LEMAK
Lemak yang tidak diperlukan disimpan di dalam Jaringan adipose (bawah kulit). Ia
dikeluarkan apabila diperlukan dan diubah menjadi gliserol dan asam lemak di
dalam hati.
Apabila lemak telah di metabolismekan oleh hati, terdapat zat sisa berupa keton
Lemak atau lipid terdapat pada semua bagian tubuh manusia terutama pada bagian
otak, mempunyai peran yang sangat penting dalam proses metabolisme secara umum.
Sebagian lipid jaringan tersebar sebagai komponen utama membrane sel dan berperan
mengatur jalannya metabolisme di dalam sel.
Beberapa peranan biologi yang penting dari lipid adalah sebagi berikut:
1. Komponen struktur membran
Di dalam tumbuhan, senyawa lipid disimpan sebagai cadangan energi yang cukup
besar di dalam biji dan buah.
Biosintesis asam lemak dari asetil ko-A terjadi di hampir semua bagian tubuh hewan,
terutama di dalam jaringan hati, jaringan lemak dan kelenjar susu.
Biosintesis ini berlangsung dalam sitoplasma, membutuhkan asam sitrat sebagai
kofaktor dan membutuhkan CO2 sebagai factor pembantu dalam mekanisme
pemanjangan rantai asam lemak, meskipun CO2 tidak tergabung ke dalam asam
lemak tersebut.
Asam lemak adalah suatu senyawa yang terdiri dari rantai panjang hidrokarbon dan
gugus karboksilat yang terikat pada ujungnya.
Asam lemak mempunyai dua peranan fisiologi yang penting.
1. Pertama, sebagai satuan pembentuk fosfolipid dan glikolipid yang merupakan
molekul amfipatik sebagai komponen membran biologi.
2. Asam lemak mempunyai peran yang sangat penting sebagai sumber pembentuk energi
dalam tumbuhan dan hewan.
Sebagian besar asam lemak disimpan dalam bentuk senyawa trigliserida di dalam sel.
Sebagian besar asam lemak bebas yang mengalami katabolisme berasal dari proses
hidrolisis trigliserida oleh enzim lipase yang terdapat di dalam sel jaringan lemak.
Asam lemak ini dikeluarkan dari sel, berikatan dengan serum albumin yang kemudian
bersama aliran darah dibawa ke jaringan lainnya di dalam tubuh untuk selanjutnya
mengalami oksidasi.
Dalam hal ini asam lemak yang masuk ke jaringan lebih dulu dipergiat dengan
perantaraan enzim di dalam sitoplasma, baru kemudian dapat dimasukkan ke dalam
mitokondrion untuk selanjutnya mengalami proses oksidasi menghasilkan energi yang
dipakai untuk segala kegiatan dalam tubuh yang memerlukan energi. OK
Oksidasi sempurna asam lemak berantai panjang di dalam semua sel jaringan hewan
mamalia, kecuali di dalam sel otak, menghasilkan CO2 dan H2O sebagai hasil akhir.
Dalam keadaan tertentu oksidasi asam lemak dalam sel otak menghasilkan asam β-
hidroksibutirat.
Kelincahan gerak, penyebaran, dan oksidasi asam lemak yang terjadi di dalam tubuh
berlangsung secara terpadu dengan proses metabolisme karbohidrat dan diatur oleh
sistem hormon endokrin yang rumit.
Kesimpulan:
Pada oksidasi asam lemak, asam lemak akan diubah dalam proses β-oksidasi menjadi
asetil KoA.
Proses Oksidasi lain dengan α-oksidasi
Meskipun β-oksidasi merupakan jalur paling dominan pada oksidasi lemak, namun
sebenarnya masih ada jalur oksidasi lain yang dikenal, yaitu α-oksidasi. α-oksidasi
melakukan penghapusan/penghilangan satu atom karbon pada asam lemak dan tidak
melibatkan ikatan asam lemak dengan koenzim A.
Dalam proses ini tidak ada energi apapun yang dihasilkan.
Sebelum memulai oksidasi, terlebih dahulu asam lemak dihidroksilasi. Baik itu
hidroksilasi pada asam lemak rantai pendek maupun hidroksilasi asam lemak rantai
panjang (untuk sintesis sfingolipid).
Proses hidroksilasi ini kemungkinan besar terjadi di retikulum endoplasma dan
mitokondria yang melibatkan “fungsi oksidasi campuran.”
Proses Oksidasi lain dengan ω-oksidasi
Jalur ini termasuk jalur yang jarang. jalur ini terjadi di retikulum endoplasma pada
hampir semua jaringan tubuh.
Sama seperti α-oksidasi, ω-oksidasi juga melibatkan hidroksilasi sebelum oksidasi
asam lemak.
Dalam hal ini hidroksilasi terjadi pada karbon metil di akhir gugus karboksil atau
karbon disebelah metil akhir.
Jalur ini juga melibatkan “fungsi oksidasi campuran” (mixed function oxidase) dan
membutuhkan sitokrom P450, O2, dan NADPH.
Bahan dari piruvat membuat proses ini seolah-olah lebih mudah.
Piruvat diubah menjadi asetilKoA dan oksaloasetat, yang akhirnya akan bergabung
kembali membentuk sitrat.
Sitrat yang baru saja dibentuk mampu dengan bebas menembus membran mitokondria
sampai ke sitoplasma.
Di sitoplasma sitrat ini akan dipecah oleh sitrat liase menjadi asetil KoA dan
oksaloasetat.
Pada tahap ini, oksaloasetat diteruskan hingga membentuk malat sedangkan asetil
KoA dilanjutkan ke proses berikutnya, yaitu pembentukan malonil KoA dari asetil
KoA.