Anda di halaman 1dari 15

Metabolisme Lipid

Shania Natasha
102015099 / B6
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Ukrida 2015
Jalan Arjuna UTtara No.6 - Jakarta Barat
SHANIA.2015fk099@civitas.ukrida.ac.id

ABSTRAK
Asetil ko-A adalah pusat dari metabolisme lemak. Triasilgliserol paling banyak dalam tubuh
karena untuk cadangan makanan. Triasilgliserol secara konstan didegradasi dan diresintesis.
Kilomikron mengangkut triasilgliserol ke jaringan. Asam lemak yang tersesterifikasi dibawa
oleh albumin ke dalam plasma darah, sedangkan yang teresterifikasi tidak. Beta oksidasi
merupakan jalur utama oksidasi ini. Untuk masuk ke Beta oksidasi, asam lemak harus harus
diaktifkan terlebih dahulu sebelum masuk mitokondria. Jalur yang lain yang sering disebut Jalur
Minor adalah oksidasi peroksimal, oksidasi alfa dan oksidasi omega. Selain di oksidasi , asam
lemak juga disintesis dalam De Novo .

Kata Kunci : Triasilgliserol, Beta oksidasi, Kilomikron, De Novo

ABSTRACT
Acetyl co-A is the center of the metabolism of fat. Triacylglycerol commonly found in the body
due to food reserves. Triacylglycerols are constantly degraded and resynthesized. Chylomicrons
transport triacylglycerols to the body tissue. Unsaturated fatty acid carried by albumin in the
blood plasma and the saturated one stays. Beta oxidation is the main pathway. To get into the
Beta oxidation of fatty acids must be must be activated before entering the mitochondria. The
other pathways or called Minor Pathway are peroxisomes oxidation, oxidation of the alpha and
omega oxidation. Besides being oxidated, fatty acids also being synthesized or we can called it
De Novo Synthesis of Fatty Acids.

Key words: Tryacylglicerol, Beta oxidation, Chylomicron, De Novo

PENDAHULUAN

Metabolisme lipid atau lemak ialah proses dimana asam lemak dicerna dipecah untuk energi atau
disimpan dalam tubuh manusia untuk penggunaan energy dimasa depan.
Lemak sangat baik digunakan sebagai sumber energy selular karena lemak mempunyai rantai
karbon yang lebih panjang sehingga berenergi labih tinggi. Sebelum digunakan sel
menghidrolisis lemak menjadi asam lemak dan gliserol, lalu gliserol diubah menjadi 3
fosfogliseraldehid dan memasuki jalur glikolisis. Asam lemak dipecah menjadi dua rantai karbon
yang masuk ke siklus krebs sebagai asetil koA. Melalui jalur-jalur tersebut, satu gram lemak
memberikan ATP lebih banyak dari pada karbohidrat dan protein. Satu gram lemak mampu
menghasilkan 9 kkal energi.

Dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana proses metabolisme lemak dari proses dan
transport lipid ( mobilisasi triasilgliserol) , Beta oksidasi, oksidasi alfa, oksidasi omega ,oksidasi
peroksisol , oksidasi pada lemak tak jenuh dan oksidasi pada asam lemak berantai ganjil. Akan
dijelaskan juga enzim-enzimnya mengatur (regulasi) dan akibat dari defisiensi enzimnya.

I.METABOLISME LIPID

Mobilisasi Triasilgliserol
Triasilgliserol atau trigliserida adalah senyawa lipid utama yang terkandung dalam bahan
makanan dan sebagai sumber energi yang penting, khususnya bagi hewan. Sebagian besar
triasilgliserol disimpan dalam sel-sel jaringan adiposa, adipocytes. Triasilgliserol secara konstan
didegradasi dan diresintesis.
Pemrosesan dan distribusi lipid dijelaskan dalam 8 tahap ,yaitu:1

1.Triasilgliserol yang berasal dari diet makanan tidak larut dalam air. Untuk mengangkutnya
menuju usus halus dan agar dapat diakses oleh enzim yang dapat larut di air seperti lipase,
triasilgliserol tersebut disolvasi oleh garam empedu seperti kolat dan glikolat membentuk misel.

2.Di usus halus enzim pankreas lipase mendegradasi triasilgliserol menjadi asam lemak dan
gliserol. Asam lemak dan gliserol diabsorbsi ke dalam mukosa usus.

3.Di dalam mukosa usus asam lemak dan gliserol disintesis kembali menjadi triasilgliserol

4.Triasilgliserol tersebut kemudian digabungkan dengan kolesterol dari diet makanan dan protein
khusus membentuk agregat yang disebut kilomikron.

5.Kilomikron bergerak melalui sistem limfa dan aliran darah ke jaringan-jaringan.


6.Triasilgliserol diputus pada dinding pembuluh darah oleh lipoprotein lipase menjadi asam
lemak dan gliserol.

7.Komponen ini kemudian diangkut menuju sel-sel target.

8.Di dalam sel otot (myocyte) asam lemak dioksidasi untuk energi dan di dalam sel adiposa
(adipocyte) asam lemak diesterifikasi untuk disimpan sebagai triasilgliserol.
Selama olah raga, otot membutuhkan dengan cepat sejumlah energi simpanan. Asam
lemak yang disimpan dalam adipocyte dapat dilepaskan dan ditransport ke myocyte oleh serum
albumin untuk didegradasi menghasilkan energi.

Ada 3 sumber asam lemak untuk metabolisme energi pada hewan, yaitu:1
-suplai triasilgliserol dari makanan
-sintesis triasilgliserol dalam hati jika sumber energi internal melimpah
-simpanan triasilgliserol dalam adipocytes

DEGRADASI ASAM LEMAK: ß-OKSIDASI


Degradasi asam lemak terjadi di mitokondria dalam beberapa tahap:2
Tahap 1: aktivasi asam lemak di sitoplasma. Asam lemak difosforilasi dengan menggunakan
satu molekul ATP dan diaktifkan dengan asetil Co-A menghasilkan asam lemak-CoA, AMP,
dan pirofosfat inorganik

Nelson & Cox, Lehninger POB, 4th Ed.

Gambar 1. Pengaktifan asam lemak dengan acetyl-CoA menjadi asam lemak-CoA


Tahap 2: Pengangkutan asam lemak-CoA dari sitoplasma ke mitokondria dengan bantuan
molekul pembawa carnitine, yang terdapat dalam membran mitokondria (Gambar 3.4).

Nelson & Cox, Lehninger POB, 4th Ed.

Gambar 2. Masuknya asam lemak ke mitokondria melalui transport acyl-carnitine/carnitine.

Tahap 3: Reaksi ß-oksidasi, berlangsung dalam 4 tahap, yaitu (1) dehidrogenasi I, (2)

hidratasi, (3) dehidrogenasi II, dan (4) tiolasi (tahap pemotongan)

1. Dehidrogenasi I, yaitu dehidrogenasi Asam lemak-CoA yang sudah berada di dalam


mitokondrion oleh enzim acyl-CoA dehidrogenase, mengha-silkan senyawa enoyl-CoA. Pada
reaksi ini, FAD (flavin adenin dinukleotida) yang bertindak sebagai koenzim direduksi
menjadi FADH2. Dengan mekanisme fosforilasi bersifat oksidasi melalui rantai pemafasan,
suatu molekul FADH2 dapat menghasilkan dua molekul ATP.

2. Hidratasi, yaitu ikatan rangkap pada enoyl- CoA dihidratasi menjadi 3-hidroxyacyl- CoA
oleh enzim enoyl-CoA hidratase.

3. Dehidrogenase II, yaitu dehidrogenasi 3- hidroxyacyl-CoA oleh enzim ß-hidroxy- acyl-CoA


dehidrogenase dengan NAD+ sebagai koenzimnya menjadi ß-ketoacyl- CoA. NADH yang
terbentuk dari NAD+ dapat dioksidasi kembali melalui mekanisme fosforilasi oksidatif yang
dirangkaikan dengan rantai pernafasan
menghasilkan tiga molekul ATP

4. Pemecahan molekul dengan enzim ß-ketoacyl-CoA thiolase. Pada reaksi ini satu molekul
ketoacyl-CoA menghasilkan satu molekul asetyl-CoA dan sisa rantai asam lemak dalam bentuk
CoA-nya, yang mempunyai rantai dua atom karbon lebih pendek dari semula.

II. Jalur Minor Oksidasi Asam Lemak


Oksidasi Lemak Tak Jenuh
Asam lemak tak jenuh di alam (misal asam oleat) mempunyai ikatan rangkap pada konfigurasi
cis. Karena pada ß-oksidasi enzimnya spesifik untuk enoyl-CoA dengan konfigurasi trans,
maka diperlukan enzim enoyl-CoA isomerase untuk mengubah konfigurasi cis menjadi trans.
Adapun mekanisme oksidasi asam lemak tak jenuh berlangsung sama seperti ß-oksidasi untuk
asam lemak jenuh. Karena terdapat satu ikatan tak jenuh, maka dalam proses degradasinya,
asam lemak tak jenuh mengalami satu mekanisme reaksi tambahan yaitu reaksi isomerisasi
bentuk cis ke trans yang dikatalisis oleh enzim enoyl-CoA isomerase.1

Pada asam lemak tak jenuh, ada siklus ß-oksidasi yang tidak melalui reaksi dehidrogenasi I
yang menghasilkan FADH2, yaitu pada pmotongan 2 C yang mengandung ikatan rangkap.
Dengan demikian jumlah ATP yang dihasilkan pada ß-oksidasi asam lemak tak jenuh lebih
sedikit bila dibandingkan dengan jumlah ATP yang dihasilkan oleh ß-oksidasi asam lemak
jenuh dengan jumlah atom C yang sama.

Oksidasi Asam Lemak Rantai Ganjil


Pada asam lemak dengan jumlah atom C ganjil, setelah pengambilan acetyl- CoA (2C) sisanya
adalah residu propionyl- CoA (3C). Propionyl-CoA ini masuk ke siklus Krebs lewat Succinyl-
CoA. Dalam hal ini propionyl-CoA dikarboksilasi menjadi D-metylmalonyl- CoA, kemudian
diubah menjadi Succinyl- CoA melalui intermediet L- metylmalonyl- CoA. Jumlah energi
yang dihasilkan dalam 1 siklus krebs jika masuk lewat Succinyl- CoA hanya sebesar 6 ATP.

Karena masuk siklus krebs lewat Succinyl-CoA maka degradasi asam lemak dengan atom C
ganjil lebih cepat dibandingkan dengan degradasi asam lemak dengan atom C genap. Hal
ini penting untuk memberikan konsumyi pada orang atau makhluk hidup yang membutuhkan
energi dengan cepat, misal orang Eskimo.

Bagi penderita anemia pernisiosa sebagai akibat kekurangan vitamin B, kerja enzim
methylmalonyl-CoA mutase terganggu, sehingga L-Methylmalonyl-CoA tidak bisa diubah
menjadi Succinyl-CoA. Dalam urin penderita ini ditemukan L-methylmalonyl-CoA maupun
propionyl-CoA dalam jumlah yang besar.3
Oksidasi Alfa
Oksidasi alfa adalah proses degradasi asam lemak dimana dalam prosesnya hanya
satu atom karbon saja yang dilepaskan. Berbeda dengan oksidasi beta yang
memotong asam lemak setiap dua atom karbon dalam bentuk asetil koA, Oksidasi
alfa memotong asam lemak tiap satu atom karbon dan melepaskan dalam bentuk
CO2.2

Prosesnya sebagai berikut:4


1.Asam pitanat berikatan dengan koA membentuk pitanoil-koA, reaksi
ini dikatalisis oleh enzim asil-koA sintetase.
2.Pitanoil-koA akan dioksidasi menjadi 2-hidroksipitanoil-koA yang
dikatalisis oleh enzim pitanoil-koA dioksigenase.
3.2-hidroksipitanoil-koA akan dipecah oleh enzim 2-hidroksipitanoil-
koA liase menjadi pristanal dan formil-koA.
4.Formil-koA akan diproses menjadi asam format kemudian menjadi
CO2
.

Sedangkan pristanal akan dioksidasi oleh aldehid dehidrogenase membentuk asam


pristanat. Asam pristanat kemudian dapat didegradasi dengan oksidasi beta.

Oksidasi Omega
Melibatkan oksidasi rantai panjang asam lemak dan menengah mulai dari ujung
gugus karboksil diikuti oleh-oksidasi ke dalam beta. Oksidasi ini terjadi dalam
retikulum endoplasma, merupakan jalur kecil dari oksidasi asam lemak.2

Oksidasi Peroksisom
Bentuk modifikasi ß-oksidasi terjadi di peroksisom hati, yang dikhususkan untuk
degradasi asam lemak berantai panjang (n > 20).2

1. Pada tahap reduksi 1, flavoprotein acyl-CoA oxidase di peroxisome


memasukkan elektron secara langsung ke O2 menghasilkan H2O2, yang segera
diubah menjadi H2O dan O2 oleh katalase. Energi yang dihasilkan tidak disimpan
sebagai ATP tetapi dibuang dalam bentuk panas. Dalam mitokondria elektron yang

6
dihasilkan pada tahap reduksi 1 dimasukkan ke O2 menghasilkan H2O melalui
rantai respirasi yang digabungkan dengan pembentukan ATP.

2. Dalam sistem perosisomal, ß-oksidasi lebih aktif dilakukan terhadap asam lemak
berntai panjang, seperti asam hexakosanoat (26:0), dan asam lemak bercabang,
seperti asam fitanat dan asam pristanat. Pada mamalia konsentrasi lemak yang tinggi
dalam diet akan menaikkan sintesis enzim ß-oksidasi peroxisomal hati. Karena
peroxisome hati tidak mempunyai enzim-enzim untuk siklus TCA dan tidak dapat
mengkatalisa oksidasi acetyl- CoA menjadi CO2, maka asam lemak berantai panjang
atau bercabang terseut dikatabolisme menjadi produk asam lemak yang lebih
pendek, selanjutnya dieksport ke mitokondria untuk dioksidasi secara sempurna.3

III.De Novo Sintesis Asam Lemak

Biosintesis asam lemak sangat penting, khususunya dalam jaringan hewan,


karena mempunyai kemampuan terbatas untuk menyimpan energi dalam bentuk
karbohidrat. Proses ini dikatalisis oleh asam lemak synthase, suatu multienzim yang
berlokasi di sitoplasma.2

Biosintesis Asam Lemak Jenuh


Biosintesis asam lemak jenuh dimulai dari acetyl-CoA sebagai starter. Acetyl-CoA
ini dapat berasal dari ß-oksidasi asam lemak maupun dari piruvate hasil glikolisis
atau degradasi asam amino melalui reaksi pyruvate dehydrogenase. Acetyl-CoA
tersebut kemudian ditransport dari mitokondria ke sitoplasma melalui sistem citrate
shuttle untuk disintesis menjadi asam lemak.

Asam lemak synthase disusun oleh dua rantai peptida yang identik yang disebut
homodimer yang dapat dilihat pada gambar 3.13. Masing-masing dari 2 rantai
peptida yang digambarkan sebagai suatu hemispheres tersebut, mengkatalisis 7
bagian reaksi yang berbeda yang dibutuhkan dalam sintesis asam palmitat. Katalisis
reaksi multi urutan dengan satu protein mempunyai beberapa keuntungan
dibandingkan dengan beberapa enzim yang terpisah. 4
Keuntungan tersebut antara lain:

7
(1) reaksi-reaksi kompetitif dapat dicegah,
(2) reaksi terjadi dalam satu garis koordinasi, dan
(3) lebih efisien karena konsentrasi substrat lokal yang tinggi, kehilangan karena
difusi rendah.

LINTASAN UTAMA SINTESIA DE NOVO ASAM PALMITAT


Sistem sintesis asam palmitat terdapat pada jaringan tubuh termasuk jaringan hati,
ginjal, otak, paru-paru, kelenjar payudara dan adiposa . Sistem ini membutuhkan
kofaktor yang mencakup NADPH, ATP, Mn2+, biotin dan HCO3- (sebagai sumber
CO2). Di dalam sintesis tersebut, asetil-KoA digunakan sebagai substrat dan produk
akhirnya adalah palmitat bebas.1

Bikarbonat (HCO3-) digunakan sebagai sumber CO2 pada reaksi pendahuluan untuk
karboksilasi asetil-KoA menjadi malonil KoA dengan adanya ATP dan enzim asetil-
KoA karboksilase. Enzim memindahkan karboksil pada asetil-KoA untuk
membentuk malonil-KoA.
Ada dua tipe enzim sintase asam lemak, tipe pertama yang terdapat pada bakteri,
tumbuhan dan bentuk organisme lebih rendah lainnya. Masing-masing enzim pada
organisme tersebut saling terpisah, radikal asil terdapat dalam bentuk kombinasi
dengan protein yang disebut protein pembawa radikal asil (ACP-aCye carrier
protein). Tipe kedua, terdapat pada ragi, mamalia dan burung. Pada organisme
tersebut, sistem sintase berupa komplek polipeptida multienzim yang tidak dapat
dipisahkan lagi tanpa kehilangan aktivitasnya, dan ACP adalah bagian dari kompleks
tersebut. Komplek multienzim ini dikode oleh gel tunggal.4

Kompleks enzim sintase asam lemak merupakan sebuah dimer. Pada mamalia, setiap
dimer identik, dan terdiri atas satu rantai polipeptida yang bisa ditandai serta
mengandung tujuh aktivitas enzim sintase asam lemak dan sebuah ACP dengan
gugus 4’-fosfopantotein-SH. Didekatnya terdapat gugustiol (-SH) dari residu sistein
3-ketoasil sintase (enzim kondensis).

TAHAP-TAHAP REAKSI PADA SINTESIS ASAM PALMITAT


Tahap reaksi diawali oleh kondensasi asetil-KoA dengan gugus sistein-SH yang
dikatalisis oleh asetil transasilase.

8
Malonil –KoA bergabung dengan A’-fosfopantotein ACP yang dikatalisis oleh
malonil transamilase membentuk kompleks enzim asetil (asil)-malonil. Gugus
asetil menyerang metilen pada residu malonil dengan katalis 30 ketoasil sintase yang
membebaskan CO2 dan membentuk kompleks enzim-ketoasil (enzim-asetoasetil).
Dalam reaksi ini gugus sistein-SH yang tadinya ditempati oleh gugus asetil
dibebaskan. Tahap reaksi selanjutnya, adalah reduksi, dehidrasi dan reduksi kembali
gugus.2

Molekul malonil-KoA baru, yang dibutuhkan untuk perpanjangan rantai, bergabung


dengan gugus-SH pada 4’-fosfopantotein menggantikan residu asiljenuh pada gugus-
SH sistein bebas. Rangkaian reaksi tersebut diulang lebih dari 6 kali sampai tersusun
residu asil 16-karbon (palmitil) yang jenuh. Radikal ini, kemudian dibebaskan dari
enzim oleh aktivitas enzim ketujuh dalam kompleks tersebut yaitu tioesterase
(deasilase), dan membebaskan asam palmitat bebas. Persamaan reaksi keseluruhan
sintesis palmitat dari asetil-KoA dan malonil-KoA adalah.

CH2.CO-S.KoA + 7HOOC.CH2CO ~ S-KoA + 14 NADPH + 14H+ –>> CH3


C(CH2)14 COOH + 7 CO2 + 6H2O +8 KoA-SH + 14NADP+
Asetil-KoA yang digunakan sebagai primer reaksi sintesis asam palmitat,
membentuk atom karbon 15 dan 16 pada asam lemak tersebut. Sedang untuk
penambahan unit C2 pada perpanjangan rantai, berlangsung lewat pembentukan
malonil-KoA. Jika penyiap reaksi adalah propinil-KoA asam lemak rantai panjang
yang terbentuk adalah berantai atom karbon ganjil.4

Asetil-KoA yang merupakan molekul pembangun utama asam-asam lemak dapat


dibentuk dari karbohidrat melalui oksidasi di dalam mitokondria. Dalam keadaan
kenyang, enzim ATP-sitrat liase ekstra mitokondria menjadi aktif memecah sitrat
menjadi oksaloasetat dan asetil-KoA. Reaksi pembentukan asetil-KoA ini
melibatkan reaksi-reaksi yang terjadi di dalam mitokondria dan proses translokasi ke
luar mitokondria. Selanjutnya asetil-KoA yang terbentuk digunakan untuk
mengawali sintesis asam lemak palmitat dan asam-asam lemak lainnya.

NADPH yang terlibat dalam sintesis asam palmitat sebagai donor ekuivalen
pereduksi pada tahap reaksi reduksi derivat 3-ketoasil maupun 2,3 asil tak jenuh,

9
sumber utamanya adalah oksidasi glukosa pada jalur pentosa fosfat. Sumber lain
mungkin bukan utama adalah mencakup reaksi konversi malat menjadi piruvat yang
dikatalisis oleh enzim malat (NADP malat dehidrogenase) dan reaksi isositrat
dehidrogenase.

PEMANJANGAN RANTAI ASAM LEMAK


Pemanjangan rantai asam lemak yang disintesis terjadi di dalam retikulum
endoplasma (sistem mikrosom). Di dalam sistem ini untuk memperpanjang rantai
asam lemak terjadi melalui penambahan dua atom karbon. Sumber atom karbon
yang dibutuhkan adalah menggunakan molekul malonil-KoA sebagai donor asetil
dan refuktornya adalah NADPH. Reaksi ini dikatalisis oleh asam lemak elongase
mitokondria.1

Regulasi Sintesis Asam Lemak


Biosintesis asam lemak tergantung pada kecepatan enzim acetyl-CoA carboxylase
mengubah acetyl-CoA menjadi malonyl-CoA. Jika konsentrasi acetyl-CoA dan ATP
di dalam mitokondria naik, cytrate ditransport keluar mitokondria masuk ke sitosol.
Cytrate ini menjadi precursor acetyl-CoA sitosol sekaligus sebagai isyarat alosterik
(modulator positif) untuk mengaktifkasi acetyl-CoA carboxylase dalam
pembentukan malonyl-CoA. Jika konsentrasi malonyl-CoA meningkat maka
pembentukan palmitoyl-CoA juga meningkat. Oleh karena palmitoyl-CoA
merupakan penghambat (modulator negatif) bagi enzim acetyl-CoA carboxylase,
maka proses ini akan diatur secara alosterik sampai keadaan menjadi normal
kembali. Biosintesis asam lemak juga diatur oleh beberapa hormon. Hormon insulin
memicu aktivasi enzim cytrate lyase, sedangkan glucagon dan epinephrine memicu
penginaktifan enzim acetyl-CoA carboxylase melaui fosforilasi .5

IV.DEFISIENSI ENZIM

Defisiensi karnitin dapat terjadi terutama pada neonatus-dan khususnya bayi


prematur- karena kurang memadainya biosintesis atau kebocoran diginjal. Defisiensi
zat ini juga dapat terjadi pada hemodialisis. Hal ini mengisyaratkan adanya
kebutuhan mirip vitamin akan karnitin dalam makanan pada sebagian orang. Gejala
defisiensi mencakup hipoglikemia yang disebabkan gangguan asam lemak dan

10
akumulasi lipid disertai kelemahan otot. Terapi kelainan ini adalah dengan
sulementasi karnitin peroral. Defisiensi CPT-I herediter hanya mengenai hati yang
menyebabkan oksidasi asam lemak dan ketogenesis, disertai hipoglikemia.
Defisiensi CPT-II terutama mengenai otot rangka dan jika parah, hati.

Karnitin
Senyawa yang bertindak sebagai pentranspor asam lemak rantai panjang dari
sitoplasma ke dalam mitokondria. Pada β-oksidasi asam lemak panjang diaktifkan
sebagai molekul asil-KoA bernergi tinggi yang tidak dapat menembus membram
mitokondria. Supaya β-oksidasi bisa berlangsung, asam lemak aktif tersebut harus
ditranspor ke dalam mitokondria. Pengaktifan ini dilaksanakan dengan cara gugus
hidroksil karnitin membentuk ester berenergi tinggi dengan rantai asam lemak
panjang yang berada di luar mitokondria, yang kemudian akan menembus membran.
Setelah berhasil ditranspor ke dalam mitokondria, ikatan tersebut terpecah dan
terbentuk asil-KoA baru tanpa kehilangan energi. Defisiensi karnitin mengakibatkan
miopati otot dan akumulasi lipida dalam jaringan. Sinonim. Γ-trimetilamino- β-
hidroksibutirat, juga disebut Vitamin Bt.6

Karnitin, dikenal juga sebagai L-karnitin atau levocarnitin, adalah senyawa


ammonium kation yang disintesis dari asam amino lisin dan metionin. Nama karnitin
sendiri berasal dari bahasa latin carnus yang berarti daging. Nama ini diberikan
karena senyawa ini pertama kali ditemukan di dalam daging sapi. Senyawa ini
membantu konsumsi dan pemakaian lemak dalam tubuh karena ia bertanggung
jawab dalam transportasi asam lemak dari sitosol menujumitokondria. Senyawa ini
biasa dijual sebagai suplemen makanan.

Sintesis iosintesis karnitin di dalam tubuh dari asam amino lisin atau metionin terjadi
secara primer di hati dan ginjal. Vitamin C (asam askorbat) esensial bagi sintesis
karnitin.

Peran dalam Metabolisme


Karnitin mentranspor gugus asil rantai panjang dari asam lemak menuju matriks
mitokondria sehingga mereka dapat dipecah melalui reaksi oksidasi beta menjadi
asetat untuk memperoleh energi di dalam Siklus Krebs. Sebelum menempel dengan

11
karnitin, asam lemak harus diaktivasi terlebih dahulu. Tahap ini terdiri atas tiga
tahap utama.5

Tahap pertama adalah pembentukan asil-Ko A terlebih dahulu dari senyawa asam
lemak. Tahap ini dimulai dengan penempelan asam lemak dengan koenzim A (Ko
A] melalui ikatan tioester. Reaksi ini dikatalisasi oleh enzim lemak asil-Ko A
sintetase (fatty acyl-CoA synthetase) dan diselesaikan dengan bantuan enzim
pirofosfatase sehingga membentuk senyawa asil-Ko A.

Tahap kedua adalah tahap pemindahan gugus asil dari asil-Ko A ke molekul karnitin
sehingga membentuk senyawa asil-karnitin dibantu oleh enzim karnitin
asiltransferas I (palmitoiltransferase).

Kemudian tahap ketiga adalah transpor molekul tersebut ke dalam mitokondria.


Tahap tersebut terjadi dengan bantuan 2 senyawa enzim lain.

Asil-karnitin dibawa masuk oleh karnitin-asilkarnitin translokase. Asil-karnitin


diubah kembali menjadi asil-KoA oleh karnitin asiltransferase II
(palmitoyltransferase) yang terletak di membran dalam mitokondria. Karnitin yang
terlepas dikembalikan ke sitosol.

Disfungsi dari proses ini menimbulkan cacat genetik seperti defisiensi karnitin
primer, defisiensi karnitin palmitoiltransferase I, defisiensi karnitin
palmitoiltransferase II , dan karnitin-aslkarnitin translokase.

Aktivitas karnitine asiltransferase I dapat dihambat secara alosterik dengan


kehadiran malonil-KoA, senyawa metabolit intermediat biosintesis asam lemak,
untuk mencegah beta-oksidation dan sintesis asam lemak lebih jauh.

Sumber Karnitin
Konsentrasi karnitin terbesar dapat diperoleh dari daging merah dan produk susu.
Sumber alami lain dari karnitin selain daging adalah kacang-kacangan, dan kuaci
(misalnya: kuaci labu, kuaci biji bunga matahari, wijen), buncis, dan sayur-sayuran.6

12
V.Kesimpulan

Defisiensi karnitin menyebabkan kelemahan otot pada anak di skenario ini. Karnitin
berfungsi sebagai transporter untuk megaktifkan asam lemak di mitokondria yang
penting untuk proses selanjutnya yaitu Beta Oksidasi.

VI.DAFTAR PUSTAKA
1. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW, 2003,Biokimia Harper,Edisi
XXV, Penerjemah Hartono Andry, Jakarta: EGC

2.Stryer L, 1996, Biokimia, Edisi IV, Penerjemah: Sadikin dkk (TimPenerjemah


Bagian Biokimia FKUI), Jakarta: EGC

3. Supardan, 1989,Metabolisme Lemak , Malang: Lab. BiokimiaUniversitas


Brawijaya

4.Salati L.M. goodbridge AG: Fahy acid Synthesis in eukaryotes In biochemistry of


Lipids.

5.Smith., Hill RL, Lehman IR., Lefkowitz RIP., White A. 1993. Principle of
Biochemistry : Mammalian Biochemistry, 7th ed. Mc Graw Hill Co. New York.

6. Steiber A, Kerner J, Hoppel C (2004). "Carnitine: a nutritional, biosynthetic, and


functional perspective". Mol. Aspects Med. 25 (5-6): 455–73.

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai