kecil ke dalam membran retikulum
endoplasma atau bisa disimpan setelah esterifikasi menjadi kolesteril ester di dalam
sitosol.

2) Oksidasi Asam Lemak Jenuh


Lemak dalam tubuh tidak hanya berasal dari makanan yang mengandung lemak,
tetapi dapat pula berasal dari karbohidrat dan protein. Karena ada hubungan antara
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Asam lemak yang terjadi pada proses
hidrolisis lemak, mengalami proses oksidasi dan menghasilkan asetil-KoA. Asam
lemak terpotong 2 atom karbon setiap kali oksidasi. Oleh karena oksidasi terjadi
pada atom karbon β, maka oksidasi tersebut dinamakan β oksidasi.

3) Oksidasi Asam Lemak Tidak Jenuh


Tahap pertama pembentukan oksidsi asam lemak tidak jenuh adalah pembentukan
asilkoenzim A. Selanjutnya molekul asil koenzim A dari asam lemak tidak jenuh
mengalami pemecahan melalui proses β oksidasi seperti molekul asam lemak jenuh,
hingga membentuk senyawa-sis-sis-asil KoA atau trans-sis-asil KoA, yang
tergantung pada letak ikatan rangkap pada molekul tersebut.
a. Katabolisme Asam Lemak
β oksidasi
Lintasan utama katabolisme lemak yaitu β – Oksidasi yang terletak dalam
matriks (bagian dalam mitokondria). Jadi, sel yang tidak mempunyai organel ini
misalnya sel darah tidak dapat menggunakan asam lemak sebagai bahan bakar.
Pada reaksi pertama, asil-KoA dehidrogenase mengoksidasi asam asil-KoA.
Reaksi ini menghasilkan ikatan rangkap antara karbon kedua dan ketiga dari rantai,
membentuk isomer trans lemak tidak jenuh. Dua atom hidrogen yang diberikan
asam lemak dipindahkan ke molekul FAD yang berperan sebagai koenzim yang
berikatan kuat untuk dehidrogenase. Selanjutnya, ikatan rangkap mengalami
hidrasi. Karbon ketiga (β) kemudian dioksidasi membentuk 3-ketoasil-KoA,
sedangkan NAD direduksi menjadi NADH. Akhirnya, KoA bebas membentuk
ikatan tioester dengan karbon yag baru dioksidasi, mengeluarkan asetil-KoA dari
rantai.
a) Siklus Asam Sitrat
Enzim-enzim siklus asam sitrat atau siklus krebs merupakan cara mengoksidasi
asetil-KoA yang dihasilkan oleh katabolisme parsial karbohidrat dan lipid.
Enzim-enzim ini terletak dalam matriks dan pada membran dalam mitokondria.
b) Fosforilasi Oksidatif
Melalui kerja lintasan katabolik NAD, FAD direduksi masing-masing menjadi
NADH dan FADH2. Pada stadium akhir katabolisme bahan bakar, koenzim-
koenzim tersebut direoksidasi dan energi bebas yang terjadi pada proses ini
menjalankan fosforilasi ADP. Keseluruhan reaksi yang dilakukan melalui
kopel 2 komponen membran dalam mitokondria.

b. Sintesis Asam Lemak


Sintesis asam lemak berasal dari asetil-KoA. Enzim yang berkerja sebagai katalis
adalah kompleks enzim-enzim yang terdapat pada sitoplasma, sedangkan enzim
pemecah asam lemak terdapat pada mitokondria.
 Sintesis asam lemak terjadi pada sitoplasma, sedangkan oksidasi terjadi pada
mitokondria
 Senyawa-senyawa antara sintesis asam lemak terikat pada ACP, sedangkan
pemecahan asam lemak senyawa-senyawa antara terikat pada koenzim A.
 Beberapa enzim yang bekerja sebagai katalis pada sintesis asam lemak
merupakan suatu kompleks multienzim yang disebut asam lemak sintesa. Pada
pemecahan lemak tidak terdapat sistem multienzim.
 Perpanjangan rantai C pada sintesis asam lemak ialah penambahan 2 atom C
secara berturut-turut yang berasal dari asetil-KoA. Adapun senyawa yang
berfungsi sebagai donor unit 2 atom C ialah malonil ACP.
 Dalam sintesis asam lemak, NADPH berfungsi sebagai reduktor.

c. Langkah-langkah Metabolisme Lemak


1. Aktivasi Asam Lemak
Sebelum dikatalisator dalam oksidasi-β asam lemak harus diaktifkan terlebih
dahulu menjadi bentuk Asil-KoA. Proses ini terjadi di sitosol sel. Proses ini
bersamaan dengan hidrolisis ATP menjadi AMP (dibutuhkan 2 ATP) dan bantuan
enzim Asil-KoA Sintetase (Thiokinase).
2. Oksidasi-β
Oksidasi-β merupakan proses oksidasi lemak pada atom C beta, melewati tempat
proses dan pada setiap proses diangkat 2 atom C menjadi Asetil-KoA.

3. Siklus Krebs
Hasil akhir metabolisme lemak adalah Asetil-KoA yang akan diproses selanjutnya
pada siklus krebs untuk menghasilkan energi. Setiap Asetil-KoA yang dihasilkan
dari proses β-oksidasi akan masuk ke dalam siklus krebs yang menghasilkan 12
ATP. Pada kondisi asetil-KoA berlebih maka asetil-KoA dapat diubah kembali
dalam bentuk simpanan lemak (Lipogenesis).
Lipid yang terdapat dalam makanan berupa lemak. Lipid merupakan konduktor
panas yang jelek, sehingga lipid dalam tubuh mempunyai fungsi untuk mencegah
terjadinya kehilangan panas dari tubuh. Semakin banyak jumlah lemak, semakin
baik fungsinya mempertahankan panas dalam tubuh. Pada keadaan oksidasi 1 gram
lemak dihasilkan energi 9 kkal. Selain itu, lemak juga berfungsi untuk melindungi
organ-organ tubuh tertentu dari kerusakan akibat benturan. Lemak juga merupakan
salah satu bahan makanan yang mengandung vitamin A, D, E, dan K.
Pencernaan lemak terutama terjadi dalam usus, karena dalam mulut dan
lambung tidak terdapat enzim lipase yang dapat menghidrolisis lemak. Dalam usus,
lemak diubah dalam bentuk emulsi sehingga mudah berhubungan dengan enzim
steapsin dalam cairan pankreas. Hasil akhir proses pencernaan lemak adalah asam
lemak, gliserol, monogliserida, digliserida serta sisatrigliserida. Pengeluaran cairan
pankreas dirangsang oleh hormon sekretin dan penkreozimin. Sekretin
meningkatkan jumlah elektrolit dan cairan pankreas, sedangkan pankreozimin
merangsang pengeluaran enzim-enzim dalam cairan pankreas. Lemak yang keluar
dari lambung masuk ke dalam usus merangsang pengeluaran hormon kolesistokin
yang gilirannya menyebabkan kantung empedu berkontraksi sehingga
mengeluarkan cairan empedu kedalam duodenum. Lipid lain yang dapat
terhidrolisis oleh cairan pankreas antara lain lesitin oleh fosfolipase, fosfatase dan
esterase, ester kolesterol oleh kolesterol enterase dihidrolisis menjadi kolesterol dan
asam lemak.
Absorpsi hasil pencernaan lemak sebagian besar (70%) adalah asam lemak dan
sebagian kecil (20%) monogliserida terjadi pada usus kecil. Pada waktu asam lemak
dan monogliserida diabsorpsi melalui sel-sel mukosa pada dinding usus, mereka
diuabah kembali (resistensi) menjadi lemak atau trigliserida. Lemak yang terjadi ini
terbentuk partikel-partikel kecil yang disebut kilomikron dan dibawa ke dalam
darah melalui cairan limfe.
Triasilgliserol yang terdapat di dalam tubuh dapat dihasilkan melalui dua jalur
utama yaitu konsumsi langsung triasilgliserol (makanan berlemak) ataupun
konsumsi karbohidrat. Diketahui bahwa sintesis triasilgliserol dari glukosa oleh
tubuh jauh lebih boros energi dibandingkan dengan triasilgliserol yang berasal dari
makanan yang langsung dikonsumsi. Oleh karena itu, seseorang yang
mengkonsumsi secara berlebihan makanan yang mengandung lemak lebih mudah
mengalami kegemukan dibandingkan konsumsi berlebihan makanan dengan kadar
glukosa yang tinggi.

C. Regulasi Metabolisme Lemak


Lipolisis di jaringan lemak dikatalisis oleh lipase yang bekerja di bawah kontrol
hormon insulin, prostagladin E1 dan asam nikotinat menghambat enzim lipase,
adrenalin, nonadrenalin, glukagon, kortikotropin (ACTH), tirotropin (TSH),
Growth Hormon (GH) dan vasopresin (AVP) menstimulasi enzim lipase.
Kadar FFA dikontrol oleh hormon yang berpengaruh pada lipolisis. Jika FFA
tersedia cukup, maka esterifikasi hati akan terjadi yaitu asil-KoA dan gliserol
membentuk fosfolipid dan TAG sebagai cadangan lemak. Kecepatan penghancuran
lemak ditentukan oleh transport asam lemak dalam sel (transferase). Transferase
sangat aktif apabila tubuh dalam kondisi kelaparan, kadar FFA tinggi, dan kadar
glukagon plasma sangat tinggi.

D. Pembentukan dan Metabolisme Senyawa Keton


Asetil-KoA yang dihasilkan oleh reaksi oksidasi asam lemak dapat ikut dalam
siklus asam sitrat apabila penguraian lemak dan karbohidrat seimbang. Dalam
keadaan berpuasa atau kekurangan makan, konsentrasi karbohidrat (glukosa)
berkurang sehingga sebagian dari asam oksaloasetat diubah menjadi glukosa.
Karenanya asetil-KoA dari lemak tidak masuk dalam siklus asam sitrat, tetapi
diubah menjadi asam oksaloasetat, asam hidroksibutirat dan aseton. Ketiga
senyawa itu dinamakan senyawa keton. Senyawa keton terjadi dari asetil-KoA
apabila penguraian lemak terdapat dalam keadaan berlebihan.
Dalam keadaan normal, jaringan dalam tubuh menggunakan senyawa keton
dalam tubuh menggunakan senyawa keton dalam jumlah yang sama dengan yang
dihasilkan oleh hati. Penimbunan senyawa keton dalam darah disebut ketosis dan
pengeluaran melalui urine dapat mencapai 100 gr atau lebih tiap hari (ketonuria).

E. Lipogenesis
Asetil-KoA sitosol diubah menjadi malonil KoA oleh Asetil-KoA karboksilase.
Enzim ini diaktifkan oleh : rasa kenyang, sitrat dan insulin. Insulin yang tinggi juga
mengaktifkan enzim berikutnya pada jalur ini, yaitu kompleks asam lemak sintase.
Produk dari jalur ini adalah palmitat (C16). Palmitat dapat diperpanjang dan
didesaturasi menjadi berbagai asam lemak.
F. Metabolisme Kolesterol
Kolesterol merupakan komponen struktural dari membran sel serta merupakan
senyawa induk yang menurunkan hormon-hormon steroid, vitamin D3
(kolekalsiferol) dan garam empedu. Kolesterol disintesis de novo dalam hati dan
sel epitel usus dan juga berasal dari lipid makanan. Sintesis de novo kolesterol
diregulasi oleh jumlah kolesterol dan trigliserida dalam lipid makanan. Biosintesis
kolesterol dimulai dengan asetil-KoA dalam proses yang sangan kompleks yang
melibatkan 32 enzim, yang beberapa diantaranya larut dalam sitosol dan yang
lainnya terikat pada membran retikulum endoplasma. Karbon dasar yang
membangun kolesterol adalah isopren.
Fungsi Lemak
1. Kolesterol merupakan komponen penting dalam struktur pembentuk membran
sel (Karena sifat kolesterol sebagai lipid amfipatik)
2. Pembentuk 5 kelompok hormon steroid utama, yaitu :
 Progestagen
 Glukokortikoid
 Mineralokortikoid
 Androgen
 Estrogen
3. Vitamin D yang berperan penting pada pengendalian kalsium dan fosfor,
dibentuk dari suatu derivat kolesterol dengan bantuan cahaya.
4. Merupakan pembentuk garam-garam empedu.

Anda mungkin juga menyukai