Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses katabolisme lemak terdapat dalam semua bagian tubuh manusia terutama dalam otak.
Lemak mempunyai peran sangat penting dalam proses metabolisme secara umum. Pada
katabolisme lemak, asam lemak akan mengalami pemotongan unit dua karbon berturut-turut secara
oksidatif yang disebut dengan oksidasi beta.

Jumlah atp yang dihasilkan katabolisme lemak ialah 44 ATP dari glikolisis 8 atp dan siklus krebs 36
atp. Hasil katabolisme asam lemak didalam sel adalah panas dan energi

Katabolisme lemak dimulai dengan pemecahan lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol
yang merupakan senyawa dengan 3 atom C dapat dirubah menjadi gliseraldehid 3 fosfat, selanjutnya
gliseral dehid 3 fosfat mengikuti jalur glikolisis sehingga terbentuk piruvat. Sedangkan asam lemak
dapat dipecah menjadi molekul-molekul dengan 2 atom C. Molekul dengan 2 atom C ini kemudian
diubah menjadi asetil koenzim A, sedangkan satu molekullemak (18 ) dapat menghasilkan 10asetil
koenzim A. Oleh sebab itu, dalam proses katabolisme, energi yang dihasilkan lemak lebih besar dari
pada yang dihasilkan oleh karbohidrat. Energy yang dihasilkan dari 1 gram karbohidrat sebesar 4,1
kkal, sedangkan dari 1 gram lemak dihasilkan energy sebesar 9 kkal.

Beberapa peranan biologi dari lipid sebagai berikut:

ü Sebagai komponen struktur membrane

ü Sebagai lapisan pelindung pada beberapa jasad

ü Sebagai bentuk energy cadangan

ü Sebagai komponen permukaan sel yang berperan dalam proses kekebalan

jaringan

ü Sebagai komponen dalam proses pengangkutan melalui membran previous


2.2 Fungsi Katabolisme lemak

ü Sebagai penyusun struktur : membran sel dalam hal ini lipid berperan

sebagai barier untuk sel dan mengatur aliran material-material.

ü Sebagai cadangan energi : lipid disimpan sebagai jaringan adipose

ü Sebagai hormone dan vitamin membantu regulasi proses-proses

biologis.

2.3 Proses Katabolisme Lemak

Lemak merupakan salah satu sumber energi tubuh bahkan kandungan energinya paling tinggi
diantara sumber energi yang lain, yaitu sebesar 9 kkal/gram. Energi hasil pemecahan lemak dimulai
saat lemak berada didalam kebutuhan energi.pemecahan lemak dimulai saat lemak berada didalam
system pencernaan makanan.

Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu
membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang. Jika
sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi. Proses
oksidasi asam lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya
sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun
akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga dihasilkan energi

Lemak akan dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Dari senyawa tersebut, asam lemak sebagian
mengandung sebagian besar energi, yaitu sekitar 95%sedangkan gliserol hanya mengandung 5% dari
besar energi lemak. Untuk dapat menghasilkan energi, asam lemak akan mengalami oksidasi yang
terjadi di dalam mitokondria, sedangkan gliserol di rombak secara glikolisis. Gliserol dalam glikolisis
akan di ubah kembali menjadi dihidroksi aseton fosfat. Oksidasi asam lemak juga melalui lintasan
akhir yang dilalui karbohidrat, yaitu siklus krebs.

Setelah berada didalam mitokondria, asam lemak akan mengalami oksidasi untuk menghasilkan
energi. Aksodasi asam lemak terjadi dalam dua tahap, yaitu oksidasi asam lemak yang menghasilkan
residu asetil KoA dan oksidasi asetil KoA menjadi karbon dioksida melalui siklus krebs.

Tujuan utama katabolismelemak adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam
senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob) disebut
proses respirasi, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi
anaerob.Katabolisme lemak berlangsung di membran luar mitokondria.Katabolisme lemak yang
menghasilkan 44 ATP adalah katabolisme 1 mol asam lemak 6 karbon melalui siklus asam sitrat.

Lemak lebih besar energinya dari pada karbohidrat dikarenakan lemak lebih banyak mengandung
hydrogen terikat dan merupakansenyawa karbon yang paling banyak tereduksi, sedangkan
karbohidrat dan protein banyak mengandung oksigen dan lebih sedikit hydrogen terikat adalah
senyawa yang lebih teroksidasi..

Senyawa karbon yang tereduksi lebih banyak menyimpan energy dan apabila ada pembakaran
sempurna akan membebaskan energy lebih banyak karena adanyya pembebasan elektron yang lebih
banyak. Jumlah elektron yang dibebaskan menunjukkan jumlah energy yang dihasilkan. Glukosa dan
asam glutamate dapat menghasilkan jumlah ATP yang sama yaitu 36 ATP, sedangkan katabolisme
asam heksanoat dengan jumlah karbon yang sama dengan glukosa (6 karbon) menghasilkan 44 ATP,
sehingga jumlah energy yang dihasilkan pada lemak lebih besar dibandingkan dengan yang
dihasilkan pada karbohidrat dan protein. Sedangkan jumlah energy yang dihasilkan protein
setaradengan jumlah yang dihasilkan dengan karbohidrat dalam berat yang sama.

Dari penjelasan itu dapat disimpulkan jika kita makan dengan mengonsumsi makanan yang
mengandung lemak akan lebih memberikan rasa kenyak dibandingkan dengan protein dan
karbohidrat. Karena rasa kenyang tersebut disebabkan oleh kemampuan metabolism lemak untuk
menghasilkan energi yang lebih besar.

Nugroho menguraikan proses katabolisme asam lemak sebagai berikut:

1. Katabolisme Gliserol

Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol ini
selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal, gliserol
mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk
ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur
glikolisis.

2. Oksidasi Asam Lemak (Oksidasi Beta)

Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi asil-
KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan dikatalisir oleh enzim asil-
KoA sintetase (Tiokinase).

Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak rantai
panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa karnitin.

2.4 Masuknya asil KoA ke dalam mitokondria

Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:

1. Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh

enzimtiokinase.

2. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin

palmitoiltransferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria

menjadi asil karnitin.Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut

bisa menembus membraneinterna mitokondria.

3. Pada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin

translokaseyang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan

karnitin keluar.

4. Asil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan

KoAdengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di


Membraneinterna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.

5. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam

proseoksidasi beta.

2.5 Reaksi β Oksidasi

1. Reaksi pertama : Dehidrogenase pertama

Reaksi ini merupakan peristiwa oksidasi atau dehidrogenase yang pertama terhadap asam lemak
aktif. Enzim yang mengkatalisa adalah asil - KoA dehidrogenase. Setelah ester asil lemak Ko-A masuk
ke dalam matriks, molekul itu mengalami dehideogenasi enzimatik pada atom karbon α dan β (atom
carbón 2 dan 3) untuk membentuk ikatan ganda pada rantai karbon, dan karenanya menghasilkan
statu trans-Δ2-enoil – S – KoA sebagai produk, dalam tahap yang dikatalisa oleh dehidrogenase asil –
KoA, yaitu enzim (ditunjukkan oleh E) yang mengandung FAD sebagai gugus prostetik.

Asil lemak – S – KoA trans-Δ2-enoil – S – KoA

E – FAD E – FADH2

Pada reaksi ini, atom hidrogen yang dilepaskan dari asil lemak – KoA dipindahkan ke FAD, yang
merupakan gugus prostetik yang terikat kuat pada dehidrogenasi asil – KoA.Bentuk tereduksi
dehidrogenase ini lalu memberikan elektronnya kepada molekul pebawa electron, yang disebut
flavoprotein pemindahan electron (ETFP), yang selanjutnya memindahkan pasangan elekrton ke
ubikuinon pada rantai respirasi mitokondria.Selama transport pasangan electron ini selanjutnya ke
oksigen oleh rantai respirasi, dua ATP dihasilkan oleh fosforilasi oksidatif.

2. Reaksi kedua : Hidrasi

Trans –menoil KoA yang terbentuk pada reaksi dehidrogenase di atas pada reaksi berikutnya diubah
ke dalam 3 – hidroksi – asil – KoA oleh enzim enoil – KoA hidrase.

Enzim ini menunjukkan spesifitas yang relatif oleh karena dapat pula menghidrasi menghidrasi
senyawa turunannya baik yang jenuh, tak jenuh, bentuk trans maupun bentuk sis. Hasil hidrasinya
pada asil KoA dengan ikatan ganda trans maka hasilnya adalah bentuk L.

3. Reaksi ketiga : Dehidrogenasi kedua

Berbeda dengan dehidrogenasi yang pertama yang dibantu oleh gugus prostetis FAD maka
dehidrogenasi yang kedua itu dibantu oleh NAD Pada tahap ini, L-3-hidroksiasil –KoA
didehidrogenasi untuk membentuk 3-ketoasil-KoA oleh kerja 3-hidroksiasil-KoA dehidrogenase.
Reaksinya adalah:

L-3-Hidroksiasil – S – KoA + NAD+ 3 – ketoasil – S – KoA + NADH + H+

Enzim ini benar-benar spesifik (100%) bagi stereoisomer L. NADH yang terbentuk didalam reaksi ini
lalu memberikan ekuivalen pereduksinya ke NADH dehidrogenase pada rantai respirasi (gambar 18-
17). Seperti pada semua subtract lain dari dehidrogenase yang berkaitan dengan NAD pada
mitokondira, tiga molekul ATP dihasilkan dari ADP per pasangan electrón yang mengalir dari NADH
ke oksigen melalui rantai transport electron.

4. Reaksi keempat : Tiolisis

Reaksi berikut ini adalah sebuah lisis yang disebabkan senyawa tiol. Senyawa terakhirnya adalah
K0ASH Tahap ke empat dan terakhir dari siklus oksidasi asam lemak dikatalisis oleh asetil-KoA
asetiltransferase (lebih dikenal sebagai tiolase), yang melangsungkan reaksi 3-ketoasil-KoA dengan
molekul dari KoA-SH bebes untuk membebaskan 2 karbon karboksilterminal dari asam lemak
asalnya, sebagai asetil-KoA, dan produk sisanya, yaitu aster KoA dari asam lemak semula yang
diperkecil dengan dua atom karbon

KATABOLISME LEMAK

Jika sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami esterifikasi yaitu
membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai cadangan energi jangka panjang.
Katabolisme lemak dimulai dengan pemecahan lemak menjadi gliserol dan asam lemak. Gliserol
yang merupakan senyawa dengan 3 atom C dapat dirubah menjadi gliseral dehid 3-fosfat.
Selanjutnya gliseral dehid 3-fosfat mengikuti jalur glikolisis sehingga terbentuk piruvat. Sedangkan
asam lemak dapat dipecah menjadi molekul-molekul dengan 2 atom C. Molekul dengan 2 atom C ini
kemudian diubah menjadi asetil koenzim A dapat dihitung satu. Sehingga jika sewaktu-waktu tak
tersedia sumber energi dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi. Proses oksidasi asam lemak
dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya sebagaimana asetil KoA dari hasil
metabolisme karbohidrat dan protein, asetil KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam
sitrat sehingga dihasilkan energi (Nugroho, 2009). Lebih lanjut Nugroho menguraikan proses
metabolisme asam lemak sebagai berikut.

 Katabolisme gliserol
Gliserol sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi. Gliserol ini
selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu glikolisis. Pada tahap awal,
gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya
senyawa ini masuk ke dalam rantai respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu
produk antara dalam jalur glikolisis. Enzim gliserokinase mengkatalisis reaksi :
Gliserol → Gliserol 3-fosfat
Dalam reaksi ini diperlukan ATP dan menghasilkan ADP. Enzim ini terutama terdapat dalam
hati dan ginjal. Enzim gliserol 3-fosfat dehidrogenase mengkatalisis reaksi :
Gliserol 3-fosfat → Dihidroksi aseton fosfat ( DHAP )
 Beta oksidasi asam lemak
Untuk memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan
oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan
terlebih dahulu menjadi asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan
dengan dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
Asam lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak
rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa
karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.
Langkah-langkah masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:
1. Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir oleh enzim
tiokinase.
2. Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil
transferase I yang terdapat pada membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin.
Setelah menjadi asil karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran
interna mitokondria.
3. PadaPada membran interna mitokondria terdapat enzim karnitin asil karnitin
translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil karnitin ke dalam dan karnitin
keluar.
4. AsilAsil karnitin yang masuk ke dalam mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA
dengan dikatalisir oleh enzim karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran
interna mitokondria menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
5. Asil KoA yang sudah berada dalam mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses
oksidasi beta.

Dalam oksidasi beta, asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses
dan pada setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA. Selanjutnya
asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi ini, karbon β asam
lemak dioksidasi menjadi keton.

Telah dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu menjadi
asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P)

Setelah berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap perubahan


sebagai berikut:

1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai respirasi
dengan menghasilkan energi 2P (+2P)

2. delta2-trans-enoil-KoA diubah menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA

3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi 3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai


respirasi dengan menghasilkan energi 3P (+3P)

4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang mengandung 2 atom C dan asil-KoA yang telah
kehilangan 2 atom C.

Dalam satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali oksidasi
beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom C, maka asil-KoA
yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan kehilangan lagi 2 atom C karena
membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA.
Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.

C. Reaksi β Oksidasi

1. Reaksi pertama : Dehidrogenase pertama

Reaksi ini merupakan peristiwa oksidasi atau dehidrogenase yang pertama terhadap asam
lemak aktif. Enzim yang mengkatalisa adalah asil - KoA dehidrogenase. Setelah ester asil
lemak Ko-A masuk ke dalam matriks, molekul itu mengalami dehideogenasi enzimatik pada
atom karbon α dan β (atom carbón 2 dan 3) untuk membentuk ikatan ganda pada rantai
karbon, dan karenanya menghasilkan statu trans-Δ2-enoil – S – KoA sebagai produk, dalam
tahap yang dikatalisa oleh dehidrogenase asil – KoA, yaitu enzim (ditunjukkan oleh E) yang
mengandung FAD sebagai gugus prostetik :

Asil lemak – S – KoA trans-Δ2-enoil – S – KoA

E – FAD E – FADH2

Pada reaksi ini, atom hidrogen yang dilepaskan dari asil lemak – KoA dipindahkan ke FAD,
yang merupakan gugus prostetik yang terikat kuat pada dehidrogenasi asil – KoA. Bentuk
tereduksi dehidrogenase ini lalu memberikan elektronnya kepada molekul pebawa electron,
yang disebut flavoprotein pemindahan electron (ETFP), yang selanjutnya memindahkan
pasangan elekrton ke ubikuinon pada rantai respirasi mitokondria. Selama transport
pasangan electron ini selanjutnya ke oksigen oleh rantai respirasi, dua ATP dihasilkan oleh
fosforilasi oksidatif.

2. Reaksi kedua : Hidrasi

Trans –menoil KoA yang terbentuk pada reaksi dehidrogenase di atas pada reaksi berikutnya
diubah ke dalam 3 – hidroksi – asil – KoA oleh enzim enoil – KoA hidrase.

Enzim ini menunjukkan spesifitas yang relatif oleh karena dapat pula menghidrasi
menghidrasi senyawa turunannya baik yang jenuh, tak jenuh, bentuk trans maupun bentuk
sis. Hasil hidrasinya pada asil KoA dengan ikatan ganda trans maka hasilnya adalah bentuk L.

3. Reaksi ketiga : Dehidrogenasi kedua

Berbeda dengan dehidrogenasi yang pertama yang dibantu oleh gugus prostetis FAD maka
dehidrogenasi yang kedua itu dibantu oleh NAD Pada tahap ini, L-3-hidroksiasil –KoA
didehidrogenasi untuk membentuk 3-ketoasil-KoA oleh kerja 3-hidroksiasil-KoA
dehidrogenase. Reaksinya adalah:

L-3-Hidroksiasil – S – KoA + NAD+ 3 – ketoasil – S – KoA + NADH + H+

Enzim ini benar-benar spesifik (100%) bagi stereoisomer L. NADH yang terbentuk didalam
reaksi ini lalu memberikan ekuivalen pereduksinya ke NADH dehidrogenase pada rantai
respirasi (gambar 18-17). Seperti pada semua subtract lain dari dehidrogenase yang
berkaitan dengan NAD pada mitokondira, tiga molekul ATP dihasilkan dari ADP per pasangan
electrón yang mengalir dari NADH ke oksigen melalui rantai transport electron.

4. Reaksi keempat : Tiolisis

Reaksi berikut ini adalah sebuah lisis yang disebabkan senyawa tiol. Senyawa terakhirnya
adalah K0ASH Tahap ke empat dan terakhir dari siklus oksidasi asam lemak dikatalisis oleh
asetil-KoA asetiltransferase (lebih dikenal sebagai tiolase), yang melangsungkan reaksi 3-
ketoasil-KoA dengan molekul dari KoA-SH bebes untuk membebaskan 2 karbon
karboksilterminal dari asam lemak asalnya, sebagai asetil-KoA, dan produk sisanya, yaitu
aster KoA dari asam lemak semula yang diperkecil dengan dua atom karbon

3-Ketoasil-S-KoA +Koa-SH asil lemak-S-KoA yang diperpendek + asetil-S-KoA

Dari tahapan reaksi oksidasi asam lemak diatas dapat diketahui bahwa setiap kali asam
lemak aktif itu menjalani siklus pemecahan dihasilkan molekul asetil K0A dan 2 pasang atom
hidrogen.
Berikut adalah reaksi asam lemak yang akan menjadi miristoil – K0 A berlangsung sebagai
berikut :

Palmitoil – K0A + FAD + H2O + NAD + + K0A Miristoil – KoA + FADH2 + NADH +
H+ + asetil –KoA

Setelah pemisahan satu unit asetil-KoA dari palmitoil-KoA, kita berhadapan dengan ester
KoA asam lemak yang diperpendek, yaitu asam miristat 14-karbon. Miristoil KoA ini sekarang
dapat masuk ke dalam siklus oksidasi asam lemak dan mengalami rangkaian empat rekasi
selanjutnya, yang sama dengan rangkaian pertama, menghasilkan molekul asetil-KoA kedua
dan lauril-KoA, yaitu ester KoA dari asam lemak homolog 12-karbon, asam laurat. Bersama-
sama, ketujuh lintasan yang melalui siklus oksidasi asam lemak diperlukan untuk
mengoksidasi satu molekul palmitoil-KoA untuk menghasilkan delapan molekul asetil-KoA.

Palmitoil-S-KoA + 7KoA-SH + 7FAD + 7NAD+ + 7H2O 8 asetil-S_koA + 7FADH2 +


7NADH + 7H+

Asetil-KoA yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam sitrat.

D. Asetil-KoA dioksidasi melalui siklus Asam Sitrat

Asetil-KoA yang dihasilkan dari oksidasi asam lemak tidak berbeda dengan asetil-KoA yang
terbentuk dari piruvat. Gugus asetilnya, pada akhirnya akan dioksidasi menjadi CO2 dan H2O
oleh lintas yang sama, yakni siklus asam sitrat. persamaan berikut adalah persamaan yang
menggambarkan neraca keseimbangan babak kedua di dalam oksidasi asam lemak, yaitu
oksidasi kedelapan molekul asetil-KoA yang dibentuk dari palmitoil-KoA dengan fosforilasi
yang terjadi bersamaan dengan itu :

8 asetil-S-KoA + 16O2 + 96Pi + 96ADP 8 KoA-SH + 96ATP + 104H2O + 16CO2

E. Kalkulasi energi yang dihasilkan (dalam bentuk ATP)

Setiap molekul FADH2 yang terbentuk selama oksidasi asam lemak memberikan sepasang
electron ke ubikuinon pada rantai respirasi; dan, ada dua molekul ATP yang dihasilkan dari
ADP dan fosfat selama terjadinya transport pasangan electron ke oksigen dan fosforilasi
oksidatif yang berkaitan dengan itu. Serupa dengan hal tersebut, setiap molekul NADH yang
terbentuk memindahkan sepasang elektron ke NADH dehidrogenase mitokondria. Transport
selanjutnya dari setiap pasang electron menuju oksigen mengakibatkan pembentukan tiga
molekul ATP dari ADP dan fosat. Jadi, lima molekul ATP dibentuk per molekul aasetil-KoA
yang dipindahkan pada setiap lintas yang melalui rangkaian ini, yang terjadi pada jaringan
hewan, seperti hati atau jantung.

Apabila 2 pasang hidrogen yang terbentuk itu dioksidasi melalui rantai transport elektron –
oksigen maka akan dihasilkan energi yang selanjutnya dapat disimpan dalam ATP. Reaksi
jumlahnya apabila fosforilasi oksidatif itu diikutsertakan adalah :

Palmitoil – K0A + K0ASH + O2 + 5 ADP + 5 Pan Miristoil - K0A + 5 ATP + 6


H2O + asetil - K0A

Apabila asam lemak tersebut sempurna dipecah menjadi fraksi C – 2 maka senyawa
tersebut harus menjalani tujuh siklus, dan reaksi jumlahnya adalah :

Palmitoil – K0A + 7 K0ASH + 7O2 + 35 ADP + Pan 8 asetil – K0A + 35 ATP + 42 H2


Jadi pada pemecahan palmitoil – K0A melalui lingkaran, jalur β – oksidasi maka energi yang
dihasilkan disimpan ke dalam 35 ATP. Kedelapan asetil K0A yang terbentuk di atas dapat
masuk ke dalam jalur lingkaran asam trikarboksilat dan dioksidasi menjadi CO2
dan H2O dengan reaksi :

8 Asetil – K0A + 16 O2 + 96 ADP + 96 Pan 16 CO2 + 96 ATP + 104 H2O + 8 K0ASH

Dengan demikian maka dapatlah reaksi jumlah oksidasi palmitoil – K 0A melalui β oksidasi
dan lingkaran asam trikarboksilat beserta fosforilasi oksidatifnya :

Palmitoil – K 0A + 23 O2 + 131 ADP + 131 Pan 16 CO2 + 146 H2O + 131 ATP +
K0ASH

Jika pada reaksi aktivasi asam palmitat menjadi palmitiol – K0A dibutuhkan eqivalen 2 ATP
maka hasil bersih ATP menjadi 129. Oleh karena itu dapatlah dihitung energi yang dapat
disimpan dalam bentuk ATP apabila asam palmitat dioksidasi sempurna menjadi
karbondioksida dan air yaitu 129 7.300 kal = 942 kkal. Dengan dasar bahwa asam
palmitat bila dioksidasi di luar sel menghasilkan 2.340 kkal per mol maka efisiensi
penyimpanan energi sel hidup dalam mengoksidasi 1 mol asam palmitat ialah :

F. Oksidasi Asam Lemak Tidak Jenuh Memerlukan 2 Tahap Enzimatik Tambahan

Asam lemak yang tidak jenuh banyak dijumpai dalam alam. Tiga diantaranya termasuk
dalam golongan asam lemak esensial yaitu asam linoleat, asam linolenat dan asam
arakhidonat. Pemecahan asam lemak-asam lemak tersebut pada dasarnya tidak berbeda
dari degradasi asam lemak jenuh yang telah diterangkan sebelumnya. Tetapi karena adanya
ikatan ganda, yang pada umumnya adalah sis, maka perlu ada cara khusus untuk
menanganinya.

Dari tahapan reaksi oksidasi asam lemak jenuh dapat diketahui bahwa senyawa hasil antara
pemecahan asam lemak ada satu yang berikatan ganda. Bentuk ikatan tersebut adalah trans.
Oleh karena itu perlu adanya enzim khusus yang dapat mengubah bentuk ikatan dari sis
menjadi trans.

Melalui kerja 2 enzim pembantu, siklus oksidasi asam lemak yang dijelaskan di atas dapat
juga mengoksidasi asam lemak tidak jenuh yang biasa dimanfaatkan oleh sel sebagai bahan
bakar. Kerja 2 enzim ini, yang satu suatu isomerase, dan yang lain sebagai epimerase dapat
digambarkan oleh 2 contoh berikut.

Pertama, pada proses oksidasi asam oleat, suatu asam lemak tidak jenuh terdiri dari 18
karbon yang banyak dijumpai. Ikatan gandanya terjadi pada ikatan atom C nomor 9 dan 10
dan berbentuk sis. Oleil-KoA ini termasuk ke dalam jalur β-oksidasi dan secara bertahap
dipisahkan asetil-KoAnya. Asam oleat pertama-tama diubah menjadi oleil KoA yang diangkut
melalui membran mitokondria sebagai oleil-karnitin dan diubah menjadi oleil-KoA di dalam
matriks. Molekul oleil KoA memasuki 3 putaran melalui siklus oksidasi asam lemak,
menghasilkan 3 molekul asetil KoA dan ester KoA asam lemak tidak jenuh 12-karbon, dengan
ikatan ganda sisnya di antara karbon nomor 3 dan 4.

Produk ini tidak dapat dikatalis oleh enzim selanjutnya pada siklus asam lemak normal, yaitu
hidratase enoil-KoA, yang bekerja hanya terhadap ikatan ganda trans. Namun demikian,
dengan kerja satu di antara dua enzim pembantu, yaitu isomerase enoil-KoA, sis Δ3-enoil-
KoA diisomerasi menjadi trans-Δ2-enoil-KoA yang merupakan substrat normal bagi enoil KoA
hidratase, yang lalu mengubahnya menjadi L-3-hidroksiasil-KoA yang bersangkutan. Produk
ini sekarang dikatalis oleh enzim-enzim lainnya pada siklus asam lemak, menghasilkan asetil
KoA dan asam lemak jenuh 10 karbon sebagai ester KoA nya. Senyawa yang terakhir ini
mengalami 4 putaran lagi mengalami siklus normal asam lemak, menghasikan 9 asetil KoA
lainnya, dari satu molekul asam oleat 18 karbon.

Enzim pembantu lainnya, epimerase diperlukan untuk oksidasi banyak asam lemak tidak
jenuh. Sebagai contoh, asam linoleat dengan 18 karbon yang memiliki 2 ikatan ganda sis,
satu di antara karbon 9 dan 10 dan yang lain di antara karbon nomor 12 dan 13. Linoleil-KoA
mengalami 3 putaran melalui urutan oksidasi asam lemak baku yang telah kita kenal,
menghasilkan 3 molekul asetil-KoA dan ester KoA asam lemak tidak jenuh 12 karbon dengan
ikatan ganda sis di antara karbon 3 dan 4 seperti dalam oleil KoA, dan ikatan ganda sis
lainnya di antara karbon nomor 6 dan 7. Ikatan ganda sis pada Δ3 lalu diisomerisasi oleh
enoil-KoA isomerase menjadi trans Δ2-enoil-KoA, yang mengalami reaksi selanjutnya dari
urutan normal oksidatif, menghasilkan molekul asetil KoA. 1 putaran selanjutnya
menghasilkan asil lemak KoA tidak jenuh dengan 8 karbon, selain molekul asetil-KoA. Asil
lemak tersebut mengandung ikatan ganda sis Δ2. Molekul dapat dikatalisa oleh hidratase
enoil-KoA, tapi produknya dalam hal ini adalah D stereoisomer dari 3-hidroksiasil-KoA,dan
bukannya streoisomer L, yang biasanya terbentuk pada oksidasi asam lemak jenuh. Pada
saat ini, enzim pembantu yang kedua, yaitu epimerase 3-hidroksiasil KoA menjalankan
peranannya. Enzim ini melangsungkan epimerase D menjadi L-3-hidroksiasil-KoA yang
sekarang dapat melangsungkan reaksi normal menjadi asetil KoA dan 6 karbon molekul asil
KoA yang jenuh. Molekul ini lalu dioksidasi sepeti proses yang telah kita kenal, menghasilkan
tambahan 3 asetil KoA. Hasil keseluruhannya adalah bahwa asam linoleat di ubah menjadi 9
asetil KoA dengan bantuan 2 enzim pembantu.

G. Oksidasi asam lemak beratom karbon ganjil

Asam lemak dengan atom karbon ganjil jarang ditemui di alam. Cara oksidasi asam lemak
beratom karbon ganjil adalah sama dengan oksidasi asam lemak beratom karbon genap,
kecuali pada daur akhir degradasi akan terbentuk propionil KoA dan asetil KoA, bukan dua
molekul asetil KoA. Unit tiga karbon aktif pada jalur propionil KoA memasuki daur asam
sitrat setelah diubah menjadi suksinil KoA.

Propionil KoA mengalami karboksilasi menggunakan ATP dan menghasilkan metal-malonil


KoA isomer D. Malonil KoA mengalami rasemasi menjadi isomer L, suatu substrat untuk
enzim mutase yang mengubahnya menjadi suksinil KoA.

Suksinil KoA dibentuk dari L metalmalonil KoA melalui penataan kembali intramolekul.
Gugus –CO-S-KoA bergeser dari C-2 ke C-3 menggantikan atom H. Isomerasi yang sangat
tidak biasa ini dikatalisis oleh enzim metilmalonil KoA mutase, satu dari dua enzim mamalia
yang diketahui mengandung derivate vitamin B12 sebagai koenzimnya. Jalur dari propionil
KoA ke suksinil KoA juga berperan sebagai tempat masuk untuk beberapa karbon dari
metionin, isoleusin, dan valin.

Anda mungkin juga menyukai