Anda di halaman 1dari 20

UIN Sunan Kalijaga

PRESENTASI

BIOSINTESIS LIPID
Kelompok 10
ANGGOTA KELOMPOK
Lilis Syahidatul Nisa_21104060006

Eni Listiowati_21104060018

Nur Afni Himmatul Ulya_21104060035

Indria Arifiani_21104060056
A. DEFINISI LIPID DAN BIOSINTESIS
Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar
danhidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air,
tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi
biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai
komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul.

Biosintesis adalah enzim-dikatalisis proses dalam sel hidup organisme dimana


substrak yang lebih kompleks dikonversi ke produk. Proses biosintesis sering
terdiri dari beberapa langkah enzimatik di mana produk dari satu langkah
enzimatik di mana produk dari satu langkah digunakan sebagai substrak pada
langkah berikutnya. Biosintesis memainkan peran utama dalam semua sel, dan
banyak yang berdedikasi metabolik merupakan gabungan rute metabolisme
umum
B. BIOSINTESIS LIPID
Lipid biosynthesis atau sintesis lipid adalah proses di mana
sel-sel memproduksi molekul lipid. Ini adalah proses yang
kompleks yang melibatkan sintesis berbagai jenis lipid,
termasuk asam lemak, fosfolipid, dan trigliserida.
Biosintesis lipid terjadi di kompartemen seluler yang
berbeda, termasuk retikulum endoplasma (RE) dan
sitoplasma.
C. MEKANISME BIOSINTESIS LIPID

Sintesis Asam Lemak Asam Trigliserida Sintesis Fosfolipid Sintesis Kolestrol


Proses pembentukan asam lemak enyawa awal untuk biosintesis trigliserida Fosfolipid adalah salah satu Pada dasarnya kolestrol
dari prekursor molekuler seperti ini adalah dengan gliserol- 3fosfat dan jenis lipid yang penting dalam disintesis dari aseetil Ko-A
asetil-KoA dan malonil-KoA. Ini senyawa koenzim-A asil asam lemak. membentuk membran sel. melalui beberapa tahapan
terjadi dalam sitoplasma sel dan Gliserol-3-fosfat pada umumnya terbentuk Pembentukan fosfolipid reaksi. Secara garis besar dapat
melibatkan serangkaian reaksi yang dari senyawa-antara proses glikolisis, melibatkan penggabungan dikatakan bahwa asetil KoA
menghasilkan berbagai jenis asam yaitu dihidroksiaseton fosfat dengan asam lemak dengan gliserol diubah menjadi
lemak. Pada hakikatnya sintesis menggunakan katalis enzim gliserol-3- dan juga melibatkan bagian isopentenilpirofosfat dan
asam lemak berasal dari asetil KoA. fosfat dehidrogenase yang dibantu oleh fosfat, yang membedakannya dimetalilpirofosfat melalui
Enzim yang bekerja sebagai katalis sistem NAD+/NADH sebagai koenzimiya dari lipid-lipid lainnya bebepara reaksi yang
adalah kompleks enzim-enzim yang diubah menjadi L-gliserol-3-fosfat. melibatkan beberapa jenis
terdapat dalam sitoplasma, enzim. Selanjutnya,
sedangkan enzim pemecah asam isopentenilpirofosfat dan
lemak terdapat pada mitokondria. dimetalilpirofosfatbereaksi
membentuk kolesterol
D. DEFINISI ASAM LEMAK
Asam lemak adalah rantai hidrokarbon alifatik panjang yang memiliki gugus
asam karboksilat.

Rantai hidrokarbon ini bersifat nonpolar yang berfungsi untuk menyeimbangkan


gugus asam karboksilat yang bersifat polar. Rantai hidrokarbon asam lemak
biasanya berjumlah genap karena berkaitan dengan tambahan dua karbon dari
asetil-CoA saat biosintesis asam lemak.
E. PROSES TAHAPAN BIOSINTESIS ASAM LEMAK
E. PROSES TAHAPAN BIOSINTESIS ASAM LEMAK
1) Produksi asetil KoA sitoplasma
Dalam sistem ulang alik tersebut, asetil-KoA intramitokondrion pertama-tama bereaksi dengan oksaloasetat untuk
membentuk sitrat.
Asetil-KoA + Oksaloasetat + H2O → Sitrat + KoA + H+
Sitrat yang terbentuk kemudia keluar dari matrik menuju sitosol, menembus membran mitokondrion. Selanjutnya
sitrat bereaksi dengan KoA di sitosol dan ATP untuk menghasilkan asetil-KoA sitosol, reaksi ini dikatalis oleh sitrat
liase yang disebut juga sebagai enzim pemecah sitrat:
Sitrat + ATP + KoA → Asetil-KoA + ADP + Pi + Oksaloasetat
Oksaloasetat yang terbentuk tidak dapat kembalai ke mitokondrion seperti semula. Untuk bisa kembali ke matrik
mitokondrion melalui sistem transpot dikarboksilat, oksaloasetat terlebih dahulu direduksi menjadi malat oleh malat
dehidrogenase yang selanjutnya dioksidasi kembali menjadi oksaloasetat untuk menyempurnakan siklus ini.
Setelah pada tahap pertama dihasilkan asetil-KoA yang terbentuk di dalam sitosol, maka pada tahap kedua asetil-KoA
akan mengalami karboksilasi untuk menghasilkan malonil KoA dan malonil KoA ini nantinya akan digunakan pada
pemanjangan rantai palmitat pada tahap ketiga (Lehninger, Albert L. 1982 : 279-280).
2) Pembentukan malonil KoA dari asetil KoA

Untuk merubah asetil KoA menjadi malonil KoA diperlukan enzim asetil KoA
karboksilase. Reaksi ini merupakan langkah reaksi yang mengatur laju sintesis
asam lemak. Mula-mula CO2 diikat secara kovalen oleh biotin dengan
menggunakan energi yang diperoleh dari hidrolisis satu molekul ATP. Kemudian
CO2 tersebut dipindahkan ke asetil KoA sehingga terbentuklah malonil KoA (E
Schumm, Dorothy. 1992 : 255).
3) Pemanjangan rantai palmitat

Untuk melakukan pemanjangan rantai palmitat dengan cara penambahan setiap unit 2
karbon digunakan ACP (Ayl Carrier Protein) atau protein pembawa asil. ACP terdiri
dari dua gugus prosetetik, yaitu senyawa 4 fosfopantetein (Pn) dan residu sistein
spesifik (Sis). Gugus fosfopantetein-SH ACP adalah tempat masukan gugus malonil,
sementara gugus sistein spesifik-SH ACP merupakan tempat masukan gugus asil.
Tahapan pemanjangan rantai bertahap sebagai berikut:

a) Tahap kondensasi

Gugus asetil dan gugus malonil yang berikatan


secara kovalen dengan gugus SH pada sintase
mengalami reaksi kondensasi untuk membentuk
suatu gugus asetoasetil yang terikat pada gugus
fosfopantetein-SH, dalam waktu yang bersamaan
dibebaskan molekul CO2. Reaksi ini dikatalis oleh
3-ketoasil-ACP sintase.
Tahapan pemanjangan rantai bertahap sebagai berikut:

b) Tahap reduksi

Molekul asetoasetil-S-ACP lalu mengalami


reduksi pada gugus karbonil dengan
mempergunakan NADPH sebagai pembawa
elektron untuk membentuk 3-hidroksibutiril-
S-ACP di dalam reaksi yang dikatalis oleh 3-
ketoasil-ACP reduktase.
Tahapan pemanjangan rantai bertahap sebagai berikut:

c) Tahap dehidrasi

Senyawa 3-hidroksibutiril-S-ACP
didehidrasi oleh 3-hidroksiasil ACP
dehidratase untuk menghasilkan trans
∆2-butenoil-S-ACP.
Tahapan pemanjangan rantai bertahap sebagai berikut:

d) Tahap penjenuhan
Ikatan ganda pada ∆2-butenoil-S-ACP direduksi atau dijenuhkan untuk
membentuk butiril-S-ACP melalui aktivis enoil-ACP reduktase. Gugus malonil
selanjutnya dipindahkan dari malonil-KoA ke gugus fosfopantetein-SH pada ACP.
Gugus butiril lalu meninggalkan gugus SH-Sis dan menggantikan CO2 dari gugus
malonil pada gugus ACP-SH. Terbentuk gugus asil 6-karbon (dari asetil-KoA, dari
malonil-KoA kedua) yang berikatan secara kovalen dengan gugus fosfopantetein-
SH. Gugus 3-ketonya direduksi pada ketiga tahap selanjutnya pada siklus sintase
untuk menghasilkan gugus asil 6-karbon jenuh, sama seperti putaran pertama
reaksi ini. Lalu, gugus heksanoil dipindahkan dari fosfopantetein-SH ke gugus
sistein-SH.
Tahapan pemanjangan rantai bertahap sebagai berikut:

d) Tahap penjenuhan

Setelah melalui rangkain siklus tersebut, dihasilkan palmitoil-S-ACP sebagai


produk akhir. Pada proses perpanjangan ini berhenti pada karbon 16 dan
asam palmitat bebas dilepaskan dari molekul ACP oleh aktivitas enzim
hidrolitik.
F. PENGATURAN BIOSINTESIS ASAM LEMAK
G. TUJUAN REGULASI ATAU PENGATURAN BIOSINTESIS
ASAM LEMAK
Penyimpanan Energi: Regulasi ini membantu memastikan bahwa asam
lemak disimpan saat sumber energi berlebihan (misalnya, setelah makan)
dan dilepaskan ketika tubuh membutuhkan energi tambahan (misalnya,
selama puasa atau aktivitas fisik).

Fungsionalitas Membran Sel: Regulasi memastikan ketersediaan asam


lemak yang cukup untuk sintesis membran sel yang diperlukan untuk
integritas struktural dan fungsi seluler.
G. TUJUAN REGULASI ATAU PENGATURAN BIOSINTESIS
ASAM LEMAK
Homeostasis Energi: Regulasi memastikan bahwa asam lemak dilepaskan
dan dioksidasi sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk menjaga
keseimbangan energi.

Regulasi Glikemia: Regulasi ini membantu menjaga keseimbangan gula


darah dan mencegah kondisi seperti resistensi insulin
G. TUJUAN REGULASI ATAU PENGATURAN BIOSINTESIS
ASAM LEMAK
Respond terhadap Kondisi Nutrisi: Regulasi asam lemak dapat berubah
sebagai respons terhadap kondisi nutrisi, seperti konsumsi makanan tinggi
lemak atau karbohidrat. Ini memungkinkan tubuh beradaptasi dengan
perubahan asupan nutrisi.

Sintesis Molekul Biologis: Regulasi ini memastikan ketersediaan asam


lemak yang diperlukan untuk sintesis molekul-molekul tersebut
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai