A. TUJUAN
1. Mempelajari pemisahan senyawa dari padatan dengan cara ekstrasi.
2. Mempelajari pemurnian senyawa dengan distilasi biasa.
B. DASAR TEORI
Cara penyairan dan atau metode yang kerap disebut ekstraksi pada umumnya
digunakan untuk maserasi dan perkolasi. Maserasi adalah metode perendaman sampel
menggunakan pelarut organik dalam suhu ruangan. Sedangkan pada perkolasi adalah cara
yang mana penyarian yang dilakukan dengan melalui serbuk simplisia yang dibasahi dan
dialiri cairan penyari. Metode penyarian yang akan digunakan tergantung dari wujud dan
kandungan bahan yang akan disari. Selain itu, dalam pemilihan metode penyarian
disesuaikan dengan kepentingan untuk memperoleh kandungan kimia yang diinginkan
(Putri Sari, hlm: 8). Ekstraksi secara umum merupakan suatu proses pemisahan zat aktif
dari suatu padatan maupun cairan dengan menggunakan bantuan pelarut. (Prayudo &
Novian, hlm: 26). Ekstraksi padat-cair (leaching) adalah proses pemisahan zat yang dapat
melarut (solut) dari suatu campurannya dengan padatan yang tidak dapat larut (inert)
dengan menggunakan pelarut cair (Setiyadi & Antaresi, hlm: 27). Ekstrasi ialah metode
yang mana pelarut digunakan untuk penyairan. Metode itu sendiri menggunakan pelarut
yang mana kalian pertemukan dengan dibedakan menjadi dua cara yakni cara ektrasi
padat cair secara dingin dan ekstraksi padat cair panas. Setelah selesai waktu maserasi,
artinya keseimbangan antara bahan yang diekstraksi pada bagian dalam sel dengan yang
masuk kedalam cairan, telah tercapai maka proses difusi segera berakhir (Voight, 1994).
Metode Soxhlet adalah suatu metode atau proses pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang-ulang dengan menggunakan
pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Sokletasi
digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang
timbul setelah dingin secara kontinyu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut
tersebut dimasukkan kembali ke dalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan
diisolasi tersebut. Berikut gambar alat soxhlet:
Gambar rangkaian penggunaan soxhlet
Reflux dan Destilasi Uap Pada metode reflux, sampel dimasukkan bersama pelarut
ke dalam labu yang dihubungkan dengan kondensor.Pelarut dipanaskan hingga mencapai
titik didih.Uap terkondensasi dan kembali ke dalam labu. Destilasi uap memiliki proses
yang sama dan biasanya digunakan untuk mengekstraksi minyak esensial (campuran
berbagai senyawa menguap). Selama pemanasan, uap terkondensasi dan destilat (terpisah
sebagai 2 bagian yang tidak saling bercampur) ditampung dalam wadah yang terhubung
dengan kondensor. Kerugian dari kedua metode ini adalah senyawa yang bersifat
termolabil dapat terdegradasi.Secara teknologi maserasi termasuk ekstraksi prinsip
metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan
pengadukan yang kontinu (terus-menerus). Maserasi berarti dilakukan pengulangan
penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserasi pertama, dan seterusnya
(Depkes RI, 2000).
Gambar proses destilasi atau pemurnian dengan penyulingan
Dalam proses ekstraksi, kita mendapat senyawa yang diinginkan masih terlarut
dalam pelarut ekstraksi. Proses selanjutnya adalah penguapan terhadap pelarut dengan
destilasi biasa sehingga akan didapatkan senyawa murni yang terpisah dari pelarut.
Pemisahan senyawa dengan destilasi biasa bergantung pada perbedaan tekanan uap
senyawa dalam campuran. Tekanan uap cairan diukur sebagai kecenderungan molekul
dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap. Jika suhu dinaikkan, tekanan uap
cairan akan naik sampai tekanan uap cairan dengan tekanan atmosfer cairan. Pada
keadaan ini cairan akan mendidih. Suhu pada saat tekanan uap cairan sama dengan
tekanan atmosfer dinamakan titik didih. Cairan yang mempunyai tekanan uap yang tinggi
pada suhu kamar akan mempunyai titik didih lebih rendah dari pada cairan yang tekanan
uapnya rendah pada suhu kamar (Tim Laboratorium Kimia Organik, 2019).
F. PEMBAHASAN
Pada Percobaan Ekstraksi Pada Cair memiliki tujuan yakni untuk mempelajari
pemisahan senyawa dari padatan dengan cara ekstraksi dan mempelajari pemurnian
senyawa dengan distilasi biasa. Prinsip kerjanya yakni dengan mengekstraksi biji kemiri
dengan rangkaian soxhlet dan dilanjutkan dengan proses destilasi sebagai memurnikan
senyawa kimia yang masih terdapat PE agar mendapatkan minyak atsiri dan dapat
menghitung rendemennya. Langkah kerjanya yakni Sebanyak 15 gram kemiri halus
ditimbang menggunakan neraca analitik kemudian disesuaikan dengan soxhlet. Fungsi
perlakuan dari di buatnya biji kemiri dihaluskan bertujuan supaya memudahkan
penimbangan dan tidak sulit di masukan ke gulungan kertas saring sebelum dimasukkan
ke dalam soxhlet. Setelah itu kemiri di balut dengan kertas saring dan tutup kedua lubang
atas dan bawah dengan kertas lemak, guna dari kertas lemak ini adalah mengontrol
kandungan minyak saat ekstrasi berlangsung kemudian di kaitkan pada benang agar
tertutup rapat. Kemudian masukan ke dalam soxhlet. Tambahkanlah 150 ml PE 60% serta
Na2SO4 anhidrosis. Barulah dilakukan distilasi agar membentuk residu. Hasil residu
tersebut di timbang dan di catat datanya.
Setelah proses ini selesai, dilanjutkan dengan proses penguapan terhadap pelarut
dengan destilasi sederhana yang mana akan didapatkan senyawa murni yang terpisah dari
pelarut. Pada percobaan destilasi sederhana ini untuk memisahkan etanol dari sari biji
kemiri yang telah diekstrak dengan metode soxhletasi. Setelah alat destilasi selesai
dirangkai dengan benar maka proses destilasi dapat dilakukan. Pada proses penguapan ini
komponen zat dilakukan dengan pemanasan pada labu destilasi sehingga komponen zat
yang memiliki titik didih yang lebih rendah (etanol) akan menguap . Uap tersebut akan
melewati kondensor sehingga uap akan berubah menjadi cair. Pada proses destilasi ini
titik didih etanol mulai dari menguap sampai berubah menjadi cair diukur menggunakan
termometer. Selain itu, juga ada penambahan Na2SO4 ke dalam ekstrak setelah
dilakukan soxhletasi yang berfungsi untuk memurnikan hasil daripada ekstraksi.
G. Kesimpulan
Dari Percobaan Ekstraksi Padat Cair diperoleh penarikan kesimpulan bahwa
pemisahan senyawa dari padatan dilakukan dengan metode soxhletasi untuk
mengekstraksi biji kemiri yang telah dihaluskan sehingga mendapatkan hasil percobaan
pertama yakni hasil pemisahan senyawa tersebut.
Serta adanya pemurnian senyawa yang dilakukan dengan distilasi biasa sehingga
menghasilkan tahapan siklus dari siklus 1 sampai siklus 6. Dengan data yang di peroleh
mampu menghasilkan 7,49413 gram minyak biji kemiri atau minyak atsiri yang di
timbang. Maka diperoleh juga rendemennya yakni hasil banding dari minyak atsiri
dengan massa murni sebelum jadi minyak (7,49413 gram ÷ 15, 0492 gram) yakni 0,
4979. Dan dapat dikatakan presentase rendemennya yakni 49,79%.
H. MSDS
PE 60%
Nama srtuktur : PHENOL-1,2-DICHLOROBENZENE (MIXTURE 60:40 % w/w
) Sinonim : o-DCB/Phenol (mixture)
Ciri fisik : bentuk cair, tidak berwarna, tidak ada bau tajam yang diketahui.
Na2SO4 anhidrous
Ciri fisik : Bentuk padat, warna putih, tak berbau, ambang bau tidak berlaku
I. DAFTAR ISI
Ari Marlina,Endang Widiastuti (2018-10-12). Jurnal yang berjudul : Pembuatan Gula Cair
Rendah kalori dari Daun Stevia Rebaudiana Bertoni secara Ekstrasi Padat-Cair.
https://jurnal.polban.ac.id/ojs-3.1.2/proceeding/article/view/1062. Diakses 2018.
MAU Leba, 2017. Buku yang berjudul :“Buku Ajar Ekstrasi dan Real Kromatografi”.
ISBN 978-602-453-657-2.
Fajar Agung M.*, Muhammad Rizal Hanafie Sy., Primata Mardina (2013).
“EKSTRAKSI SILIKA DARI ABU SEKAM PADI DENGAN PELARUT KOH’
http://repository.ump.ac.id/5541/3/DIAN%20HARTINI%20BAB%20II.pdf diakses
2018.
Artanti, A.N., Nkmah, W, R., Setiawan, D. H, Prihapsara, F., 2016, Perbedaam Kadar
Kafein Daun Teh Berdasarkan Status Ketinggian Tempat Tanaman Dengan Metode
HPLC, Journal of Pharmaceutical Science and Clinical Research ITS, Vol. 1, Hal. 37-44
Putri Noor S. S tahun 2018. “Effect Of Temperature And Time Extraction of Caffeine
Content in Kemuning Green Tea Production”
http://eprints.undip.ac.id/66698/1/PUTRI_NOOR_SYAHILA_S_21030115060053_B.pd
f, diakses 2022
Tonnesen HH, Karlsen J. 1985. Studies On Curcumin and Curcuminoids Alkaline
Degradation of Curcuming Z.Lebens, Unters, Forsch.180 : 132-134 SIDIK, MULYONO,
DAN MUHTADI. 1997 .Temulawak . Seri Pustaka Tanaman Obat .Pp 90.