Langkah pertama yang harus dilakukan untuk mengamati karakteristik berbagai jenis susu adalah menyiapkan beberapa jenis susu atau sampel yang berbeda yang akan digunakan dalam pengamatan. Setelah itu, lakukan pengamatan karakteristik fisik pada sampel untuk mengetahui kualitasnya, yang meliputi warna susu, kekentalan, aroma, dan cita rasa. b. Pengamatan PH Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengambil 5 ml sampel susu, kemudian lakukan pengukuran pH pada susu dengan menggunakan kertas pH universal dan pH meter. c. Pengamatan Uji Alkohol Langkah pertama yang harus dilakukan adalah memasukkan susu kedalam tabung reaksi sebanyak 5 ml kemudian ditambahkan 5 ml alkohol dengan kadar 70%. Setelah itu, tabung reaksi digoyang-goyangkan agar susu dan alkohol dapat tercampur. Selanjutnya amati perubahan yang terjadi. d. Pengamatan Berat Jenis Susu Langkah pertama yang harus dilakukan adalah ambil 50 ml susu kemudian masukkan ke dalam gelas ukur. Setelah itu, dilakukan penghitungan massa jenis susu dengan cara mencelupkan laktometer kedalam susu. Selanjutnya, catat skla yang terbaca pada laktometer tepat pada bagian permukaan susu. e. Pengamatan Pengaruh Enzim Terhadap Susu Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan susu sebanyak 100 ml, kemudian dibagi menjadi dua bagian masing-masing 50 ml dan tuangkan pada gelas beker. Beli label pada kedua gelas beker tersebut. Langakah selanjutnya adalah memasukkan 10 ml ekstrak nanas yang sebelumnya sudah dipanaskan kedalam gelas beker pertama. Pada gelas beker kedua dilakukan pemasukan 10 ml ekstrak nanas tanpa pemanasan. Setelh itu, lakukan penghomogenan pada kedua gelas beker yang berisi campuran susu dan ekstrak nanas, kemudian diamkan selama 5 menit. Amati perubahan yang terjadi dan ambil gambar dari sampel yang diamati. 5.1.2 Telur A. Pengamatan Karakteristik Telur Beberapa Spesies Ternak Prosedur pengamatan karakteristik telur Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan beberapa sampel telur dengan jenis yang berbeda. Setelah itu, dilakukan pengamatan pada sampel telur dan bandingkan kualitas telur eksternal yang berupa ukuran (berat), warna cangkang, keutuhan cangkang, kebersihan cangkang, ketebalan cangkang, serta ukuran rongga udara. Setelah itu, bandingkan kualitas internal pada telur berupa warna kuning telur, diameter kuning telur, tinggi kuning telur, lebar putih telur, berat jenis putih telur, nilai haugh unit, dan lain-lain (adanya meat spot, blood spot, double yolk) dari masing-masing sampel. Pengujian kualitas internal 1. Pengukuran diameter dan tinggi putih telur dan kuning telur Langkah pertama yang harus dilakukan adalah telur dipecah dan letakkan pada bidang datar seperti keramik. Setelah itu, lakukan pengukuran diameter putih telur yaitu rata-rata diameter panajng dan diameter pendek dengan menggunakan jangka sorong dan tinggi putih telur dengan sperometer/penggaris. Selanjutnya, pisahkan putih telur dengan kuning telur dengan cara memutus chalaza. Langkah terakhir adalah mengukur diameter telur dengan jangka sorong dan tinggi kuning telur dengan sperometer/penggaris. 2. Indeks putih telur dan kuning telur Lakukan perhitungan indeks telur menggunakan rumus IPT = h : d dan lakukan perhitungan indeks kuning telur menggunakan rumus IKT = h : d 3. Pengukuran pH putih telur dan kening telur Langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan kalibrasi pH. Setelah itu, memisahkan putih telur dan kuning telur yang kemudian akan diukur pH masing0masing bagian dengan menggunakan pH meter. 4. Pengukuran bj kuning telur Lanagkah pertama yang harus dilakukan adalah memisahkan putih telur dan kuning telur. Setelah itu, memasukkan putih telur kedalam gelas ukur dan timbanglah berat putih telur serta hitung volumenya. Selanjutnya, dilakukan penghitungan berat jenis telur menggunakan rumus BJ =W:V 5. Pengukuran haugh unit Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menimbang telur yang utuh. Setelah itu, mengukur tinggi putih telur kemudian hitung haugh unitnya. 6. Pengukuran tebal cangkang dan rongga udara Langkah yang harus dilakukan adalah mengukur tebal cangkang dan lebar rongga udara menggunakan jangka sorong. B. Pengamatan Sifat Fungsional Telur Prosedur pengamatan telur sebgai emulsifier Langkah pertama yang harus dilakukan dalah menyiapkan 3 tabung reaksi dan masukkan 5 ml air ke dalam masing-masing tabung reaksi. Setelah itu, menambah 1 ml minyak goreng ke dalam tabung reaksi, kemudian dilakukan pengocokan dan diamati. Langak selanjutnya adalah memasukka 1 ml kuning telur pada tabung 1, memasukka 1 ml putih telur pada tabung 2, dan memasukkan 1 ml telur yang sudah tercampur bagian putih dan kuning telurnya pada tabung ke 3. Kemudian, amati perubahan yang terjadi. Prosedur pengamatan telur sebagai clarifiying agent Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mendidihkan air sebanyak 100 ml dan teh dalam suatu wadah/beaker glass (3 kali pengamatan). Setelah itu, memasukkan 5 ml putih telur, 5 ml kuning telur, 5 ml telur yang sudah tercampur bagian putih dan kuningnya. Lalu amati perubahan yang terjadi. Prosedur pengamatan telur sebagai pembentuk busa Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan 2 buah telur, telur yang pertama dipisahkan bagian putuih dan kuningnya kemudian diambil putihnya saja (Sampel A), kemudian ukur volumenya dengan gelas ukur. Telur yang kedua dipecah dan ditempatkan dalam suatu wadah (Sampel B) kemudian ukur volumenya. Setelah itu, sampel A dan sampel B dikocok dengan kecepatan sama selama 5 menit. Langkah selanjutnya adalah memindahkan masing-masing sampel pada gelas ukur, kemudian catat volumenya. Langkah terakhir hitung kemampuan pembentukan busa masing-masing sampel. C. Pengawetan Telur 1. Pngawetan telur dengan pelapisan minyak goreng Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan 4 butir telur ayam, 1 butir sebagai kontrol segar dan 3 butir lainnya untuk pengawetan dengan pelapisan minyak goreng. Setelah itu, menguji kualitas eksternal dan internal telur sebagai kontrol segar. Melakukan pengawetan terhadap 3 butir telur ayam yang sudah dibersihkan dan sudah diuji kualitas eksternalnya dengan cara memanskan minyak goreng kemudian disaring setelah dingin dan celupkan telur yang sudah dibersihkan kemudian angkat dan tunggu hingga mengering. Kemudian telur disimpan pada suhu ruang masing-masing 5 hari, 10 hari, dan 15 hari. Langkah terakhir, menguji kualitas internal masing-masing telur setelah penyimpanan yang telah ditentukan. 2. Pengawetan telur dengan penyimpanan refrigerator Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan 4 butir telur ayam, 1 butir sebagai kontrol segar dan 3 butir lainnya untuk pengawetan dengan suhu dingin (cool storage). Setelah itu, menguji kualitas eksternal dan internal sebagi kontrol segar. Dilakukan penyimpanan pada suhu dingin (refrigerator) dengan cara 3 butir telur dibersihkan dan diuji kualitas eksternalnya, kemudian telur disimpan dalam refrigerator selam 5, 10, dan 15 hari lalu diuji kualitas internalnya.